Anda di halaman 1dari 23

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

DOSEN

Garin Pratiwi Solihati, SE.,MM

DISUSUN OLEH

Rani Arizah Rabbani ( 43218010081 )

Resty Arum Pambayu (43218010091)

Yudha Yoga Pratama (43218010190)

UNIVERSITAS MERCU BUANA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

AKUNTANSI

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Sistem Informasi Akuntansi yang
berjudul “Enterprise Resource Planning (Erp)” dan menjadi salah satu tugas dari mata
kuliah Sistem Informasi Akuntansi ini dengan baik dan lancar.

Penyusunan makalah tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
oleh sebab itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kami ingin mengucapkan terima
kasih. Kami sebagai penyusun makalah ini menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan di masa yang akan datang.

Akhir kata,semoga makalah ini bermanfaat bagi kami selaku penyusun dan penulis
makalah ini pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya sebagai referensi tambahan
di mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi.

Jakarta, 10 Maret 2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Enterprise Resoure Planning (ERP) adalah sistem informasi
terintegrasi yang dapat mengakomodasikan kebutuhan-kebutuhan system
informasi secara spesifik untuk departemen – departemen yang berbeda
pada suatu perusahaan.
ERP terdiri dari bermacam – macam modul yang disediakan untuk
berbagai kebutuhan dalam suatu perusahaan, dari modul untuk keuangan
sampai modul untuk distribusi. Pengguna ERP menjadikan semua system
di dalam suatu perusahaan menjadi satu system yang terintegrasi dengan
satu database, sehingga beberapa departemen menjadi lebih mudah dalam
melakukan komunikasi.
Penerapan ERP dalam suatu perusahaan tidak harus dalam sistem
yang utuh, tetapi dapat diterapkan dengan hanya menggunakan satu modul
saja dulu sebagai pilot project. Jika penerapan satu modul dinilai berhasil,
maka dapat menerapkan modul lain dengan refrensi modul yang sudah
berhasil.
Ada beberapa software ERP yang dikenal secara umum, seperti
SAP, PeopleSoft, JDEdward dan beberapa merk lainnya. Tidak semua
software tersebut bisa dikostumisasi sesuai dengan kebutuhan bisnis
perusahaan, kadang kala perusahaan harus merubah aturan bisnisnya untuk
dapat menggunakan software ERP tertentu.
Aturan bisnis dan kebutuhan sistem ERP berbeda dan spesifik
untuk setiap perusahaan. Perusahaan skala besar, dengan dukungan
kondisi ekonomi yang relatif besar, akan dengan mudah memilih softrware
mana yang akan digunakan sekalipun harus merubah kebutuhan bisnisnya.
Namun, untuk perusahaan skala kecil dan menengah, hal ini tentu saja
sulit dilakukkan. Selain harga software ERP yang cukup tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah
sebagai berikut :
1. Apa pengertian dari sistemERP?
2. Bagaimana karakteristik sistem ERP?
3. Bagaimana Fase-fase dalam implementasi sistem ERP?
4. Bagaimana implementasi sistem ERP pada suatu perusahaan?
5. Bagaimana siklus hidup pengembangan sistem ERP ?
6. Apa keberhasilan dan kegagalan dari implementasi sistem ERP?

1.3 Batasan Masalah


Agar permasalahan dalam rumusan masalah lebih spesifik, maka pada
makalah ini penulis membatasi pembahasan masalah sebagai berikut:
1. Pengertian sistem ERP?
2. Fase – fase dalam implementasi sistem ERP?
3. Karakteristik sistem ERP?
4. Konfigurasi Sistem ERP?
5. Resiko yang berkaitan dengan Implimentasi Sistem ERP?
6. Implementasi Sistem ERP Pada Suatu Perusahaan?
7. Keberhasilan dan Kegagalan Dari Implementasi Sistem ERP ?

1.4 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas matakuliah ERP
2. Agar mahasiswa mampu memahami bagaimana implementasi sistem
ERP pada suatu perusahaan.

