Anda di halaman 1dari 11

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat

Semester I

Dosen Pengampu: Dr. Noer Rohmah, M.Pd.I

Tugas Filsafat Umum

Di susun oleh:

Kelompok 5

Ummi Utami

Mutmainatul Munawaroh

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)


IBNU SINA
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam. Atas berkah dan inayah-Nya
penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga dapat
terhaturkan kepada junjungan alam Nabi Muhammad Saw. Karena berkat perjuangan beliau,
sekarang kita berada pada zaman yang penuh dengan cahaya ilmu pengetahuan. Lampiran
makalah ini merupakan salah satu bagian dari tugas mata kuliah Filsafat yang diemban
mahasiswa semester satu sebagai salah satu bagian dari tugas pada semester ganjil. Bahan dari
lampiran makalah ini adalah hasil tinjaun pustaka dari materi “Filsafat Umum” yang membahas
terkait pengertian filsafat menurut tokoh. Melalui lampiran makalah yang telah selesai ini,
penulis mengharapkan apresiasi dengan sebaik-baiknya. Penulis turut menyadari bahwa lampiran
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Sehingga, kritik dan saran dibutuhkan sebagai
acuan dan pedoman dalam penulisan yang lebih baik lagi. Semoga lampiran makalah ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi kita semua, amin.

Hormat Kami,

i
Kelompok 5

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Beakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Pemikiran Thales 4
B. Pemikiran Anaximandros 4
C. Pemikiran Anaximenes 5
D. Pemikiran Protagoras 5
BAB III PENUTUP 6
A. Kesimpulam 6
BAB DAFTAR PUSTAKA 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bila dilihat dari aktivitasnya filsafat merupakan suatu cara berfikir yang
mempunyai karakteristik tertentu. Menurut Sutan Takdir Alisjahbana syarat-syarat
berfikir yang disebut berfilsafat yaitu: a) Berfikir dengan teliti, dan b) Berfikir menurut
aturan yang pasti. Dua ciri tersebut menandakan berfikir yang insaf, dan berfikir yang
demikianlah yang disebut berfilsafat. Sementara itu Sidi Gazalba (1976) menyatakan
bahwa ciri ber-Filsafat atau berfikir Filsafat adalah radikal, sistematik, dan universal.
Radikal bermakna berfikir sampai ke akar-akarnya (Radix artinya akar), tidak tanggung-
tanggung sampai dengan berbagai konsekwensinya dengan tidak terbelenggu oleh
berbagai pemikiran yang sudah diterima umum, Sistematik artinya berfikir secara teratur
dan logis dengan urutanurutan yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan,
Universal artinya berfikir secara menyeluruh tidak pada bagian-bagian khusus yang
sifatnya terbatas.
Filsafat adalah pandangan tentang dunia dan alam yang dinyatakan secara teori.
Filsafat adalah suatu ilmu atau metode berfikir untuk memecahkan gejala-gejala alam dan
masyarakat. Filsafat mempersoalkan tentang etika/moral, estetika/seni, sosial dan politik,
epistemology/tentang asal pengetahuan, ontology/tentang manusia, dan lain sebagainya.
Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan. Dia memberi sumbangan dan
peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu pengetahuan
hingga ilmu pengetahuan itu dapat hidup dan berkembang. Filsafat membantu ilmu
pengetahuan untuk bersikap rasional dalam mempertanggung jawabkan ilmunya.
Pertanggungjawaban secara rasional di sini berarti bahwa setiap langkah langkah harus
terbuka terhadap segala pertanyaan dan sangkalan dan harus dipertahankan secara
argumentatif, yaitu dengan argumen-argumen yang obyektif.
Filsafat adalah ilmu yang tak terbatas karena tidak hanya menyelidiki suatu
bidang tertentu dari realitas yang tertentu saja. Filsafat senantiasa mengajukan pertanyaan
tentang seluruh kenyataan yang ada. Filsafat pun selalu mempersoalkan hakikat, prinsip,

1
dan asas mengenai seluruh realitas yang ada, bahkan apa saja yang dapat dipertanyakan,
termasuk filsafat itu sendiri.
Dari penjelasan diatas ditemukan beberapa penjelasan mengenai pengertian
filsafat umum. Maka peneliti akan menjelaskan pengertian filsafat umum dari sudut
pandang para ahli.

B. Rumusan Masalah
1. Bagimana pemikiran filsafat umum menurut Thales?
2. Bagaimana pemikiran filsafat umum menurut Anaximandros?
3. Bagaimana pemikiran filsafat umum menurut Anaximenes?
4. Bagaimana pemikiran filsafat umum menurut Protagoras?

