Anda di halaman 1dari 5

PENGELOLAAN PRODUKSI/OPERASI

DALAM BISNIS
PENGELOLAAN PRODUKSI/OPERASI DALAM
BISNIS

Produksi Barang dan Jasa

1. Utilitas merupakan kemampuan suatu produk untuk


memuaskan keinginan manusia, terdiri dari 4 jenis, yaitu utilitas
waktu, tempat, kepemilikan, dan bentuk.
2. Manajemen operasi adalah sebuah proses sistematis yang
mentransformasikan atau mengubah sumber daya input
menjadi barang jadi atau jasa. Sumber daya input, terdiri dari
material, tenaga kerja, energi, teknologi, mesin dan informasi.
Output merupakan produk yang dihasilkan terdiri dari barang
atau jasa.
3. Tipe-tipe sistem produksi terdiri 2 jenis, yaitu process focused
dan product focused. Untuk produksi barang terbagi menjadi
proses analitik dan sintetik, sedangkan untuk produksi/operasi
jasa terbagi menjadi low contact process dan high contact
process.
4. Perbedaan karakteristik jasa dengan barang, yaitu jasa tidak
berwujud, konsumsi jasa tidak dapat dipisahkan dari
produksinya, jasa tidak dapat disimpan, jasa bervariasi tidak
terstandarisasi.
5. Klasifikasi sistem jasa, yaitu stagnant personal, substitute
personal, progressive, dan explosive.
6. Perbedaan operasi dan jasa dengan barang, yakni jasa terfokus
pada kinerja, sedangkan barang terfokus pada output, jasa
terfokus pada proses, dan barang terfokus pada hasil akhir
produk.
Perencanaan Operasi: Prediksi Output

1. Tahapan dalam perencanaan manajemen operasi meliputi


perencanaan bisnis dan prediksi masa depan, perencanaan
operasi jangka panjang, penjadwalan operasi, pengawasan
operasi, dan output bagi pelanggan.
2. Dalam melakukan perencanaan produksi, kita perlu melakukan
prediksi atas output yang kita hasilkan. Hal ini sangat perlu
untuk perencanaan kapasitas, penempatan lokasi pabrik dan
penentuan layout mesin, serta memilih metode produksinya.
3. Metode forecasting, yakni analisis time series (runtut waktu),
regresi (causal-effect relationship) serta metode kualitatif
4. Tiga time frame dalam forecast, yakni short range, medium
range, dan long range.
5. Forecast akan mengikuti pola-pola, seperti tren, siklus, dan pola
musiman serta pola random.
6. Macam-macam metode time series, yakni moving average,
weighted moving average, simple exponential smoothing, serta
adjusted exponential smoothing.
7. Ada berbagai metode untuk mengukur forecast error, yakni
Mean Absolute Deviation (MAD), Mean Absolute Percentage
Deviation (MAPD), Cumulative Error (E), serta Average Error
atau Bias ( ).

Perencanaan Operasi: Kapasitas, Lokasi, Layout, Kualitas, dan


Metode

1. Perencanaan operasi jangka panjang meliputi: perencanaan


kapasitas, lokasi, layout, kualitas, dan metode
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan perencanaan
jangka panjang, yaitu perkiraan permintaan, biaya, perilaku
pesaing, strategi bisnis, dan pengaruh internasional.
3. Perencanaan kapasitas (jumlah produk yang dapat diproduksi
pada kondisi normal). Pada produksi barang kapasitas melebihi
sedikit dari permintaan, sedangkan pada jasa low contact
berdasarkan rata-rata permintaan, high contact berdasarkan
permintaan puncak.
4. Perencanaan lokasi, untuk produksi barang berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan: bahan baku, pasar, tenaga kerja,
dan biaya transportasi, sedangkan untuk operasi jasa low
contact berdasarkan pertimbangan tenaga kerja, pasar atau
biaya transportasi, operasi jasa high contact lokasi harus
diletakkan dekat dengan pelanggan.
5. Alternatif layout untuk produksi barang adalah process layout,
cellular layout, dan product layout. Layout untuk operasi jasa
low contact disusun untuk meningkatkan kualitas jasa dan
operasi jasa high contact disusun untuk memenuhi keinginan
dan harapan pelanggan.
6. Produk yang dihasilkan baik barang maupun jasa harus
memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
7. Operasi barang maupun jasa membutuhkan metode perbaikan
yang berkelanjutan, untuk produksi barang menggunakan
process flow chart, sedangkan untuk operasi jasa
menggunakan service flow chart.

Penjadwalan dan Pengawasan Operasi

1. Lima faktor penting dalam manajemen material adalah


transportasi, gudang, pembelian, pemilihan suplier, dan
pengendalian persediaan.
2. Beberapa alat analisis yang digunakan dalam production
process control adalah worker training, Just in Time, Material
Requirement Planning, dan Quality Control.
3. Pengawasan operasi terdiri dari material management dan
production process control.
4. Penjadwalan untuk operasi jasa, meliputi jadwal kerja dan
pekerja.
5. Penjadwalan operasi terkait dengan penempatan waktu
perolehan dan penggunaan sumber daya input untuk produksi
6. Penjadwalan untuk produksi barang dalam jangka panjang
disusun menjadi master production schedule terkait dengan
produk apa yang akan diproduksi, kapan produksi akan
dilakukan, dan sumber daya apa yang akan digunakan dalam.

Manajemen Kualitas dan Produktivitas

1. Produktivitas adalah pengukuran kinerja perekonomian, yaitu


dengan membandingkan jumlah yang kita produksi dengan
sumber daya yang kita gunakan untuk memproduksinya.
2. Dalam sudut pandang konsumen, kualitas adalah kecukupan
produk dalam memenuhi kegunaannya, sedangkan dari sudut
pandang perusahaan (sebagai produsen), kualitas adalah
menyakinkan produk yang dibuat sesuai dengan desainnya
(disebut sebagai quality of conformance).
3. Statistical process control (SPC) merupakan prosedur statistik
yang menggunakan control charts dalam pengecekan proses
produksi untuk melihat apakah ada bagian di dalamnya yang
tidak berfungsi secara benar, yang mana dapat menyebabkan
kualitas yang buruk.
4. Control charts dapat digunakan baik untuk atribut maupun
variabel, dan dalam masing-masing kategori terdapat beberapa
tipe control charts, 4 control charts yang umum digunakan (dua
untuk masing-masing kategori), yakni mean ( ) control charts
dan range (R) control charts untuk variabel, p-charts control
dan c-charts control untuk atribut.
5. Pendekatan manajemen kualitas melalui keseluruhan sistem
produksi dan organisasi produksi dikenal dengan istilah Total
Quality Management (TQM). TQM menekankan peranan
dominasi manajemen puncak untuk mengarahkan usaha-usaha
yang berkualitas (total quality effort), yakni semua karyawan
pada semua level harus fokus dan bertanggung jawab atasnya,
melakukan peningkatan kualitas secara terus-menerus, dan
menyakinkan bahwa kualitas adalah poin utama dari semua
fungsi organisasi.

Anda mungkin juga menyukai