Tugas Makalah Etika Bisnis
Tugas Makalah Etika Bisnis
PENDAHULUAN
1
1.2 Dasar Teori
Menurut kamus, istilah etika memiliki beragam makna berbeda. Salah satu
maknanya adalah “prinsip tingkah laku yang mengatur individu dan kelompok”.
Makna kedua menurut kamus – lebih penting – etika adalah “kajian moralitas”.
Tapi meskipun etika berkaitan dengan moralitas, namun tidak sama persis dengan
moralitas. Etika adalah semacam penelaahan, baik aktivitas penelaahan maupun
hasil penelaahan itu sendiri, sedangkan moralitas merupakan subjek.
A. Moralitas
Moral berasal dari kata ‘mos’ dalam bahasa latin, yang bentuk jamaknya
‘mores’, yang artinya adalah tata cara atau adat istiadat
(http//:staff.uny.ac.id)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:592), “moral diartikan sebagai aklak,
budi pekerti, atau susila”.
2
otoritatif tertentu.
3. Standar moral harus lebih diutamakan daripada nilai lain termasuk
(khususnya) kepentingan diri.
4. Standar moral berdasarkan pada pertimbangan yang tidak memihak.
5. Standar moral diasosiasikan dengan emosi tertentu dan kosa kata tertentu.
B. Etika
Etika berasal dari dari kata Yunani „Ethos (jamak – ta etha), berarti adat
istiadat. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri
seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai,
tatacara hidup yg baik, aturan hidup yg baik dan segala kebiasaan yg dianut dan
diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke
generasi yg lain
Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan
standar moral masyarakat. Ia mempertanyakan bagaimana standar-standar
diaplikasikan dalam kehidupan kita dan apakah standar itu masuk akal atau
tidak masuk akal – standar, yaitu apakah didukung dengan penalaran yang
bagus atau jelek.
Etika merupakan penelaahan standar moral, proses pemeriksaan standar
moral orang atau masyarakat untuk menentukan apakah standar tersebut masuk
akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan permasalahan konkrit.
Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar moral
yang kita rasa masuk akal untuk dianut.
3
C. Etika Bisnis
Etika bisnis merupakan studi standar formal dan bagaimana standar itu
diterapkan ke dalam system dan organisasi yang digunakan masyarakat
modern untuk memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa dan
diterapkan kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi.
4
Sarina H. Manaroinsong dalam jurnal Etika Bisnis menulis keutamaan,
sasaran dan lingkup etika bisnis.
D. Integritas
Integritas berasal dari bahasa Latin integer; incorruptibility , firm
adherence to a code of especially moral a acristic values, yaitu , sikap yang
5
teguh mempertahankan prinsip , tidak mau korupsi, dan menjadi dasar yang
melekat pada diri sendiri sebagai nilai-nilai moral.
Definisi integritas secara kamus :
Integritas bukan hanya sekedar bicara, pemanis retorika, tetapi juga sebuah
tindakan. Bila kita menelusuri karakter yang dibutuhkan para pemimpin saat
ini dan selamanya mulai dari integritas, kredibilitas dan segudang karakter
mulia yang lainnya-pastilah akan bermuara pada pribadi agung manusia
pilihan al-mustofa Muhammad saw. Yang di utus untuk menyempurnakan
karakter manusia.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh
banyak ahli, diantaranya adalah :
1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah
sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih
alternatif yang mungkin.
2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu
dikerjakan oleh kebanyakan manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan
pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara
sejumlah alternatif.
3. Horold dan Cyril O’Donnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan
keputusan adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara
bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan
tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya,
petunjuk atau reputasi yang telah dibuat.
4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis
terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang
matang atas alternatif dan tindakan.
