Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sepak bola adalah olahraga menggunakan bola yang dimainkan oleh dua tim yang
masing-masing beranggotakan 11 (sebelas) orang. Memasuki abad ke-21, olahraga
ini telah dimainkan oleh lebih dari 250 juta orang di 200 negara, yang
menjadikannya olahraga paling populer di dunia. Sepak bola bertujuan untuk
mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit ke gawang
lawan. Sepak bola dimainkan dalam lapangan yang berbentuk persegi panjang, di
atas rumput atau rumput sintetis.

Pada dasarnya, satu tim sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-4 orang
pemain bertahan, (fullback), 2-4 orang pemain tengah, dan 1-3 orang penyerang.
Penjaga gawang adalah satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan
untuk melindungi gawang dari serangan lawan. Umumnya, penjaga gawang
mengenakan pakaian yang berbeda dengan pemain lainnya. Pemain bertahan
memiliki tugas utama untuk menghentikan serangan lawan. Pemain tengah
biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang yang bermain dekat dengan
penyerang dan pemain tengah bertahan yang bermain dekat dengan pemain
bertahan. Penyerang memiliki tugas utama untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Secara umum hanya penjaga gawang saja yang berhak menyentuh bola dengan
tangan atau lengan di dalam daerah gawangnya, sedangkan 10 (sepuluh) pemain
lainnya hanya diijinkan menggunakan seluruh tubuhnya selain tangan, biasanya
dengan kaki untuk menendang, dada untuk mengontrol, dan kepala untuk
menyundul bola. Tim yang mencetak gol lebih banyak pada akhir pertandingan
adalah pemenangnya. Jika hingga waktu berakhir masih berakhir imbang, maka
dapat dilakukan undian, perpanjangan waktu maupun adu penalti, tergantung dari
format penyelenggaraan kejuaraan.

Dalam permainan sepakbola, kiper atau penjaga gawang mempunyai peran yang
sangat besar sekali. Serangan dan bertahan dimulai dari penjaga gawang, dengan
distribusi bola melalui lemparan dan tendangan ke arah pemain lainnya sebuah
serangan dapat diawali, begitu juga dalam bertahan, melalui komandonya
pertahanan yang rapi dapat dilakukan. Dalam sepakbola penjaga gawang memiliki
kualitas yang sama dengan pemain di lapangan. Seringkali Penjaga gawang
sepakbola menggunakan kakinya ketika memulai atau mengambil bagian dalam
suatu serangan. Suatu saat dia menggunakan keterampilan-keterampilan yang
berbeda dan memerlukan latihan khusus teknik penjaga gawang. Penjaga gawang
memainkan satu peran yang unik dan penampilannya sangat penting di lapangan
dalam memenangkan permainan. Karakteristik utama penjaga gawang adalah
spiritual, mental dan fisik. Seorang Penjaga gawang membutuhkan : Kecepatan,
Keberanian , Konsentrasi, Kepercayaan diri, Kecepatan reaksi, Kelenturan,
Keseimbangan, Kekuatan, Power.

Gerakan yang sering dilakukan oleh seorang penjaga gawang adalah sebuah side
jump. Side jump yang maksimal sering dijumpai pada saat pengambilan tendangan
penalty. Dalam pengambilan side jump tersebut,terdapat resiko cedera pada tubuh.
Maka dari itu penulis ingin menganalisis gerakan side jump penjaga gawang dari
sisi kinesiology agar diketahui otot, tulang dan sendi apa saja yang berperan dalam
gerakan side jump.
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang ada, maka penulis dapat membuat suatu rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini, yaitu :

a. Apakah analisis itu?

b. persendian yang terlibat?

c. Apakah Side Jump Penjaga Gawang itu?

d. otot yang bekerja ?

e. gerakan yang terjadi?

f. bentuk latihan mengembangkan otot ?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis merumuskan tujuan penulisan


makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui apa analisis itu,

b. untuk mengetahui pesendian yang di pakai ?

c. untuk mengetahui, apa itu side jum penjaga gawang ?

d. untuk mengetahui otot yang bekerja ?

e. untuk mengetahui analisis kinesiologi gerakan side jump penjaga gawang


dalam sepakbola.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis

Dalam linguistik, analisa atau analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap
sebuah bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. Sedangkan
pada kegiatan laboratorium, kata analisa atau analisis dapat juga berarti kegiatan
yang dilakukan di laboratorium untuk memeriksa kandungan suatu zat dalam
cuplikan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (2001) analisis adalah penelitian
suatu peristiwa atau kejadian (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui
keadaan yg sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb);.

