PENDAHULUAN
dikatakan telah berkembang sangat pesat dan maju. Dalam alat pembayaran,
selain uang yang masih menjadi alat pembayaran utama yang berlaku di
masyarakat, terdapat pula alat pembayaran non tunai. Sebagai contoh, telah
dikenal alat pembayaran berbasis kertas seperti cek dan bilyet giro atau alat
sistem transfer dana secara berkesinambungan oleh Bank Indonesia, sehingga saat
ini telah tersedia sistem BI-RTGS dan sistem Kliring Nasional (SKNBI).
di Indonesia masih sangat diminati khususnya dilihat dari tingginya nilai nominal
perputaran cek dan/atau bilyet giro. Cek dan Bilyet Giro (BG) merupakan alat
pembayaran paling lama yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Cek telah
Giro pertama kali diatur tahun 1972 dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
1
menutup kemungkinan nasabah individu menggunakan Cek dan BG dalam
melakukan pembayaran. Cek dan Bilyet Giro diberikan kepada nasabah yang
Walaupun secara fisik Cek dan BG terlihat sama, namun pada dasarnya terdapat
beberapa perbedaan antara Cek dan BG, seperti pencairan Cek dapat dilakukan
dengan pemindahbukuan. Selain itu Cek, khususnya Cek atas unjuk dapat
Cek adalah surat perintah tidak bersyarat untuk membayar sejumlah dana
yang tercantum dalam cek. Penarikan cek dapat dilakukan baik "atas nama"
maupun "atas unjuk" dan merupakan surat berharga yang dapat diperdagangkan
(negotiable paper). Sedangkan Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah
namanya.
pembayaran. Salah satunya adalah Cek/Bilyet Giro Kosong yang merupakan Cek
dan/atau Bilyet Giro yang pada saat dicairkan dananya oleh Pemegang baik
2
Daftar Hitam Nasional (DHN) adalah informasi mengenai identitas
pemilik rekening yang melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
baik melalui kliring maupun loket bank (over the counter). Pencantuman identitas
pemilik rekening yang masuk dalam DHN dilakukan oleh bank tertarik, yaitu
sejumlah dana dari penarik dengan menggunakan Cek dan/atau Bilyet Giro,
secara self assessment. Implikasi bagi pemilik rekening jika identitasnya masuk
DHN adalah pemilik rekening akan dikenakan sanksi pembekuan hak penggunaan
Cek dan/atau Bilyet Giro selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penerbitan DHN
menjaga kepercayaan masyarakat atas penarikan cek dan/atau bilyet giro kosong
penarik cek dan/atau bilyet giro kosong dalam suatu daftar hitam yang berlaku
membentuk Peraturan tentang Daftar Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau Bilyet
tentang Daftar Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong.
akhir KPM ini yaitu “Bagaimana Mekanisme Penerbitan Daftar Hitam Nasional
(DHN) Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong di Daerah Bali oleh Kantor
3
1.2 Tujuan dan Kegunaan Penulisan Laporan
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, tujuan dari laporan
Nasional (DHN) Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong di Daerah Bali oleh
Penerbitan Daftar Hitam Nasional (DHN) Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro
ada di lapangan. Laporan ini dapat digunakan sebagai pendukung teoritis atau
bank umum dan masyarakat luas atau pelaku bisnis mengenai alat
hitam nasional penarikan cek dan/atau giro kosong agar dapat mengurangi
4
1.3 Metode Penulisan Laporan
Provinsi Bali yang beralamat di Jalan Letda Tantular No.4 Denpasar. Pemilihan
Provinsi Bali memiliki tujuan tunggal yaitu Mencapai dan Memelihara Kestabilan
Nila Rupiah dan untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia di dukung oleh
tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tugas tersebut
perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Bidang tugas tersebut antara lain,
tanggal 19 September 2016 sampai dengan 20 November 2016. Hari kerja dimulai
dari hari Senin sampai dengan Jumat dengan jam kerja mulai pukul 07.40 sampai
Penerbitan Daftar Hitam Nasional (DHN) Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro
Kosong di Daerah Bali oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali..
