Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.

)
2(4) – Desember 2013: 235-241 : (ISSN : 2303-2162)

Tumbuhan Ficus L. (Moraceae) di hutan konservasi Prof. Soemitro


Djojohadikusumo, PT. Tidar Kerinci Agung (TKA), Sumatera Barat

Ficus L. plants (Moraceae) in the forest conservation Prof. Soemitro


Djojohadikusumo, PT. Tidar Kerinci Agung (TKA), West Sumatera

Nur’aini 1) *, Syamsuardi 1), Ardinis Arbain2).


1)
Herbarium Universitas Andalas (ANDA), Padang, Sumatera Barat 25163
2)
Laboratorium Taksonomi Tumbuhan, Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Andalas, Padang, Sumatera
Barat 25163
*
Koresponden: Nur_aini89@rocketmail.com.

Abstract
The floristic study of Ficus L. at conservation forest Prof. Soemitro Djojohadikusumo PT. Tidar
Kerinci Agung (TKA) West Sumatera have been carried out from September 2012 to January
2013. Samples were directly collected during surveys along the tracks at the study area between
300 and 543 meter above sea levels. The samples were processed and identified at Herbarium
ANDA, Biology Department. Twenty spesies of Ficus were identified. Each species could be
distinguished by some specific morphological characters such as stipula, leaf frorm, waxy
glands, and fruit type. We prepared description for each species and determination key of
species level.

Keywords: Ficus, forest conservation, floristic study, morfologycal character, palm oil planation
and Species.

Pendahuluan Philipina. Kochummen (1978) juga


melaporkan bahwa ada 101 jenis yang ada
Ficus merupakan salah satu jenis tumbuhan di Semenanjung Malaya, sedangkan Jawa
yang paling penting dari ekosistem hutan. memiliki 72 jenis (Backer,1965). Hooker
Beberapa dari organisme hidup tergantung (1982) mempublikasikan 600 jenis yang
pada keberadaan Ficus, seperti serangga- terdapat di India, Burma, dan Srilangka.
serangga yang sifatnya spesifik (Whitmore, Menurut Loutfy et al., (2005) jumlah Ficus
1978). Secara umum masyarakat mengenal pada daerah tropis sudah hampir mencapai
Ficus dengan nama beringin, ara/aro, 800 jenis.
jilabuak atau sikalabuak dengan ciri khas Ficus dapat ditemukan di hutan
pada bentuk dan struktur buah yang disebut yang ada di dataran tinggi sampai dataran
dengan fig atau syconium. Fig merupakan rendah ataupun daerah terbuka. Hutan
bunga atau buah semu majemuk yang konservasi Prof. Soemitro
disusun oleh receptaculum atau dasar bunga Djojohadikusumo . merupakan salah satu
yang berdaging dan berair. Bunga atau buah hutan yang ada di datran rendah sampai
yang sesungguhnya terdapat pada dinding tinggi dengan kondisi yang unik, karena
sebelah dalam dari receptaculum tersebut hutan ini ada di dalam kawasan perkebunan
(Hooker, 1982). kelapa sawit. Pada saat ini sebagian besar
Ficus terdiri dari hampir 800 jenis, hutan telah berubah menjadi perkebunan
yang tersebar di seluruh dunia, tetapi lebih kelapa sawit yang berdampak pada
banyak didapatkan pada daerah tropis dan penurunan jumlah keanekaragaman hayati.
sebagian besar di Indo-Malesia (Ridley, Oleh karena itu hutan yang tersisa seperti
1925). Dari sekian banyak jenis Ficus, hutan konservasi Prof. Soemitro
Ridley (1925) melaporkan ada 92 jenis di Djojohadikusumo. diharapkan dapat
Asia dan Asia tropis. Merril (1974) dipertahankan keberadaannya, apalagi
mempublikasikan 100 jenis yang terdapat di perusahaannya sengaja menyisihkan hutan

Accepted: 23 Juli 2013


236
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
2(4) – Desember 2013: 235-241 : (ISSN : 2303-2162)

konservasi sebagai sumber dan cadangan banyak dan dekat dengan aliran sungai,
air bagi masyarakat perkebunan dan lima jenis diantaranya merupakan jenis
sekitarnya. yang tidak di temukan oleh penilitian
Berdasarkan informasi yang sebelumnya oleh Ismanidar (1998) di
didapatkan, di kawasan hutan konservasi Kodya Padang (F. callosa, F. kurzii, F.
Prof. Soemitro Djojohadikusumo PT. TKA pisifera, dan F. Rumpii). Jenis-jenis Ficus
terdapat Ficus, namun belum diketahui yang ditemukan pada umumnya memiliki
jenisnya, untuk itu diperlukan inventarisasi habit yang bervariasi. Habit yang berupa
jenis-jenis Ficus yang terdapatkan di hutan pohon sebanyak 55 %, dengan kedudukan
konservasi Prof. Soemitro fig umumnya terdapat di batang,
Djojohadikusumo. Informasi mengenai percabangan atau dekat dengan axilaris.
jenis-jenis Ficus di daerah hutan konservasi Jenis Ficus yang habitnya strangle
ini sangat penting untuk bahan ditemukan sebanyak 25% dengan
pertimbangan dalam mempertahankan kedudukan fig umumnya terdapat di
hutan konservasi untuk kedepannya. axilaris. Ditemukan 20 % jenis Ficus yang
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui habitnya berupa perdu, epifit dan hemi-
jenis-jenis, menentukan karakter pembeda epifit dengan kedudukan fig axilaris dan
dan mengetahui persebaran Ficus di hutan ujung cabang. Menurut Berg and Corner
konservasi Prof. Soemitro (2005) kebanyakan posisi fig berada
Djojohadikusumo PT. TKA Sumatera axillaris dan berpasangan. Selain itu ada
Barat. beberapa spesies dari Ficus yang fig-nya
ditemukan dibawah daun, cabang maupun
Metode Penelitian pada batang. Pada sub genus Sycidium, fig
terdapat pada percabangan tepatnya di
Pencarian sampel Ficus dan internodus dan juga batang.
pengkoleksian di lapangan dilaksanakan Jenis-jenis Ficus yang ditemukan
secara langsung di lapangan. Disamping berada pada ketinggian yang bervariasi. Ini
pengkoleksian tumbuhan dilakukan juga dapat dilihat dengan hasil yang diperoleh
pencatatan data lapangan yaitu tempat pada saat penelitian (Gambar 1). Jenis-jenis
tumbuh, habit, dan morfologi dan titik Ficus yang ditemukan berada pada
kooardinat lokasi ditemukannya setiap ketinggian 300-543 mdpl, Umumnya Ficus
sampel. Sampel difoto, dikoleksi, dan diberi ditemukan di daerah dataran rendah,
label, setelah itu dilakukan pengawetan namun enam jenis diantaranya berada di
lapangan dengan mengunakan alkohol 70%. daerah dataran tinggi yaitu F. benjamina, F.
Selanjutnya pembuatan spesimen dan callosa, F. grassularioides F.
pengidentifikasian dilakukan di Herbarium uniglandulosa, dan F. xyllophylla.
Universitas Andalas (ANDA) dengan Kochummen (1969) serta Berg and Cornert
mengunakan buku acuan (Ridley (1925), (2005) menyatakan Ficus dapat ditemukan
Corner dan Watanabe (1969), Backer sampai ketinggian 2400 mdpl
(1965), Kochummen (1978), dan Berg dan Pada Gambar 1, dapat dilihat
Corner (2005)), dan specimen herbarium. perbandingan persebaran Ficus yang
Karaketer pembeda dari masing-masing didapatkan pada penelitian ini dengan Berg
jenis disajikan dalam kunci determinasi. and Cornert (2005). Pada setiap titik
persebaran jenis-jenis Ficus yang yang
Hasil dan Pembahasan didapatkan berada dalam rentang ketinggian
dari persebaran Ficus yang ditemukan oleh
Berdasarkan hasil penelitian tentang jenis- Berg and Corner (2005). Menurut Yusuf
jenis Ficus yang telah dilakukan di hutan (2011) kebanyakan jenis-jenis Ficus di
Prof. Soemitro Djojohadikusumo daerah tropik di jumpai tumbuh di dataran
didapatkan Ficus sebanyak 20 jenis (Tabel rendah dan hutan pegunungan bawah
1). Ficus ditemukan pada bagian hutan (ketinggian <1500 m), akan tetapi ada
yang relatif terbuka yang masih sebagian kecil tumbuh di daerah
mendapatkan sinar matahari yang cukup
237
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
2(4) – Desember 2013: 235-241 : (ISSN : 2303-2162)

pegunungan dengan ketinggian 1500-2500 mdpl.