Menurut Syahrul & Mohammad Afdi Nizar analisis berarti melakukan evaluasi
terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan
alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul

Menurut Wiradi analisis adalah aktivitas yang memuat sejumlah kegiatan seperti
mengurai, membedakan, memilah sesuatu untuk digolongkan dan dikelompokkan
kembali menurut kriteria tertentu kemudian dicari kaitannya dan ditaksir
maknanya.

Menurut Kamus Akuntansi analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi


dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan
yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul

Menurut Komaruddin analisis adalah kegiatan berfikir untuk menguraikan suatu


keseluruhan menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen,
hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu keseluruhan
yang terpadu

Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa analisis adalah sebauh langkah
penjabaran atas suatu permasalahan dari setiap bagian, dan penelaahan bagian itu
untuk mendapatkan pemahaman yang tepat serta arti yang keseluruhan dari
permasalahan tersebut.
B. Kinesiologi

Kinesiologi, berasal dari kata Yunani kinesis (gerakan) dan kinein (untuk pindah),
juga dikenal sebagai kinetika manusia, adalah ilmu tentang gerakan manusia.

Kinesiologi berasal dari kata kines dan logos, kines adalah gerak sedangkan logos
berati ilmu, jadi kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gerak,
khususnya gerak pada manusia.

Kinesiologi adalah ilmu yang mempelajari gerak atau the science human
movement yang diaplikasikan dan menjelaskan tentang gerak tubuh manusia
kemudian ilmu ini dapat diaplikasikan terhadap prinsip-prinsip mekanik dalam
gerak manusia yang disebut biomekanika atau biomekanik kinesiology sedangkan
aplikasi anatomi dalam gerak manusia disebut anatomi kinesiologi.

Sehingga secara sederhana kinesiologi adalah mekanika pergerakan manusia


(mechanics of human movement).

Dasar pengkajian atau pembicaraan yang dipakai adalah bahwa tubuh manusia
dipandang sebagai mesin yang melakukan suatu pekerjaan dalam sehari-hari.
Karenanya pengetahuan tentang mekanika harus dimengerti betul-betul.

Kinesiologi bekerja di penelitian, industri kebugaran, secara klinis , dan di


lingkungan industri. Karenanya tepatlah bila kinesiologi dinyatakan sebagai ilmu
paduan dari berbagai cabang ilmu yaitu Ilmu Urai, Ilmu Faal, Biokimia dan
Mekanik.

Bertolak dari pengetahuan Ilmu Urai, khususnya tentang sistem alat gerak, maka
penerapan dasar mekanik tercermin pada bagaimana sikap tubuh, cara jalan
seseorang, cara penggunaan alat-alat rumah- tangga maupun alat-alat olah raga dan
sebagainya. Walaupun pada waktu ini psycholoog. psychiater dan psyehoanalis
sangat berkenan pada penelitian aspek Psychosomatik dari kinesiologi dan
memperbincangkan tentang “mengapa” manusia bergerak, tidak jarang pula
adanya perenung yang merenungkan bahwa memang tepatlah apa yang dikatakan
oleh nenek-moyang kita yaitu bahwa manusia dapat bergerak secara teratur,
berjalan secara anggun dan mempunyai kemampuan penyesuaian dengan
lingkungan; semua ini adalah karunia Tuhan Pencipta Alam Tetapi janganlah salah
sangka, sebab kinesiologi bukanlah suatu studi untuk menikmati karunia Tuhan.
Kinesiologi terapan banyak dijumpai pada bidang kedokteran dan bidang olahraga
serta pelaksanaan penyembuhan fisik dan rehabilitas serta bidang seni
tari.Kinesiology adalah ilmu yang mempelajari gerak atau the science human
movement yang diaplikasikan dan menjelaskan tentang gerak tubuh manusia
kemudian ilmu ini dapat diaplikasikan terhadap prinsip-prinsip mekanik dalam
gerak manusia yang disebut biomekanika atau biomekanik kinesiology sedangkan
aplikasi anatomi dalam gerak manusia disebut anatomi kinesiology.

