KOLOM
KOLOM
1. KOLOM
1.1.1 Kolom terdiri dari kolom nonprategang, prategang, dan komposit, yang
termasuk pedestal beton bertulang.
1.1.2 Desain pedestal dengan beton polos.
Rasio tinggi tak tertumpu terhadap dimensi lateral terkecil rata-rata tidak
boleh melebihi 3. Maksudnya batasan tinggi-ketebalan untuk beton polos
pedestal tidak bisa diterapkan untuk bagian pedestal yang tertanam di
tanah yang memberikan kekangan lateral terhadap pedestal.
1.2 Umum
1.2.1 Material
1
2
- Persyaratan durabilitas
- Persyaratan kekuatan struktur
b) Kekuatan beton yang disyaratkan harus digunakan untuk menentukan
proporsi campuran beton sesuai dan untuk pengujian dan penerimaan
beton.
c) Bila tidak ditentukan lain maka fc’ harus diambil berdasarkan hasil
pengujian28 hari. Selain 28 hari, umur beton saat pengujian fc’ harus
dituliskan pada dokumen konstruksi.
Modulus elastisitas
Modulus retak
Modulus retak beton fr dapat dihitung dengan menggunakan:
Beton ringan
a) Untuk mengakomodasi properti beton ringan, sebuah faktor modifikasi
λ harus digunakan sebagai pengali dari √fc' √fc' untuk semua ketentuan
pada standar ini.
b) Nilai dari λ harus diambil berdasarkan komposisi aggregat pada
campuran beton sesuai dengan tabel.
2
3
c) Jika hasil pengukuran kekuatan tarik belah rata-rata beton ringan, fct,
digunakan untuk menghitung λ, uji laboratorium harus dilakukan sesuai
ASTM C330M untuk menentukan nilai fct dan nilai fcm yang
bersesuaian dan λ dapat dihitung menggunakan:
Properti tulangan baja dan struktur baja untuk desain yang digunakan pada
kolom komposit.
Untuk baja struktural pada kolom komposit, nilai maksimum dari fy harus
sesuai dengan ASTM:
a) ASTM 365M – Baja karbon
3
4
Jika baja struktural, pipa, atau tabung digunakan sebagai tulangan longitudinal, kolom
harus didesain sebagai kolom komposit. Kolom komposit termasukbagian struktur
baja diselubungi beton dan bagian struktur baja berongga diisi beton. Rujukan metal
lainnya yang digunakan untuk tulangan diabaikan karena jarang digunakan pada
konstruksi beton.
4
5
5
6
Gaya dan momen terfaktor pada dasar kolom, dinding, atau pedestal harus
disalurkan ke fondasi pendukung dengan tumpuan pada beton dan dengan
tulangan, dowel/pasak, baut angkur, atau sambungan mekanis.
Tulangan, dowel/pasak, atau sambungan mekanis antara suatu komponen
struktur yang didukung dan fondasi harus dirancang untuk menyalurkan a)
dan b):
a) Semua gaya tekan yang melampaui kekuatan tumpu beton yang lebih
rendah dari komponen struktur yang didukung atau fondasi.
b) Setiap gaya tarik yang dihitung melalui bidang kontak.
Pada bagian dasar suatu kolom komposit dengan inti baja struktural, a) atau b)
harus dipenuhi:
a) Bagian dasar profil baja struktural harus dirancang untuk menyalurkan gaya
total terfaktor dari keseluruhan komponen struktur komposit ke fondasi.
b) Bagian dasar profil baja struktural harus dirancang untuk menyalurkan
gayagaya terfaktor hanya dari inti baja, dansisa dari gaya total terfaktor harus
disalurkan ke fondasi melalui bagian tekan pada beton dan tulangan.