1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai sumber bacaan dan pengetahuan bagi mahasiswa yang
mengikuti matakuliah ERP
2. Dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat memahami implementasi
sistem ERP
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Definisi Enterprise Resource Planning (ERP)


ERP singkatan dari 3 elemen kata yaitu, Enterprise
(perusahaan/organisasi), Resource (sumber daya), Planning (perencanaan),
3 kata ini mencerminkan sebuah konsep yang berujung kepada kata kerja,
yaitu “planning” yang berarti bahwa ERP menekankan kepada aspek
perecanaan. ERP (Enterprise Resource Planning)
merupakan software yang mengintegrasikan semua
departemen dan fungsi suatu perusahaan, baik
departemen penjualan, HRD, produksi, atau keuangan. Konsep ERP
dapat dijalankan dengan baik jika didukung aplikasi dan infrastruktur
komputer baik
hardware/software.
Syarat terpenting dari sistem ERP adalah integrasi yang maksudnya
yaitu menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu
logical database. Database yang ada dapat mengijinkan setiap departemen
dalam perusahaan untuk menyimpan dan mengambil informasi yang dapat
diakses dan mudah disebarluaskan.
Sistem ERP adalah sebuah terminologi yang diberikan kepada
sistem informasi yang mendukung transaksi atau operasi sehari-hari dalam
pengelolaan sumber daya perusahaan. Tujuan sistem ERP adalah untuk
mengkooordinasikan bisnis organisasi secara keseluruhan.
Sistem ERP merupakan seperangkat infrastruktur dan software yang
tidak dapat dilepaskan dari aspek ‘best practices’ yang artinya merupakan
pencerminan cara terbaik dalam mengelola bisnis berdasarkan pengalaman
para pelaku bisnis. Tujuan utama adalah untuk meningkatkan kerja sama
dan interaksi antar semua departemen/ fungsi dalam perusahaan.
Tujuan Dan Peranannya Dalam Organisasi
Tujuan System ERP adalah untuk mengkoordinasikan bisnis organisasi secara
keseluruhan. ERP merupakan software yang ada dalam organisasi/perusahaan
untuk:
a. Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis
b. Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise
c. Menghasilkan informasi yang real-time
d. Memungkinkan perpaduan proses transaksi dan kegiatan perencanaan

Konsep Dasar ERP


Konsep dasar ERP dapat dilihat pada diagram di bawah ini :

Evolusi Sistem ERP


Tahapan Evolusi ERP

a. Tahap I : Material Requirement Planning (MRP)

Merupakan cikal bakal dari ERP, dengan konsep perencanaan kebutuhan material

b. Tahap II: Close-Loop MRP

Merupakan sederetan fungsi dan tidak hanya terbatas pada MRP, terdiri atas alat
bantu penyelesaian masalah prioritas dan adanya rencana yang dapat diubah atau
diganti jika diperlukan

c. Tahap III: Manufakturing Resource Planning (MRP II)

Merupakan pengembangan dari close-loop MRP yang ditambahkan 3 elemen


yaitu: perencanaan penjualan dan operasi, antarmuka keuangan dan simulasi
analisis dari kebutuhan yang diperlukan

d. Tahap IV: Enterprise Resource Planning

Merupakan perluasan dari MRP II yaitu perluasan pada beberapa proses bisnis
diantaranya integrasi keuangan, rantai pasok dan meliputi lintas batas fungsi
organisasi dan juga perusahaan dengan dilakukan secara mudah

e. Tahap V: Extended ERP (ERP II)

Merupakan perkembangan dari ERP yang diluncurkan tahun 2000, serta lebih
konflek dari ERP sebelumnya.
Perusahaan Yang Mengimplementasikan ERP

Integrasi ERP Dalam Organisasi


Modul ERP

 Manufacturing
 Supply Chain Management
 Financials
 Projects
 Human Resources
 Customer Relationship Management
 Data warehouse
 Access Control
 Customization

Manfaat Sistem ERP


 Menawarkan sistem terintegrasi di dalam perusahaan, sehingga proses dan
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien dan
Memungkinkan melakukan integrasi secara global
 Menghilangkan kebutuhan pemutakhiran dan koreksi data seperti yang
terjadi pada sistem yang terpisah
 Memungkinkan manajemen mengelola operasi dan tidak memonitor
saja dan lebih mampu menjawab semua pertanyaan yang ada dan
Membantu melancarkan pelaksanaan manajemen rantai pasok serta
memadukannya
 Memfasilitasi hubungan komunikasi secara internal dan eksternal dalam dan
luar organisasi
 Dapat menurunkan kesenjangan antara pemrograman dengan cara perawatan
sistem yang sah dan Dapat menurunkan kompleksitas aplikasi dan teknologi.
Manfaat dan cara Mendapatkannya :