5
1.3.4 Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data
Berdasarkan sifatnya, data yang digunakan adalah data kualitatif.. Data
kualitatif adalah data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar
(Sugiyono, 2006: 13). Data kualitatif dalam laporan ini adalah sejarah
dalam laporan ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang
pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini berupa sejarah berdirinya
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data kualitatif yang
dilakukan dengan cara tanya jawab dan bertatap muka antara pewawancara
dengan Manager unit SP non tunai, pegawai petugas kliring dan peserta
6
Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan penerbitan Daftar Hitam
dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subjek. Data yang
Bali.
jelas dan terperinci mengenai masalah yang diteliti berdasarkan fakta-fakta yang
Laporan ini dibagi menjadi empat bab, dimana masing-masing bab dibagi
Bab I Pendahuluan
7
Bab ini menguraikan tentang latar belakang yang mengarah pada
Provinsi Bali.
Bab IV Penutup
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga
stabilitas harga atau nilai suatu mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang
dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya harga-harga yang dalam
arti lain turunnya nilai mata uang. Pada dasarnya, bila dilihat dari istilah atau
namanya, bank sentral tidak dapat diartikan sebagai “bank” seperti pada bank
umum. Dalam hal ini bank sentral memiliki konsepsi yang berbeda. Bank umum
9
cenderung untuk berusaha menginvestasikan assetnya, dengan tujuan
memaksimumkan profit. Di sisi lain, bank sentral sebagai bank milik pemerintah,
kerja dan akhirnya pada pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, bank sentral
juga bagian dari pemerintah. Setiap negara memiliki bank sentral, di Indonesia
perpindahan nilai uang (tansfer of value) dari satu pihak ke pihak yang lainnya
dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi”.
10
Alat pembayaran non tunai sudah berkembang dan lazim digunakan
masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa jasa pembayaran non tunai yang
dilakukan bank maupun lembaga keuangan bukan bank, baik dalam proses
pembayaran non tunai dengan nilai yang besar diselenggarakan Bank Indonesia
melalui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlement) dan sistem kliring.
Hampir 95% transaksi keuangan nasional bernilai besar dan bersifat
bursa saham, transaksi pemerintah, transaksi valuta asing, serta settlement hasil
kliring dilakukan melalui sistem BI-RTGS. Pada tahun 2010, misalnya, BI-RTGS
telah melakukan transaksi sedikitnya Rp174,3 triliun per hari. Sementara itu,
Kartu (APMK) dan uang elektronik yang dilakukan bank atau lembaga keuangan
Secara garis besar, sistem pembayaran terbagi menjadi dua jenis, yaitu
sistem pembayaran bernilai besar/tinggi (Large Value Payment System) dan sistem
tinggi dan berisiko tinggi yang memerlukan penyelesaian cepat dan aman,
seperti transaksi pasar uang antar bank, transaksi pasar modal, valuta asing,
11
transfer antar rekening Bank Indonesia. Hal ini biasanya dicapai melalui
menjamin kelancaran fungsi ekonomi dan sistem keuangan, yakni suatu sistem
individual secara real time. Sementara itu, sebagai registri pusat untuk obligasi
besar dalam hal pemberian kontribusi, baik stabilitas maupun efisiensi sistem
Indonesia (SKNBI).
sistem perbankan. Instrumen yang disediakan terdiri dari instrumen yang berbasis
12
warkat, seperti cek, bilyet giro, nota debet, dan nota kredit, serta instrumen yang
berbasis bukan warkat, seperti kartu ATM, kartu debet, dan kartu kredit.
semakin meningkat. Hal itu disebabkan antara lain oleh semakin banyaknya
Indonesia masih sangat diminati khususnya dilihat dari tingginya nilai nominal
perputaran cek dan/atau bilyet giro. Cek dan Bilyet Giro (BG) merupakan alat
pembayaran paling lama yang digunakan oleh masyarakat Indonesia. Cek telah
Giro pertama kali diatur tahun 1972 dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
4.1 Cek
Cek merupakan surat perintah tidak bersyarat dari nasabah kepada bank
penyimpan dana untuk membayar suatu jumlah tertentu pada saat diunjukkan.