Model studi kinesiologi pada hakikatnya hampir sama dengan model pendidikan
gerak dalam orientasi nilainya, tetapi menggunakan kegiatan gerak untuk
mempelajari dasar-dasar disiplin gerak manusia (misalnya fisiologi latihan,
biomekanika, dan kinesiologi). Karena itu, model inipun disebut juga sebagai
pendidikan disiplin keilmuan olahraga.

C. Side Jump Penjaga Gawang

Penjaga gawang atau sering disebut Kiper (dalam sepak bola) adalah salah satu
posisi dalam berbagai olahraga sepak bola.

Posisi kiper adalah yang paling khusus dari semua posisi di lapangan. Tidak seperti
pemain lain, kiper dapat menyentuh bola dengan seluruh bagian tubuh mereka,
asalkan di daerah penalti mereka sendiri. Di luar area penalti mereka, kiper
memiliki pembatasan yang sama sebagai pemain lapangan lainnya. Mereka juga
"dilindungi" dari campur tangan aktif oleh lawan-lawan di daerah tujuan mereka
sendiri. Tanggung jawab taktis kiper meliputi:

Untuk menjaga gawang secara fisik menghalangi tembakan percobaan dengan


menggunakan setiap bagian dari tubuh mereka. Kiper diizinkan untuk memainkan
bola dimanapun di lapangan, tetapi ia tidak dapat menangani bola menggunakan
tangannya di luar area penalti.

Untuk mengambil tendangan bebas dari jauh ke dalam wilayah mereka sendiri dan
tendangan gawang.
Untuk mengatur bek-bek tim ketika bermain defensif seperti sepakan bebas dan
tendangan sudut. Dalam hal sepakan bebas, ini termasuk memilih jumlah pemain
penghadang.

Meskipun kiper mempunyai privilese khusus untuk menggunakan tangan saat


bermain di area penalti, mereka juga harus menuruti aturan yang sama dengan
pemain lain. Karena peningkatan gaya bermain mengandalkan umpan silang dan
bola mati yang menggunakan udara, kiper seringkali anggota tim tertinggi, dan
seringkali melebihi 180 cm di kompetisi profesional, dimana banyak kiper terkenal
bertinggi badan kira-kira 193 cm.

Keberanian dalam menjaga gawang adalah sangat penting, banyak aspek yang
menyebabkan orang tidak berani menjadi seorang penjaga gawang. Terkadang
anda akan ditendang dibagian yang orang waras tentunya tidak ingin ditendang,
tetapi itulah bagian dari resiko pekerjaan. Anda diharuskan bermain di tiap
pertandingan dengan percaya diri, kepercayaan diri yang kamu tunjukan saat
berhadapan pemain lawan. Anda harus punya aura “Semua yang di dalam kotak
penalti berada dibawah kendaliku sekarang!”. Setiap tangkapanmu harus mantab,
janganlah ragu katakan bahwa andalah penguasa kotak penalti!, kebanyakan
penjaga gawang melakukan ini. Jangan ada keraguan saat diri anda menjadi
penjaga gawang, anda harus mau bekerja lebih keras. Latihan bagi penjaga gawang
memerlukan ketahanan fisik dan menyakitkan. Anda secara terus menerus akan
menghantam tanah, bersegera bangun dan melakukan diving untuk melakukan
penyelamatan. Anda harus menjadi pemain yang terbugar dalam tim karena latihan
yang berbeda dengan pemain lain, pergerakan kiper lebih dari senam aerobik biasa
mungkin lebih dan anda harus bangga akan hal ini. Anda harus menjadi pelari
jarak jauh seperti teman-temsn setim walaupun anda hanya menjaga sebuah
gawang. Menjadi seorang kiper terkadang juga menyakitkan apabila harus
berhadapan dengan tendangan jarak dekat pemain yang punya tembakan yang
cukup keras.