6
7
Untuk kolom dengan penampang lebih besar dari yang dibutuhkan oleh beban
yang dipertimbangkan, diperbolehkan untuk mengelompokkan penampang
bruto yang dipakai, kebutuhan tulangan, dan kekuatan desain, diambil dari
luas efektif tereduksi, tidak kurang dari setengah total area. Ketentuan ini
tidak berlaku untuk kolom pada sistem pemikul momen khusus atau kolom
yang tidak termasuk bagian dari sistem penahan gaya seismic.
Untuk kolom dicor secara monolitik dengan dinding beton, batas luar
penampang kolom efektif tidak boleh diambil lebih besar dari 40 mm di luar
tulangan transversal.
Untuk kolom dengan dua atau lebih tulangan spiral saling terkait, batas luar
penampang efektif harus diambil pada jarak di luar spiral sama dengan
selimut beton minimum yang disyaratkan.
Jika area efektif tereduksi dipertimbangkan sesuai analisis struktur dan desain
bagian lainnya dari struktur yang berinteraksi dengan kolom harus didasarkan
pada penampang aktual.
Untuk kolom komposit dengan inti beton dilapisi oleh baja struktural,
ketebalan baja minimum harus memenuhi,
7
8
1.5.3 Geser
Vn harus dihitung
1.5.4 Torsi
Torsi terjadi pada kolom di bangunan gedung biasanya diabaikan dan jarang menjadi
faktor penentu pada desain kolom.
8
9
dimana
Bila tulangan geser diperlukan, Av min harus lebih besar dari a) dan b):
1.7.1 Umum
9
10
Kemiringan dari sisi miring tekuk geser tulangan longitudinal yang relatif
terhadap sumbu longitudinal kolom tidak boleh melebihi 1 banding 6. Bagian
atas dan bawah tulangan yang digeser harus sejajar dengan sumbu kolom.
Bila muka kolom digeser sebesar 75 mm atau lebih besar, maka tulangan
longitudinal tidak boleh ditekuk geser dan harus disediakan pasak terpisah,
sambungan lewatan tulangan longitudinal berada di dekat muka kolom.
1.7.5.1 Umum
10
11
Jika gaya pada tulangan akibat beban terfaktor adalah tekan, maka sambungan
lewatan tekan diizinkan untuk digunakan. Panjang sambungan lewatan tekan
diizinkan untuk dikurangi sesuai a) atau b), tetapi panjang sambungan lewatan
tidak boleh kurang dari 300 mm.
a) Untuk kolom dengan sengkang ikat, di mana sengkang sepanjang
sambungan lewatan mempunyai luas efektif tidak kurang dari 0,0015hs di
kedua arah, panjang sambungan lewatan diizinkan untuk dikalikan dengan
0,83. Kaki sengkang yang tegak lurus terhadap dimensi h harus
dipertimbangkan dengan menghitung luas efektifnya.
b) Untuk kolom dengan sengkang spiral, di mana sengkang spiral sepanjang
sambungan lewatan harus memenuhi 25.7.3, panjang sambungan lewatan
dapat diizinkan untuk dikalikan dengan 0,75.
Jika gaya pada tulangan akibat beban terfaktor adalah tarik, sambungan
lewatan tarik harus sesuai tabel
Jika gaya pada tulangan akibat beban terfaktor adalah tekan, sambungan
tumpuan ujung diizinkan untuk digunakanselama sambungan dibuat secara
selangseling atau disediakan tulangan tambahan pada daerah sambungan.
Tulangan menerus di setiap muka kolom harus memiliki kekuatan tarik
setidaknya 0,25fy dikalikan dengan luas tulangan vertikal di sepanjang muka
kolom tersebut.
11
12
Untuk kolom komposit, ujung inti baja struktural harus disiapkan secara
akurat untuk ditumpukan pada sambungan tumpuan ujung, dengan ketentuan
positif untuk menyejajarkan bagian inti atas dan yang lainnya dalam kontak
konsentris. Tumpuan (bearing) hanya efektif menyalurkan gaya tekan inti baja
tidak lebih dari 50 persen.