Jenis- Jenis Cek :
1) Cek Atas Nama (Order Cheque)
Cek Atas Nama adalah cek yang mencantumkan nama penerima dana dan
bank akan melakukan pembayaran kepada nama yang tertera pada cek
bank akan melakukan pembayaran kepada siapa saja yang membawa cek
13
Cek Silang adalah Cek Atas Nama dan/atau Cek Atas Unjuk yang
diberikan tanda garis menyilang pada unjuk kiri atas warkat atau dapat
juga diberi tanda garis menyilang sepanjang cek dari ujung kiri bawah ke
ujung kanan atas. Cek Silang tidak dapat diuangkan secara tunai, tetapi
1
1. Penarik wajib menyediakan dana yang cukup dalam rekening
2
gironya pada saat Cek diunjukkan pada bank tertarik
14
sedangkan tenggang waktu pengunjukan Cek adalah 70 (tujuh
6. Cek yang jumlah uangnya ditulis dalam huruf dan angka bila
huruf.
Bilyet Giro adalah surat perintah dari nasabah kepada bank penyimpan
15
kepada rekening pemegang yang disebutkan namanya.
berikut :
bersangkutan.
2. Nama tertarik.
16
Gambar 2.3 Contoh Bilyet Giro
3. Bilyet Giro yang ditawarkan kepada bank sebelum tanggal efektif atau
6. Bila tanggal efektif tidak ada maka tanggal penarikan berlaku sebagai
tanggal efektif.
penerbit.
rekening yang melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong baik
17
melalui kliring maupun loket bank (over the counter). Cek/Bilyet Giro Kosong
adalah Cek dan/atau Bilyet Giro yang pada saat dicairkan dananya oleh Pemegang
baik melalui kliring maupun melalui loket bank secara langsung, ditolak
18
Rekam Jejak Regulasi Daftar Hitam Nasional
Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
19
5.1 Dasar Hukum :
Tahun 2004
Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 7/26/DASP 2007 perihal
20
Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
Ketiga atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 2/10/DASP 2000 Perihal
2. Unit Usaha Syariah yang selanjutnya disebut UUS, adalah unit kerja di
21
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang
syariah dan/atau unit syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari bank
Dagang (KUHD).
5. Bilyet Giro adalah bilyet giro sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank
6. Penarik adalah pemilik rekening atau orang yang dikuasakan oleh pemilik
7. Pemilik Rekening adalah orang atau badan yang memiliki rekening giro
8. Rekening Giro adalah rekening giro rupiah yang dananya dapat ditarik
oleh Bank Tertarik untuk Penarik yang Rekening Gironya ditutup atas
22
permintaan sendiri atau karena dikenakan sanksi setelah dicantumkannya
identitas Pemilik Rekening dalam daftar hitam nasional yang berlaku, dan
kewajiban pembayaran atas Cek dan/atau Bilyet Giro yang masih beredar.
10. Dana adalah saldo pada Rekening Penarik, termasuk fasilitas cerukan dari
Bank Tertarik.
11. Bank Tertarik adalah Bank yang menerima perintah pembayaran atau
14. Penarikan adalah setiap kegiatan penerbitan Cek atau Bilyet Giro dari
Penarik.
15. Tanggal Penarikan Cek atau Bilyet Giro adalah tanggal yang terdapat
pada Cek atau Bilyet Giro yang merupakan tanggal diterbitkannya Cek
23
baik secara langsung (over the counter) ataupun melalui kliring oleh
Bank penagih.
17. Bank Penagih adalah Bank yang melakukan penagihan Cek dan/atau
Pemegang.
18. Daftar Hitam Individual Bank, yang selanjutnya disebut DHIB adalah
suatu daftar yang dibuat oleh Bank yang mencantumkan data Penarik Cek
bersangkutan.
sebagai KPDHN adalah kantor yang ditetapkan oleh kantor pusat Bank
Tertarik untuk mengelola daftar hitam untuk seluruh kantor Bank yang
20. Daftar Hitam Nasional yang selanjutnya disebut DHN adalah daftar yang
puluh) hari sejak Tanggal Penarikan Cek atau Bilyet Giro yang pada masa
tersebut.
