Sebagai contoh kasus mengenai tulisan mengandung unsur pidana pencemaran nama baik
dapat kita lihat dalam artikel Konten Tulisan "Obor Rakyat" Dibahas Ahli. tersangka kasus
Tabloid "Obor Rakyat" Darmawan Septiyossa diduga menyebarkan isu menyinggung persoalan
suku, agama dan ras calon presiden (yang kini sebagai presiden terpilih) Joko Widodo. Di
samping itu, masih kasus yang sama namun diberitakan di artikel lain Kasus Obor Rakyat, AJI
Jakarta Sesalkan Penggunaan UU Pers, antara lain dikatakan bahwa beberapa pihak
menyatakan pengusutan kasus Obor Rakyat dapat dilakukan melalui Pasal 310 KUHP mengenai
fitnah.
Contoh lain dapat kita temukan dalam Putusan Pengadilan Negeri Idi Nomor:
87/Pid.B/2011/PN-IDI. Terdakwa merupakan wartawan Tabloid Mapikor. Dalam tulisan yang
diberitakannya, ia menyebutkan bahwa Alm. Muhammad Daud melakukan penipuan. Hal yang
termuat di Tabloib Mapikor yaitu "penipu" adalah hasil asumsi atau pendapat dari wartawan
Mapikor dan bukan berita berdasarkan fakta yang disajikan secara utuh.
Besarnya pengaruh pemberitaan di media massa dalam membentuk opini publik sangat
besar pengaruhnya terhadap cara pandang masyarakat, dan sikap masyarakat dalam bertidak
sehari –hari kita rasakan. Oleh sebab itu sangat penting untuk dapat menci membuat sebuah
berita yang benar – benar sesuai fakta dan tidak melanggar kode etik. Namun,