1.2 Fase – Fase Implementasi Sistem ERP


Adapun fase – fase sistem ERP adalah sebagai berikut :
a. Fase inisisasi
Fase inisiasi yaitu berupa rencana strategis atau juga dari beberapa
kejadian yang muncul di perusahaan misalnya ada tawaran dari vendor,
pergerakan industri, peningkatan kualitas proyek, perubahan pada
peraturan dan hukum atau pemnafaatan anggaran teknologi informasi yang
lebih baik.
b. Fase evaluasi
Pada fase ini meliputi evaluasi proses bisnis, analisa kebutuhan,
evaluasi berbagai alternatif, pencarian vendor yang potensial dan evaluasi
berbagai produk yang berbeda.
c. Fase selection
Pada fase ini dapat berlangsung dalam waktu yang cukup lama.
Karena dihabiskan untuk menyeleksi berbagai potensi alternatif
termasuk peluang mengakhiri proyek atau memutuskan proyek jika
lingkungannya ternyata tidak siap menerima proyek tersebut.
d. Fase modifikasi
Fase modifikasi dapat dijalankan dengan dua cara, cara pertama
yaitu memodifikasi apa saja yang terjadi dalam rangkaian proses analisa-
konfigurasi dan pengujian sampai mendapatkan hasil yang diinginkan atau
sampai batasan waktu tertentu. Cara kedua yaitu dengan melakukan
pemilihan status target tertentu kemudian menerapkan pengukuran atas
pencapaian target tertentu. Dalam fase modifikasi perlu dilakukan tahapan
pelatihan bagi para pengguna.
e. Fase penyelesaian
Apabila semua berjalan dengan lancar, maka konsumen akan
melunasi pembayaran yang tergantung pada kontrak. Pada tahapan ini
perusahaan akan mendapatkan pelajaran serta pengalaman atas semua
kejadian selama proyek implementasi berlangsung, termasuk evaluasi
keberhasilan dan kegagalan serta peluang implementasi selanjutnya.

1.3 Karakteristik Sistem ERP


Menurut Daniel E. O’Leary sistem ERP memiliki karakteristik sebagai
berikut (WHL-2006):
1. Sistem ERP adalah suatu paket perangkat lunak yang didesain untuk
lingkungan pelanggan pengguna server apakah itu secara tradisional
atau berbasis jaringan.
2. Sistem ERP memadukan sebagian besar dari proses bisnis.
3. Sistem ERP memproses sebagian besar dari transaksi perusahaan.
4. Sistem ERP menggunakan database
perusahaan yang secara tipikal menyimpan
setiap data sekali saja.
5. Sistem ERP memungkinkan mengakses data secara waktu nyata(real
time).
6. Dalam beberapa hal sistem ERP memungkinkan perpaduan proses
transaksi dan kegiatan perencanaan.
7. Sistem ERP menunjang sistem multi mata uang dan bahasa, yang
sangat diperlukan oleh perusahaan multinasional.
8. Sistem ERP memungkinkan penyesuaian untuk kebutuhan khusus
perusahaan tanpa melakukan pemrograman kembali.

