Anda di halaman 1dari 10

AWATAN

NAMA/SANDI MATA KULIAH KEPERAWATAN DASAR DAN KESELAMATAN PASIEN/LI0A


01030001
KELOMPOK TUTORIAL
D/4 (EMPAT)
NAMA MAHASISWA/NPM 1. AHMAD IHSAN FATHURRIZKI / 220110180172
2. PUTRI RIZKI MA’RIFATI RUKMINI / 220110180173
3. SINTA DEWI / 220110180174
4. MELINA RIKE ANDINI / 220110180175
5. MEUTHIA SAULIKHA TRIESNA / 220110180176
6. ZABINA SYAHRANI ZAENAL / 220110180177

e-mail Ketua Kelompok


meutiasaulikha@gmail.com

Nomor kontak Ketua Kelompok


082280587968
NAMA TUTOR
SANDRA FEBRIANTI, S.Kep, Ners, M.Kes

Batas Akhir Pengumpulan 13 September 2019


(Pukul 15.00 WIB)
NO/JUDUL TUGAS Resume Kelompok
(Analisis Video)

Dengan ini kami menyatakan bahwa tugas yang dikumpulkan adalah hasil karya sendiri, bukan contekan,
dan belum pernah diserahkan untuk penugasan mata kuliah lain. Jika terlambat mengumpulkan tugas, maka
kami bersedia diberi penalti sebesar 0,5% per hari keterlambatan, kecuali sudah mendapatkan persetujuan
koordinator.

Tandatangan Ketua Kelompok:

Tanggal: 13 / 09 / 2019
PEMBAHASAN

a. Identifikasi Kaitan Antara Kualitas Pelayanan Dengan Keselamatan Pasien

Kualitas pelayanan adalah perbedaan antara harapan dan kenyataan yang diterima
oleh pelangan dari pelayanan yang didapatkan dari pemberi pelayanan. Keinginan pelangan
kepada pelayanan yang mereka terima merupakan harapan. Pelanggan merupakan focus dari
suatu kualitas. Suatu produk dikatakan berkualitas apabila produk tersebut sesuai dengan
keinginan pelanggan, kualitas mengacu kepada suatu yang dapat memberikan kepuasan
kepada pelangan (Kotler, 2009).
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal
yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar
dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. (Permenkes RI No.
1691/Menkes/Per/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
Keselamatan pasien terkait dengan "kualitas perawatan", namun kedua konsep
tersebut tidak identik. Keselamatan merupakan bagian penting dari kualitas. Sampai saat ini,
kegiatan untuk mengelola kualitas tidak terfokus secukupnya pada masalah keselamatan
pasien (National Patient Safety Foundation, 2000, dalam Vincent, 2010).

b. Identifikasi Fungsi Kerjasama Tim Kesehatan Dalam Meningkatkan Keselamatan


Pasien Dan Keselamatan Kerja

Kolaborasi atau kerjasama menurut Asosiasi Perawat Amerika (ANA, 1992), adalah
hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada klien.
Kegiatan yang dilakukan meliputi diskusi tentang diagnosa, kerjasama dalam asuhan
kesehatan saling berkonsultasi atau komunikasi serta masingmasing bertanggung jawab pada
kepercayaannya (Sumijatun, 2010). Adapun elemen penting dalam kolaborasi team kesehatan
yanitu keterampilan komunikasi yang efektif, saling menghargai, rasa percaya, dan proses
pembuatan keputusan (Kozier, 2010). Jadi, konsep kolaborasi tim kesehatan ini memiliki
fungsi kerjasama untuk meningkatkan keselamatan pasien dan keselamatan kerja.
c. Identifikasi Karakteristik Tim yang Sukses (Efektif)

Sopiah (2008) menyatakan bahwa,  Ada 6 (enam) karakteristik tim yang sukses yaitu:
1. Mempunyai komitmen terhadap tujuan bersama 
2. Menegakkan tujuan spesifik 
3. Kepemimpinan dan struktur 
4. Menghindari kemalasan sosial dan tanggung jawab 
5. Evaluasi kinerja dan sistem ganjaran yang benar 
6. Mengembangkan kepercayaan timbal balik 