Apabila seorang penjaga gawang kebobolan, maka mentalnya akan merosot


drastis. Beberapa penjaga gawang kehilangan kesabaran dan ketenangan setelah
kebobolan, tapi kabar baiknya bila penyelamatan yang berikutnya bisa jadi
menyelematkan tim anda atau mungkin bisa menang. Bila anda tetap berkutat
dengan kesalahan yang sama maka bola akan masuk ke dalam gawang tanpa anda
menyadarinya terlebih dahulu. Pada akhirnya sebagai seorang penjaga gawang
anda harus bangga dengan tanggungjawab yang diemban sebagai benteng
pertahanan terakhir. Tim anda harus tau bahwa mereka dapat mengandalkan anda,
dalam sebuah tim yang bermain sangat bertahan sekalipun rekan setim anda perlu
tahu apakah anda berada dibawah mistar gawang dalam keadaan siaga. Ini sebuah
respek yang tidak akan diberikan kecuali dengan kerja keras, semakain keras anda
berjuang mempertahankan mistar gawang maka semakin defensif rekan-rekan anda
bermain.

Gerakan seorang penjaga gawang lebih banyak gerakan jangka pendek, eksplosif,
dan berteknik tinggi, sehingga lebih bersifat biomekanika. Dari penelitian-
penelitian yang sudah berlangsung, diperoleh bahwa dalam sebuah pertandingan
seorang penjaga gawang akan berhadapan dengan tantangan sebagai berikut
(Sorensen, 2008),

Meloncat untuk menangkap bola

Melakukan diving untuk melakukan save

Memiliki kekuatan anaerobik yang memadai untuk melakukan sprint

Memiliki pergerakan lincah

Memiliki reaksi yang cepat

Menghindari terjadinya cedera dari gerakan-gerakan yang dilakukannya

Dari tantangan yang dihadapi di atas, sering dijumpai keadaan dimana seorang
penjaga gawang harus meloncat secara horizontal sekaligus vertical untuk
melakukan penyelamatan. Loncatan inilah yang disebut side jump. Untuk seorang
penjaga gawang, side jump merupakan salah satu gerakan utama untuk melakukan
penyelamatan. Namun, side jump mengandung risiko yang sangat tinggi untuk
memperoleh cedera, terutama pada pinggul, pada saat pendaratan.Dari semua
cedera yang dialami di permainan sepak bola, majoritas berkaitan dengan belahan
bawah dari tubuh seorang pemain (Junge, 2004), termasuk bagian pinggul.
Walaupun, lebih sering terjadi keseleo, fraktur atau patah tulang juga dapat terjadi
pada bagian tubuh tersebut (Goga 2003), dengan penjaga gawang sebagai orang
yang lebih sering terkena cedera pada pinggul dibandingkan dengan pemain
outfield (Schmitt, 2009)

Untuk mengurangi risiko dari cedera terhadap penjaga gawang, pakaian yang
memiliki padding direkomendasikan oleh FIFA (Federation Internationale de
Football Association, 2005). Mayoritas dari celana yang didesain untuk dikenakan
penjaga gawang telah diberikan padding terutama pada bagian atas lengan kaki,
baik di bagian anterior maupun posterior. Namun, masih banyak yang dapat
dilakukan untuk memperbaiki padding pada pakaian penjaga gawang (Schmitt,
2008) dan tidak semua penjaga gawang mengenakan celana tersebut karena
padding yang dikenakan dapat menggangu pergerakan natural penjaga gawang
(Nusser, 2008).

Padding atau pengamanan terhadap pinggul penjaga gawang mirip dengan


pengamanan yang digunakan oleh orangtua yang membutuhkannya untuk
mengurangi risiko cedera ketika jatuh. Oleh karena itu, beberapa penelitian sudah
membahas biomekanika jatuhnya seseorang. Pada tahun 1999, Sabick
menganalisis gaya vertikal yang timbul padasaat seseorang jatuh dari posisi
jongkok (Sabick,1999). Van den Kroonenberg melakukan analisis yang sama tetapi
dengan subject dalam keadaan awal berdiri atau berjalan. Dari penelitian-penelitian
tersebut, didapat bahwa beban yang dirasakan oleh pinggul mencapai 2.83 - 4.45
kali berat badan subject dengan kecepatan impact sebesar 1.18ms-1 sampai 2.75
ms-1(Van den Kroonenberg, 2008).