1.4 Resiko Yang Berkaitan Dengan ERP


Berikut resiko yang perlu dipertimbangkan dalam implementasi ERP:
1. Implementasi dengan pendekatan Big-Bang dan Phased-In
Kebanyakan implementasi ERP mengalami kegagalan karena masalah
budaya dalam perusahaan yang menentang proses ini. Ada beberapa
pendekatan dalam mengimplementasikan ERP, antara lain:
 Pendekatan big-bang. Pendekatan ini mencoba untuk mengalihkan operasi
dari sistem lama ke sistem baru sekaligus, tanpa adanya tahapan
pengimplementasian. Hal ini tentunya akan mendapat penentang karena
setiap orang dalam organisasi lebih familiar dengan sistem lama. Selain
itu, individu seringkali menemukan dirinya mengisi data lebih banyak
dibanding dengan saat menggunakan sistem lama. Hal tersebut dapat
menyebabkan gangguan pada operasi harian. Tetapi ketika periode
penyesuaian dapat terlewati dan munculnya budaya perusahaan baru, ERP
menjadi alat operasi dan strategik yang memberikan keuntungan
kompetitif kepada perusahaan.
 Pendekatan Phased-In. Karena banyaknya tentangan atas pendekatan
diatas, maka pendekatan ini menjadi alternative favorit dalam
pengimplementasian ERP. Pendekatan ini mengimplementasikan ERP
pada unit bisnis satu demi satu. Proses dan data umum dapat disatukan
tanpa harus mengganggu operasi perusahaan. Tujuan dari pendekatan ini
adalah untuk membuat ERP dapat berjalan dengan baik bersamaan
dengan sistem lama, setelah fungsi-fungsi organisasi terkonversikan
kedalam sistem yang baru, sistem lama diistirahatkan.
Oposisi Terhadap Perubahan Budaya Bisnis
Perubahan harus dapat didukung oleh budaya organisasi itu sendiri agar
implementasi ERP dapat berhasil. Selain itu, diperlukan staf teknis untuk
sistem baru ini atau basis pengguna yang paham teknologi komputer agar
proses pembelajarannya dapat berjalan lancar.

Memilih ERP Yang Salah


Alasan umumnya dari kegagalan pengimplementasian ERP adalah ERP tidak
mendukung satu atau lebih proses bisnis yang penting. Jika salah memilih,
dibutuhkan perubahan model ERP yang luas, memakan waktu, dan juga
tentunya menghabiskan dana yang tidak sedikit. Gangguan serius dapat
terjadi dikarenakan kealpaan ini. Lebih lanjut, pengembangan dari sistem
ERP ini akan menjadi lebih sulit lagi.

Goodness Of Fit
Manajemen perlu yakin bahwa ERP yang dipilih tepat bagi perusahaan.
Untuk menemukannya diperlukan proses seleksi perangkat lunak yang
meyerupai corong, yang dimulai dari hal yang luas lalu menjadi lebih
terfokus. Tetapi, jika proses bisnis itu sangat unik, sistem ERP harus
dimodifikasi agar dapat berjalan dengan sistem yang lama atau
mengakomodasi perangkat lunak bolt-on. Isu skalabilitas sistem. Jika
manajemen memperkirakan volume bisnis yang meningkat saat penggunaan
sistem ERP, mereka memiliki isu skalabilitas yang perlu dialamatkan.
Skalabilitas adalah kemampuan dari sistem untuk berjalan secara lancar dan
ekonomis saat persyaratan pengguna bertambah. Ukuran dari skalabilitas
yang penting adalah size, speed, dan workload.

