Disusun oleh :
KELOMPOK I
1. Ainun Alya
2. Alyah Heriandi
3. Athiya Arista C.
4. Brillianie D. P.
5. Chaesya Putri A.
6. Devin Akbar A.
7. Dhea Marella A.
8. Dinah Salsabila
9. Firrizky Al Ghifari
10. Hazel Abi P.
11. Imey Lantira
12. Jumiarti Eka p
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan berkat rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Adapun judul
dari makalah ini adalah “Sistem Pencernaan Manusia”.
Makalah ini menyajikan materi yang mudah dipahami dan dimengerti oleh peserta didik
atau pembaca. Makalah ini juga menjadi bahan ajar bagi guru dan peserta didik dan untuk
menggali ilmu secara mandiri, mencari untuk menemukan aspirasi, motivasi dan dapat berkarya
sehingga bermamfaat bagi kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga penyajian makalah selanjutnya dapat
kami tingkatkan. Semoga makalah ini dapat membantu mengantarkan peserta didik untuk
mencapai sukses dalam pendidikan, kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
PENULIS
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Setiap hari, dalam tubuh kita terjadi proses metabolisme. Saat buang air kecil kita pasti
mengeluarkan air seni (urin). Saat kita bernafas, kita akan menghembuskan karbon dioksida,
sebsgai sisa pernapasan. Jiak pada siang hari kita berada dibawah terik matahari atau disaat
malam hari udara sangat panas, kita sering berkeringat. Jika kita berada didalam kendaraan
umum yang penuh sesak, baju kita pun akan basah dengan keringat.
Hal tersebut merupakan proses metabolisme. Sedangkan, air seni,karbon dioksida dan
keringat merupakan zat – zat sisa metabolisme yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Zat sisa
metabolisme harus dikeluarkan dari tubuh karena dapat bersifat racun bagi tubuh. Proses
pengeluaran zat siasa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh dari sel-sel tubuh disebut
ekskresi. Selain menghasilkan zat-zat yang yang tidak berguna, proses metabolisme juga
mengeluarkan zat-zat yang masih berguna bagi tubuh.Zat sisa metabolisme dihasilkan dari hasil
pembongkaran zat makanan. Zat sisa metabolisme dikeluarkan dari tubuh oleh alat ekskresi.
Alat ekskresi pada manusia adalah ginjal,kulit,paru-paru, dan hati-hati. Ginjal merupakan alat
ekskresi karena mengeluarkan urin. Kulit mengeluarkan keringat, paru-paru mengeluarkan
karbon dioksida sedangkan, hati mengeluarkan empedu.
Dengan adanya hal-hal tersebut maka saya memilih “HATI MERUPAKAN SALAH SATU
ORGAN EKSKRESI” sebagai judul makalah ini agar para pembaca dan pemakalah khususnya
dapat mempelajari seberapa pentingnya hati sebagai organ ekskresi dalam tubuh manusia
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dengan judul “HATI MERUPAKAN SALAH SATU
ORGAN EKSKRESI”, maka kami dapat merumuskan beberapa permasalahannya, diantaranya
sebagai berikut.
1. Bagaimana cirri-ciri hati?
2. Bagaimana struktur dalam hati?
3. Mengapa hati disebut sebagai alat ekskresi, alat sekresi dan kelenjar pencernaan?
4. Apa saja fungsi hati?
5. Apasaja penyakit yang menyerang hati?
6. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi karusakan hati?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis mencoba merumuskan beberapa tujuan, yaitu
sebagai berikut:
Untuk mengetahui cirri-ciri hati
Untuk mengetahui struktur dalam hati
Untuk mengetahui hati disebut sebagai alat ekskresi, alat sekresi dan kelenjar pencernaan
Untuk mengetahui fungsi hati
Untuk mengetahui penyakit yang menyerang hati
Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi karusakan hati
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hati
Hati adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah
kecoklatan, yang mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam membantu
pencernaan makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan.