24
antarpeserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah
24. Nasabah adalah pihak yang menggunakan jasa Bank, termasuk pihak
25. Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong adalah Cek dan/atau Bilyet Giro yang
bank secara langsung (over the counter) dan ditolak pembayaran atau
26. Rekening Giro Gabungan (joint account) adalah rekening giro yang
dimiliki oleh lebih dari satu Pemilik Rekening, yang dapat terdiri dari
27. Keadaan Darurat adalah suatu kondisi dimana terjadi suatu bencana alam
(1) Bank wajib menatausahakan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro yang
25
Yang dimaksud dengan “melakukan penatausahaan penolakan Cek
penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro berdasarkan fakta dan kondisi yang
(2) Bank wajib menatausahakan secara terpisah Cek dan/atau Bilyet Giro yang
(3) Dalam hal Bank melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
Cek dan/atau Bilyet Giro sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
(4) Dalam menatausahakan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong, Bank
a. Data Penolakan
Data penolakan berisi informasi antara lain alasan atas Cek dan/atau
26
Bilyet Giro yang ditolak baik melalui Kliring maupun over the
counter.
Dalam hal Bank melakukan penolakan Cek dan/atau Bilyet Giro baik
melalui Kliring maupun over the counter, Bank wajib membuat SKP
sebagai berikut:
Penagih.
D3P3.
27
f) Bank Penagih menyampaikan SKP dimaksud kepada
Pemegang.
ditujukan:
ditujukan untuk:
28
penyampaian.
untuk:
Contoh format SKP adalah sebagaimana pada Lampiran 2.a untuk penolakan Cek
dimaksud pada angka 2) dan Lampiran 2.b untuk penolakan Cek dan/atau Bilyet
Giro yang diunjukkan langsung kepada Bank Tertarik (over the counter)
29
masing di bawah Rp500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) pada Bank
Penarikan satu lembar Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong yang sama
atau lebih.
a. Setiap lembar Cek dan/atau Bilyet Giro yang diunjukkan oleh Pemegang
Pengunjukan berakhir;
30
4) Bilyet Giro diunjukkan sebelum Tanggal Efektif, atau Tanggal Efektif
oleh Bank Tertarik dalam kategori Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong
c. 1 (satu) lembar Cek dan/atau Bilyet Giro yang sama dan diunjukkan
Khusus tidak cukup, atau Rekening Giro atau Rekening Khusus telah
ditutup, dihitung sebagai 1 (satu) lembar Penarikan Cek atau Bilyet Giro
Kosong.
yang sama dengan alasan saldo Rekening Giro atau Rekening Khusus
tidak cukup, atau Rekening Giro atau Rekening Khusus telah ditutup,
(2) Dalam hal Pemilik Rekening sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
usaha secara konvensional dan juga memiliki Rekening Giro pada kantor
31
dan/atau Bilyet Giro Kosong untuk Pemilik Rekening tersebut dilakukan
Kantor Cabang Syariah untuk Bank yang berkantor pusat di luar negeri
dilakukan oleh bank tertarik, yaitu bank yang menerima perintah pembayaran atau
dan/atau Bilyet Giro selama 1 (satu) tahun sejak tanggal penerbitan DHN oleh
32
masih dapat menggunakan sarana lain diluar cek dan/atau bilyet giro
seluruh rekening giro yang dimiliki oleh pemilik rekening baik berupa rekening
33
BAB III
PEMBAHASAN
Bank Indonesia (BI, dulu disebut De Javasche Bank) pada tahun 1828
didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bank sirkulasi yang bertugas
Javasche Bank sebagai bank sentral, dengan tiga tugas utama di bidang moneter,
perbankan, dan sistem pembayaran. Di samping itu, Bank Indonesia diberi tugas
penting lain dalam hubungannya dengan Pemerintah dan melanjutkan fungsi bank
mengatur kedudukan dan tugas Bank Indonesia sebagai bank sentral, terpisah dari
bank-bank lain yang melakukan fungsi komersial. Selain tiga tugas pokok bank
34
Tahun 1999 merupakan babak baru dalam sejarah Bank Indonesia, sesuai
fokus pada aspek penting yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan wewenang
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No.23 tahun 1999 tentang Bank
tanggal 16 Juli 1968. Saat itu gedung KPwBI Provinsi Bali terletak di Jalan
Surapati No. 15 Denpasar dan sekarang digunakan sebagai gedung PT. Bank
Mandiri. Diawal berdirinya KPwBI Provinsi Bali dipimpin oleh R.H Khamarga
35
Indonesia Bapak Rachmat Saleh pada tanggal 21 Juli 1973 dan pada saat itu
dampak positif bagi perekonomian Bali. Pertumbuhan ekonomi Bali selalu lebih
sektor perbankan, baik bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat tumbuh
dengan pesat baik dari sisi kelembagaan maupun dari dana pihak ketiga
(tabungan, deposito, dan giro), serta penyaluran kredit kepada dunia usaha dan
UMKM.
