Kata Sandang
Kata Sandang
Jihan Nabila
Jihannabila004@ummi.ac.id
1. Pendahuluan
Penggolongan kata dalam kelas kata itu tidak lain untuk menemukan
sistem dalam bahasa tersebut (Parare, 2007: 5). Penggolongan kata tersebut
menyederhanakan struktur dalam bahasa. Ramlan (1985:48) menyatakan
bahwa struktur morfologis tidak tepat dipakai sebagai dasar penggolongan
kata.
1
Pada penggolongan kata memiliki ciri seperti halnya ciri penggolongan
tradisional yaitu analisis berdasarkan arti. Misalnya, kata benda yakni kata
yang menyatakan benda, kata kerja yakni kata yang menyatakan perbuatan,
dan kata sifat yakni kata yang menyatakan keadaan atau sifat. Sedangkan ciri
penggolongan non-tradisional yaitu analisis berdasarkan perilaku kata dalam
frase atau kalimat (gramatik).
Kata sandang atau artikula adalah kata yang dipakai untuk membatasi kata
benda. Adanya kata sandang untuk menjadikan kata-kata atau bagian kalimat
bersifat kata benda, serta untuk memberi ketentuan kepada kata benda.
2. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif digunakan karena penelitian yang dilakukan bertujuan
menggambarkan data secara alamiah. Metode ini menjelaskan data atau objek
secara alami, objektif, faktual.
Metode pada penelitian ini menggunakan penelitian perpustakaan yakni
adanya kegiatan mengamati berbagai literatur yang berhubungan dengan
pokok permasalahan berupa buku dengan tujuan untuk mengumpulkan data
dan informasi.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan studi pustaka
yang diambil dari dokumen dan buku-buku. Selain itu, sumber data penelitian
2
bersumber dari manusia maupun literatur buku, dokumen, dan lain
sebagainya yang dijadikan sebagai sumber data.
3. Pembahasan
Kata sandang atau artikula adalah kata yang dipakai untuk membatasi kata
benda. Adanya kata sandang untuk menjadikan kata-kata atau bagian kalimat
bersifat kata benda, serta untuk memberi ketentuan kepada kata benda. Ada
beberapa kata sandang yang dapat digunakan yakni si, para, sang, kaum,
yang, sri, hyang, kaum, dan umat. Dalam cerita rakyat “Legenda Lau Kawar”
terdapat bagian yang menggunakan kata sandang berikut ini:
Lau Kawar adalah sebuah danau yang terletak di Desa Kuta Gugung,
Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Danau ini
dikelilingi oleh bunga-bunga anggrek yang indah dan pemandangan alam
yang memesona. Menurut cerita yang diyakini masyarakat setempat, dulunya
Danau Lau Kawar adalah sebuah desa bernama Kawar.
Dahulu kala, Desa kawar merupakan desa yang subur. Suatu ketika, hasil
panen penduduk berlimpah ruah. Para penduduk pun mengadakan acara adat
sebagai bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Nenek itu kembali ke tempat tidur. Ia sangat sedih karena dan menantunya
tidak ingat padanya. Padahal di tempat pesta banyak makanan berlebih. Air
matanya bercucuran.
3
mengantar makanan itu. Setelah mengantar makanan, anak itu kembali ke
tempat pesta.
Desa yang subur dan makmur itu pun berubah menjadi sebuah kawah
besar yang digenangi air. Kawah itu dinamakan Lau Kawar.
Kata sandang yang terdapat pada cerita rakyat “Legenda Lau Kawar”,
sebagai berikut:
4
kata benda tunggal. Sebab dapat diketahui, kata nenek dalam kata tersebut
menerangkan nomina.
4. Si nenek sangat sedih. Berdasarkan kalimat tersebut, kata yang bergaris
miring yakni kata si bergabung dengan kata benda tunggal. Sebab dapat
diketahui, kata nenek dalam kata tersebut menerangkan nomina.
5. Para penduduk pun mengadakan acara adat sebagai bentuk syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa. Berdasarkan kalimat tersebut, kata para
dipergunakan untuk lebih hormat serta menegaskan sekelompok manusia
yang mempunyai suatu kesamaan tertentu.
5
d. Hang dan dang adalah kata yang digunakan untuk menerangkan nama
pria dan wanita dalam sastra lama.
2. Artikula yang bertugas untuk mengkhususkan suatu kelompok, masing-
masing:
a. Para adalah kata yang digunakan untuk mengkhususkan kelompok,
misalnya para guru, para mahasiswa, para ibu, dan para hadirin.
b. Kaum adalah kata yang digunakan untuk mengkhususkan kelompok
yang berideologi sama, misalnya kaum buruh, kaum tertindas, dan
kaum perempuan.
c. Umat adalah kata yang dipergunakan untuk mengkhususkan kelompok
yang memiliki latar belakang agama yang sama atau yang memiliki
konotasi keagamaan, misalnya umat Hindu, umat Islam, umat Kristen,
umat manusia.
4. Simpulan
Kata sandang yang termasuk pada bagian penggolongan kata tradisional
menjelaskan bahwa kata sandang adalah kata yang dipakai untuk membatasi
kata benda. Adanya kata sandang untuk menjadikan kata-kata atau bagian
kalimat bersifat kata benda, serta untuk memberi ketentuan kepada kata
benda.
Dalam cerita rakyat “Legenda Lau Kawar” terdapat kata sandang yakni si,
para, yang, dan sang. Hal tersebut menjelaskan bahwa dalam setiap cerita
akan memiliki kata sandang yang dapat analisis berdasarkan arti dengan
penggolongan tradisional.
5. Saran
Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa penggolongan kata tradisional
berdasarkan kata sandang pada cerita rakyat “Legenda Lau Kawar” belum
banyak yang mengetahui. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar
pembaca dapat mempelajari penggolongan kata baik tradisional maupun non-
tradisional agar dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Reza, Marina Asril. (2010). 108 Cerita Rakyat Terbaik Asli Nusantara. Jakarta:
Visimedia.
Wibowo, Wahyu. (2011). Cara Cerdas Menulis. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.