Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DASAR TEORI LOKASI DAN RUANG LINGKUP ANALISIS

LOKASI DAN KERUANGAN

MATA KULIAH : ANALISIS LOKASI DAN KERUANGAN

DOSEN PENGAMPU :
Devi Triwidya Sitaresmi, S.T., M.T
Rahmat Aris Pratomo, S.T. M.T., M.Sc.
Mohtana Kharisma Kadri, S.T., M.ENG

Disusun Oleh :

Adi Sakti Cipta (08161002)


Arneta Fitri Riani (08181012)
Ghina Rianda (08181034)
M. Rizky (08181054)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2020
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perencanaan wilayah maupun kota tidak lepas dari penentuan lokasi dari
masing-masing komponen wilayah ataupun kota itu sendiri. Oleh karena itu
diperlukan teori lokasi untuk menentukan tata letak setiap komponen seperti
lokasi pasar, industri, perdagangan dan jasa, fasilitas umum, permukiman, dan
lain sebagainya yang mencangkup komponen lokasi.
Teori lokasi merupakan ilmu yang mempelajari tentang tata ruang kegiatan
ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber
yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhya terhadap
keberadaan berbagai macam usaha/kegiatan lain baik ekonomi maupun sosial
(Tarigan, 2006)
Pokok pembahasan dalam teori lokasi adalah bagaimana pengaruh jarak
terhadap intensitas orang bepergian dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Dan
objek utama kajian dari seorang planner adalah spatial (ruang). Ruang adalah
wadah atau tempat yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia atau
makhluk lain hidup, yang dapat melakukan kegiatan, dan memelihara
kelangsungan hidup mahkluk hidup.

1.2 Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi yang akan dibahas pada makalah ini adalah tentang
dasar teori lokasi dan analisis lokasi dan keruangan.
BAB II
REVIEW MATERI

2.1 Pengertian Lokasi

Teori lokasi merupakan ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order).
Teori lokasi merupakan ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-
sumber yang potensial, serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap
keberadaaan berbagai macam usaha atau kegiatan seperti ekonomi, sosial dan
lainnya. Lokasi berbagai kegiatan seperti rumah tangga, pertokoan, pabrik,
pertanian, pertambangan, sekolah, dan tempat ibadah tidaklah acak berada di
lokasi tersebut, melainkan menunjukan pola dan susunan (mekanisme) yang
dapat diselidiki dan dapat dimengerti.

Lokasi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

1. Lokasi absolut: Posisi yg dikaitkan dengan sistem grid konvensional


menurut koordinat garis lintang dan garis bujur) atau letak astronomis.
Contoh: Washington D.C. posisinya 38°50’ LU dan 77°00’ BB
2. Lokasi relatif: Posisi yg dikaitan dengan lokasi lainnya (lokasi suatu
tempat yang bersangkutan terhadap kondisi wilayah-wilayah lain yang
ada disekitarnya).
Contoh: Kota Malang terletak 90 km di sebelah Selatan Surabaya

2.2 Faktor Lokasi

Faktor-faktor lokasi yang menentukan pemilihan suatu lokasi untuk


suatu kegiatan dapat dikelompokkan menjadi hal berikut ini :

2.2.1 Input Lokal


Input lokal adalah semua barang dan jasa yang ada pada suatu lokasi dan
sangat sukar atau tidak mungkin dipindahkan ke tempat lain. Contoh input lokal
adalah lahan, iklim, kualitas udara, kualitas air, keadaan lingkungan, pelayanan
umum yang ada pada suatu lokasi dan sebagainya. Salah satu sifat umum dari
input lokal adalah ketersediaannya pada suatu lokasi tergantung dari kedaan
lokasi itu sendiri dan ketersediaannya tidak dipengaruhi oleh transfer input dari
lokasi lain.

2.2.2 Permintaan Lokal


Permintaan lokal atau output yang tidak dapat ditransfer (nontransferable
output) adalah permintaan akan input secara lokal yang tidak dapat ditransfer
pada suatu lokasi. Contoh dari output lokal adalah permintaan tenaga kerja oleh
pabrik lokal, permintaan akan pelayanan lokal seperti masjid, bioskop, dan
sebagainya

2.2.3 Input yang dapat ditransfer

Input yang dapat ditransfer adalah persediaan input yang dapat ditransfer
dari sumber-sumber di luar suatu lokasi, yang sampai batas tertentu merupakan
pencerminan biaya transfer atau biaya transportasi dari sumber-sumber input ke
lokasi tersebut.

2.2.4 Permintaan dari luar

Permintaan dari luar atau ouput yang dapat ditransfer adalah penerimaan
bersih yang diperoleh dari, penjualan output yang dapat ditransfer ke pasar di
luar lokasi, atau pencerminan dari biaya transfer atau biaya transportasi dari
lokasi tersebut ke pasar- pasar. Teori yang menyangkut pola lokasi ini telah ada
sejak awal abad ke-19, tetapi tidak banyak berkembang. Secara empiris dapat
diamati bahwa pusat-pusat pengadaan dan pelayanan barang dan jasa yang
umumnya adalah perkotaan (central places), terdapat tingkat penyediaan
pelayanan yang berbeda- beda. Pelayanan masing-masing kota untuk tingkat
yang berbeda bersifat tumpang tindih, sedangkan untuk yang setingkat
walaupun tumpang tindih tetapi tidak begitu besar.