D. Sepakbola

Sejarah olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan -3 sebelum Masehi di
Cina. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan
menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan
sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga
digemari terutama mulai abad ke-16.

Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari. Di
beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama
pertandingan sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan
pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk
memainkan sepak bola. Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar
menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah.
Kelahiran sepak bola modern terjadi di Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika
11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan
tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby
dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai
dilarang dalam sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh
pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904,
asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an,
berbagai kompetisi dimainkan diberbagai negara.

Pada dasarnya, satu tim sepak bola terdiri dari 1 orang penjaga gawang, 2-4 orang
pemain bertahan, (fullbacks), 2-4 orang pemain tengah, dan 1-3 orang penyerang.
Penjaga gawang adalah satu-satunya pemain yang boleh menggunakan tangan
untuk melindungi gawang dari serangan lawan. Umumnya, penjaga gawang
mengenakan pakaian yang berbeda dengan pemain lainnya. Pemain bertahan
memiliki tugas utama untuk menghentikan serangan lawan. Pemain tengah
biasanya terdiri dari pemain tengah penyerang yang bermain dekat dengan
penyerang dan pemain tengah bertahan yang bermain dekat dengan pemain
bertahan. Penyerang memiliki tugas utama untuk mencetak gol ke gawang lawan.

Posisi dasar pemain dapat mengalami modifikasi menjadi berbagai pola atau taktik
permainan. Beberapa pola pemain yang sering digunakan dalam berbagai
kejuaraan adalah 4-4-2 (paling sering digunakan), 3-4-2-1 (kekuatan terletak di
bagian tengah lapangan), serta 4-3-3 (formasi klasik dari tahun 1970-an yang
sering digunakan oleh sistem total football Belanda dan Jerman Barat ).

Untuk pertandingan internasional dewasa, lapangan sepak bola internasional yang


digunakan memiliki panjang yang berkisar antara 100-120 meter dan lebar 65-75
meter. Di bagian tengah kedua ujung lapangan, terdapat area gawang yang berupa
persegi empat berukuran dengan lebar 7.32 meter dan tinggi 2.44 meter. Di bagian
depan dari gawang terdapat area pinalti yang berjarak 16.5 meter dari gawang.
Area ini merupakan batas kiper boleh menangkap bola dengan tangan dan
menentukan kapan sebuah pelanggaran mendapatkan hadiah tendangan pinalti atau
tidak.
Lama permainan sepak bola normal adalah 2 × 45 menit, ditambah istirahat selama
15 menit di antara kedua babak. Jika kedudukan sama imbang, maka diadakan
perpanjangan waktu selama 2×15 menit, hingga didapat pemenang, namun jika
sama kuat maka diadakan adu penalti. Wasit dapat menentukan berapa waktu
tambahan di setiap akhir babak sebagai pengganti dari waktu yang hilang akibat
pergantian pemain, cedera yang membutuhkan pertolongan, ataupun penghentian
lainnya. Waktu tambahan ini disebut sebagai injury time atau stoppage time.

Gol yang dicetak dalam perpanjangan waktu akan dihitung menjadi skor akhir
pertandingan, sedangkan gol dari adu penalti hanya menentukan apabila suatu tim
dapat melaju ke pertandingan selanjutnya ataupun tidak (tidak mempengaruhi skor
akhir). Pada akhir tahun 1990-an, International Football Association Board (IFAB)
memberlakukan sistem gol emas (golden gol) atau gol perak (silver gol) untuk
menyelesaikan pertandingan. Dalam sistem gol emas, tim yang pertama kali
mencetak gol saat perpanjangan waktu berlangsung akan menjadi pemenang,
sedangkan dalam gol perak, tim yang memimpin pada akhir babak perpanjangan
waktu pertama akan keluar sebagai pemenang. Kedua sistem tersebut tidak lagi
digunakan oleh IFAB.