Adapun menurut Dr. F. Sri Susilaningsih, MN bahwa “tidak ada satu profesi yang
bisa menyelesaikan permasalahan pasien secara komplit, karena penanganan pasien harus
utuh, berkualitas, dan memuaskan. Berbagai profesi medis tersebut diantaranya dokter,
perawat, apoteker, ahli gizi, dan psikolog. Apabila tidak dilakukan kerjasama tim yang baik,
maka dalam permasalahan pasien akan berpotensi terjadinya fragmanted care, pelayanan
yang tumpang tindih, konflik interprofesional, serta keterlambatan pemeriksaan dan
tindakan”.

d. Deskripsi Hasil Diskusi dan Analisis Kelompok Mengenai Kerjasama Tim


Pelayanan Pesehatan Dalam Kaitannya Dengan Keselamatan Pasien

Video 1 (Teamwork)
Deskripsi topik pada video Tim ACE di Rumah Sakit San Francisco
setiap hari bekerja sama untuk memberikan rencana perawatan dengan
berdiskusi selama 45 menit pada Elder Unit, dimana dalam unit tersebut
berisi pasien yang berada diatas umur 65 tahun. Di dalam video tersebut
pasien yang ditangani adalah Ny. S yang berusia 78 tahun dengan
keluhan fraktur di pinggul kanan karena terjatuh dari tangga di rumahnya,
dalam rekam medis juga tertera pasien pernah mengalami hipetensi dan
COPD saat diperiksa tanda-tanda vital pasien terlihat stabil dengan
dibantu selang oksigen untuk bernafas, pasien juga mengalami masalah
dalam mobilitas karena tidak mau berpindah dari tempat tidur hanya
dapat menjuntaikan kaki saja itu terjadi akibat dari skala sakit yang
dirasakannya berada pada rentang 8 dari 10 dan mereda setelah diberi
obat morfin menjadi 4 dari 10, saat melakukan tes kognitif pasien hanya
mampu mengingat 2 item dari 3 item yang disebutkan. Ini menandakan
bahwa pasien ada kemungkinan penurunan kognitif ringan bahkan
demensia.
Dalam video tersebut, ada beberapa anggota tim medis yang ikut
berdiskusi dalam menangani pasien, diantaranya : Medical Director,
Bedside Geriatric Nurse, Occupational Therapist, Clinical Pharmacist,
Geriatric Sosial Worker. Sebelum melakukan diskusi tim medis sesuai
disiplin ilmunya, sudah melakukan observasi kepada pasien sehingga
diperoleh data objektif. Dalam diskusi tersebut semua anggota tim medis
sudah berkontribusi sesuai dengan porsinya masing-masing dapat dilihat
dari bagaimana mereka aktif menyampaikan pendapatnya, tidak ada
yang mendominasi, semua bekerja sama satu sama lain demi
keselamatan pasien. Tim medis juga menemui beberapa tantangan dalam
bekerjasama, diantaranya yang paling sulit adalah pengaturan waktu
karena tim medis menangani beberapa pasien, juga setiap profesi kurang
memahami terminologi yang ada pada disiplin ilmu yang lain sehingga
terkadang menjadi perdebatan dalam diskusi.
Menurut Bhatt and Swick (2017) komunikasi sangat berpengaruh
untuk menjaga keselamatan pasien dan mencegah kejadian yang tidak
diharapkan. Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan tim medis dalam
video, tim medis sangat mempersiapkan pelayanan yang akan diberikan
dengan berdiskusi sebelum memberikan perawatan terhadap pasien agar
keselamatan pasien terjaga.