2.3 Ruang Lingkup analisis lokasi dan Keruanganng


n
Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitikberatkan pada tiga
unsur jarak (distances), kaitan (interaction), dan gerakan (movement).
Tujuan dari analisis keruangan adalah untuk mengukur apakah kondisi
yang ada sesuai dengan struktur keruangan, dan menganalisainteraksi antar unit
keruangan yaitu hubungan antara ekonomi dengan interaksi keruangan,
aksesibilitas antara pusat dan perhentian suatu wilayah, dan hambatan interaksi,
hal ini didasarkan oleh adanya tempat-tempat (kota) yang menjadi pusat
kegiatan bagi tempat- tempat lain, serta adanya hierarki di antara tempat-
tempat tersebut (Rahmat Kusnadi, 2010).

PREFERENSI
LOKASI : KEPUTUSAN
EKONOMI LOKASI
NON EKONOMI

PERUBAHAN TATA
RUANG :
STRUKTUR TATA
RUANG
POLA TATA RUANG
BAB III
STUDI KASUS

Persepsi perumahan lebih banyak dikaitkan dengan tingkat pendapatan


dan lokasi perumahan menurut masyarakat. Menurut teori struktur internal
perkotaan dari Burgess, dijelaskan bahwa faktor lokasi sangat penting bagi
tingkat penghasilan. Pilihan lokasi akan hunian umumnya akan berusaha
mendekati lokasi aktivitasnya, namun dalam perkembangan penggunaan lahan
di perkotan lebih dititik beratkan pada segi ekonomis lahan karena semakin dekat
dengan pusat aktivitas maka semakin tinggi tingkat aksesibilitas lokasi, guna
lahan yang berkembang diatasnya juga akan semakin intensif sehingga
mempengaruhi peruntukan lahan bagi perumahan.

Menurut Drabkin (1980), ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap


pemilihan lokasi perumahan yang secara individu berbeda satu sama lain yaitu :
a. Aksesibilitas yaitu terdiri dari kemudahan transportasi dan jarak ke pusat
kota
b. Lingkungan, dalam hal ini terdiri dari lingkungan sosial dan fisik seperti
kebisingan, polusi dan lingkungan yang nyaman
c. Peluang kerja yang tersedia, yaitu kemudahan seseorang dalam mencari
pekerjaan untuk kelangsungan hidupnya.
d. Tingkat pelayanan, lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang memiliki
pelayanan yang baik dalam hal sarana dan prasarana.

Ditinjau dari perspektif pihak developer maka pembangunan perumahan


Pantai Mentari mempertimbangkan faktor aksesbilitas dimana perumahan ini
diletakkan di daerah pinggiran kota yang memiliki akses jaringan jalan primer dan
sekunder yang mampu membantu kemudahan akses menuju lokasi-lokasi di
pusat kota, dari segi faktor lingkungan pihak developer mendirikan Pantai Mentari
dengan konsep green and livable dimana melalui survey lapangan penulis
mengetahui kondisi eksisting Perumahan Pantai Mentari yang suasananya
tenang dan banyak penghijauan sehingga menimbulkan kenyamanan bagi para
penghuninya. Pada faktor kemudahan mencari pekerjaan kurang diperhatikan
oleh pihak developer karena sasaran dari penjualan perumahan ini ditujukan
untuk masyarakat memiliki penghasilan diatas rata – rata (mapan dalam bekerja).
Pada faktor tingkat pelayanan, pihak developer sangat menekankan lokasi
yang memiliki pelayanan sarana prasarana yang baik agar masyakarat yang
tinggal di perumahan ini tetap dapat memenuhi serta melangsungkan kebutuhan
hidupnya melalui sarana prasarana yang telah disediakan di dalam perumahan
(contoh: sarana olahraga, sarana perdagangan jasa) dimana masyarakat tidak
perlu menuju daerah pusat kota secara terus menerus.
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-
sumber yang potensial, serta hubungannya atau pengaruhnya terhadap
keberadaaan berbagai macam usaha atau kegiatan seperti ekonomi, sosial dan
lainnya. Bertujuan untuk memperhitungkan pola lokasi kegiatan-kegiatan
ekonomi yang didalamnya termasuk kegiatan industri. Lokasi secara umum
dibagi menjadi 2 yaitu : Absolute dan relative.
Analisis keruangan adalah analisis lokasi yang menitikberatkan pada tiga
unsur jarak (distances), kaitan (interaction), dan gerakan (movement). Tujuan
dari analisis keruangan adalah untuk mengukur apakah kondisi yang ada sesuai
dengan struktur keruangan, dan menganalisainteraksi antar unit keruangan.
Teori Lokasi dengan analisis keruangan saling berkaitan karena sebelum
mengolah dan merencanakan sesuatu perlu mendalami serta memahami
karakteristik serta kriteria yang diberikan atau disediakan oleh lokasi
perencanaan.

4.2 LESSON LEARNED

Dengan mempelajari teori lokasi dan keruangan, maka dalam membuat suatu
analisis dan membuat suatu perencanaan akan dapat
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai