Anda di halaman 1dari 6

Parafrase "Sajadah Panjang"

Sajadah Panjang
Karya: Taufik Ismail
Ada sajadah panjang terbentang
Dari kaki buaian
Sampai ke tepi kuburan hamba
Kuburan hamba bila mati
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan sujud
Di atas sajadah yang panjang ini
Diselingi sekedar interupsi
Mencari rezeki, mencari ilmu
Mengukur jalan seharian
Begitu terdengar suara azan
Kembali tersungkur hamba
Ada sajadah panjang terbentang
Hamba tunduk dan rukuk
Hamba sujud dan tak lepas kening hamba
Mengingat Dikau
Sepenuhnya

Orientation

Puisi yang termasuk religi ini menceritakan berdasarkan tentang ke Tuhanan seperti
dialog antara manusia dengan Tuhannya yaitu Allah swt. Kata-kata dalam puisi ini sangat
sederhana tapi puisi ini mempunyai pesan atau makna yang sangat istimewa, pesan ke
Islaman yang sangat kental sehingga puisi ini menjadi sangat indah. Karena
kesederhanaan dan pesan yang kuat yang ingin di sampaikan penyair itulah yang
membuat puisi ini begitu indah dan istimewa. Penyerahan seorang hamba kepada
Tuhannya, sehingga ketika siapapun yang membaca puisi ini hatinya akan terenyuh dan
menyadari ternyata kuasa Allah swt begitu besar dan ternyata kehidupan manusia di
dunia hanyalah sementara dan kehidupan itu harus di jalani dengan beribadah kepada
Allah swt seumur hidupnya.
Sajadah dipakai sebagai alas untuk menunaikan shalat. Shalat sendiri merupakan
ibadah dan kewajiban bagi setiap muslim, barang siapa yang mengerjakannya pasti akan
mendapatkan pahala namun barang siapa yang meninggalkannya pasti akan mendapatkan
dosa. Seperti dalam perintah Allah swt bahwa “Dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat”,
hal ini sangat meyakinkan bahwa shalat itu adalah perintah Allah swt dan harus selalu
dikerjakan.
Interpretation

“Ada sajadah panjang terbentang, dari kaki buaian sampai ke tepi kuburan hamba,
kuburan hamba bila mati”
Kata sajadah selalu menandakan ke arah shalat, sama dengan beribadah. Kalimat
‘sajadah panjang’ menunjukkan sesuatu yang sedang diceritakan saat ini benda yang
dapat dilihat. Kemudian kata ‘terbentang’ mencoba untuk menjelaskan hal yang tidak
berujung. Sehingga hal tersebut dikerjakan terus menerus dan entah sampai kapan akan
berhenti untuk dikerjakannya.
Pada kata ‘kaki buaian’ dan ‘kuburan’ maksudnya mungkin, sejak lahir hingga mati,
seumur hidup. Menjelaskan bahwa seumur hidup manusia, apapun yangdikerjakan berada
dalam keadaan beribadah kepada Allah swt. Aktivitas tersebut dilakukan terus menerus,
saat ini dan entah di mana manusia akan berhenti untuk beribadah, namun yang pasti
kematianlah sebagai batas akhirnya yang berdasarkan kehendak Allah swt.
Kehidupan ibarat sajadah. Kehidupan adalah tempat untuk beribadah semata-mata
karena Allah swt. Sebelum sajadah ditutup, jalanilah kehidupan sesuai dengan perintah
Allah swt, memanfaatkan kehidupan sebagai ibadah. Menjalani kehidupan,
mengerjakan semua perintah dengan mengikuti tuntunan Allah dan Rasul-Nya dan
menjauhi semua larangannya.

Kehidupan dunia tidak akan diulang untuk kedua kalinya karena hidup di dunia itu
hanyalah sementara, yang kekal itu adalah di akherat nanti. Selagi kita hidup di dunia
jadikanlah kehidupan kita sebagai ibadah, melakukan segala sesuatu hal hanya karena
Allah swt.
This life in this world will never be repeated. We live in this life temporary but we
will live forever in Akhirat. As long as we still live, we have to worship Allah SWT. We
do good things because of Allah.
Penyair mengulanginya lagi pada kalimat “Ada sajadah panjang terbentang, hamba
tunduk dan sujud” maksudnya mungkin sebuah penegasan kembali untuk benar-benar
meyakinkan bahwa beribadah harus secara terus menurus selama hidup.
The PENYAIR repeat it again the statement “A long sajadah is opened wide,
and servant just look down and do sujud” it means that we really have to pray in
most of our times as long as we live.