Untuk itu, sejak bulan Mei 1994 dirancang pembangunan gedung baru di Jl. Letda
Tantular No.4 Denpasar dan pengerjaan fisik bangunan dimulai pada tanggal 27
Juni 1997. Namun akibat krisis moneter yang berkembang menjadi krisis multi
Pembangunan gedung dilanjutkan kembali pada bulan Mei 2003 dan selesai pada
Gedung Kantor Bank Indonesia Denpasar yang baru memiliki luas tapak
22.225 m2. Bangunan terdiri dari 3 lantai dengan total luas bangunan 15.931 m2.
36
awal kegiatan operasionalnya, seluruh lantai dari bangunan ini digunakan untuk
terhadap kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan, sektor Pasar Modal, dan
sektor IKNB pada 1 Januari 2013 lantai 3 dari bangunan ini digunakan oleh OJK
kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu
kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap
Indonesia Wilayah III yang membawahi Provinsi Bali dan Nusa Tenggara berubah
nama menjadi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali tepatnya pada
Bali telah dipimpin oleh 20 orang Pemimpin Bank Indonesia (PBI) yang dimulai
dari era R.H. Khamarga sampai saat ini dipimpin oleh Causa Iman Karana.
37
3.1.3 Struktur Organisasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali
bagian yang terdapat dalam organisasi. Dengan melihat struktur organisasi maka
dapat diketahui dengan jelas hubungan antara satu bagian dengan bagian yang
lain. Bentuk dari struktur organisasi suatu perusahaan harus sesuai dengan
perusahaan.
salah satu kantor perwakilan tingkat wilayah. Kantor perwakilan ini merupakan
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah III dengan wilayah koordinasi yang
meliputi Provinsi Bali, NTB dan NTT. Berikut ini merupakan gambar struktur
38
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPwBI Provinsi Bali
39
3.1.4 Uraian Jabatan
Provinsi Bali memilki uraian jabatan yang memiliki tugas pokok dan produk
Tabel 3.1 Tugas Pokok dan Produk Pokok Kantor Perwakilan Bank
uang rupiah).
advisory.
3. Melaksanakan kegiatan liaison a. Diary Notes Liaison ;
b. Laporan liaison bulanan dan
dalam rangka medukung
triwulanan.
perumusan kebijakan Bank
40
4. Menyusun Regional Financial Regional Financial Account
laporan bank dan non bank (a.l bank (a.l sansi dan hak akses,
pembinaan.
7. Memberikan layanan Informasi Informasi Debitur Individual
41
I. Divisi Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi
A. Tim Advisory Ekonomi dan Keuangan
2. Fungsi Asesmen Ekonomi dan Surveillance
Departemen Regional ;
c. Analytical Notes / Occasional
Strategis.
2. Melakukan fasilitasi upaya Fasilitasi upaya penyelesaian
pemerintah pusat.
3. Melaksanakan Regional Financial Laporan kegiatan Regional
antara lain :
a. Laporan Surveillance
Sistem Keuangan /
42
asesmen sewaktu-waktu ;
- Laporan pemeriksaan ;
- Laporan riset tematik dan
inisiatif ;
- Laporan hasil koordinasi
pengawasan Moneter,
Surveillance Sistem
Keuangan, Sistem
Pembayaran dan
berdasarkan riskbased.
4. Menyusun proyeksi makro Hasil proyeksi dan asumsi
kajian. (advisory).
43
1. Melakukan koordinasi dan a. Kegiatan kerjasama
keuangan syariah.
b. Regional Investor Relation
Unit (RIRU).