1.7.6 Tulangan transversal
1.7.6.1 Umum
Tulangan transversal harus memenuhi persyaratan paling ketat untuk spasi
tulangan.
Pendetailan tulangan transversal untuk sengkang ikat harus sesuai, untuk
sengkang spiral harus sesuai untuk tulangan spiral, dan untuk sengkang
tertutup harus sesuai
12
13
pedestal dan harus terdiri dari sekurang-kurangnya dua tulangan D13 atau
tiga tulangan D10.
1.7.6.2 Ikatan lateral tulangan longitudinal dengan sengkang ikat atau sengkang
pengekang.
Pada setiap lantai, sisi bawah sengkang ikat atau sengkang pengekang
harus dipasang tidak lebih dari setengah jarak spasi sisi atas sengkang ikat
atau sengkang pengekang dari pondasi telapak atau pelat.
Pada setiap lantai, sisi atas sengkang ikat atau sengkang pengekang harus
dipasang tidak lebih dari setengah jarak spasi sengkang ikat atau
sengkangpengekang di bawah tulangan horizontal terendah pada pelat,
drop panel, maupun penutup geser (shear cap). Bila balok atau konsol
menempel ke semua sisi kolom, bagian atas sengkang ikat atau sengkang
pengekang harus dipasang tidak lebih dari 75 mm di bawah tulangan
horizontal terendah pada balok atau konsol paling tipis.
Pada setiap lantai, bagian bawah sengkang spiral harus dipasang pada
bagian atas dari pondasi telapak atau pelat.
Pada setiap lantai, bagian atas sengkang spiral harus dipasang sesuai Tabel
13
14
1.7.6.5 Geser
14
15
PONDASI
2.1.1 Pasal ini ditujukan untuk desain fondasi nonprategang dan fondasi prategang,
termasuk fondasi dangkal a) hingga e) dan, jika ada, fondasi dalam f) hingga i):
a) Fondasi lajur
b) Fondasi setempat
c) Fondasi gabungan
d) Fondasi rakit
e) Balok sloof
f) Pile cap
g) Fondasi tiang
i) Caissons
15
16
2.2 Umum
2.2.1 Material
16
17
- Persyaratan durabilitas
- Persyaratan kekuatan struktur
e) Kekuatan beton yang disyaratkan harus digunakan untuk menentukan
proporsi campuran beton sesuai dan untuk pengujian dan penerimaan
beton.
f) Bila tidak ditentukan lain maka fc’ harus diambil berdasarkan hasil
pengujian28 hari. Selain 28 hari, umur beton saat pengujian fc’ harus
dituliskan pada dokumen konstruksi.
Modulus elastisitas
Modulus retak
Modulus retak beton fr dapat dihitung dengan menggunakan:
Beton ringan
17
18
f) Jika hasil pengukuran kekuatan tarik belah rata-rata beton ringan, fct,
digunakan untuk menghitung λ, uji laboratorium harus dilakukan sesuai
ASTM C330M untuk menentukan nilai fct dan nilai fcm yang
bersesuaian dan λ dapat dihitung menggunakan:
18
19
19
20
2.2.2.1 Desain dan pendetailan kolom cor di tempat dan kolom pracetak, pedestal,
dan sambungan dinding ke fondasi
Gaya dan momen terfaktor pada dasar kolom, dinding, atau pedestal harus
disalurkan ke fondasi pendukung dengan tumpuan pada beton dan dengan
tulangan, dowel/pasak, baut angkur, atau sambungan mekanis.
Tulangan, dowel/pasak, atau sambungan mekanis antara suatu komponen
struktur yang didukung dan fondasi harus dirancang untuk menyalurkan a)
dan b):
a) Semua gaya tekan yang melampaui kekuatan tumpu beton yang lebih
rendah dari komponen struktur yang didukung atau fondasi.
b) Setiap gaya tarik yang dihitung melalui bidang kontak.