Apabila pemain melakukan pelanggaran yang cukup keras maka wasit dapat
memberikan peringatan dengan kartu kuning atau kartu merah. Pertandingan akan
dihentikan dan wasit menunjukkan kartu ke depan pemain yang melanggar
kemudian mencatat namanya di dalam buku. Kartu kuning merupakan peringatan
atas pelanggaran seperti bersikap tidak sportif, secara terus-menerus melanggar
peraturan, berselisih kata-kata atau tindakan, menunda memulai kembali
pertandingan, keluar-masuk pertandingan tanpa persetujuan wasit, ataupun tidak
menjaga jarak dari pemain lawan yang sedang melakukan tendangan bebas atau
lemparan ke dalam. Pemain yang menerima dua kartu kuning akan mendapatkan
kartu merah dan keluar dari pertandingan.

Pemain yang mendapatkan kartu merah harus keluar dari pertandingan tanpa bisa
digantikan dengan pemain lainnya. Beberapa contoh tindakan yang dapat diganjar
kartu merah adalah pelanggaran berat yang membahayakan atau menyebabkan
cedera parah pada lawan, meludah, melakukan kekerasan, melanggar lawan yang
sedang berusaha mencetak gol, menyentuh bola untuk mencegah gol, dan
menggunakan bahasa atau gerak tubuh yang cenderung menantang.
Dalam pertandingan profesional, terdapat 4 petugas yang memimpin jalannya
pertandingan, yaitu wasit, 2 hakim garis, dan seorang petugas di pinggir tengah
lapangan. Wasit memiliki peluit yang menandakan apakah saat berhenti atau
memulai memainkan bola. Dia juga bertugas memberikan hukuman dan peringatan
atas pelanggaran yang terjadi di lapangan. Masing-masing penjaga garis
bertanggung jawab mengawasi setengah bagian dari lapangan. Mereka membawa
bendera dengan warna terang untuk menandakan adanya pelanggaran, bola keluar,
ataupun offside. Biasanya mereka akan bergerak mengikuti posisi pemain belakang
terakhir.

Petugas terakhir memiliki tugas untuk mencatat semua waktu yang sempat terhenti
selama pertandingan berlangsung dan memberikan info mengenai tambahan waktu
di akhir setiap babak. Petugas ini juga bertugas memeriksa pergantian pemain dan
menjadi penghubung antara manager tim dengan wasit. Dalam beberapa
pertandingan, teknologi penggunaan video atau penggunaan orang kelima untuk
menentukan ketepatan keputusan wasit mulai digunakan. Misalnya yang
menentukan apakah suatu bola telah melewati garis atau apakah seorang pemain
berada dalam keadaan offside ketika mencetak gol.

E. Analisis Biomekanika Side Jump Penjaga Gawang Sepakbola

Gerakan Awal

Untuk gerakan awal pada gerakan side jump adalah badan sedikit merunduk
dengan cara sedikit menekuk lutut, kemudian kedua tangan berada pada posisi siap
yaitu berada di sebelah paha, dan juga pandangan mata kearah depan (titik awal
bola).

A. Gerakan Awal Side JumP

B.Analisis Gerakan Awal Pada Lutut (Articulatio Genu)


C. dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan awal maka analisis kinesiologinya
adalah sebagai berikut :

· Pada articulatio Genu terjadi gerakan Retro Fleksi

· Bidang gerak : Sagital

· Axis / Sumbu : Sagital dan Longitudinal

· Tulang : Patella, Tibia, Fibula

· Otot yang Berperan : Biceps Femoris, Semitendinosus, dan

Semimembranosus

ü Biceps Femoris

Ø Origo : Caput Longum: tuber ischiadicum

Caput Breve: labium laterale linea asperae

Ø Insertio : Capitulum Fibulae (bagian terbesar)

ü Semitendinosus

Ø Origo : Tuber ischiadicum

Ø Insertio : Facies medialis tibiae

ü Semimembranosus

Ø Origo : Tuber ischiadicum

Insertio : Simpai sendi lutut


Gambar 2.1.2 : Analisis Gerakan Awal Pada Siku (Articulatio Cubiti)

Seperti pada gambar 2.1.2 diatas dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan awal
maka analisis kinesiologinya adalah sebagai berikut :