2. Terlaksananya koordinasi
Melaksanakan koordinasi dengan
pengendalian inflasi antara
stakeholder dalam rangka
lain : rapat teknis, rapat
pengendalian inflasi dalam rangka
koordinasi dalam wilayah
pengendalian inflasi dalam
koordinasi, high level meeting,
wilayah kerja dan/ atau antar
dan kegitan lain terkait
wilayah kerja.
pengendalian inflasi.
3. Menyusun dan melaksanakan Laporan pelaksanaan program
Pusat di daerah.
4. Menyusun dan melaksanakan 1. Rencana kegiatan;
44
materi komunikasi di
Dokumentasi/PPID daerah).
termasuk beasiswa.
b. Laporan pelaksanaan PSBI,
termasuk beasiswa.
9. Melaksanakan edukasi Pelaksanaan edukasi
45
I. Divisi Divisi Advisory dan Pengembangan Ekonomi
B. Tim Pengembangan Ekonomi
2. Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM
pelatihan, penyediaan
c. Implementasi Program
Klaster, program
pengembangan ekonomi
fasilitasi.
2. Melakukan kegiatan dalam rangka Terlaksananya fasilitasi upaya
46
penguatan infrastruktur keuangan, penyusunan lending model,
Komoditas/Produk/Jenis Usaha
leading model.
4. Melakukan kegiatan koordinasi Laporan Koordinasi dan
kerjanya;
b. Penerimaan/persediaan uang;
47
2. Menghitung Estimasi Kebutuhan a. Hasil survey kebutuhan dan
b. Pengambilan dan
pengembalian uang ke
khasanah;
khasanah.
4. Memberikan Pelayanan Kas a. Layanan penarikan bank;
dari peredaran);
wilayah remote;
masyarakat;
48
f. Layanan penyetoran uang
masyarakat;
titipan;
masyarakat.
5. Melakukan Administrasi dan a. Klarifikasi keaslian uang
c. Kesaksian ahli.
bank;
perbankan.
7. Melakukan pemeliharaan peralatan a. Laporan dan administrasi
49
kas/sarana lainnya dan memantau peralatan kas dan pelaksanaan
b. Rekomendasi perpanjangan
supplies kas;
online;
50
I. Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah
Akuntansi (BI-SOSA).
2. Mengelola transaksi proses awal Pengelolaan transaksi proses awal
SOSA).
3. Melakukan fasilitasi atau layanan Fasilitasi atau layanan kliring
debet).
51
4. Mengelola Business Continuity Laporan pelaksanaan BCP
Uang (KLU).
2. Melaksanakan pengawasan a. Laporan Hasil Pengawasan
52
Bank Indonesia untuk
melakukan kegiatan
pengolahan uang
c. Laporan pengawasan
pembawaan UKA.
3. Melaksanakan perizinan a. Izin PTD Bukan Bank ;
titipan.
5. Memberikan rekomendasi a. Rekomendasi perizinan dan
terhadap Koordinator
53
Indonesia.
(UPAL) ;
- Data dan informasi perizinan
pembukaan, perpanjangan,
SP dan PUR.
7. Menyusun kajian yang terkait SP Hasil kajian SP PUR.
PUR.
54
II. Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah
elektronikasi.
2. Koordinasi, kerjasama dan a. Laporan pelaksanaan kerjasama
keuangan inklusif.
3. Mengelola data dan informasi Data dan informasi program
elektronifikasi.
4. Memberikan layanan informasi Layanan informasi dan mediasi
keterangan ahli.
5. Menyusn kajian terkait Keuangan Hasil kajian Keuangan Inklusif
konsumen.
55
II. Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah
anggaran;
c. Administrasi perpajakan.
2. Melakukan penghitungan koreksi, Hasil perhitungan koreksi,
Indonesia.
3. Mengelola administrasi perjalanan Administrasi dan layanan
kerja.
5. Melaksanakan tugas-tugas Pelaksanaan tugas-tugas
pengarsipan.
56
II. Divisi Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah
D. Satuan Layanan dan Administrasi Kas
1. Fungsi SDM, Protokol, dan Pengamanan
data kepegawaian.
d. Adminitrasi pelaksanaan
kerja
f. Data dan informasi SDM
lainnya.