Hati manusia dewasa normal memiliki massa sekitar 1,4 Kg atau sekitar 2.5% dari massa
tubuh. Letaknya berada di bagian teratas rongga abdominal, disebelah kanan, dibawah
diagfragma dan menempati hampir seluruh bagian dari hypocondrium kanan dan sebagian
epigastrium abdomen. Permukaan atas berbentuk cembung dan berada dibawah diafragma,
permukaan bawah tidak rata dan memperlihatkan lekukan fisura transverses. Permukaannya
dilapisi pembuluh darah yang keluar masuk hati.
C. Proses Pengeluaran
1. Ekskresi Melalui Empedu
Empedu merupakan cairan berwarna kuning kehijauan yang dihasilkan oleh hati. Fungsi
empedu diantaranya:
1. Pembentukan Empedu
Empedu dibentuk oleh sel hepatosit (sel hati) kemudian dialirkan melalui saluran empedu
menuju usus halus atau menuju kantong empedu untuk disimpan. Komposisi empedu antara lain
air, getah empedu, bilirubin, kolesterol, asam lemak, lesitin, natrium, kalium, kalsium, klorida,
dan ion bikarbonat. Zat-zat dalam empedu merupakan zat yang akan dibuang dari tubuh. Mineral
mineral yang ada dalam empedu sebenarnya dibutuhkan tubuh, namun tubuh tidak bisa
menyimpannya. Akibatnya kelebihan mineral ini dibuang keluar tubuh melalui empedu. Empedu
yang dihasilkan oleh hati dapat mencapai 1 liter per hari.
2. Penyimpanan Empedu
Tidak semua empedu yang dihasilkan dikeluarkan dalam usus halus. Sebagian besar empedu
disimpan dalam tubuh pada kantong empedu. Fungsi kantong empedu lainnya dapat dibaca pada
artikel sebelumnya. Kantong empedu hanya dapat menyimpan empedu sekitar 30-60 ml saja,
sehingga empedu dari hati dipekatkan dengan cara mengabsorbsi air, natriun, klorida dan
elektrolit lainnya. Akibatnya ada perbedaan yang signifikan antara konsentrasi empedu yang
disekresikan hati dan yang disimpan dalam kantong empedu.
3. Sekresi Empedu
Empedu yang disimpan dalam kantong empedu akan disekresikan saat ada makanan yang masuk
kedalam usus halus. Peristiwa ini biasanya terjadi 20 menit setelah konsumsi makanan atau
minuman. Makanan, khususnya yang mengandung lemak, akan merangsang kantong empedu
untuk mensekresikan empedu. Sekresi empedu juga dipengaruhi oleh rangsangan dari kelenjar
pankreas dan saraf saraf pada perut.
Amonia merupakan hasil samping dari metabolisme protein dalam tubuh. Amonia merupakan zat
yang bersifat racun dalam tubuh. Kelebihan amonia dalam tubuh dapat menyebabkan
keseimbangan terganggu dan mengurangi energi yang dihasilkan tubuh. Ini disebabkan amonia
menggunakan α-ketoglutarat pada siklus krebs untuk membentuk glutamin. Oleh karena itu
kadar amonia dalam tubuh tidak boleh lebih dari 35µmol/L. kelainan pada tubuh yang berkaitan
dengan kadar amonia/urea yang tinggi disebut hiperamonemia. Tubuh manusia akan merespon
keberadaan amonia dengan mengubahnya menjadi senyawa yang tidak beracun, yaitu urea
melalui siklus urea.