Tabel 1. Jenis-jenis Ficus yang didapatkan pada hutan konservasi PT TKA


No Spesies Habit Getah Kedudukan Fig
1 Ficus acamptophylla (Miq) Miq. Strangle Putih susu Axilaris
2 Ficus benjamina L. Pohon Putih susu Axilatis
3 Ficus callosa willd. Pohon Crem Axilaris *
4 Ficus crasiramea Miq. Strangle Crem Batang, axillaris
5 Ficus deltoidea Jack. Epifit Putih susu kental Axilaris
6 Ficus elastica Nois. ex.Bl. Pohon Crem Axilaris*
7 Ficus fistulosa Reinw. ex. Bl. Pohon Crem Batang dan cabang
8 Ficus fulva Reinw. ex. Bl. Pohon Putih susu Ujung batang
9 Ficus grassularioides Burm. f., Backer. Perdu Putih susu Axilaris
10 Ficus kurzii King. Pohon Puith susu Cabang
11 Ficus lepicarpa Bl. Pohon Putih susu Axilaris
12 Ficus obscura Bl. Strangle Putih susu Batang dan axillaris
13 Ficus oreophylla Ridl. Strangle Putih susu Axilaris
14 Ficus pisifera Hook. ex. Miq Strangle Crem Axilaris
15 Ficus pruninerfis Bl. Pohon Putih susu Axilaris
16 Ficus racemosa L. Pohon Putih susu Batang dan cabang
17 Ficus rumpii Bl. Pohon Putih susu Batang dan cabang
18 Ficus uniglandulosa Wall. ex. Miq Perdu Putih susu Axilaris
19 Ficus variegata Bl. Pohon Putih susu Batang dan cabang
20 Ficus xylophylla Wall. ex. Miq Hemi-epifit Crem Ujung cabang
Note: * : Berg and Cornert (2005)

Gambar 1. Sebaran Ficus yang ditemukan di hutan konservasi PT TKA dan Berg and Corner (2005)
.
238
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
2(4) – Desember 2013: 235-241 : (ISSN : 2303-2162)

Gambar 2. Bentuk daun dari jenis-jenis Ficus yang didapatkan

Setiap jenis-jenis Ficus yang memiliki bulu yang halus (pillosus) dan
ditemukan, masing-masing jenis memiliki diantara pertulangan sekunder terdapat
karakter daun yang berbeda-beda (Gambar waxy gland.
2). Dapat dilihat bahwa jenis-jenis Ficus Hasil pengamatan dan pengukuran
yang ditemukan memiliki karater daun yang karakter daun Ficus, dapat dikelompokan
berbeda-beda baik dari segi bentuk daun, atas 3 kelompok (Gambar 3). Ada tiga
basis, apex, tipe pertulangan. Ficus ini kelompok besar jenis-jenis Ficusyang
memiliki ukuran yang cukup besar berbeda secara segnifikan. Kluster pertama
dibanding dengan jenis lainnya, tipe daun terbagi dua, yang mana masing-masing
yang cordatus, basis cordatus, apex acutus, kluster memiliki dua spesies. Cabang
tipe pertulangan pinnati nervis, daun pertama yaitu F. callosa dan F. kurzii dan
239
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
2(4) – Desember 2013: 235-241 : (ISSN : 2303-2162)

cabang kedua yaitu F. benjamina dan F. masing-masing spesies yang berbeda


xyllophylla. Kluster kedua juga terbagi kelompok. Cabang pertama terdiri atas F.
menjadi dua cabang, yang mana cabang acamptophylla, F. lepicarpa, F. oreophila,
kedua menuju kluster ke tiga. Untuk F. prunifomis, F. rumpii, F. uniglandulosa,
cabang yang pertama terdapat F. fistulosa dan F. variegata. Sedangkan pada cabang
dan F. fulva. Kluster ketiga terbagi kedua terdiri atas F. crassiramea, F.
menjadi dua bagian yang hampir sama deltoidea, F. elastica, F. grassularoiodes,
banyak. Pada setiap cabang terdapat tujuh F. obscura, F. pisifera dan F. racemosa.