8
hak kebebasan hati nurani. Individu dapat menahan diri dari
memberikan perintah yang melanggar moral dan norma agamanya.
hak untuk bebas berpendapat. Individu dapat secara benar mengkritik
etika atau legalitas tindakan yang dilakukan orang lain.
hak atas proses hak. Individu berhak untuk berbicara tanpa berat
sebelah dan berhak atas perlakuan yang adil.
hak atas hidup dan keamanan. Individu berhak untuk hidup tanpa
bahaya dan ancaman terhadap kesehatan dan keamananya.
http://chipachupz.blogspot.com/2013/10/pengambilan-keputusan-dalam-
etika_25.html diakses pada 1 April 2014 pukul 23.45
9
Tahap 3: Orientasi mengenai anak yang baik à anak memperlihatkan
perbuatan yang dapat dinilai oleh orang lain.
Tahap 6: Prinsip Universal à pada tahap ini ada norma etik dan norma
pribadi yang bersifat subjektif. Artinya: dalam hubungan antara
seseorang dengan masyarakat ada unsur2 subjektif yang menilai
apakah suatu perbuatan/perilaku itu baik/tidak baik; bermoral/tidak
bermoral. Disini dibutuhkan unsur etik/norma etik yang sifatnya
universal sbg sumber utk menentukan suatu perilaku yang
berhubungan dengan moralitas.
10
Perusahaan harus mempunyai tanggung jawab legal, karena sebagai
badan hukum ia memiliki status legal. Karena merupakan badan hukum,
perusahaan mempunyai banyak hak dan kewajiban legal yang dimiliki
juga oleh manusia perorangan , seperti menuntut di pengadilan, dituntut
di pengadilan, mempunyai milik, mengadakan kontrak, dll. Seperti
subyek hukum biasa (manusia perorangan), perusahaan pun harus
mentaati perturan hukum dan memenuhi hukumannya, bila terjadi
pelanggaran. “Suatu korporasi adalah suatu makhluk buatan, tidak
terlihat, tidak terwujud, dan hanya berada di mata hukum. Karena
semata – mata ciptaan hukum, ia hanya memiliki ciri-ciri yang oleh akta
pendiriannya diberikan kepada…” (Hakim Agung, Marshal,1819).
Ciri-ciri yang ditentukan dalam akte pendirian korporasi bisa
mengakibatkan bahwa korporasi itu berperan penting dan mempunyai
dampak besar atas dunia di sekelilingnya. Supaya mempunyai tanggung
jawab moral, perusahaan perlu berstatus moral atau dengan kata lain
perusahaan merupakan pelaku moral. Pelaku moral (moral agent) bisa
melakukan perbuatan yang kita beri kualifikasi etis atau tidak etis. Salah
satu syarat penting adalah miliki kebebasan atau kesanggupan
mengambil keputusan bebas.
Apakah pimpinan perusahaan atau orang-orang pembentuk perusahaan
merupakan pelaku moral. Mereka masing-masing miliki status moral.
Yang dipersoalkan adalah apakah perusahaan sendiri merupakan pelaku
moral, terlepas dari orang yang termasuk dalam perusahaan ini. Ada
argument pro dan kontra. Disatu pihak harus diakui bahwa hanya
individu atau manusia perorangan yang mempunyai kebebasan untuk
mengambil keputusan, dan akibatnya hanya individu yang dapat
memikul tanggung jawab. Tetapi di lain pihak suli juga untuk menerima
pandangan bahwa perusahaan hanyalah semacam benda mati yang
dikemudikan oleh para manager.
Perusahaan yang mepunyai sejarah tertentu yang sering dilukiskan pada
kesempatan yubileum 100 tahun berdirinya atau sebagainya.,
perusahaan bisa tumbuh , perusahaan bisa menjalankan pengaruh atas
politik local, kita sering mendengar ada corporate culture yang tertentu,
11
dan sebagainya. Ciri-ciri tersebut tidak mungkin ditemukan pada benda
mati.
Menurut Peter Frence 1979, “corporate can be full-fledge moral person
and have whatever previleges, rights and duties as are. In the normal
course of affairs, accorded to moral persons”. Pernyataan ini jelas
membela status moral perusahaan. Ada keputusan yang diambil oleh
korporasi yang hanya bisa dihubungkan dengan korporasi itu sendiri
dan tidak dengan beberapa orang yang bekerja untuk korporasi tersebut.