1. Siklus Urea
Urea merupakan zat yang tidak beracun dan dapat dibuang melalui urin. Urea merupakan hasil
reaksi dari amonia, karbondioksida dan asam aspartat. Reaksi ini terjadi dalam
matriks mitokondria dan sitosol dari sel hepasit. Pembentukan urea berlangsung melalui 5
tahapan yaitu:
Pembentukan karbamoil fosfat– karbamoil fosfat dibentuk dari reaksi amonia, ion
bikarbonat dari karbondioksida. Reaksi ini membutuhkan energi ATP dan dikatalis oleh enzim
pada mitokondia
Pembentukan sitrulin – sitrulin dibentuk dari ornitin dan karbamoil fosfat dengan
bantuan enzim ornitin transkarbomoilase. Sitrulin kemudian masuk ke dalam sitosol
Pembentukan argininosusinat – sitrulin pada sitosol dikatalis menggunakan enzim
argininosusinat sintetase dan energi ATP membentuk argininosusinat
Pemecahan argininosusinat– segera setelah terbentuk argininosusinat dipecah oleh
enzim argininosusinat liase menjadi arginine dan fumarat. Fumarat yang dihasilkan masuk
kedalam siklus krebs
Hidrolisis arginine – arginine kemudian bereaksi dengan air dan menghasilkan ornitin
dan urea. Ornitin yang dihasilkan akan masuk kembali dalam reaksi tahap kedua
2. Sekresi Urea
Urea yang dihasilkan dari siklus urea pada hati kemudian dibawa ke dalam ginjal untuk
selanjutnya dibuang bersama urin. Selain melalui ginjal, urea juga dapat dikeluarkan tubuh
melalui keringat pada kulit. Kedua organ ini saling melengkapi. Saat cuaca dingin, keringat
jarang keluar sehingga sebagian besar urea dikeluarkan melalui urin. Sedangkan pada cuaca
panas, urea banyak dikeluarkan melalui keringat.
Apabila ekskresi amonia terganggu maka kadar amonia dalam darah akan meningkat. Kondisi ini
disebut dengan hiperamonemia. Penderita hiperamonemia akan mengalami beberapa gejala
sebagai berikut:
Dehidrasi – penderita hiperamonia akan mengalami dehidrasi akibat adanya
ketidakseimbangan cairan pada tubuh yang disebabkan mengingkatnya kadar amonia dalam
darah
Kelesuan– kadar amonia yang meningkat akan mengganggu jalannya siklus krebs sebagai
penghasil energi utama tubuh. Akibatnya tubuh terasa lemas
Nafas memburu – energi yang dihasilkan tubuh berkurang sehingga bagian bagian otak
manusia mengirimkan sinyal untuk mempercepat metabolisme tubuh, salah satunya dengan
mempercepat pengikatan oksigen
Lemah otot – otot lurik memerlukan banyak energi dalam beraktivitas. Jika energi
berkurang maka otot akan melemah
Hati termasuk kedalam alat ekskresi dan sekresi. Hati disebut alat sekresi karena hari
mengeluarkan empedu. Empedu mengandung air, asam, empedu, garam empedu, kolesterol, zat
warna empedu dan zat lainnya. Kemudian zat-zat tersebut dipisahkan antara zat-zat yang
berguna dengan zat-zat yang tidak berguna.
Sedangkan hati disebut sebagai alat ekskresi karena empedu yang yang dikeluarkan mengandung
zat-zat sisa yang berasal dari sel darah merah yang rusak dan dihancurkan didalam limpa.
Empedu yang dikeluarkan oleh hati ditampung didalam kantung empedu yang kemudian
disalurkan ke usus dua belas jari melalui saluran empedu. Karena hati ikut berperan dalam proses
pencernaan di usus dua belas jari maka hati disebut kelenjar pencernaan.
E. Fungsi hati
Fungsi hati menjadi penting, karena hati mampu mengontrol kadar gula dalam darah. Misalnya,
pada saat kadar gula dalam darah tinggi, maka hati dapat mengubah glukosa dalam darah
menjadi glikogen yang kemudian disimpan dalam hati (Glikogenesis), lalu pada saat kadar gula
darah menurun, maka cadangan glikogen di hati atau asam amino dapat diubah menjadi glukosa
dan dilepakan ke dalam darah (glukoneogenesis) hingga pada akhirnya kadar gula darah
dipertahankan untuk tetap normal. Hati juga dapat membantu pemecahan fruktosa dan galaktosa
menjadi glukosa dan serta glukosa menjadi lemak.