Pada bagian dasar suatu kolom komposit dengan inti baja struktural, a)
atau b) harus dipenuhi:
a) Bagian dasar profil baja struktural harus dirancang untuk menyalurkan
gaya total terfaktor dari keseluruhan komponen struktur komposit ke
fondasi.
b) Bagian dasar profil baja struktural harus dirancang untuk menyalurkan
gayagaya terfaktor hanya dari inti baja, dansisa dari gaya total terfaktor
harus disalurkan ke fondasi melalui bagian tekan pada beton dan tulangan.
2.2.3.1 Komponen struktur yang diteruskan ke bawah dasar struktur yang diperlukan
untuk mentransmisikan gaya akibat efek gempa ke fondasi harus didesain. Struktur
dasar, seperti yang dijelaskan di dalam analisis, tidak perlu selalu terkait dengan
fondasi atau lantai dasar, atau untuk bangunan dasar seperti yang dijelaskan pada
peraturan umum gedung untuk perencanaan (sebagai contoh, batas ketinggian atau
persyaratan untuk perlindungan terhadap api). Detail kolom dan dinding yang
20
21
menerus di bawah dasar struktur ke fondasi diharuskan untuk tetap konsisten dengan
struktur atasnya.
2.2.3.2 Untuk struktur dengan Kategori Desain Seismik (KDS) D, E, atau F, fondasi
dangkal dan dalam yang menahan gaya akibat gempa atau yang mentransmisikan
gaya akibat gempa antara struktur dan tanah harus didesain sesuai.
2.2.4.1 Pelat di atas tanah yang menyalurkan beban vertikal atau gaya lateral dari
bagian struktur lainnya ke tanah harus didesain dan didetailkan berdasarkan ketentuan
yang sesuai standar ini.
2.2.4.2 Pelat di atas tanah yang mentransmisikan gaya lateral sebagai bagian dari
sistem pemikul gaya seismik harus didesain sesuai standar.
21
22
2.2.6.1 Fondasi harus proporsional dalam menahan beban terfaktor dan reaksi
terinduksi.
2.2.6.4 Momen eksternal pada setiap penampang fondasi jalur, fondasi telapak, atau
pile cap harus dihitung terhadap bidang vertikal melalui komponen struktur dan
menghitung momen dari gaya yang bekerja di seluruh area komponen struktur pada
satu sisi komponen bidang vertikal tersebut.
2.2.7.1 Mu pada komponen struktur daerah tumpuan harus diizinkan untuk dihitung
pada
penampang kritis.
22
23
2.2.7.2 Lokasi penampang kritis untuk gaya geser terfaktor dan untuk geser satu arah
atauuntuk geser dua arah harus diukur dari lokasi penampang kritis untuk Mu sesuai
ketentuan.
2.2.7.3 Kolom atau pedestal berbentuk bundar atau poligon beraturan diizinkan
untuk diberlakukan sebagai komponen struktur persegi dengan luas yang ekuivalen
saat menghitung penampang kritis untuk momen, geser, maupun penyaluran
tulangan.
2.2.8.2 Gaya tarik atau tekan yang dihitung pada tiap penampang tulangan harus
disediakan pada setiap sisi bagian tersebut.
2.2.8.4 Pengangkuran yang memadai harus disediakan oleh tulangan tarik bila
tegangan pada tulangan tidak berbanding lurus terhadap momen, seperti pada fondasi
23
24
miring, berundak, atau tirus; atau bila tulangan tarik tidak paralel terhadap permukaan
tekan.
2.3.1 Umum
2.3.1.1 Luas dasar minimum fondasi harus dihitung dari gaya dan momen tak
terfaktor yang diteruskankan oleh fondasi ke tanah atau batuan dan tegangan tumpu
yang diizinkan yang memenuhi prinsipprinsip mekanika tanah atau batuan.
2.3.1.2 Ketebalan fondasi total harus dipilih sedemikian rupa sehingga ketebalan
efektif tulangan bawah sekurang-kurangnya adalah 150 mm.