2. Pandangan Milton Friedman tentang tanggung jawab social
perusahaan
Yang dimaksud disini adalah tanggung jawab moral perusahaan
terhadap masyarakat. Tanggung jawab moral perusahaan bisa diarahkan
kepada banyak hal : kepada diri sendiri, kepada para karyawan, kepada
perusahaan lain, dsb. Namun yang paling disoroti adalah tanggung
jawab moral terhadap masyarakat dalam kegiatan perusahaan tsb.
Tanggung jawab perusahaan adalah meningkatkan keuntungan menjadi
sebanyak mungkin. Tanggung jawab ini diletakkan dalam tangan
manajer. Pelaksanaanya tentu harus sesuai dengan aturan-aturan main
yang berlaku di masyarakat, baik dari segi hukum, maupun dari segi
kebiasaan etis.
Menurut Friedman maksud dari perusahaan adalah perusahaan publik
dimana kepemilikan terpisah dari manajemen. Para manajer hanya
menjalakan tugas yang dipercayakan kepada mereka oleh para
pemegang saham. Sehingga tanggung jawab social boleh dijalankan
oleh para manajer secara pribadi, seperti juga oleh orang lain, akan
tetapi sebagai manajer mereka mereka mewakili pemegang saham dan
tanggung jawab mereka adalah mengutamakan kepentingan mereka,
yakni memperoleh keuntungan sebanyak mungkin.
Friedman menyimpulkan bahwa doktrin tanggung jawab social dari
bisnis merusak system ekomoni pasar bebas. Terdapat satu dan hanya
satu tanggung jawab social untuk bisnis, yakni memanfaatkan sumber
dayanya dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan
meningkatkan keuntungan, selama masih dalam batas aturan main,
12
artinya melibatkan diri dalam kompetisi yang terbuka dan bebas tanpa
penipuan atau kecurangan.
3. Tanggung jawab ekonomis dan tangung jawab sosial
Masalah tanggung jawab sosial perusahaan dapat menjadi lebih jelas,
jika kita membedakan dari tanggung jawab lain. Bisnis selalu
mempunya dua tanggung jawab : tanggung jawab ekonomis dan
tanggung jawab social.
Jika Milton Friedman menyebutkan peningkatan keuntungan
perusahaan sebagai tanggung jawab sosialnya, sebenarnya hal ini justru
membicarakan tanggung jawab ekonomi saja, bukan tanggung jawab
social. Kinerja setiap perusahaan menyumbangkan kepada kinereja
ekonomi nasioal sebuah Negara.
Tanggung jawab social perusahaan adalah tanggung jawab terhadap
masyarakat di luar tanggung jawab ekonomis. Secara positif perusahaan
bisa melakukan kegiatan yang tidak membawa keuntungan ekonomis
dan semata-mata dilangsungkan demi kesejahteraan masyarakat atau
salah satu kelompok di dalamnya. Secara negative perusahaan bisa
menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu yang
sebenarnya menguntungkan dari segi bisnis, tetapi akan merugikan
masyarakat atau sebagian masyarakat.
Dalam mengambil keputusan, perusahaan tentu tidak boleh menutup
mata terhadap akibat-akibat sosialnya., tetapi jika sudah diusahakan
perbaikan ekononomis dan tidak berhasil mereka tidak wajib menerima
kerugian ekonomis itu demi suatu tujuan diluar bisnis.
4. Kinerja social perusahaan
Ada beberapa alasan mengapa bisnis menyalurkan sebagian labanya
kepada karya amal melalui yayasan independent. Alasan pertama
berkaitan dengan perusahaan-perusahaan itu berstatus public. Rapat
umum pemegang saham dapat menyetujui bahwa sebagian laba tahunan
disisihkan untuk karya amal sebuah yayasan khusus. Disamping alasan
financial seperti pajak, alasan lain lagi adalah bahwa pemimpin
perusahaan tidak bisa ikut campur dalam urusan suata yayasan
independent, dan dengan demikian bantuan mereka lebuh tulus, bukan
demi kepentingan perusahaan saja.