Gambar 3. Diagram karakter daun dari 20 jenis-jenis Ficus di dapatkan.

Dari hasil yang telah didapatkan digunakan tidak hanya pada daun saja
terlihat bahwa pengelompokan dari melainkan semua karakter tumbuhan
beberapa jenis Ficus memiliki perbedaan tersebut mulai dari habit, variasi bentuk
dengan hasil yang dilakukan Berg and morfologi dan anatomi dari daun, batang
Cornert (2005). Perbedaan dan Fig. Berdasarkan hal ini, karakter
pengelompokkan Ficus yang didapatkanya morfologi daun tidak dapat digunakan
adalah sub genus Urostigma terdiri dari. F. untuk mengklasifikasikan pada genus
acamptophyla, F. benjamina, F. kurzii, F. Ficus, walaupun Wing, et al.,
pruniformis, F. rumpii, F. xyllophyla, F. (1999)menggunakan morfologi daun unuk
crassiramea dan F. elastica. Kedua, sub mengelompokan tumbuhan Ficus
genus Pharmacostcea yaitu F. callosa.
Ketiga, Sub genus Sycomorus terdiri atas Kunci identifikasi Ficus yang ditemukan
F. lepicarpa, F. racemosa, F. variegata, sebagai berikut:
dan F. fistulosa. Keempat, sub genus Ficus 1. a. Strangle, hemi-epifit dan epifit .........
terdiri atas F. deltoidea, F. fulva, dan F. ........................................................... 2
grassularioides, kelima sub genus Sycidium b. Perdu dan Pohon............................ 8
terdiri atas F. pisifera, F. uniglandulosa, 2. a. Basis daun...................................... 3
dan F. obscura. Perbedaaan ini terjadi b. Basis daun simetris ........................ .4
kerena karakter yang digunakan hanya 3. a. Tangkai daun tidak jelas ...................
sebatas karakter daun secara morfologi. ..............................................F. pisifera
Pada pengelompokkan yang dilakukan oleh b. Tangkai daun pendek dan jelas .......
Berg and Cornert (2005) karakter yang ............................................. F. obscura
240
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
2(4) – Desember 2013: 235-241 : (ISSN : 2303-2162)