C. Tujuan
1. Mengetahui pemikiran filsafat umum menurut Thales
2. Mengetahui pemikiran filsafat umum menurut Anaximandros?
3. Mengetahui pemikiran filsafat umum menurut Anaximenes?
4. Mengetahui pemikiran filsafat umum menurut Protagoras?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemikiran Menurut Thales


Thales (624-546), orang miletus itu, digelari bapak filsafat karena dialah orang
yang mula- mula berfilsafat. Gelar itu diberikan karna ia mengajukan pertanyaan yang
amat mendasar, yang jarang diperhatikan orang, juga orang zaman sekarang: What is the
nature of the world stuff? (Mayer, 1950:18). Apa sebenarnya bahan alam semesta ini ?
Tak pelak lagi, pertanyaan ini sangat mendasar. selepas dari apapun jawabannya,
pertanyaan ini saja telah dapat mengangkat Namanya menjadi filosof pertama. Ia sendiri
menjawab air. Jawaban ini sebenarnya amat sederhana, dan belum tuntas. Belum tuntas
karena dari apa air itu? Thales mengambil air sebagai asal alam semesta barangkali
karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan dan
menurut pendapatnya bumi ini terapung di atas air (Mayer, 1950:18).
Pada Alam Pemikiran Yunani, pandangan tentang pembentukan alam masih
sederhna. Hal tersebut dikarnakan pemikiran mereka masih pada tatanan anasir-anasir
alam semata dan perkbangan mitos masih belum dapat di sapu bersih dari karakteristik
pemikirannya (Yusuf, 2015: 77). Filosof pertama memakai beberapa unsur alam utama
sebagai pembentukan alam. Thales sendiri berpendapat bahwa alam tebentuk dari air.
Pemikiran Thales didasari atas pengalaman-pengalamannya bahwa tiap kehidupan
dibumi snagat membutuhkan air. Tumbuhan, hewan, dan manusia membeutuhkan air
untuk dapat bertahan hidup dan tumbuh. Air menjadi komponen utama pembangunan
alam, setelah Thales mempelajari dari bangsa Mesir ketergantungan mereka pada Sungai
Nil sebagai jantung kehidupan masyarakat pada saat itu.
Menurut Thales, air adalah prinsip dasar segala sesuatu. Air telah menjadi pokok
dan yang paling utama dari segala-galanya di alam semesta. Air dapat mengalir dan
membentuk dirinya sendiri tanpa ada hambatan dan gangguan dari luar. Pendapat Thales
terhadap pembentukan alam juga tidak dapat dipisahkan dengan argumennya bahwa
segala sesuatu dijagat raya memiliki jiwa. Bkan hanya mahluk hidup saja yang memiliki
jiwa namun juga benda mati sekalipun. Argument Thales didasarkan pada pengalaman

3
dan pengamatannya terhadap meagnet yang dapat menarik besi. Thales dalam
menemukan gagasan ini memang telah menjauhi mitos-mitos yang ada dan berfikir
secara logika dan rasional.pemikiran ini dianggap oleh Aristoteles sebagai perintis filsafat
alam pertama yang ada (Bertens, 1981: 26).

B. Pemikiran Menurut Anaximandros


Anaximandros mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal
dan ada dengan sendirinya (Mayer, 1950:19). Anaximandros mengatakan itu udara.
Udara merupakn sumber segala kehidupan, demikian alasannya. Pembicaraan ketiga
filosof ini saja telah memperlihatkan bahwa didalam filsafat terdapat lebih dari satu
kebenaran tentang satu persoaalan. Sebabnya ialah bukti kebenaran teori dalam filsafat
terletak pada logis atau tidaknya argument yang digunakan, bukan terletak pada
kongklusi. Disini sudah terlihat bibit ralativisme yang kelak di kembangkan dalam
filsafat sufisme.
Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros mendirikan pandangannya tentang
alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu yang
berlawanan, yang terus bertempur satu sama lain. Yang panas membalut yang dingin
sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang
cair dan beku. Yang beku inilah yang kemudian diproduksi menjadi bumi. Api yang
membalut yang dingin itu kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut
berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan
bintang-bintang. Bumi diceritakan benar wujud silinder, yang lapangnya tiga kali
semakin agung dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena letaknya benar pada pusat jagad
raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain.
Tentang bumi, Thales telah menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan.
Akan tetapi, perlu dijelaskan pula tentang asal mula lautan. Anaximandros menyatakan
bahwa bumi pada awal mulanya dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar berturut-
turut, karenanya berangsur-angsur bumi diproduksi menjadi kering. Akhirnya, tinggalah
udara yang basah itu sebagai laut pada bumi.

4
C. Pemikiran Menurut Anaximenes
Menurut Anaximenes,Udara adalah unsur atau substansi paling fundamental yang
membentuk alam semesta beserta seluruh isinya. Ia mengkritisi pemikiran gurunya
thales,ia berpendapat bahwa air yang menurut Thales adalah substansi fundamental
baginya kurang tepat. Hal ini dikarenakan menurutnya adanya air sendiri muncul dari
substansi yang lain yakni dari udara. Menurutnya udara ini kemudian memadat sehingga
kemudian udara yang padat tersebut diperas sehingga terjadinya turunya air hujan.
Menurutnya awan, hujan, hujan es, dan salju juga, disebabkan oleh udara kental. Selain
itu ia juga beranggapan bahwa api juga berasalah dari udara yang dijernihkan dan encer.
Kemudian tanah juga berasal dari udara yang dipadatkan dengan sangat keras. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa suatu unsur yang diciptakan dari udara menurutnya
dipengaruhi oleh proses pemadatan dan tingkat kepadatan udara itu sendiri.

D. Pemikiran Menurut Protagoras


Salah seorang tikoh dibarisan sofis ialah Protagoras. Ia menyatakan bahwa
manusia adalah ukuran kebenaran (mayer,1950:84). Pernyataan ini merupakan tulang
punggung humanism. Pernyataan yang muncul ialah apakah yang dimadsudkannya
manusia individu ataukah manusia pada umumnya. Memang dua hal itu menimbulkan
konsekuensi yang sungguh berbeda. Akan tetapi, tidak ada jawaban yang pasti, mana
yang di maksud oleh Protagoras. yang jelas ia lah yang menyatakan bahwa kebenaran itu
bersifat pribadi (privat). Akibatnya ialah tidak akan ada ukuran yang absolut dalam
etika,metafisika,maupun agama. Bahkan teori- teori matematika tidak juga dianggapnya
mempunyai kebenaran yang absolut(mayer,1950:84).

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Menurut Thales, air adalah prinsip dasar segala sesuatu. Air telah menjadi pokok dan
yang paling utama dari segala-galanya di alam semesta. Air dapat mengalir dan
membentuk dirinya sendiri tanpa ada hambatan dan gangguan dari luar. Pendapat
Thales terhadap pembentukan alam juga tidak dapat dipisahkan dengan argumennya
bahwa segala sesuatu dijagat raya memiliki jiwa. Bkan hanya mahluk hidup saja yang
memiliki jiwa namun juga benda mati sekalipun. Argument Thales didasarkan pada
pengalaman dan pengamatannya terhadap meagnet yang dapat menarik besi. Thales
dalam menemukan gagasan ini memang telah menjauhi mitos-mitos yang ada dan
berfikir secara logika dan rasional.pemikiran ini dianggap oleh Aristoteles sebagai
perintis filsafat alam pertama yang ada.
2. Anaximandros mencoba menjelaskan bahwa substansi pertama itu bersifat kekal dan
ada dengan sendirinya (Mayer, 1950:19). Anaximandros mengatakan itu udara.
Udara merupakn sumber segala kehidupan, demikian alasannya. Pembicaraan ketiga
filosof ini saja telah memperlihatkan bahwa didalam filsafat terdapat lebih dari satu
kebenaran tentang satu persoaalan. Sebabnya ialah bukti kebenaran teori dalam
filsafat terletak pada logis atau tidaknya argument yang digunakan, bukan terletak
pada kongklusi. Disini sudah terlihat bibit ralativisme yang kelak di kembangkan
dalam filsafat sufisme.
3. Menurut Anaximenes,Udara adalah unsur atau substansi paling fundamental yang
membentuk alam semesta beserta seluruh isinya. Ia mengkritisi pemikiran gurunya
thales,ia berpendapat bahwa air yang menurut Thales adalah substansi fundamental
baginya kurang tepat. Hal ini dikarenakan menurutnya adanya air sendiri muncul dari
substansi yang lain yakni dari udara. Menurutnya udara ini kemudian memadat
sehingga kemudian udara yang padat tersebut diperas sehingga terjadinya turunya air
hujan.

6
4. Pernyataan yang muncul ialah apakah yang dimadsudkannya manusia individu
ataukah manusia pada umumnya. Memang dua hal itu menimbulkan konsekuensi
yang sungguh berbeda. Akan tetapi, tidak ada jawaban yang pasti, mana yang di
maksud oleh Protagoras. yang jelas ia lah yang menyatakan bahwa kebenaran itu
bersifat pribadi (privat). Akibatnya ialah tidak akan ada ukuran yang absolut dalam
etika,metafisika,maupun agama. Bahkan teori- teori matematika tidak juga
dianggapnya mempunyai kebenaran yang absolut(mayer,1950:84).

7
DAFTAR PUSTAKA

Tafsir, Ahmad. 2013. Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Noviansah, Ahmad. 2020. Pemikiran Filsafat Menurut Thales (Analisis Kritis Dalam Perspektif
Filsafat dan Agama dalam Pembentukan Alam). Jurnal Zawiyah Pemikiran Islam. 6 (2). 228-
249.

Anda mungkin juga menyukai