Anda di halaman 1dari 7

PAPER PETROGRAFI BATUAN SILISIKLASTIK

1. Jelaskan mengenai tipe porositas pada batuan sedimen silisiklastik!


Porositas pada batuan sedimen merupakan besarnya pori yang berada dalam batuan. Porositas
pada batuan sedimen dibedakan menjadi:
- Fabric Selective
Tipe porositas ini dikontrol oleh tekstur pengendapan atau proses saat batuan tersebut
mengendap, mengalami kompaksi, dan litifikasi. Terbagi menjadi :

Gambar 1. Tipe Porositas pada batuan sedimen silisiklastik


a. Intercorpuscules
Porositas pada batuan yang terbentuk pada ruang yang terdapat pada sela-sela antar
partikel atau butir-butir dalam batuan sedimen. Dengan meningkatnya diagenesis pada
batuan disertai dengan menurunnya tingkat porositas pada batuan.
b. Fenestrae
Porositas yang dicirikan dengan adanya lubang atau celah pada batuan yang dikuasi
oleh butiran (grain supported) dimana pada porositas jenis ini terdapat kesejajaran
antar lubang atau celah. Biasanya dijumpai pada batuan karbonat karena adanya
proses grain biding, bioturbasi, pembentukan gelembung gas yang berasosiasi dengan
dekomposisi material organic dan lain-lain.
c. Intracorpuscules
Jenis porositas yang dicirikan adanya celah atau lubang pori yang terbentuk pada
fragmen contoh rongga pada fosil seperti moluska, koral, brioxoa, dan lain-lain. Atau
terbentuk karena akibat kontak kontak antara mineral yang menyusun batuan.
d. Intercristaline
Porositas yang terbentuk diantara kristal-kristal mineral. Jenis ini dapat diamati pada
batuan sedimen evaporasi, batuan beku, atau batuan metamorf.
e. Mouldic
Porositas sekunder yang terbentuk karena adanya pelarutan atau pencucian dan terjadi
sementasi, umumnya terjadi pada ooids, proses reduksi. Total porositas dapat
menginterpretasikan waktu relative antar partikel terkompaksi dan sementasi.
f. Shelter
Porositas yang berbentuk lensa atau paying dimana pori-pori terletak dibagian bawah
atau dalam dari payung.
g. Cavites de croissance
Porositas yang terbentuk oleh skeletal growth seperti koral, stromatoporoid, atau laga.
- Non fabric Selective
a. Fracture
Porositas yang terbentuk berasal dari retakan pada batuan yang brittle, dan retakan
tersebut disebabkan oleh tektonik.
b. Chenaux
Porositas yang berbentuk memanjang, umumnya terjadi pada batugamping yang
mengalami dissolution dibawah titik jenuh air.
c. Vuggy
Porositas yang berbentuk pori lubang yang memiliki diameter > 1/16 mm sehingga
dapat terlihat oleh mata telanjang. Lubang-lubang terbentuk karena adanya proses
disolusi secara intensif oelh air meteoric dan pada jangka waktu lama, cirinya ukuran
pori lebih besar dari butiran disekitarnya. Pori-pori ini biasayan memiliki bentuk yang
kasar.
d. Ceverne
Porositas yang berukuran besar yang berbentuk pori yang sangat cerah dapat berupa
channel atau vuggy yang besar
e. Brecia
Porositas yang merupakan kelanjutan dari rekahan yang bertambah jarak antar
dinding-dinding yang merekah. Porositas ini terjadi karena adanyaa tektonik.
f. Boring dan Burrow
Porositas ini terbentuk dari hasil biologi atau pada batugamping karena pelarutan yang
menyebakan rongga membesar.
2. Jelaskan perbedaan kuarsa polikristalin dan kuarsa monokristalin!
Pada kuarsa monokristalin batas antar kristal terlihat jelas, dan terdiri dari satu kristal yang
utuh bukan berasal dari potongan dari kuarsa yang besar (pengamatan dibawah mikroskop).
Pada kuarsa monokristalin membentuk mineral yang lebih stabil dibanding kuarsa
polikritsalin.

PPL XPL
Gambar 2. Mineral Kuarsa Monokristalin
Sedangkan pada kuarsa polikristalin berasal dari satu kristal kuarsa yang besar kemudian
pecah dan batas antar kristal tidak terlihat jelas. Pada kuarsa polikristalin dapat terbentuk
pada batuan metamorf, dimana ukuran kristal kuarsa meningkat atau membesar (pengamatan
menggunakan dibawah mikroskop).

PPL XPL
Gambar 3. Mineral Kuarsa Polikristalin
3. Jelaskan perbedaan antara litik sedimen, litik batuan beku, dan litik metamorf dalam
kenampakannya secara mikroskopik!
Pada kenampakan secara mikroskop untuk membedakan litik batuan beku dan metamorf
dengan litik sedimen adalah ada dan tidak adanya interlocking pada mineral atau fragmen
pada batuan, pada batuan beku dan metamorf terdapat interlocking sedangkan batuan sedimen
material belum saling mengunci dan biasanya material litik tersebar (grain supported atau
matrix supported. Berikut ciri-ciri dari masing-masing pada kenampakan di bawah
mikroskop:
a. Litik Beku
Terbagi menjadi dua yaitu:
- Frgamen Vulkanik
Tersusun oleh kristal euhedral seperti plagioklas
dan biasanya fine grained atau matriks berupa gelas
dan mineral kuarsan berupa monokristalin.