4. a. Permukaan bawah daun glabrous ... 5 b. Daun tidak memiliki pertulangan


b. Permukaan bawah daun pillosus ....... intermarginal yang bergelombang .......
.......................................... F. oreophila ......................................................... 18
5. a. Fig soliter dan berukuran kecil ......... 18 a. Bagian pangkal pertulangan daun
.................................. F. acamptophyla bersifat trinervis ............ F. variegata
b. Fig soliter dan berukuran .............. 6 b . Bagian pangkal pertulangan daun
6. a. Bagian pangkal fig memiliki bractea tidak bersifat trinervis ...................... 19
............................................................ 7 19. a. Daun berukuran kecil dan basis
b. Bagian pangkal fig tidak memiliki obtusus .......................... F. racemosa
bractea .........................F. crassiramea b. Daun berukuran tidak kecil dan basis
7. a. Memiliki tipe bunga gall ................... attenuatus ........................ F. lepicarpa
......................................... F. deltoidea
b. Tidak memiliki tipe bunga gall ......... Kesimpulan
......................................... F. xylophylla
8. a. Permukaan bawah daun ditutupi oleh Jenis-jenis Ficus yang ditemukan di sekitar
pillosus dan lapisan lilin ...................... 9 kawasan hutan konservasi Prof. Soemitro
b. Permukaan bawah daun tidak Djojohadikusumo PT. Tidar Kerinci Agung
ditutupi oleh pillosus dan lapisan lilin (TKA) Sumatera Barat adalah sebanyak 20
.......................................................... 10 jenis yaitu F. acamptophylla, F. benjamina,
9. a. Tipe daun cordatus dan memiliki 2-3 F. callosa, F. crassiramea, F. deltoidea, F.
lobus ........................ F. grassularoides elastica, F. fistulosa, F. fulva, F.
b. Tipe daun cordatus dan tidak grassularioides, F. kurzii, F. lepicarpa, F.
memiliki lobus ....................... F. fulva oreophilla, F. obscura, F. pisifera, F.
10 a. Daun yang lebih muda berwarna pruniformis, F. racemosa, F. rumpii, F.
merah muda ...................... F. fistulosa uniglandulosa, F. variegata, dan F.
b. Daun yang lebih muda tidak xylophylla. Karakter pembeda dari jenis-
berwarna merah muda ...................... 11 jenis Ficus yang didapatkan dapat dilihat
11. a. Petiolus bulat, hitam dan pendek.. .12 pada variasi habit, stipula, morfologi daun,
b. Petiolus bulat, coklat kemerahan ...... waxy gland, dan buah. Lokasi tumbuh
...................................... F. pruniformis jenis-jenis Ficus yang ditemukan tersebar
12. a. Panjang apex mencapai 2 cm ........... pada ketinggian 300-543 mdpl .
............................................... F. kurzii
b. Panjang apex tidak mencapai 2 cm ... Ucapan Terima Kasih
.......................................................... 13
13. a. Pertulangan sekunder daun rapat ... 14 Terima kasih kepada Dr. Erizal Mukhtar,
b. Pertulangan sekunder daun jarang .... Dr. Rizaldi, dan Mildawati M.Si yang telah
.......................................................... 15 memberikan saran dan masukkan untuk
14. a. Daun berdaging dan tebal .................. penelitian dan penulisan artikel.
............................................ F. elastica
b. daun tipis dan tidak berdaging .......... Daftar Pustaka
........................................ F. benjamina
15. a. Bagian pangkal pertulangan daun Afrinawaty. 2007. Variasi morfologi daun
terdapat waxy gland ............................. tumbuhan tabat barito (Ficus
................................. F. uniglandulosa deltoidea Jack) Di Sumatra Barat.
b. Pangkal pertulangan daun tidak Skripsi Sarjana Biologi. Fakultas
memiliki waxy gland......................... 16 Matematika dan Ilmu Pengetahuan
16. a. Tipe pertulangan daun curvinervis ... Alam, Universitas Andalas. Padang.
.............................................. F. rumpii Backer, A. C. and R. C. Bakhuizen van den
b. Tipe pertulangan daun pinnatinervis Brink. 1965. Flora of Java. Volume
.......................................................... 17 II. Angiospermae.N. V. P. Noordoff
17. a. Daun memiliki pertulangan Groningen The Netherlands.
intermarginal yang bergelombang Berg, C. C and Corner. E. J. H. 2005. Flora
....................................... Ficus callosa Malesiana. Volume 17 Part
241
Jurnal Biologi Universitas Andalas (J. Bio. UA.)
2(4) – Desember 2013: 235-241 : (ISSN : 2303-2162)

2.University Leiden Branch. Ridley, H. N. 1925. The flora of the Malaya


National Herbarium Netherland. Peninsula. L. Reeve & Co. Ltd.
Hooker, J. D. 1982. Flora of British Henrietta street, Convent Garden.
India.Vol.V. Binshen Singh London.
Mahendra Pal Singh. India. Wing. S, A. Ash, B. Ellis, L. J. Hickey, K.
Ismanidar. 1998. Jenis-jenis Ficus di Johnson, P. Wilf. 1999. Manual of
Kotamadya Padang. (Skripsi). leaf architecture. Smitsonian
Universitas Andalas. Padang. Instution 10th St. & Constitution
Kochmmen, K. M. 1978. Moraceae in tree ave.,N.W. Washington, Dc.
flora of Malaya. Vol. Three Whitmore, T. C. 1978. Tree frora of
Longman group Limited. London. Malaya. Volume Three. Forest
Loutfy, M. H. A., E. A. K. Karakist, S. F. Department Ministry of Primary
Khalifa, and E. R.A. Mira. 2005. Industries Malaysia.
Numerical taxonomic evaluation of .1986. An introduction to tropical
leaf architecture of some species of rainforest. Second edition. Oxford
genus Ficus L. International journal University Press. London
of agriculture and biology. 1560– Yusuf, R. 2011. Sebaran ekologi dan
8530/2005/07–3–352–357 keanekaragaman Ficus spp. Di
Merril, E. D. 1974. A Flora of Manila. The Indonesia. Berk. Penel. Hayati edisi
Bookmark, inc. Manila. Khusus: 5A (83-91). Puslitbang
Biologi. LIPI.

Anda mungkin juga menyukai