2.3.1.3 Pada fondasi miring, berundak, atau tirus, kedalaman dan lokasi undakan atau
sudut kemiringan harus sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan desain
untuk setiap penampang.
2.3.2.1 Desain dan pendetailan fondasi dangkal satu arah, termasuk fondasi jalur,
fondasi terkombinasi, dan balok ikat, harus berdasarkan pasal ini dan disesuaikan
dengan ketentuan.
2.3.2.2 Tulangan harus didistribusikan secara seragam di seluruh lebar fondasi satu
arah.
2.3.3.1 Desain dan pendetailan fondasi telapak dua arah harus berdasarkan pasal ini
dan harus disesuaikan dengan ketentuan.
2.3.3.2 Pada fondasi dua arah persegi, tulangan harus didistribusikan secara merata ke
seluruh lebar fondasi di kedua arah.
24
25
2.3.4.1 Desain dan pendetailan fondasi gabungan dua arah dan fondasi rakit harus
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
2.3.4.2 Metode desain langsung yang dijelaskan tidak boleh digunakan untuk
mendesain fondasi gabungan dan fondasi rakit.
2.3.4.3. Distribusi tegangan tumpu di bawah fondasi gabungan dan fondasi rakit
harus konsisten terhadap properti tanah atau batuan dan struktur, dan didasarkan pada
prinsip-prinsip mekanika tanah atau batuan yang telah mapan.
2.3.4.4 Tulangan minimum pada fondasi rakit nonprategang harus sesuai ketentuan.
2.3.5.1 Desain dinding sebagai balok sloof harus sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2.3.5.2 Jika dinding balok sloof dipertimbangkan sebagai balok tinggi sesuai, desain
harus memenuhi persyaratan.
2.4.1 Umum
2.4.1.1 Jumlah dan susunan tiang, tiang bor, maupun caisson harus ditentukan dari
gaya dan momen tak terfaktor yang ditransmisikan ke komponen tiang tersebut, dan
kapasitas komponen tiang izin berdasarkan prinsip-prinsip mekanika tanah dan
batuan.
25
26
2.4.2.1 Ketebalan total pile cap harus sedemikian rupa sehingga tinggi efektif
tulangan bawah tidak kurang dari 300 mm.
2.4.2.2 Momen dan gaya geser terfaktor harus diizinkan untuk dihitung dari reaksi
setiap tiang yang diasumsikan terkonsentrasi pada titik pusat penampang tiang.
2.4.2.3 Terkecuali untuk pile cap yang didesain sesuai peraturan lainya , pile cap
harus didesain sedemikian rupa sehingga dipenuhi untuk fondasi satu arah dan
dipenuhi untuk fondasi dua arah.
2.4.2.4 Perhitungan gaya geser terfaktor untuk berbagai penampang yang melalui pile
cap sesuai dengan a) hingga c):
a) Seluruh reaksi dari setiap tiang dengan pusatnya terletak pada dtiang/2 atau
lebih di luar penampang harus dipertimbangkan menghasilkan gaya geser
pada penampang tersebut.
b) Reaksi dari tiap tiang dengan pusatnya terletak pada dtiang/2 atau lebih ke
dalam penampang harus dipertimbangkan tidak menghasilkan gaya geser pada
penampang tersebut.
c) Untuk posisi antara, bagian dari reaksi pada tiang yang dipertimbangkan
menghasilkan gaya geser pada penampang tersebut harus didasarkan pada
interpolasi linier antara nilai penuh pada jarak dtiang/2 di luar penampang
tersebut dan nilai nol pada dtiang/2 di dalam penampang tersebut.
2.4.3.1 Bagian dari komponen fondasi berada di udara, air, dan tanah yang tidak
mampu memberikan tahanan yang memadai di seluruh panjang komponen tersebut
untuk mencegah tekuk lateral harus didesain sebagai kolom sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
26