Anda di halaman 1dari 5

1.

Latar Belakang Masalah


Perkembangan dunia pendidikan secara langsung sangat dipengaruhi oleh
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tersedianya komputer di lembaga
pendidikan, baik pada tingkat dasar, menengah sampai pendidikan tinggi, sangat
membantu pelaksanaan pendidikan. Komputer sebagai salah satu media pengajaran,
dengan perangkat lunak, yang telah direncanakan, merupakan sarana yang baik untuk
membantu dosen dalam proses belajar mengajar (PMB) fisika.
Rendahnya nilai fisika dasar pada program studi fisika FKIP Unsyiah di duga
proses pembelajarannya masih bersifat kelompok belum bersifat individual. Menurut
Lentang, 1991) dalam proses belajar mengajar setiap individu mempunyai perbedaan
dengan individu yang lain. Agar perbedaan individual tersebut mendapat perhatian,
maka perlu diselenggarakan program pengajaran yang bersifat individual.
Program pengajaran individual berbentuk modul (bahan tertulis) yang dapat
dibaca mahasiswa maupun program pengajaran berbentuk komputer merupakan
alternative yang memungkinkan dan patut dikembangkan.

2. Landasan Teoritis
Dalam PBM yang bersifat klasik, perbedaan-perbedan individual kurang
mendapat perhatian, sehingga mengakibatkan mahasiswa mengalami kesulitan
belajar. Dilihat dari pihak dosen, PBM merupakan proses untuk mencapai tujuan
instruksional yang telah ditetapkan. Adanya perbedaan individual dapat
mengakibatkan tidak semua mahasiswa dapat mencapai tujuan instruksional yang
telah ditetapkan sesuai dengan harapan.
Untuk menangani mahasiswa yang mengalami kesulitan belajar, dosen
melakukan berbagai usaha yang dikenal dengan “program pengayaan” dan dikenal
pula dengan istilah “remidi”. Oleh karena perbedaan-perbedan individual tersebut,
maka setiap mahasiswa memerlukan program remedial dan program pengayaan
sesuai dengan kebutuhannya.
Beberapa hasil penelitian tentang pembelajaran terprogram (Programed text),
pembelajaran dengan bantuan komputer (Computer assited instruction) dikemukakan
oleh Wilkinson (1984 : 26) dari penelitian Coldbeck 91963), Atkinson (1968),
Suppes dan Morningstar (1972). Dari penelitian tersebut didapatkan bahwa
pembelajaran terprogram dan penggunaan CAI memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran biasa. Penggunaan simulasi komputer sebagai
suplemen dari “Quantum Mechanics” pada pengajaran fisika kuantum dilaporkan
oleh Yos Sumardi (1995) sangat membantu mahasiswa karena gambar (grafik)
disajikan secara jelas dan menarik dengan warna dan tiga dimensi.

3. Metodelogi
a. Subjek dan jumlah sample
Penelitian ini dilaksanakan di FKIP Unsyiah Darussalam Banda Aceh dengan
subjek penelitian mahasiswa program studi fisika yang mengambil mata kuliah fisika
dasar. Sample penelitian adalah mahasiswa yang mengalami kegagalan belajar fisika
dasar pada semester ganjil tahun akademik 1999/2000.

b. Metode penelitian
penelitian ini menggunakan metode eksperimen penelitian dirancang dengan
desain pretest dan pots test. Kelompok eksperimen pertama dikenai perlakuan
pengajaran remedi dengan modul tertulis dan kelompok eksperimen kedua dikenai
perlakuan pengajaran remedi berbantuan komputer.

c. Model analisis data


Data penelitian ini berupa skor pre test, skor pots test, dan mendapat
mahasiswa mengenai program remedi berbentuan komputer. Data skor pre test dan
post test diperoleh berdasarkan hasil tes yang diberikan, sedangkan pendapat
mahasiswa mengenai program remedi berbantuan komputer disaring menggunakan
angket.
Untuk menguji perbedaan rata-rata kenaikan skor prestasi belajar mahasiswa
untuk kelompok modul berbantuan komputer digunakan uji-t. Evaluasi terhadap
pendapat mahasiswa mengenai program pengajaran remedi berbentuan komputer
untuk mata kuliah fisika dasar, didasarkan atas persentase pilihan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan pada angket.
4. Hasil Penelitian
Hasil analisis data pretest diketahui bahwa prestasi belajar dari 120
mahasiswa peserta kuliah fisika dasar pada semester ganjil tahun 1999/2000 terletak
antara skor 15 sampai dengan 60. Rata-rata skor prestasi belajar fisika dasar I sebesar
60, 70, simpangan baku 6,78 dan modus 28. mahasiswa mengalami kegagalan belajar
karena skor yang diperoleh kurang dari 36,70 sebanyak 78 orang atau 65%.

5. Komentar
Kelebihan
- Komputer merupakan sarana yang baik untuk membantu dosen dalam PBM
fisika dan mempunyai berbagai macam kemampuan.
- Sebagian besar mahasiswa menilai bahwa program remedi berbantuan
komputer untuk mata kuliah fisika dasar cukup baik, dan programnya juga
dinilai mudah dioperasikan bagi mahasiswa yang belum biasa menggunakan
komputer sekalipun.
- Dengan adanya komputer tidak banyak menggunakan waktu dosen karena
mahasiswa dapat bekerja secara mandiri.

Kekurangan
- Rendahnya nilai fisika dasar pada program studi fisika di duga proses
pembelajarannya masih bersifat kelompok belum bersifat individual.
- Akibat perbedaan individual dapat menimbulkan kesulitan belajar, kegagalan
belajar, dan rendahnya pencapaian hasil belajar mahasiswa.
PEMBELAJARAN FISIKA DASAR DENGAN BANTUAN
KOMPUTER PADA MAHASISWA PROGRAM
STUDI FISIKA FKIP UNSYIAH

Wacana Kependidikan, Vol. 3, No. 2, Mei 2002, 119-123

MUSTAFA RAMADHAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA

LAPORAN JURNAL PENDIDIKAN INDONESIA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata


Kuliah Seminar Fisika

Oleh

ROSNITA
NIM : 040206095

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)


UNIVERSITAS ALMUSLIM
MATANGGLUMPANGDUA
KAB. BIREUEN
2006

Anda mungkin juga menyukai