· Pada articulatio Cubiti terjadi gerakan Fleksi

· Bidang gerak : Frontal

· Axis / Sumbu : Transversal dan Longitudinal

· Tulang : Humerus, Radius, Ulna

· Otot yang Berperan : Biceps Brachii

ü Biceps Brachii

Ø Origo : Caput Longum: tuberositas Supraglenoidal

Ø Insertio : Tuberositas Radii


Analisis Gerakan Awal Pada Bahu (Articulatio Humeri)

dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan awal maka analisis kinesiologinya
adalah sebagai berikut :

· Pada articulatio Humeri terjadi gerakan Pronasi

· Bidang gerak : Transversal

· Axis / Sumbu : Transversal dan Sagital

· Tulang : Humerus, Scapula, Clavicula

· Otot yang Berperan : Teres Major, Teres Minor, Subscapularis

ü Teres Major

Ø Origo : Margo Axillaris, Angulus Inferior Scapulae

Ø Insertio : Crista Tuberculi Minoris Humeri

ü Teres Minor

Ø Origo : Margo Axillaris Scapulae

Ø Insertio : Tuberculum Majus Humeri Bagian Bawah

ü Subscapularis

Ø Origo : Facies Costalis Scapulae

Ø Insertio : Tuberculum Minus Humeri


Gerakan Saat Melayang Di Udara

Saat melayang diudara posisi tubuh penjaga gawang adalah miring kesamping
(horizontal) dengan kedua kaki berada disamping, tangan dijulurkan keatas (kearah
kepala).

Gerakan Saat Melayang Di Udara

Analisis Gerakan Saat Melayang Di Udara Pada Engkel (Articulatio

Talocruralis)

dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan saat melayang diudara maka analisis
kinesiologinya adalah sebagai berikut :

· Pada articulatio Talocruralis terjadi gerakan Ekstensi

· Bidang gerak : Frontal

· Axis / Sumbu : Sagital dan Longitudinal

· Tulang : Tibia, Fibula, Tallus

· Otot yang Berperan : Proneaus Longus, Proneaus Brevis

ü Proneaus Longus

Ø Origo : Caput Fibulae, Facies Lateralis Fibulae

Ø Insertio : Os Cuneiforme I, Basis Ossis Metatarsalis I

ü Proneaus Brevis

Ø Origo : Facies Lateralis Fibulae

Ø Insertio : Basis Ossis Metatarsalis V


Analisis Gerakan Awal Pada Lutut (Articulatio Genu)

dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan saat melayang diudara maka analisis
kinesiologinya adalah sebagai berikut :

· Pada articulatio Genu terjadi gerakan Retro Fleksi

· Bidang gerak : Sagital

· Axis / Sumbu : Sagital dan Longitudinal

· Tulang : Patella, Tibia, Fibula

· Otot yang Berperan : Biceps Femoris, Semitendinosus, dan

Semimembranosus

ü Biceps Femoris

Ø Origo : Caput Longum: tuber ischiadicum

Caput Breve: labium laterale linea asperae

Ø Insertio : Capitulum Fibulae (bagian terbesar)

ü Semitendinosus

Ø Origo : Tuber ischiadicum

Ø Insertio : Facies medialis tibiae

ü Semimembranosus

Ø Origo : Tuber ischiadicum

Insertio : Simpai sendi lutut


Analisis Gerakan Melayang Di Udara Pada Bahu (Articulatio Humeri)

Seperti pada gambar 2.2.3 diatas dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan saat
melayang diudara maka analisis kinesiologinya adalah sebagai berikut :

· Pada articulatio Humeri terjadi gerakan Rotasi

· Bidang gerak : Transversal

· Axis / Sumbu : Transversal dan Sagital

· Tulang : Humerus, Scapula, Clavicula

· Otot yang Berperan : Delteoideus, Supraspinatus, Infraspinatus

ü Delteoideus

Ø Origo : Extremitas Acromialis Calviculae,

Acromion

Ø Insertio : Tuberositas Deltoidea Humeri

ü Supraspinatus

Ø Origo : Fossa Supraspinata Scapulae

Ø Insertio : Tuberculum Majus Humeri Bagian Atas

ü Infraspinatus

Ø Origo : Fossa Infraspinata Scapulae

Ø Insertio : Tuberculum Majus Humeri Bagian Tengah


Analisis Gerakan Melayang Di Udara Pada Siku (Articulatio Cubiti)

posisi anatomi beralih menjadi gerakan saat melayang diudara maka analisis
kinesiologinya adalah sebagai berikut :