Orang tunduk belum tentu sujud, tetapi orang sujud sudah pasti tunduk. Tunduk
adalah lambang penghormatan, penyerahan. Sedangkan sujud adalah lambang
kerendahan hati, sebagaimana saat shalat ada sujud dan ada doanya.
People look down, it doesn’t always mean doing Sujud. But doing sujud surely
means we’re on our knees. It means that we respect Allah SWT. Besides, Sujud is a sign
of patience. When we do prayer, of course we’re on our knees and we pray.
Manusia diciptakan hanya untuk semata-mata bersujud kepada Allah swt. Manusia
dituntut untuk selalu melakukan perintah Allah dan harus pula menjauhi larangannya.
Manusia adalah mahluk yang paling mulia yang Allah swt ciptakan, maka dari itu
manusia harus selalu tunduk, bersujud, menyerahkan semuanya terhadap Allah swt,
mempercayai bahwa semua yang ada dan terjadi di dunia ini semata-mata hanya karena
kehendak Allah swt, tiada sekutu baginya.
“Di atas sajadah yang panjang ini, Diselingi sekedar interupsi, Mencari rezeki,
mencariilmu”
Human is created just to worship Allah SWT. Human is asked to do all
Allah’s commend and stay far away from his prohibition. Human is the most
perfect creation that Allah creates. So, that’s why people have to worship Allah
SWT. We believe that everything happens because of Allah, and no others.

“On this long Sajadah, with all the interruption, make a living, seek
knowledge"

Bekerja mencari nafkah bagi seorang laki-laki sebagai tulang punggung keluarga
juga itu adalah suatu ibadah amal shaleh yang harus dikerjakan dan tidak boleh
ditinggalkan. Rasul bersabda, “Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah
menunaikan yang wajib (fardlu)". Maka jelaslah barang siapa yang berusaha bersungguh-
sungguh mencari rezeki karena Allah swt itu merupakan suatu ibadah yang akan
mendapatkan pahalanya.
Man works to make a living, its also one of IBADAH that man has to do and
forbidden to leave. Rasulullah SAW says, “Make a living an obligation of Muslim”
So its been clear that who is serious to make a living because of Allah. It has been
one of a worship that Allah will pay for that.
Kehidupan seperti sajadah panjang yang terbentang. Telah dipaparkan sebelumnya
bahwa kehidupan adalah wadah untuk beribadah. Namun bukan berarti ibadah yang
selalu saja shalat, puasa, itikaf dalam mesjid, membaca al-qur’an, atau hal lainnya. Tapi
beribadah juga adalah melakukan semua aktifitas sesuai dengan syariatnya. Menuntut
ilmu adalah termasuk ibadah di jalan Allah, karena di dalamIslam juga mewajibkan
mencari ilmu bukan hanya ilmu pengetahuan apa saja yang membawa kemaslahatan dan
berguna bagi manusia dalam hidup dan kehidupannya di dunia, selama tidak bertentangan
dan merusak aqidah/syari’at Islam, Rasulullah bersabda : "Carilah ilmu pengetahuan
sekalipun adanya di negeri Cina, bahwasanya mencari ilmu itu wajib bagi semua
pemeluk Islam " dan “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat” maka jelaslah
bahwa menuntut ilmu itu adalah salah satu aktifitas beribadah di jalan Allah swt.
“Di atas sajadah yang panjang ini, diselingi sekedar interupsi”
Kata ‘di atas sajadah’ bermaksud menceritakan aktivitas, karena sajadah panjang
telah dimaknai sebagai suatu hal yang tidak jelas ujungnya, dan mungkin itu adalah
sebuah proses kehidupan.
This life is like a long sajadah opened. It has been explained that life is only to
worship Allah. But it doesn’t mean that we only do prayers, fasting, and reading a holy
Qur’an. But its also about doing things based on Syari’ah. is one of the thing that we
have to pay attention. Because in Moslem, we have an obligation to seek for education as
long as it doesn’t contrary with Syari’ah. Rasulullah SAW says “Seek for education as far
as China, because its an obligation for every moslem”
“On this long Sajadah, with all the interruption”
The words ‘an the long Sajadah’ means an activity. Its abou the process of life.

