DOSEN PENGAMPU :
Devi Triwidya Sitaresmi, S.T., M.T
Rahmat Aris Pratomo, S.T. M.T., M.Sc.
Mohtana Kharisma Kadri, S.T., M.ENG
Disusun Oleh :
Perencanaan wilayah maupun kota tidak lepas dari penentuan lokasi dari
masing-masing komponen wilayah ataupun kota itu sendiri. Oleh karena itu
diperlukan teori lokasi untuk menentukan tata letak setiap komponen seperti
lokasi pasar, industri, perdagangan dan jasa, fasilitas umum, permukiman, dan
lain sebagainya yang mencangkup komponen lokasi.
Teori lokasi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tata ruang kegiatan
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber
yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhya terhadap
keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial
(Tarigan, 2006)
Pokok pembahasan dalam teori lokasi adalah bagaimana pengaruh jarak
terhadap intensitas orang bepergian dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Dan
objek utama kajian dari seorang planner adalah spatial (ruang). Ruang adalah
wadah atau tempat yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia atau
makhluk lain hidup, yang dapat melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidup mahkluk hidup.
Teori lokasi merupakan ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order).
Teori lokasi merupakan ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-
sumber yang potensial, serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap
keberadaaan berbagai macam usaha atau kegiatan seperti ekonomi, sosial dan
lainnya. Lokasi berbagai kegiatan seperti rumah tangga, pertokoan, pabrik,
pertanian, pertambangan, sekolah, dan tempat ibadah tidaklah acak berada di
lokasi tersebut, melainkan menunjukan pola dan susunan (mekanisme) yang
dapat diselidiki dan dapat dimengerti.
Input yang dapat ditransfer adalah persediaan input yang dapat ditransfer
dari sumber-sumber di luar suatu lokasi, yang sampai batas tertentu merupakan
pencerminan biaya transfer atau biaya transportasi dari sumber-sumber input ke
lokasi tersebut.
Permintaan dari luar atau ouput yang dapat ditransfer adalah penerimaan
bersih yang diperoleh dari, penjualan output yang dapat ditransfer ke pasar di
luar lokasi, atau pencerminan dari biaya transfer atau biaya transportasi dari
lokasi tersebut ke pasar- pasar. Teori yang menyangkut pola lokasi ini telah ada
sejak awal abad ke-19, tetapi tidak banyak berkembang. Secara empiris dapat
diamati bahwa pusat-pusat pengadaan dan pelayanan barang dan jasa yang
umumnya adalah perkotaan (central places), terdapat tingkat penyediaan
pelayanan yang berbeda- beda. Pelayanan masing-masing kota untuk tingkat
yang berbeda bersifat tumpang tindih, sedangkan untuk yang setingkat
walaupun tumpang tindih tetapi tidak begitu besar.
PREFERENSI
LOKASI : KEPUTUSAN
EKONOMI LOKASI
NON EKONOMI
PERUBAHAN TATA
RUANG :
STRUKTUR TATA
RUANG
POLA TATA RUANG
BAB III
STUDI KASUS
4.1 KESIMPULAN
Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-
sumber yang potensial, serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap
keberadaaan berbagai macam usaha atau kegiatan seperti ekonomi, sosial dan
lainnya. Bertujuan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan
ekonomi yang didalamnya termasuk kegiatan industri. Lokasi secara umum
dibagi menjadi 2 yaitu : Absolute dan relative.
Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitikberatkan pada tiga
unsur jarak (distances), kaitan (interaction), dan gerakan (movement). Tujuan
dari analisis keruangan adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada sesuai
dengan struktur keruangan, dan menganalisainteraksi antar unit keruangan.
Teori Lokasi dengan analisis keruangan saling berkaitan karena sebelum
mengolah dan merencanakan sesuatu perlu mendalami serta memahami
karakteristik serta kriteria yang diberikan atau disediakan oleh lokasi
perencanaan.
Dengan mempelajari teori lokasi dan keruangan, maka dalam membuat suatu
analisis dan membuat suatu perencanaan akan dapat
DAFTAR PUSTAKA