2. Mengelola SDM non-organik : Pelaksanaan pengelolaan
57
58
1.1.5 Visi Misi Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia Provinsi Bali
berkualitas.
- Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan
nasional.
- Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar
59
1.1.7 Sasaran Strategis
8. Mewujudkan proses kerja efektif dan efisien dengan dukungan SI, kultur,
dan governance.
OJK.
November 2016. Kegiatan KPM berlangsung mulai pukul 07.40 WITA sampai
dengan pukul 16.45 WITA yang dilakukan pada hari Senin sampai hari Jumat.
60
Selama melaksanakan KPM penulis harus mengikuti peraturan-peraturan, baik
peraturan yang ditetapkan oleh Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana maupun yang ditetapkan oleh KPw Bank Indonesia Provinsi
Bali.
dan Administrasi) :
Pembayaran) :
11.30 dan 15.00 Wita, untuk membuat daftar nama peserta kliring dan
61
- Menginput berkas arsip WRA, RTGS, Warkat Kas, Warkat PB, dan Bisak
serta membuat daftar arsip, membuat label arsip dan membuat pengenal
pelengkap arsip
Pembayaran) :
62
Deskripsi kegiatan di TPE (Tim Pengembangan Ekonomi) :
Utara
- Menjadi Notulen dalam perluasan akses keuangan UMKM binaan Bank
Indonesia
- Menginput data daftar buku baru di Perpustakaan.
- Menjadi Registration dalam acara Capacity Building dan Study Banding
(1) Para pegawai Bank Indonesia melakukan olahraga setiap hari Jumat dimulai
dari pukul 06.30 – pukul 08.00, berbagai macam olahraga yang dilakukan oleh
63
memakai fasilitas gym yang ada di dalam gedung Kantor Perwakilan Bank
tahun untuk karyawan yang sedang berulang tahun di bulan tersebut. Acara ini
64
15 15 15
A B C D E F
Indonesia menjadi DHN pada awal bulan Februari (awal periode C).
5. Begitu seterusnya.
Kantor yang ditetapkan sebagai KPDHN dapat berupa kantor pusat Bank atau
65
kantor di bawah kantor pusat Bank.
kriteria DHN;
dalam DHIB yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia pada periode
penyampaian DHIB;
dalam DHN.
66
3.3.3 Tugas Kantor Cabang Bank
67
• Melakukan pembekuan Hak Penggunaan Cek/BG terhadap nasabah,
tersebut.
68
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
69
melakukan penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong baik melalui kliring
maupun loket bank (over the counter).Cek/Bilyet Giro Kosong adalah Cek
dan/atau Bilyet Giro yang pada saat dicairkan dananya oleh Pemegang baik
Hitam Nasional Penarik Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong. Pemilik rekening akan
Rp.500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) pada bank yang sama dalam
2. penarikan Cek dan/atau Bilyet Giro Kosong 1 (satu) lembar dengan nilai
Pencantuman identitas pemilik rekening yang masuk dalam DHN dilakukan oleh
bank tertarik, yaitu bank yang menerima perintah pembayaran atau perintah
dan/atau Bilyet Giro, secara self assessment. Implikasi bagi pemilik rekening jika
pembekuan hak penggunaan Cek dan/atau Bilyet Giro selama 1 (satu) tahun sejak
tanggal penerbitan DHN oleh bank tertarik dan bank selain bank tertarik.
70
4.2 Saran
Permohonan Rehabilitasi
Terjadinya reject pada saat pengiriman data DHIB antara lain disebabkan
71
DAFTAR RUJUKAN
Pena Persada.
Alfabeta.
http://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/instrumen-
nontunai/cek/Contents/Default.aspx
http://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/instrumen-nontunai/bilyet-
giro/Contents/Default.aspx
http://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/instrumen-
nontunai/kartu/Contents/Default.aspx
http://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/di-indonesia/Contents/Default.aspx
http://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/edukasi/Pages/OutlookCekBG.aspx
72
http://www.bi.go.id/id/sistem-
pembayaran/edukasi/Pages/DaftarHitamNasionalUpdate2012.aspx
73