· Pada articulatio Cubiti terjadi gerakan Fleksi

· Bidang gerak : Frontal

· Axis / Sumbu : Transversal dan Longitudinal

· Tulang : Humerus, Radius, Ulna

· Otot yang Berperan : Biceps Brachii

ü Biceps Brachii

Ø Origo : Caput Longum: tuberositas Supraglenoidal

Ø Insertio : Tuberositas Radii


Gerakan Akhir

Gerakan akhir dari rangkaian gerakan side jump adalah gerakan berguling dengan
kaki sedikit ditekuk, begitu juga dengan siku, seperti pada gambar 2.3 dibawah ini.

Gerakan Akhir Side Jump

Analisis Gerakan Akhir Pada Lutut (Articulatio Genu)

dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan akhir maka analisis kinesiologinya
adalah sebagai berikut :

· Pada articulatio Genu terjadi gerakan Retro Fleksi

· Bidang gerak : Sagital

· Axis / Sumbu : Sagital dan Longitudinal

· Tulang : Patella, Tibia, Fibula

· Otot yang Berperan : Biceps Femoris, Semitendinosus, dan

Semimembranosus

ü Biceps Femoris

Ø Origo : Caput Longum: tuber ischiadicum

Caput Breve: labium laterale linea asperae

Ø Insertio : Capitulum Fibulae (bagian terbesar)

ü Semitendinosus

Ø Origo : Tuber ischiadicum

Ø Insertio : Facies medialis tibiae

ü Semimembranosus

Ø Origo : Tuber ischiadicum

Insertio : Simpai sendi lutut


Analisis Gerakan Melayang Di Udara Pada Siku (Articulatio Cubiti)

dari posisi anatomi beralih menjadi gerakan akhir maka analisis kinesiologinya
adalah sebagai berikut :

· Pada articulatio Cubiti terjadi gerakan Fleksi

· Bidang gerak : Frontal

· Axis / Sumbu : Transversal dan Longitudinal

· Tulang : Humerus, Radius, Ulna

· Otot yang Berperan : Biceps Brachii

ü Biceps Brachii

Ø Origo : Caput Longum: tuberositas Supraglenoidal

Ø Insertio : Tuberositas Radii


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Secara umum, penjaga gawang yang melakukan gerakan side jump melibatkan
persendian-persendian besar seperti articulatio tallocruralis, articulatio genu,
articulation coxae, articulatio cubiti, dan juga articulatio humeri. Oleh sebab itu
tulang dan otot yang terlibat juga relatif besar seperti Musculus Biceps Femoris,
Semitendinosus, Semimembranosus, Biceps Brachii, Teres Major, Teres Minor,
Subscapularis, Proneaus Longus, Proneaus Brevis, Delteoideus, Supraspinatus,
Infraspinatus. Kemudian Os Tallus, Tibia, Fibula, Patella, Radius, Ulna, Humerus.

Dari Tulang, Otot, dan Persendian yang terlibat, terlihat jelas bahwa gerakan side
jump memang sebuah gerakan yang kompleks sehingga melibatkan hampir semua
anggota gerak yang ada pada tubuh manusia yang juga tentu memiliki resiko
cedera yang besar pula jika terjadi kesalahan dalam melakukan gerakan.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Sepak Bola”. Makalah ini
berisikan informasi tentang Sepak bola. Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang sepak bola. Saya menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Palembang, 2015

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................... i

Daftar Isi ............................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...

a. Latar belakang.
b. Rumusan masalah.

BAB II PEMBAHASAN .................. .

a. Persendian yang terlibat


b. Gerakan yang terjadi
c. Otot yang bekerja
d. Bentuk latihan yang mengembangkan otot

BAB III PENUTUP ..................... .

Kesimpulan ................................................
MAKALAH
Dosen : Dr.Anto Sukamto, M.Pd.

Disusun oleh:

Nama : Arya galang prakoso

NIM : 1732042035

Mata Kuliah : Kinesiolgi Olahraga

Anda mungkin juga menyukai