Memilih Konsultan Yang Salah


Sukses dari pengimplementasian ini tergantung dari keahlian dan pengalaman
yang biasanya tidak tersedia langsung. Karena itu, kebanyakan implementasi
ERP melibatkan perusahaan konsultan yang mengkoordinasikan proyek,
membantu organisasi dalam mengenali kebutuhannya. Tetapi, dengan
banyaknya permintaan pengimplementasian sistem ERP, maka perusahaan
konsultan kekurangan sumber daya manusia. Hal ini menyebabkan
penempatan individu yang tidak sesuai dengan kualifikasi. Permasalahan ini
menyebabkan banyaknya proses implementasi ERP yang gagal.
Oleh karena itu, sebelum melibatkan sebuah konsultan luar, manajemen perlu
melakukan tahap-tahap berikut ini:
 Mewawancara staf yang diusulkan kepada proyek dan buat draft yang
meyebutkan penempatan tugasnya.
 Tetapkan dalam tulisan bagaimana perubahan staf ditangani.
 Lakukan rujukan terhadap member staf yang diusulkan.
 Selaraskan kpentingan konsultan yang organisasi itu bernegosiasi sebuah
skema pay-per- performance yang didasari pencapaian tertentu atas
proyek. Contohnya, jumlah uang yang dibayar kepada konsultan mungkin
berada di kisaran 85 sd 115 persen dan upah kontrak, tergantung dari
apakah kesuksesan proyek pengimplementasian berada sesuai jadwal atau
tidak.
 Buat waktu tenggat pemutusan yang tegas kepada konsultan untuk
menghindari konsultasi yang tidak ada akhirnya, yang berakibat
ketergantungan dan upah yang mengalir tanpa henti.
Biaya tinggi dan biaya yang melebihi anggaran Resiko yang ada bebentuk
biaya yang di anggap terlalu rendah atau yang tidak diantisipasi. Masalah
yang sering muncul terjadi dalam beberapa area yaitu
 Pelatihan. Biaya pelatihan selalu lebih tinggi dari yang diperkirakan
karena manajemen berfokus terutama pada niaya mengajarkan pekerja
perangkat lunak baru. Hal ini sebenarnya hanya sebagian dari pelatihan
yang dibutuhkan. Pekerja juga harus mempelajari prosedur baru, yang
seringkali diabaikan saat proses penganggaran.
 Pengujian dan penyatuan sistem. ERP merupakan model keseluruhan yang
dalam teorinya satu sistem yang menggerakkan seluruh organisasi. Pada
kenyataannya, banyak organisasi menggunakan ERP sebagai tulang
punggung yang terikat pada sistem lama dan perangkat lunak bolt-on,
yang mendukung kebutuhan khusus perusahaan. Menggabungkan sistem
yang tidak sama ini dengan sistem ERP dapat melibatkan penulisan
program konversi atau bahkan memodifikasi kode internal dari ERP.
Penggabungan dan pengujian dilaksanakan dengan basis case-by-case, jadi
biayanya sangat sulit ditaksir sebelumnya.
 Konversi basis data. Sebuah sistem ERP baru biasanya berarti basis data
baru. Konversi data merupakan proses mengalihkan data dari sistem lama
kepada basis data ERP. Jika data sistem lama handal, proses konversi
dilaksanakan lewat prosedur yang otomatis. Meskipun dengan kondisi
ideal, pengujian dan rekonsiliasi manual dibutuhkan untuk menjamin
bahwa pemindahan telah lengkap dan akurat.

Proses implementasi ERP ini memerlukan biaya yang besar sedangkan


manfaatnya tidak dapat dirasakan dalam jangka waktu yang pendek. Untuk
itu, manajemen harus pandai menaksir kuntungan yang didapat dari
pengimplementasian ini agar tidak mengalami kerugian akibat proses ini.
Gangguan Operasi Sistem ERP dapat mengacaukan operasi perusahaan
yang memasangnya. Hal ini disebabkan sistem ERP ini terlihat asing
dibandingkan dengan sistem lama sehingga memerlukan periode
penyesuaian untuk memperlancar proses implementasi ini.

1.5 Implikasi Terhadap Kontrol Internal Dan Audit


Beberapa perhatian penting atas isu kontrol internal dan audit, antara lain:
1. Otorisasi transaksi
Kontrol perlu ditanamkan pada sistem untuk memvalidasi transaksi
sebelum diterima dan digunakan modul lain. Tantangan bagi auditor
adalah memverifikasi otorisasi transaksi untuk mendapatkan pengetahuan
yang terperinci atas konfigurasi sistem ERP dan pengertian yang seksama
atas proses bisnis dan arus informasi antara komponen sistem.
2. Pemisahan Tugas
Keputusan operasional organisasiberbasis ERP berusah didekatkan
dengan sumber dari kejadiannya. Proses manual yang memerlukan
pemisahan tugas seringkali dihilangkan dalam lingkungan ERP. Hal ini
menimbulkan permasalahan baru bagaimana mengamankan, mengontrol
suatu sistem agar dapat menjamin pemisahan tugas berjalan dengan baik.
Untuk memecahkan masalah ini, SAP memperkenalkan teknik user role.
Seiap role diberikan suatu set aktivitas yang ditugaskan pada pengguna
yang berwenang dalam sistem ERP. Auditor perlu memastikan apakan
role ini diberikan sesuai dengan tanggung jawab kerjanya.
3. Pengawasan
Seringkali kegagalan dari implementasi ERP dikarenakan manajemen
tidak mengerti dengan baik pengaruhnya terhadap bisnis. Seringkali,
setelah ERP berjalan, hanya tim implementasi yang mengerti cara
kerjanya. Karena peran tradisional akan diganti, supervisor perlu
mendapatkan pengertian teknis dan operasional yang mendalam atas
sistem baru ini. Supervisor seharusnya memiliki waktu untuk mengelola
melalui kemampuan pengawasan yang ditingkatkan serta meningkatkan
rentang kontrol mereka.
4. Accounting Records
Dalam sistem ini data OLTP dapat dengan mudah diproses menjadi
berbagai macam produk akuntansi, resiko yang ada dapat diminimalkan
dengan meningkatkan akurasi entri data. Tetapi, Walaupun menggunakan
teknologi ERP, beberapa resiko atas akurasi accounting records masih
muncul. Hal ini disebabkan karena data yang rusak atau tidak akurat
akibat melewati sumber eksternal. Data ini dapat berisi duplicate records,
nilai yang tidak akurat, atau fields yang tidak lengkap. Oleh karena itu
dibutuhkan pembersihan data untuk mengurangi resiko dan menyakinkan
data yang paling akurat dan terkini yang diterima.
5. Kontrol akses
Security merupakan isu yang penting dalam implementasi ERP.
Tujuan dari security ini untuk menyediakan kerahasiaan, kejujuran, dan
ketersediaan
informasi yang dibutuhkan. Apabila security lemah, dapat menyebabkan
pembeberan rahasia dagang kepada pesaing dan akses tanpa izin.

