PEMATERI: BG
PUKUL:
MATERI
PANCA KEGIATAN
Selain Tri Panji, budaya organisasi dalam GMKI juga mengenal Panca Kegiatan. Panca
Kegiatan juga lahir secara historis dari aktivititas founding fathers GMKI, yang akhirnya
membentuk kompetensi kader yang bercirikan Tri Panji. Secara etimologi Panca Kegiatan
bermakna dalam dua suku kata, Panca yang berarti lima, dan Kegiatan yang bermakna aktivitas
atau usaha. Dengan demikian Panca Kegiatan adalah lima kegiatan atau usaha GMKI untuk
membentuk kader dalam menggapai visi GMKI. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan
GMKI adalah beribadah/ berdoa, belajar, bersaksi, bersosial, dan berkreasi.
Belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh kader GMKI sebagai tanggung jawab
masyarakat akademik. Belajar adalah aktivitas membina hubungan dengan ilmu dan riset,
sehingga seseorang menguasai pengetahuan dan suatu kebenaran dari ilmu. Karakteristik belajar
kader GMKI yakni indept dan interdisipliner. Yang dimaknai dengan indept adalah kader GMKI
sangat menguasai ilmu yang ditekuninya sebagai tanggung jawab dalam memilih basis keilmuan.
Founding father GMKI, Leimena merupakan seorang dokter yang cerdas dan terampil. Disitulah
kader GMKI mempertanggung jawabkan basis keilmuannya. Kader GMKI terus melakukan
dialektika lewat diskusi, belajar mandiri, riset dan aktivitas belajar lainnya sebagai upaya
menguasai ilmu yang ditekuninya. Selain indept, karakterisktik berikutnya adalah interdisipliner
yakni dalam belajar seseorang mampu mengaitkan keilmuannya dengan kebenaran ilmu lain
disekitarnya. Kader GMKI selalu berdialektika lintas ilmu, yang mana akan membantu mereka
untuk memahami sebuah konteks secara holistik. Leimena tidak hanya seorang dokter, tapi juga
merupakan seorang negarawan yang unggul, yang menggunakan politik sebagai etika melayani
dan didalamnya melayani kesehatan seluruh masyarakat Indonesia. Kader seperti ini perlu
memiliki kemampuan belajar lintas ilmu, sehingga mampu mengimplementasikan keilmuannya
kedalam masyarakat yang kompleks. Proses belajar haruslah menjadi bagian aktivitas organisasi
sebab GMKI merupakan sumber insane pembangunan, yang mana berangkat dari pemahaman
bahwa mahasiswa adalah calon pemimpin dimasa yang akan datang, pelopor pembaruan dan
penggerak pembangunan nasional. Ciri-ciri mahasiswa selaku masyarakat intelektual adalah
kejernihan pemikirannya dan manfaat pemikiran itu bagi kepentingan umum.. Seorang
intelektual tidak hanya pandai berpikir untuk kepentingan dirinya, melainkan juga untuk
kepentingan masyarakat banyak.
Bersosial berasal dari kata “social” yang mengandung arti segala sesuatu mengenai
masyarakat atau suka memperhatikan kepentingan umum misalnya suka menolong, bergotong
royong, menderma dan sebagainya. Dengan demikian maka kegiatan social sangat terkait dengan
kehidupan masyarakat, dan masyarakat mengandung arti hidup bersama. Tanggungjawab kader
GMKI di tengah-tengah lingkungan masyarakat adalah sangat penting dan berharga. Dengan
menjalankan kehidupan sosial yang tidak terpisah dari masyarakat, maka GMKI mendekatkan
diri dengan medan layan mereka. Mereka akan hidup, beraktivitas, bercanda dan merasakan suka
duka masyarakat, apabila mereka melaksanakan aktivitas sosial. GMKI merupakan bagian dari
masyarakat dan tidak akan menarik diri dari masyarakat. Bentuk-bentuk aktivitas dalam bersosial
adalah menjaga toleransi, terlibat dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan mau melebur
menjadi masyarakat yang bertanggung jawab.
Berkreasi merupakan sebuah aktivitas mengoptimalkan daya kreasi yang sudah ada
sebagai bentuk kecerdasan manusia. Pengoptimalannya dengan cara menciptakan buah pikiran
yang baru dan inovatif. Secara teologis manusia memiliki kemampuan untuk menghasilkan buah
pikiran karena diciptakan oleh Allah melebihi makhluk lain (Kejadian 1:26). Allah menciptakan
manusia lebih tinggi derajadnya dari makhluk lain karena memang ada tujuan tersendiri untuk
meneruskan karya Allah ditengah-tengah dunia yaitu memegang mandate untuk memelihara dan
melestarikan bumi beserta isinya (Kejadian 1:28). Dalam mengembangkan kreatifitasnya, kader-
kader GMKI mampu untuk melihat kesatuan antar ciptaan Allah. Kader-kader GMKI tidak
menciptakan teknologi yang merusak, namun teknologi yang berdaya guna untuk menjamin
keberlanjutan lingkungan hidup.