Makna :
Limbongan berarti sumber mata air yang tidak pernah kering yang dapat memberi
penghidupan segar kepada alam dan manusia. Ukirannya melambangkan bahwa orang Toraja
bertekad memperoleh rezeki dari empat penjuru mata angin bagaikan mata air yang bersatu
dalam danau dan memberi kebahagiaan bagi anak cucu kelak.
Karya 2 dimensi dari daerah Aceh
Makna :
Motif tolak angin menjadi perlambang banyaknya ventilasi udara di setiap rumah adat, motif ini
mengandung arti bahwa masyarakat Aceh cenderung mudah menerima perbedaan. Motif bunga
jeumpa-bunga kantil, diambil karena banyak terdapat di aceh. Kuatnya pengaruh islam juga turut
mewarnai motif-motif batik diantaranya ragam hias berbentuk sulur, melingkar, dan garis.
Nama : Elvi Anjelin Sara Sumule
Kelas : XII Alam 2
Karya 2 dimensi dari daerah Toraja
Ukiran Pa'tedong
Makna :
Dari 67 jenis ukiran Toraja, ukiran inilah yang paling sering digunakan. Ukiran ini biasa
terlihat di dinding kantor pemerintahan,digunakan sebagai hiasan dlm buku panduan MP3EI,
bungkus kopi bubuk, pernah juga terlihat sebagai hiasan dinding di beberapa sinetron,
(mungkin ada krunya orang Toraja).Namun, tahukan Anda apa makna filosofi yang
terkandung pada ukiran ini.
Pa’ tedong berasal dari kata Tedong yang dalam bahasa Toraja berarti kerbau. Ukiran ini
menyerupai bagian muka seekor kerbau. Di Toraja, kerbau adalah binatang peliharaan yang
utama dan sangat disayangi.Bagi masyarakat Toraja, kerbau punya fungsi ganda yaitu
sebagai emas kawin, sebagai hewan pengolah sawah, alat transaksi dalam jual beli
masyarakat Toraja, sebagai korban persembahan kepada dewa atau leluhur dan lain-lain.
2.Lambang kemakmuran dan lambang kehidupan orang Toraja dimana rumpun keluarga
diharapkan dapat menternakkan kerbau.
Nama : Vandha Thomas
Kelas : XII Alam 2
Makna :
Sebagai simbol kota Manado dan rumah-rumah ibadah merupakan simbol kehidupan
masyarakat yang rukun dalam kepelbagian.
Makna :
Ukiran ini berasal dari kata Baranaq yang artinya pohon beringin. Makna ukirannya yaitu
agar keturunan dapat memperoleh rejeki dan berkembang seperti halnya pohon beringi yang
selalu tumbuh dengan lebatnya dan juga diharapkan nantinya muncul keturunan yang bisa
menjadi pemimpin dan melindungi rakyat umum.
Karya 2 dimensi dari daerah Bali
Kain Gringsing
Makna :
Penolak bala dan untuk menyembuhkan penyakit. Berdasarkan kepercayaan masyarakat setempat,
adanya kain gringsing ini berawal dari Dewa Indra yang kagum akan keindahan langit di malam hari.
Dewa Indra lalu mengajarkan para wanita Tenganan untuk menguasai teknik menenun kain gringsing
yang melukiskan dan mengabadikan keindahan bintang, bulan, matahari, dan hamparan langit
lainnya.
Kain gringsing adalah satu-satunya kain tradisional Indonesia yang dibuat menggunakan teknik dobel
ikat. Keseluruhan prosesnya dikerjakan dengan tangan. Proses pembuatannya membutuhkan waktu
sekitar 2-5 tahun. Kain Gringsing berasal dari Tenganan, Bali. Gringsing berasal dari kata “gring” yang
artinya “sakit” dan “sing” yang artinya “tidak”