Video 2 (Interdiscliplinaly)
Hasil penelitian Parsuraman (et al.) (1988) menjelaskan dimensi kualitas pelayanan kesehatan
diantaranya :
a. Reliability (kehandalan)
yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan tepat dan
kemempuan untuk dipercaya, terutama memberikan jasa secara tepat waktu, dengan
cara yang sama sesuai dengan jadwal yang telah dijanjikan dan tanpa melakukan
kesalahan setiap kali.
b. Responsiviness (daya tanggap)
yaitu kemauan atau keinginan para karyawan untuk membantu dan memberikan jasa
yang dibutuhkan konsumen.
c. Assurance (jaminan)
meliputi pengetahuan, kemampuan, ramah, sopa, dan sifat dapat dipercaya dari kontak
personel untuk menghilangkan sifat keragu-raguankonsumen dan merasa terbebas dari
bahaya dan risiko.
d. Empathy (empati)
yang meliputi sikap kontak personel maupun perusahaan untuk memahami kebutuhan
maupun kesulitan, konsumen, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, kemudahan
dalam melakuk an komunikasi atau hubungan
e. Technicalatau outcome dimension
yaitu berkaitan apa yang diterima konsumen
Dalam video tersebut dari kelima dimensi kualitas pelayanan kesehatan, rumah sakit
tersebut sudah memberikan pelayanan yang sesuai baik fisik maupun psikologis pasien tetapi
tim kesehatan di rumah sakit tersebut tidak memikirkan keselamatan pasien selanjutnya. Tim
rumah sakit lebih memikirkan biaya yang harus dibayarkan pasien tersebut karena asuransi
pasien sudah habis dan pasien sudah tidak bekerja di perusahan itu. pihak rumah sakitpun
terus berusaha menghubungi keluarga pasien walaupun tidak bisa dihubungi untuk perawatan
selanjutnya jika tidak ada informasi mengenai keluarga pasien maka tidak ada jalan lain
pasien akan dikeluarkan dari rumah.
Kunci utama dalam kolaborasi tim kesehatan adalah keterampilan komunikasi yang
efektif, saling menghargai, rasa percaya dan proses pembuatan (kozier, 2010). Konsep
kolaborasi tim kesehatan itu sendiri merupakan hubungan kerja sama yang kompleks dan
membutuhkan pertukaran pengetahuan yang berorientasi pada pelayan kesehatan untuk
pasien. Pada video tersebut terlihat seluruh tim kesehatan telah melakukan kerjasama yang
baik untuk memecahkan masalah salah satu pasien yang ada di RS David Geffen.

Untuk menghasilkan tim yang sukses , satu team perlu menanamkan visi misi agar
mereka dapat memiliki tujuan yang sesuai dan terarah. Selain itu perlu juga menghargai
perbedaan pendapat serta saling percaya antar setiap anggota. Dan setiap anggota juga harus
melakukan komunikasi yang intensif dan efektif agar team sukses dalam mencapai visi
misinya. Pada video tersebut team kesehatan sudah menanamkan karakteristik dengan benar
walaupun tidak menyelesaikan masalah pasien untuk kedepannya.

Video 3 (Komunikasi Efektif RS Pelni)