13
Upaya kinerja sosial perusahaan sebaiknya tidak dikategorikan sebagai
pelaksanaa tanggung jawab sosial perusahaan. Walaupun secara
langsung tidak dikejar keuntungan, namun usaha-usaha kinerja social
perusahaan ini tidak bisa dilepaskan dari tanggung jawab ekonomis
perusahaan.
Konsepsi kinerja sosial perusahaan ini memang tidak asing terhadap
tanggung jawab ekonomis perusahaan, tetapi konsepsi ini sangat cocok
juga dengan paham stakeholders management.
14
kontrak.
Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan
harga sebanding.
Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu
perusahaan.
Prinsip Keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama
sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional,
objektif dan dapat dipertanggung jawabkan.
Prinsip Saling Menguntungkan menuntut agar bisnis dijalankan
sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak & menuntut agar
persaingan bisnis haruslah melahirkan win solution.
Prinsip Integritas Moral dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri
pelaku bisnis atau perusahaan agar menjalankan bisnis dengan tetap menjaga
nama baiknya atau nama baik perusahaan.
Pendekatan-Pendekatan stakeholders
Pendekatan stakeholder ialah cara mengamati dan menjelaskan secara
analitis bagaimana berbagai unsur akan dipengaruhi dan juga mempengaruhi
keputusan dan tindakan bisnis, memetakan hubungan-hubungan yang terjalin.
Pendekatan Stakeholder dalam kegiatan bisnis pada umumnya untuk
15
memperlihatkan siapa saja yang mempunyai kepentingan, terkait, dan terlibat
dalam bisnis itu.
Kelompok stakeholders:
Kelompok primer yaitu pemilik modal atau saham, kreditor, karyawan,
pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. Perusahaan harus
menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini.
Kelompok sekunder yaitu pemerintah setempat, pemerintah asing,
kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat.
Etika Integritas secara total yang berikut adalah disampaikan oleh Stephen R.
Covey
Dalam bukunya yang berjudul The Seven Habit of Effective People Stephen
R. Covey membahas hal-hal yang kritis tentang integritas dalam bisnis dan
tindakan. Menurut Covey, “We can grow our own goodness in our
organizations if our integrity is a natural consequence of our humility and
courage.”
Dapatkah kita pikir adanya perbedaan dalam bisnis apabila seorang pengambil
keputusan bertindak dalam Integritas yang terbaik ?
16
kosmetik, tanpa sesuatu yang menutupi muka, tanpa mengandalkan personal,
relasi dan penampilan, terlihat apa adanya. Etika personal adalah terlihat apa
adanya.
Untuk eksekutif yang telah kehilangan integritas, penampilan adalah mereka.
Mereka hidup dan bekerja dalam dunia penampilan yang bukan diri mereka
sendiri. Mereka selalu khawatir terhadap apa yang orang lain lihat bukan pada
siapa mereka. Mereka adalah aktor yang selalu memoles penampilan mereka
dan memelihara citra mereka.
Moto seorang eksekutif seharusnya “to be rather than to seem” , Menjadi
seseorang yang utuh daripada dalam kepura-puraan. Sayangnya kepura-puraan
telah menggantikan integritas aslinya. Pura-pura adalah lawan dari
kenyataannya. Secara menyeluruh dan terpadu, bukan bagian dari kelompok.
Kita tidak akan memiliki anak integritas apabila ada kekurangan dalam ibu
kerendahan hati, atau memiliki kerendahan hati tapi kurang keberanian dalam
bertindak dalam keyakinan. Malah kita akan berada dalam kemunafikan.
17
Kita tidak memiliki integritas apabila tidak memiliki kerendahan hati, atau
memiliki kerendahan hati tapi tidak memilki keteguhan hati dalam keyakinan.