Dalam proses kehidupan manusia saat semua aktivitas telah diniatkan untuk


beribadah, interupsi selalu ada. Puisi ini adalah dialog seorang hamba dengan Tuhannya.
Manusia dalam hidupnya, terkadang selalu menyalahkan takdir, manusia selalu
memohon, meminta kepada Allah swt ketika sedang mengalami kesulitan, padahal Allah
swt tidak akan memberikan kesulitan kepada makhluknya jika makhluknya tidak mampu
untuk menghadapinya. Meski manusia telah mengetahui hal itu, manusia tetap saja
berontak meminta hal yang berlebih dengan apa yang telah Allah swt berikan. Manusia
selalu bertanya “mengapa semua ini terjadi padaku ya Allah?” hal itu sama saja telah
menyalahkan takdir Allah. Karena sesungguhnya Allah tidak akan memberikan cobaan
yang tidak mungkin mampu di hapadi oleh hambanya.
In the process of life. All the activities have been intended to do because of Allah
SWT, but there’s always an interruption. This poem is a dialogue of Allah and his
servant. Humans in their life sometimes blame their destiny, humans always beg and ask
for help with Allah when they’re in trouble whereas Allah will never give problems to his
servants if they cant get through it. Even humans know about that, humans keep
complaining and ask for more than what Allah has given. Humans always ask “how
could this happen to me?” its just the same if they blame their destiny.
“Begitu terdengar suara adzan, kembali tersungkur hamba”
Kalimat di atas menjelaskan bahwa ketika adzan terdengar, manusia harus segera
melaksanakan shalat dengan tepat waktu dan menghentikan semua pekerjaannya sejenak.
Jangankan manusia, iblis dan jin pun ketika mendengar suara adzan mereka diam, apa
lagi manusia mahluk yang paling sempurna yang Allah ciptakan haruslah segera
mengehentikan pekerjaan duniawi dan bersegeralah melaksanakan shalat. Kata
‘tersungkur’ menjelaskan aktivitas merendahkan diri kepada Allah swt, menyerahkan
tawakal kepadanya. Manusia hanyalah mahluk lemah yang tidak punya daya apapun,
semua kesempurnaan itu hanyalah milik Allah swt. Allah swt adalah tempat manusia
kembali, maka dari itu jangan sampai kita melupakan-Nya dan jangan pula lalai dalam
melaksanakan semua perintahnya.
“When Adzan has been heard, servants fall headfirst”
This statement means that when we have heard Adzan, we have to do prayers on
time and stop all our activities for a moment.
Not only humans, devils even will be silent when they hear Adzan. Humans are just
weak without Allah. Perfection only belongs to Allah. Allah is where we all will come
back, so that’s why we have to always remember Him and do all his orders.

Opinion/Evaluation

In my opinion, this poem teaches us to make use of our life time only to worship Allah
and do all the things because of Allah. This poem has a very deep meaning about Islam
religion. When I read this poem, It feels like it touches my heart. It reminds me about
Akhirah. Its full of worth motivations.

My friend Kumala has opinion, she says “It reminds me that life is only temporary. I
should always remember that we only live once. But when we do it right, once is
enough”

Recommend

I recommend you guys to read this poem and ponder about its meaning. It will motivate
you as it has motivated me so much. You will be touched. Words by words from this
poem will make you realize that we have to turn to Allah before we re-turn to Him.
Evaluation and summary

- Evaluasi 1
Puisi ini mengajarkan kita memanfatkan umur kita hidup di dunia untuk
beribadah, melakukan segala sesuatu hal hanya karena Allah swt.
- Evaluasi 2
Manusia harus segera melaksanakan shalat dengan tepat waktu dan
menghentikan semua pekerjaannya sejenak jika mendengar suara adzan
- Evaluasi 3
Puisi ini memberikan kita motivasi untuk lebih memperbaik kualitas ibadah
kita untuk mecari ridha allah

Anda mungkin juga menyukai