- Fragmen Plutonik
Memiliki ukuran mineral yang besar, anhedral,
dan biasanya terdapat kristal yang saling tumbuh
bersama contoh pada kuarsa, feldspar, dan biotit
(granit) atau plagioklas, piroksen, amphibole
(gabro). Pada mineral feldspar tampak zonasi, dan kuarsa berupa monokristalin.
b. Fragmen Sedimen
Berupa material lepas yang terdiri dari beberapa mineral
atau fragmen kecil, dan berbentuk rounded, butir atau
fragmen batuan yang ada atau mineral berasal dari batuan
sumber. Terdiri dari matriks-matriks yang mengisi sela
yang terdiri dari material berukuran kecil.
c. Fragmen Metamorf
Mineralnya biasanya memanjang atau memiliki tekstur
foliasi seperti biotit dan muskovit. Kuarsa yang ada
berupa kuarsa polikristalin yang tampak jelas, dan
biasanya terdapat inklusi mika.
Contoh pengamatan batuan sedimen dengan litik sedimen berupa chert.

Gambar 4. Litik Chert sebagi litik sedimen


Contoh pengamatan batuan sedimen dengan litik beku berupa batuan vulkanik

Gambar 5. Litik Vulkanik pada batuan sedimen


4. Jelaskan cara menggunakan klasifikasi Pettijohn (1987)!

Gambar 6. Klasifikasi batuan sedimen silisiklastik Pettijohn (1987)


Cara menggunakan klasifikasi Pettijohn (1987) dengan membedakan anara matriks dan
fragmen, serta menghitung komposisi dari matriks secara persen dari kenampakan pada satu
medan pandang, apabila matriks 0 – 15 % dari kenampakan medan pandang maka
menggunakan segitiga bagian depan (arenits), apabila matriks 15 – 75 % dari kenampakan
pada medan pandang maka menggunakan segita tengah (wackes), apabila matriks > 75 %
maka nama batuan adalah mudrocks. Setelah mengetahui jumlah presentase dari matriks
maka mendiskripsi fragmen yang ada pada batuan secara mikroskopik dan bedakan antara
feldspar, kuarsa dan litik. Penentuan jumlah fragmen menggunakan prinsip point counting
atau menghitung jumlah fragmen yang ada. Normalisasi mineral feldspar, kuarsa, dan litik
yang ada menjadi 100 %. Kemudian plot pada segitiga sesuai dengan presentase mineral atau
fragmen yang ada. Untuk penentuan nama batuan Arenite, Wackes, dan Mudrocks sebagai
berikut:
a) Arenit
Untuk penentuan nama batuan jika matrik kurang dari 25 % digolongkan lagi menjadi 7
jenis batuan tergantung kelimpahan kuarsa, feldspar dan litik.
 Quartz arenit : jika kelimpahan kuarsa lebih dari 95 %.
 Subarkose : jika kelimpahan kuarsa kurang dari 95 % dan lebih dari 75 %, feldspar dan
litik kurang dari 25 % tetapi lebih dominan feldspar.
 Sublitharenit : jika kelimpahan kuarsa kurang dari 95 % dan lebih dari 75 %, feldspar dan
litik kurang dari 25 % tetapi lebih dominan litik.
 Arkose : jika kelimpahan kuarsa kurang dari 75 %, feldspar lebih dari 25 %, dan litik
kurang dari 25 %.
 Litik arkose : jika kelimpahan kuarsa kurang dari 75 %, feldspar lebih dari 25 %, dan litik
lebih dari 25 %.
 Arkosic arenit : jika kelimpahan feldspar lebih dari 50 %.
 Litharenit : jika kelimpahan litik lebih dari 50 %.
b) Wackes
Untuk penentuan nama batuan jika matrik lebih dari 25 % dan kurang dari 75 %. Wackes
digolongkan menjadi 3 yaitu :
 Quartzwacke : jika kelimpahan kuarsa lebih dari 95 %.
 Feldspar greywacke : jika kelimpahan feldspar lebih dari 50 %.
 Litik greywacke : jika kelimpahan litik lebih dari 50 %.
c) Mudrocks
Untuk penentuan nama batuan jika mengandung matrik lebih dari 75 %.
Contoh deskripsi batuan :
Apabila ditemukan batuan sedimen silisiklastik dengan matriks 10 %, dengan komposisi
kuarsa 100, plagioklas 60, hornblende 15, piroksen 10, mineral opak 10, serta litik beku 20.
Apa nama dari batuan sedimen?
- Setelah diketahui komposisi matriks 10 % maka masuk ke arenite
- Komposisi total feldspar 60, kuarsa 100, dan litik 20 maka total 180 fragmen dan mineral
- Presentase dari masing-masing komposisi:
Feldspar : (60/180) x 100 % = 33 % ( )
Kuarsa : (100/180) x 100 % = 56% ( )
Litik : (20/180) x 100 % = 11 % ( )
- Plot pada diagram dan didapatkan nama batuan berupa Arkose

Daftar Pustaka:
Anonim. 2015. Modul Praktikum Petrografi Batuan Sedimen Silisiklastik. Tidak
Dipublikasikan
Haywick, Douglas W. Slide Presentasi Sedimentary Petrology. USA : University of
South Alabama
Hidayat, Rachmadi. 2014. Slide Presentasi Sedimentologi: Studi Provenance. Tidak
Dipublikasikan

Anda mungkin juga menyukai