Hasil penelitian Anton (2013) menjelaskan bahwa “terdapat hubungan antara
keselamatan pasien dengan kualitas pelayanan yang mempunyai kesesuaian di RS Prima
Husada yaitu, untuk perhatian identifikasi pasien, komunikasi saat operan, pengendalian
cairan peka, akurasi ketepatan pemberian obat, dan kebersihan mencuci tangan.”
Berdasarkan video “Komunikasi Efektif Ranap RS Pelni” diketahui jika tindakan yang
dilakukan oleh tenaga medis di RS Pelni sangat terkait dengan keselamatan pasien dan video
tersebut mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Anton (2013) antara lain Perawat
menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan setelah melakukan tindakan, lalu
berkomunikasi dengan dokter melalui media telepon menjelaskan identitas pasien dan
menyebutkan hasil pemeriksaan kondisi pasien, kemudian dokter menugaskan perawat untuk
mengontrol cairan pasien dengan memberikan NaCl 0,9% selain itu dokter juga menugaskan
pemberian obat dengan dosis yang diperlukan kepada pasien.
Elemen penting dalam kolaborasi team kesehatan yanitu keterampilan komunikasi
yang efektif, saling menghargai, rasa percaya, dan proses pembuatan keputusan (Kozier,
2010). Konsep kolaborasi tim kesehatan ini memiliki fungsi kerjasama untuk meningkatkan
keselamatan pasien dan keselamatan kerja. Pada video terlihat bahwa perawat dan dokter
telah melakukan komunikasi dengan efektif dan saling berinteraksi dalam proses pembuatan
keputusan.
Menurut Dr. F. Sri Susilaningsih, MN bahwa “tidak ada satu profesi yang bisa
menyelesaikan permasalahan pasien secara komplit, karena penanganan pasien harus utuh,
berkualitas, dan memuaskan. Berbagai profesi medis tersebut diantaranya dokter, perawat,
apoteker, ahli gizi, dan psikolog. Apabila tidak dilakukan kerjasama tim yang baik, maka
dalam permasalahan pasien akan berpotensi terjadinya fragmanted care, pelayanan yang
tumpang tindih, konflik interprofesional, serta keterlambatan pemeriksaan dan tindakan”.
Dalam video tersebut perawat setelah melakukan pemeriksaan dan tindakan hanya terlihat
bekerja sama dengan dokter tanpa melibatkan tenaga medis yang lainnya dalam membuat
keputusan tindakan yang akan diberikan kepada pasien.

PENUTUP
Kesimpulan :
Dalam melakukan pelayanan kesehatan, keselamatan pasien adalah hal terpenting
yang harus diperhatikan. Keselamatan dan kepuasan pasien sangat dipengaruhi oleh kualitas
pelayanan tenaga medisnya, untuk mencapai pelayanan yang berkualitas harus memenuhi
karakteristik kerja tim yang sukses dan komunikasi yang efektif. Selain itu, kolaborasi antara
tenaga medis juga sangat dibutuhkan, karena dalam melakukan pelayanan kesehatan tidak
hanya satu disiplin ilmu saja yang digunakan tetapi gabungan dari berbagai profesi lainnya
yang saling berkesinambungan.

Rekomendasi :
Saran dari kelompok kami, setiap tenaga medis harus mampu menerapkan aspek-
aspek yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan mengacu pada
karakteristik kerja sama tim yang sukses dan efektif untuk mencapai kepuasan dan
keselamatan pasien dan tenaga kerja kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz, Vincent. (2001). Total Quality Management. Penerbit PT. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Kotler dan Philip, 2009. Marketing Management. New Jersey: Prentice
Permenkes RI NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit
Sumijatun. (2010). Konsep dasar menuju keperawatan profesional. Jakarta: TIM
Sopiah. (2008). Perilaku Organisasi, Yogyakarta: Andi Offset
Prasetyo, Anton. (2013). Hubungan Patient Safety Dengan Kepuasan Pelanggan di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Grhasia PEMDA DIY. Maret 2013.Vol.3.No.2. Jakarta :
eJurnal Keperawatan

Kozier. Erb, Berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fondamental Keperawatan : Konsep,
Proses & Praktik, Volume : 1, Edisi : 7, EGC : Jakarta

Artanti Hendriana. (2014). Praktik Kolaborasi Kesehatan Penting Untuk Tingkatkan


Kualitas Pelayanan Kesehatan. Dikutip 13 September 2019. Diakses pada
http://www.unpad.ac.id/2014/09/praktik-kolaborasi-kesehatan-penting-untuk-tingkatkan-
kualitas-pelayanan-kesehatan/

Zakaria, Muawanah faizatul. (2017). Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Sasaran


Keselamatan Pasien Terhadap Kepuasan Pasien Rumah Sakit Prima Husada
Malang.Vol. 2. No. 2. Malang

Kozier. Erb, berman. Snyder. (2010). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses
Praktik, Volume : 1, Edisi : 7, EGC : Jakarta

Bhatt, B. J. and Swick, M. (2017) Focusing on Teamwork and Communication to Improve


Patient Safety. Diakses pada 13 September 2019, dari https://www.aha.org/news/blog/2017-
03-15-focusing-teamwork-and-communication-improve-patient-safety

Anda mungkin juga menyukai