Ya, Rabb.
Jangan sampai anakku memperbanyak perdebatan dalam setiap percakapan, karena
hal itu tidak mendatangkan kebaikan.
Jauhkanlah dia dari banyak tertawa, karena hati yang selalu berkomunikasi
dengan-Mu adalah tenang dan tenteram.
Jauhkan dia untuk tidak banyak bergurau, karena umat yang berjihad tidak berbuat
kecuali kesungguh-sungguhan.
Jangan sampai dia mengeraskan suara di atas suara yang diperlukan, karena hal itu
akan mengganggu dan menyakiti.
Jangan biasakan dia berghibah atau menyakiti hati orang lain dalam bentuk
apapun, dan biasakanlah dia berbicara dengan baik.
Berkenalan dengan saudaranya meskipun dia tidak meminta, sebab prinsip dakwah
adalah cinta dan kerjasama.
Karena kewajibannya lebih banyak dari waktu yang tersedia, berikanlah dia
kemampuan untuk menolong saudaranya dalam memanfaatkan waktunya.
Izzah adalah kesuciaan atau kemuliaan sedangkan iffah adalah cara menjaga
kemuliaan itu. Cara menjaga izzah seorang muslimah dapat dilakukan dengan
beribadah yaitu selalu mendekatkan diri kepada Robb yang telah menciptakan dan
Maha Kuasa atas dunia seisinya ini baik dengan ibadah wajib maupun ibadah
sunnah. Selain itu, atas dasar misi penciptaan manusian bahwa manusia
sebagai khalifah fil ardi (pemimpin untuk muka bumi ini). Oleh karena itu,
muslimah harus cerdas. Gambaran sosok muslimah cerdas bisa kita tengok siroh
shohabiyah Aisyah r.a, beliau menorehkan dalam catatan sejarah sebagai penghafal
hadits terbanyak ketiga.
Seorang muslimah harus terbiasa untuk menciptakan lingkungan amar ma’ruf nahi
munkar pada semua kondisi kehidupan. rajin meminta nasihat dan berdo’a serta
jangan pernah berputus asa dengan rahmat Allah.
Secara bahasa ibadah diambil dari kata ta’bid yang artinya tunduk. Adapun, Imam Ibnu
Taimiyah mendefinisikan ibadah sebagai berikut,” nama yang mencakup setiap hal yang dicintai
Allah dan diridhoi-Nya, baik ucapan maupun perbuatan. Baik lahir maupun batin.
Ibadah mrupakan jembatan penghubung antara Rabb dan hambanya. Jembatan untuk
mendapatkan kasih saying dan magfiroh dari Allah swt. Semakin kokoh jembatan tersebut, maka
semakin melimpahlah ramhat, ampunan dan kasih sayang Allah kepadanya. Karenanya, sudah
seharusnya semangat ibadah kita dipupuk dan dipelihara. Tak lain supaya ibadah yang kita
lakukan menjadi sebuah kenikmatan tertinggi yang tiada tara.
Orang yang merasakan nikmatnya iman, bisa merasakan kenikmatan dalam bermunajat dan
ketaatan kepada Allah SWT. Karenanya wajar jika Rasulullah selalu menunggu-nunggu waktu
beribadah seperti seorang kehausan yang menanti datangnya air. Ketika masuk waktu salat,
beliau bersabda kepada Bilal, ”Hai Bilal, hiburlah kami dengan shalat.” Dan tidak heran pula
ketika beliau bersabda, ”dan jadikan shalat sebagai penyejuk hati.”
Banyak cara untuk memupuk semangat ibadah, antara lain sebagai berikut.
Selalu berdoa
Dalam beribadah kita selalu membutuhkan motivasi yang kuat. Untuk membangun motivasi kita
tidak selayaknya hanya mengandalkan diri kita saja. Rasul telah mencontohkan satu doa yang
biasa beliau baca sehabis shalat yang berisi permohonan agar kita senantiasa meminta bantuan
kepada allah untuk memiliki kekuatan dalam beribadah.
“Ya Allah bantulah aku untuk senantiasa berdzikir kepada-Mu, senantiasa bersyukur kepada-Mu,
dan senantiasa beribadah dengan baik kepada-Mu.”
Doa adalah senjata orang beriman. Karena itu sudah semestinya kita sering memohon kepada-
Nya untuk mendapatkan bimbingan dan petunjuk-Nya. Kekuatan doa sangat luar biasa. Bahkan
doa bisa mengubah takdir sebagaimana dalam keterangan berikut,”Tiada sesuatu yang bisa
menolak takdir selain doa, dan tidak ada yang bisa menambah umur kecuali amal kebajikan.
Sesungguhnya seseorang diharamkan rejeki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya.” (HR.
Tirmidzi dan Hakim)