Anda di halaman 1dari 4

INDEKS TERAPI

Indeks terapeutik adalah suatu ukuran keamanan obat karena nilai yamg besar
menunjukkan bahwa terdapat suatu batas yang luas / lebar di antara dosis – dosis yang
efektif dan dosis yang foksik. Indeks terapeutik ditentinova dengan mengukur frekuensi
respon yang diinginkan dan respon toksik pada berbagai dosis obat.
Indeks terapeutik suatu obat adalah rasio dari dosis yang menghasilkan tolensitas
dengan dosis yang menghasilkan suatu respon yang efektif ( Mary J.Myceh, 2001).
Indeks terapi adalah rasio antara dosis toksik dan dosis efektif atau menggambarkan
keamanan relatif sebuah obat pada penggunaan biasa. Diperkirakan sebagai rasio LD50
(Dosis Lethal pada 50% kosis) terhadap ED50 (Dosis efektif pada 50% kasus). Karena efek
berbeda mungkin perlu dosis berbeda. Istilah LD50 sering dalam toksikologi yaitu dosis
yang akan membunuh 50% dari populasi experimental (dr. Jan Tambayong.2003).
Obat ideal menimbulkan efek terapi pada semua pasien tanpa menimbulkan efek
toksik pada seorang pun pasien. Suatu ukuran obat, obat yang memiliki indeks terapi tinggi
lebih aman dari pada obat yang memiliki indek terapi lebih rendah . TD50   :  Dosis yang
toksik pada toksik 50% hewan yang menerima dosis tersebut, kematiaan merupakan
toksisitas terakhir (Jonet.L. Stringer MD.Ph).
Efek suatu senyawa obat tergantung pada jumlah pemberian dosisnya. Jika dosis yang
diberi dibawah titik ambang (subliminsal dosis), maka tidak akan didapatkan efek. Respon
tergantung pada efek alami yang diukur. Kenaikan dosis mungkin akan meningkatkan efek
pada intensitas tersebut. Hubungan dosis efek mungkin berbeda-beda tergantung pada
sensitivitas indivdu yang sedang menggunakan obat tersebut. Hubungan frekuensi dosis
dihasilkan dari perbedaan sensitifitas pada individu sebagai suatu rumusan yang ditunjukan
pada suatu log distribusi normal. Jika frekuensi kumulatif (total jumlah binatang yang
memberikan respon pada dosis pemberian) diplotkan dalam logaritma maka akan menjadi
bentuk kurva sigmoid. Pembengkokan titik pada kurva berada pada keadaan dosis satu-
separuh kelompok dosis yang sudah memberikan respon. Range dosis meliputi hubungan
dosis-frekuensi memcerminkan variasi sensitivitas pada individi terhadap suatu obat.
Indeks teraupetik merupakan suatu ukuran keamanan obat karena nilai yang besar
menunjukkan bahwa terdapa suatu batas yang luas / lebar diantara dosis-dosis yang toksik.
-          Penentuan indeks teraupetik
      Indeks teraupetik ditentukan dengan mengukur frekuensi respon yang diinginkan
dan respon toksik pada berbagai dosis obat.
-          Aspek kuantitatif eliminasi obat melalui ginjal
      -  Rasio efektif            :  Penurunan konsentrasi obat dalam plasma dari darah arteri
ke vena ginjal
      -  Kecepatan ekskresi  :  Eliminasi dari suatu obat biasanya mengikuti kinetik
firstorder dan konsentrasi obat dalam plasma turun secara exponensia menurut waktu. Ini
biasa digunakan untuk menentukan waktu paruh obat.
-          Volume distribusi dan waktu paruh obat
      Waktu paruh suatu obat berbanding terbalik dengan bersihan dan secara langsung
proporsional terhadap volume distribusi.
-          Keadaan klinis yang meningkatkan waktu paruh obat penting untuk dapat
menduga para penderita yang mana memungkinkan waktu paruh obat akan memanjang
(Mary J. Mycek, dkk. 2001).
Suatu obat ada yang mempunyai indeks terapi luas dan ada pula yang mempunyai
indeks terapi sempit. Obat yang baik adalah obat yang mempunyai indeks terapi luas. Obat
yang mempunyai indeks terapi sempit harus diperhatikan jika terjadi interaksi dengan obat
lain, karena dapat dengan mudah mempengaruhi efek klinis (obat berkurang khasiatnya atau
meningkatkan toksisitas). Obat yang memiliki indeks terapi sempit harus diberikan dengan
dosis yang tepat. Jika terlalu rendah mungkin tidak akan efektif menghasilkan efek terapi
seperti yang diharapkan, namun jika terlalu tinggi cenderung menghasilkan efek toksik.
Untuk mengatasinya, perlu dilakukan perencanaan dan individualisasi dosis untuk setiap
pasien, sehingga dapat mencapai target yang diinginkan. Selain itu perlu juga dilakukan
pengamatan terhadap pasien dan jika perlu pemantauan konsentrasi serum pada interval
yang tepat. Pemantauan interval ini harus cukup sering dilakukan sehingga kita dapat
mengevaluasi pasien ketika ada perubahan kecil saat pengamatan, sehingga jika toksisitas
muncul, segera dapat dideteksi dalam tahap awal perkembangannya untuk menghindari
terjadinya toksisitas yang lebih parah dan lebih berbahaya. (Jelliffe, R. W., et al, 2003)
Tabel contoh obat indeks terapi sempit
Aminofilin Etnil estradiol Fenitoin Natrium divalproat
Karbamazepin Guanetidin Prazosin Natrium warfarin
Klindamisin Levoksin Pirimidon Asam mikofenolat
(Kapsul)
Klonidin Litium karbonat Prokainamid Digoksin
Metaproterenol Kuinidin Difilin Minoksidil
Teofilin Disopiramid Oksitrifilin Asam valproat
( Sumber : Center for Drug Evaluation and Research, 1995; Mohammadpour, N., Elyasi, Vahdati,
Mohammadpour, A.H., Shamsara, 2011)
DAFTAR PUSTAKA
1. Jelliffe R, bauard D, Schumitzky A, Milman M, Jiang F, Leonovv S, Gandhi A and
Botnen A : A New Clinical Software Package for Multiple Model (MM) Design of
Drug Dosage Regimens for Planning, Monitoring and Adjusting Optimally
Individualized Drug Therapy for Patients. Presented at the 4th International Meeting
on Mathematical Modeling, Technical University of Vienna, Vienna, Austria. 2003.
2. Maycek, Mary J. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar edisi 2, Jakarta : Widya
Medika.
3. Stringer L, Jonet. 2008. Konsep Dasar Farmakologi untuk Mahasiswa, Jakarta : EGC
4. Tambayong, Jan. 2003. Atlas Histiologi DiFiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi
9. Jakarta : EGC
5. Mohammadpour, N., Elyasi, S., Vahdati, N., Mohammadpour, A.H., Shamsara, J.
2011. A Review on Therapeutic Drug Monitoring of Immunosuppressant Drugs.
Iranian Jpurnal of Basic Medical Sciences
6. Center for Drug Evaluation and Research. 1995. Guidance for Industry : Immediate
Release Solid Oral Dosage Forms. Appendix A

Anda mungkin juga menyukai