Malah kita akan menjadi seorang pengekor, munafik (hipokrit) dan
bermasalah dalam etis kepribadian. Dengan kata lain rasa aman diri kita
berasal dari luar dimana derajatnya tergantung sejauh mana tingkat
ketergantungan kita terhadap luar.
Generasi ketiga : buah integritas. Generasi ketiga adalah banyak buah atau
anak-anak integritas.
Anak pertama dari integritas adalah wisdom (bijaksana). Kita akan menilai
segala sesuatu secara lebih baik. Kita tidak akan dalam kondisi overactive,
tidak akan dikhotomi, tidak akan menjadi sumber bencana, tidak akan
berlaku ekstrim. Kita akan menjalani hidup secara seimbang dengan
kebijaksanaan (wisdom), akan melihat segala sesuatu secara perspektif
yang benar dan seimbang. Tidak akan bereaksi berlebihan ataupun kurang
bereaksi.
18
utuh tanpa integritas pribadi yang asli apa adanya. Pada keuntungan pada
line bisnis termasuk persaingan , fleksibilitas, kemampuan respon,
kualitas, nilai tambah ekonimis dan pelayanan pelanggan, tergantung pada
hubungan kepercayaan.
19
Bennett "Ben" Cohen (lahir 18 Maret 1951) adalah seorang Amerika
pengusaha, aktivis, dan dermawan. Dia adalah co-pendiri perusahaan es krim
Ben & Jerry .
Lahir di Brooklyn, New York dan dibesarkan di kota Merrick di Long Island
oleh orang tuanya Frances dan Irving, Cohen pertama kali bertemu dan
berteman dengan mitra bisnis masa depannya, Jerry Greenfield , dalam kelas
olahraga SMA kelas tujuh pada tahun 1963. Dalam tahun berikutnya, Cohen
menemukan pekerjaan sebagai tukang es krim sebelum kuliah di Colgate
University
Sekitar 1977, Ben telah memutuskan untuk masuk ke bisnis makanan dengan
teman lamanya Jerry Greenfield , dan pada bulan Mei tahun depan, dua orang
membuka Ben & Jerry Homemade Ice Cream Parlor di Burlington, Vermont.
Mereka awalnya berniat untuk memulai bisnis bagel, tetapi menemukan biaya
peralatan mahal dan beralih ke es krim sebaliknya, memilih Burlington
sebagai lokasi karena itu adalah kota perguruan terkemuka yang tidak
memiliki sebuah toko es krim.
Ben & Jerry langsung menjadi hit di Burlington, gambar orang banyak dengan
es krim yang dicampur krim lokal segar dan susu dengan rasa baru liar dan
"sebagian besar dari bahan-bahan apa pun yang mereka merasa baik."
Ben & Jerry secara bertahap berkembang menjadi bisnis nasional dan salah
satu yang usaha terbesar perusahaan es krim di Amerika Serikat. Selanjutnya
Cohen menggunakan keuntungan dari es krim tersebut untuk aktif secara
sosial, umumnya melalui Ben & Jerry Yayasan. Yayasan menerima 7,5% dari
semua keuntungan Ben & Jerry
Leona Helmsley
• Ambisius dalam bekerja, termasuk mengalahkan kepentingan keluarga
demi karier & bisnis Perjalanan karier dimulai dari bawah sampai bisa
memiliki usaha sendiri
• Menyusul tuduhan oleh kontraktor yang belum dibayar yang kerja
yang dilakukan di rumahnya telah dibebankan pada perusahaan, dia diselidiki
dan dihukum karena penggelapan pajak penghasilan dan kejahatan lainnya
pada tahun 1989. Meskipun memiliki awalnya menerima hukuman dari 16
20
tahun, Helmsley diminta untuk melayani hanya 19 bulan penjara dan dua
bulan di bawah tahanan rumah.
Michael Milken
• Didakwa atas pemerasan dan penipuan sekuritas pada tahun 1989
dalam insider trading investigasi. Sebagai hasil dari tawar-menawar
pembelaan , ia mengaku bersalah atas surat berharga dan pelanggaran
pelaporan tetapi tidak untuk pemerasan atau insider trading. Milken dijatuhi
hukuman sepuluh tahun penjara, didenda $ 600 juta, dan secara permanen
dilarang dari industri sekuritas oleh Securities and Exchange Commission .