Akses Kepada Data Warehouse


Kontrol dari akses merupakan fitur penting data warehouse yang dibagi
kepada konsumen dan pemasok. Organisasi seharusnya membangun prosedur
untuk mengawasi otorisasi individual ditempat konsumen dan suplier yang
akan diberi akses kedalam data warehouse-nya.
Perencanaan Kontingensi
Organisasi harus mempunyai rencana kontingensi yang rinci dapat digunakan
sewaktu-waktu bila terjadi bencana yang dikembangkan untuk operasi
komputer dan bisnis. Rencana ini perlu dikembangkan sebelum sistem ERP
berjalan. Organisasi yang memiliki unit bisnis yang sangat terintegritas
mungkin memerlukan satu system ERP yang dapat diakses melalui internet
atau private line dari seluruh dunia untuk mengkonsolidasikan data dari
sistem sekunder. Sedangkan perusahaan dengan unit organisasi yang berdiri
sendiri dan tidak berbagi konsumen, pemasok, atau produk yang sama
seringkali memilih untuk memasang server regional.
Verifikasi Independen
Fokus verifikasi independen atas sistem ini tidak tertumpu pada tingkatan
transaksi, tetapi secara keseluruhan. Hal ini menyebabkan usaha verifikasi
independen hanya dapat dilakukan oleh tim yang mahir teknologi ERP.
6. Mengaudit data warehouse
Dalam mengaudit sistem informasi, auditor harus dapat mendesain
prosedur untuk mengumpulkan bukti atas asersi manajemen yang
berhubungan dengan laporan keuangan perusahaan. Data yang terkandung
dalam data warehouse merupakan sumber yang sangat baik dalam
menyelenggarakan analisis time-series dan ratio. Walaupun demikian, auditor
perlu memahami prosedur dalam mempopulasi warehouse. Pembersihan data
merupakan tahapan penting dalam mengelola warehouse agar berguna dengan
baik. Jadi, auditor harus berhati-hati menggantungkan diri pada warehouse.
1.6 Implementasi Sistem ERP
Implementasi sistem ERP tergantung pada ukuran bisnis, ruang lingkup
dari perubahan dan peran serta pelanggan. Penerapan ERP banyak ditemukan
pada industri manufaktur. Penerapan ERP tersebut menggunakan berbagai
aplikasi atau software ERP. Software ERP yang banyak beredar di pasaran yaitu
SAP, JDE, Baan, Protean, Compiere, Magic, dll.
Ada beberapa alternatif cara dalam menerapkan sistem ERP, diantaranya
adalah:
1. Melakukan instalasi aplikasi ERP secara langsung dan menyeluiruh
Perusahaan mengganti sitem lama dengan sitem ERP. Cara ini juga
mengandung resiko, seperti kesiapan perusahaan dengan adanya pergantian
sistem yag baru.
2. Melakukan strategi franchise
Cara ini dilakukan dengan mengimplementasikan beberapa sistem ERP yang
berbeda pada setiap unit perusahaan. Implementasi biasanya fokus pada satu
unit terlebih dahulu. Cara Ini mengurangi resiko kegagalan sambil menguji
sistem ERP pada unit itu apakah bisa berjalan dengan baik atau tidak. Apabila
hasilnya memuaskan, maka sistem ERP dapat diimplementasikan ke unit yang
lain secara bertahap berdasarkan referensi percobaan sebelumnya.

