Anda di halaman 1dari 3

Ventilasi pada Teratai: Mesin Uap Biologis

Oleh John Dacey

Khoirun Nisa Fesa Nugraheni


Artikel 1

Artikel yang dibuat oleh John Dacey menurut saya sangat menarik, menggugah para
pembaca mengeksplorasi serta mencari tau mengenai fisiologi khas dari tumbuhan teratai.
Dari mulai judul artikel tersebut menurut saya memunculkan benak tanya, “Ventilasi pada
Teratai: Mesin Uap Biologis?” Mungkin selama ini saya sering mendengar istilah ventilasi
diartikan sebagai celah tempat keluar masuknya udara pada rumah atau ruangan. Namun
dalam artikel ini mengungkapkan ‘ventilasi pada teratai’. Keseluruhan kata dari judul tersebut
terlihat jelas perpaduan makna kiasan. Menurut saya ventilasi yang dalam arti sebenarnya
adalah suatu bagian khusus teratai yang berfungsi sebagai pertukaran udara. Sehingga kata
ventilasi pada teratai menurut saya merujuk kepada ruang masuknya suatu udara. Sedangkan
untuk mesin uap biologis sendiri menurut saya dapat mengarah kepada proses transpirasi
yang cukup besar. Menurut sumber internet yang saya baca, benar tumbuhan teratai memiliki
banyak ruang udara untuk membantu pengapungan di permukaan air. Karena teratai sendiri
merupakan tumbuhan hidrofit yang mana memiliki kelebihan dalam hal ketersediaan air dan
kelembapan yang tinggi.
Pada prolog mengenai pernyataan “Oksigen merupakan kebutuhan dasar dalam
metabolisme semua tumbuhan...” saya ingin menambahkan bahwa tidak hanya oksigen
yang menjadi kebutuhan dasar melainkan senyawa lain pun berperan. Seperti
karbondioksida, air serta cahaya matahari.
Saya terpukau dengan penemuan dan gagasan John Dacey ketika dalam paragraf
kelima beliau tertarik dengan peranan difusi dan aliran massa dalam pengangkutan gas pada
tumbuhan melalui pendekatan fisika. Kemudian suatu ketika beliau melihat tumbuhan
teratai dan menemukan adanya gas utama di dalam lacuna yaitu gas metana (CH 4).
Menurutnya gas metana berasal dari lumpur oleh bakteri anaerobik (tempat hidup teratai
tersebut). John Dacey kemudian mengamati aliran difusi CH4 pada tubuh teratai.
Dalam penjelasan tersebut saya bertanya-tanya, “Bagaimana jika yang diamati teratai
yang lain? Benarkah CH4 merupakan gas utama yang ditemukannya? Kemudian bagaimana
dengan CO2 ataupun Oksigen?” Padahal diawal John Dacey berkata bahwa ‘oksigen
merupakan kebutuhan dasar dalam metabolisme semua tumbuhan. Bila tidak ada oksigen
disekitar akar tumbuhan air, respirasi aerobik di akar akan terhambat dan mengakibatkan
tertimbunnya sejumlah bahan yang mungkin sangat beracun.’ Dalam pernyataan tersebut
agak mengganjal dibenak saya bila dikaitkan dengan CH 4 yang menjadi gas utama.
“Bukankah seharusnya CH4 dapat membuat keracunan tumbuhan teratai?” . Namun, saya
mengasumsikan kemungkinan unsur metana pada teratai tersebut masih dalam batas
ambang normal. Saya mengasumsikan hal ini dengan konsep fitoremidiasi.
Saya memahami bahwa John dacey ini lebih meneliti kepada perpindahan gas CH 4
dan aliran massanya. Komentar saya mengenai hal tersebut adalah cukup rumit utuk
memahami proses mekanismenya. Ketika beliau menyuntikkan gas perunut untuk melihat
aliran massanya John Dacey mendapati bahwa sepanjang siang, gas bergerak dari daun
muda yang terapung menuju ke tangkai daun kemudian sampai pada rimpang. Selanjutnya
gas bergerak naik dari rimpang ke tangkai daun yang lebih tua dan kemudian ke atmosfer.
Pernyataan tersebut menurut saya seperti proses difusi yang dikaitkan dengan transpirasi.
Terlebih beliau menyatakan bahwa “Proses ventilasi berhenti bila hari gelap, sehingga
nampaknya fenomena ini membutuhkan cahaya.” Saya berfikir bahwa pernyataan tersebut
merupakan salah satu faktor luar yang mempengaruhi mekanisme transpirasi. Paragraf
selanjutnya pun beliau menjelaskan perbedaan tekanan uap, temperatur, yang menurut saya
hal tersebut merujuk kepada faktor luar yang mempengaruhi proses transpirasi. Seperti
menurut Loveless (1996) dalam bukunya Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah
Tropik I mengatakan kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor luar
maupun dalam. Faktor luar antara lain suhu, cahaya, kelembaban, angin dan kandungan air
tanah. Tetapi karna beliau melakukan penelitian dengan pendekatan fisika, maka John
Dacey tidak mengatakan itu adalah proses transpirasi melainkan mesin uap biologis.
Menilik ulasan-ulasannya, John Dacey ini banyak mengungkapkan proses difusi
yang dikaitkan dengan pendekatan fisika. Dalam pernyataannya saya sedikit memahami jika
perpindahan aliran gas berasal dari konsetrasi tinggi menuju konsentrasi rendah. John
Dacey tidak mengungkapkan secara gamblang, tetapi lebih kepada faktor-faktor yang
mempengaruhi proses difusi. Seperti contohnya suhu, ukuran pori daun teratai dan cahaya.
Selain itu, saya menggaris bawahi kalimat John Dacey yang mengatakan “Aliran
pada teratai bergantung pada dua faktor lain. Pertama pori pada daun yang lebih tua lebih
besar dibandingkan dengan daun muda. Maka pada daun yang lebih tua berlangsung aliran
massa menuju atmosfer.” menurut saya hal ini berkaitan dengan kecepatan difusi yang
dipengaruhi oleh luas suatu area. Karna daun yang lebih tua lebih besar, maka daun yang
lebih tua berlangsung difusi gas menuju atmosfer.
Kemudian saya agak mengganjal pada ungkapan John Dacey,“....Setiap hari
sebanyak 22 liter udara masuk kedalam sehelai daun yang terapung dan mengalir ke
rimpangnya.” Dalam benak saya bertanya, ‘Bagaimana beliau menghitung udara? Yang
menurutnya sebanyak 22 liter udara masuk ke dalam daun. Apakah bisa? Mungkin yang
dimaksud sebenarnya adalah air kah?’ Menurut saya jika dikaitkan dengan proses
transpirasi maka kemungkinan hal tersebut adalah 22 liter air.
Hasil penelitian John Dacey ini memang menarik bila dikaji lebih dalam. Sebelum
membaca artikel ini, pandangan serta gagasan yang dikemukakannya belum pernah terfikir
atau terbayangkan oleh saya pribadi. Penemuan ini akan lebih sempurna apabila penelitian
tersebut tidak hanya melalui pendekatan fisika namun ditambah dengan pendekatan
fisiologi tumbuhan tersebut.
Demikian pendapat dan komentar dari saya selaku pembaca. Dapat disimpulkan artikel
yang berjudul Ventilasi pada Teratai: Mesin Uap Biologis mengungkapkan bahwa pada
tumbuhan teratai memiliki suatu ruang celah yang berfungsi sebagai pertukaran udara yang
mana hal tersebut berkaitan dengan poses transpirasi (penguapan yang terjadi pada
tumbuhan).

Anda mungkin juga menyukai