Hukumannya kemudian dikurangi menjadi dua tahun untuk bekerja sama
dengan kesaksian terhadap mantan rekan-rekannya dan untuk perilaku yang
baik.
• Sejak dibebaskan dari penjara, Milken telah mendanai penelitian medis
. Dia adalah co-pendiri Milken Family Foundation, ketua Milken Institute ,
dan pendiri filantropi medis mendanai penelitian melanoma , kanker dan
penyakit yang mengancam jiwa lainnya.
21
Tidak bisa melihat detail permasalahan pada industri
Tantangan pendekatan Integrity based
Pembuatan framework ethic
Alignment antara praktis & prinsip
Harus bisa mengatasi sinisme publik
Memecahkan konflik ethics
Navigasi dengan kompas Ethic
Purpose : tujuan organisasi
People : Siapa subyek & obyek? Apa wewenangnya?
Power : Otoritas Organisasi & kemampuan bertindak
Prinsip : Kewajiban organisasi
22
BAB III
STUDI KASUS DAN KESIMPULAN
Dalam studi kasus kali ini, kami mengambil contoh dalam Etika Perbankan
23
pertama Pancasila. Ajaran Agama melarang mengambil uang atau barang milik
orang lain untuk kepentingan diri sendiri.
3.2. Kesimpulan
a. Dalam bisnis dengan para pelakunya yang merupakan orang biasa, maka
diperlukan prinsip-prinsip etika bisnis dan moral yang melandasi setiap pelaku
bisnis tersebut. Adanya etika bisnis membuktikan bahwa bagi bisnis justru
tidak ada pengecualian serta bukan pula bentuk permusuhan yang lama
terhadap bisnis dan kegiatan ekonomis.
b. Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku pengusaha berdasarkan nilai –
nilai moral dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan
memecahkan persoalan. Kelompok pemilik kepentingan yang memengaruhi
keputusan bisnis adalah Para pengusaha dan mitra usaha, Petani dan
perusahaan pemasok bahan baku, Organisasi pekerja, pemerintah, bank,
investor, masyarakat umum serta pelanggan
c. Etika bisnis bisa membantu untuk mengambil keputusan moral yang dapat
dipertanggungjawabkan, tapi tidak berniat mengganti tempat dari para pelaku
moral dalam perusahaan.
d. Setiap perusahaan harus memiliki tanggung jawab terhadap semua pihak yang
bersangkutan dengan perusahaannya seperti tanggung jawabnya terhadap
lingkungan, karyawan, investor, pelanggan, masyarakat. Karena dengan
beretika bisnis yang baik selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas dari
semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan
maju / mundurnya suatu perusahaan.
e. Integritas menjadi kunci kepemimpinan bagaimana membuat
keputusan yang benar pada waktu yang benar dalam bersikap dan
berperilaku karena disitulah terletak pondasi dalam membangun
kepercayaan dan hubungan antara individu dalam organisasi. Integritas
seseorang dapat menuntun mana yang jujur dan yang tidak jujur yang
24
tidak mudah di kacaukan hal-hal yang bersifat formal tapi dapat
menyesatkan.
f. Banyak organisasi yang menerapkan desain budaya organisasi yang
bukan didasarkan pada budaya etis tapi mengadopsi penalaran moral
pada tahap rendah dengan hanya menitikberatkan perhatian pada
perilaku, berujung pada pengambilan keputusan dan perilaku yang
tidak etis yang dilakukan oleh karyawan, Menerapkan integritas moral
di dalam konteks organisasi dengan demikian perlu memikirkan
bagaimana membentuk perilaku anggota organisasi agar sejalan dengan
perilaku yang diharapkan oleh organisasi dan sekaligus membentuk
kesadaran moral yang berorientasi kepada nilai moral universal.
25