2.6.1 Studi Kasus Implementasi Sistem ERP


PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Merupakan produsen jenis
makanan dan minuman yang bermarkas di Jakarta, Indonesia. Didirikan
tahun 1990 oleh sudono salim dengan nama Panganjaya Intikusuma.
Perusahaan ini telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total
Food Solutions.
a. Permasalahan yang dihadapi :
• Indofood Tbk adalah perusahaan dengan cakupan bisnis yang
sangat luas
• Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis olahan pangan
• Aktivitas bisnis dilakukan dalam skala besar
b. Penerapan ERP di Indofood Tbk. :
• SAP R/3 sebagai solusi ERP
• SAP Advance Planner and Optimizer (SAP APO) sebagai solusi
Supply Chain Management (SCM)
c. Manfaat implementasi ERP di PT Indofood Tbk. :
• Menyesuaikan minat konsumen
• Distribusi informasi
• Pengarsipan dokumen
d. Tantangan yang dihadapi :
• Investasi ERP sangat mahal dan pilihan ERP yang salah bisa
menjadi mimpi buruk
• ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak
menjadi jaminan berhasil diperusahaan yang lain
• Perencanaan harus dilakukan untuk menyeleksi ERP yang tepat
• Orang –orang tidak disiapkan untuk menerima dan beroperasi
dengan sistem yang baru.

1.7 Keberhasilan dan Kegagalan Penerapan Sistem ERP


Keberhasilan
Ada beberapa hal yang sangat menentukan keberhasilan implementasi
ERP, yaitu:
1. Proses bisnis yang matang
Hal ini merupakan suatu syarat mutlak bagi sebuah perusahaan yang
akan melakukan implementasi ERP. ERP tidak dapat
diimplementasikan pada perusahaan yang tidak memiliki proses bisnis
yang jelas.
2. Change management yang baik
Implementasi sebuah sistem akan selalu diikuti dengan
perubahan kebiasaan pada perusahaan tersebut.
Change management sangat diperlukan untuk memberikan
pelatihan kepada pengguna, operator atau pihak yang akan
bersentuhan langsung dengan sistem yang baru.
3. Komitmen
Implementasi ERP dalam perusahaan, pasti akan menyita banyak
waktu dan tenaga. Komitmen dari pimpinan perusahaan hingga
pengguna yang akan bersentuhan langsung dengan sistem sangat
diperlukan.
4. Kerjasama
Kerjasama harus dilakukan dengan baik anatara internal
perusahaan maupun antara perusahaan dengan konsultan yang
melakukan inplementasi. Konsultan dan pengguna sudah
menyatukan visi untuk keberhasilan implementasi.
5. Good Consultant
Pengalaman konsultan yang melakukan implementasi juga
sangat berpengaruh dalam implementasi.

Kegagalan Penerapan Sistem ERP


Dari berbagai implementasi di perusahaan dapat disimpulkan bahwa
yang menjadi penyebab utama kegagalan implementasi dan instalasi ini
adalah beberapa faktor yaitu:
1. Ketika tidak ada atau kurangnya dukungan dari pimpinan
Instalasi dan implementasi ERP adalah suatu keputusan yang harus
diambil oleh pimpinan. Orang-orang harus mempunyai komitmen
yang tegas untuk melakukan perubahan di bagian masing-masing.
Orang – orang yang dimasukkan dalam proyek akanmeluangkan
waktunya sebagian besar untuk proyek ini yang pada awalnya
kelihatan seperti hal yang tidak berguna. Disinilah dibutuhkan
dukungan dari pimpinan.
2. Ketika proyek dianggap sebagai proyek dari satu departemen saja
Proyek tidak akan berjalan sebagaimana mestinya jika ada asumsi
bahwa proyek ini hanya milik satu bagian/departemen saja. Padahal
dengan ERP ini nantinya akan terjadi keterkaitan antara departemen
yang satu dengan departemen yang lain.
3. Ketika tidak ada yang diserahi tugas untuk menjadi Person in charge
(PIC).
Untuk satu proyek seperti ini sangat dibutuhkan seseorang yang
ditugaskan untuk menjadi PIC atau project manager. Hal ini untuk
meningkatkan komitmen agar terpenuhi semua pekerjaan sesuai
dengan jadwal yang sudah direncanakan. Implementasi dan instalasi
ini membutuhkan biaya, waktu dan sumber daya yang tidak sedikit
sehingga dibutuhkan seseorang yang bertanggung jawab.
4. Ketika untuk segala proses dan prosedur implementasi diserahkan
kepada tim IT saja.
Hal ini umum terjadi, dimana anggota tim yang terlibat proyek
implementasi hanya menyerahkan pengambilan keputusan atau
perubahan prosedur kepada pihak IT saja dengan alasan mereka orang
yang secara teknik menguasai bidang tersebut. Padahal yang
mengetahui prosedur yang benar di bagian masing-masing adalah
pihak yang terlibat utama di dalamnya.
5. Vendor yang melakukan implementasi kurang atau tidak memiliki
kemampuan dan kompetensi yang baik dalam melakukan
implementasi dan instalasi
Disini dibutuhkan vendor yang akan melakukan implementasi dan
instalasi yang sudah mengetahui kira-kira masalah yang akan muncul
dan memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah sesuai dengan
pengalaman yang dimiliki.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ERP adalah bagian dari infrastruktur perusahaan dan sangat penting untuk
kelangsungan hidup perusahaan. ERP merupakan Sistem Informasi untuk
mengidentifikasi dan merencanakan sisi sumber daya yang dibutuhkan perusahaan
untuk digunakan, dibuat, dikirim dan dihitung secara efisien dan merespon
kebutuhan pelanggan dengan baik.
Implementasi ERP mencakup mengenai Pembuatan common database.
[Semua information seperti customers, suppliers, employees, transactions dsb.
Dapat disimpan di satu tempat.] Manfaatnya yaitu Efisiensi proses bisnis,
Menawarkan sistem terintegrasi di dalam perusahaan, sehingga proses dan
pengambilan keputusan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien dan
Memungkinkan melakukan integrasi secara global dan Memfasilitasi hubungan
komunikasi secara internal dan eksternal dalam dan luar organisasi.
Tujuan dari implementasi ERP adalah untuk meningkatkan daya saing
perusahaan. Selain berdampak pada proses bisnis, implementasi juga berpengaruh
secara signifikan pada perubahan budaya perusahaan. Untuk mengkoordinasikan
bisnis organisasi. Secara keseluruhan ERP merupakan perangkat lunak yang ada
dalam organisasi/perusahaan untuk Otomatisasi dan integrasi banyak proses bisnis,
Membagi database yang umum dan praktek bisnis melalui enterprise,
Menghasilkan informasi yang real-time dan Memungkinkan perpaduan proses
transaksi dan kegiatan perencanaan.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam implementasi sistem ERP memperhatikan hal – hal apa
saja yang berpengaruh seperti ukuran bisnis, ruang lingkup dari perubahan dan
peran serta pelanggan, Juga alternatif – alternatif apa saja yang bisa digunakan
karena sistem ERP pada setiap unit perusahan berbeda – beda.
DAFTAR PUSTAKA

http://deniarib.blogspot.co.id/2014/06/makalah-erp-enterprise-resource-
planning.html

https://killuazoldyck10.wordpress.com/2013/08/03/konsep-dasar-erp/

http://yudhistira-kardin.blogspot.co.id/2015/09/erp-enterprise-resource-
planning.html

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dhyah%20Setyorini,%20M.Si.,
%20Ak./BAB%206%20SISTEM%20PERENCANAAN%20SUMBER%20DAY
A%20PERUSAHAAN.pdf

http://jinywulandhari.blogspot.co.id/2015/03/implementasi-sistem-erp.html

Anda mungkin juga menyukai