Membantu proses Beta oksidasi, dimana hati mampu menghasilkan asam lemak dari Asetil
Koenzim A. Mengubah kelebihan Asetil Koenzim A menjadi badan keton (Ketogenesis).
Mensintesa lipoprotein-lipoprotein saat transport asam-asam lemak dan kolesterol dari dan ke
dalam sel, mensintesa kolesterol dan fosfolipid juga menghancurkan kolesterol menjadi garam
empedu, serta menyimpan lemak.
Fungsi hati dalam metabolisme protein adalah dalam deaminasi (mengubah gugus amino, NH2)
asam-asam amino agar dapat digunakan sebagai energi atau diubah menjadi karbohidrat dan
lemak. Mengubah amoniak (NH3) yang merupakan substansi beracun menjadi urea dan
dikeluarkan melalui urin (ammonia dihasilkan saat deaminase dan oleh bakteri-bakteri dalam
usus), sintesis dari hampir seluruh protein plasma, seperti alfa dan beta globulin, albumin,
fibrinogen, dan protombin (bersama-sama dengan sel tiang, hati juga membentuk heparin) dan
transaminasi transfer kelompok amino dari asam amino ke substansi (alfa-keto acid) dan
senyawa lain.
Hati dapat berfungsi sebagai penetralisir racun, yakni pada obat-obatan seperti penisilin,
ampisilin, erythromisin, dan sulfonamide juga dapat mengubah sifat-sifat kimia atau
mengeluarkan hormon steroid, seperti aldosteron dan estrogen serta tiroksin.
e. Mensekresikan cairan empedu
Bilirubin, yang berasal dari heme pada saat perombakan sel darah merah, diserap oleh hati dari
darah dan dikeluarkan ke empedu. Sebagian besar dari bilirubin di cairan empedu di
metabolisme di usus oleh bakteri-bakteri dan dikeluarkan di feses.
Dalam proses konjugasi yang berlangsung di dalam retikulum endoplasma sel hati tersebut,
mekanisme yang terjadi adalah melekatnya asam glukuronat (secara enzimatik) kepada salah
satu atau kedua gugus asam propionat dari bilirubin. Hasil konjugasi (yang kita sebut sebagai
bilirubin terkonjugasi) ini, sebagian besar berada dalam bentuk diglukuronida (80%), dan
sebagian kecil dalam bentuk monoglukuronida.
Penempelan gugus glukuronida pada gugus propionat terjadi melalui suatu ikatan ester, sehingga
proses yang terjadi disebut proses esterifikasi. Proses esterifikasi tersebut dikatalisasi oleh suatu
enzim yang disebut bilirubin uridin-difosfat glukuronil transferase (lazimnya disebut enzim
glukuronil transferase saja), yang berlokasi di retikulum endoplasmik sel hati.
Akibat konjugasi tersebut, terjadi perubahan sifat bilirubin. Perbedaan yang paling mencolok
antara bilirubin terkonjugasi dan tidak terkonjugasi adalah sifat kelarutannya dalam air dan
lemak. Bilirubin tidak terkonjugasi bersifat tidak larut dalam air, tapi mempunyai afinitas tinggi
terhadap lemak. Karena sifat inilah, bilirubin tak terkonjugasi tidak akan diekskresikan ke urin.
Sifat yang sebaliknya terdapat pada bilirubin terkonjugasi.
Karena kelarutannya yang tinggi pada lemak, bilirubin tidak terkonjugasi dapat larut di dalam
lapisan lemak dari membran sel. Peningkatan dari bilirubin tidak terkonjugasi dapat
menimbulkan efek yang sangat tidak kita inginkan, berupa kerusakan jaringan otak. Hal ini
terjadi karena otak merupakan jaringan yang banyak mengandung lemak.
f. Mensintesis garam-garam empedu
Garam-garam empedu digunakan oleh usus kecil untuk mengemulsi dan menyerap lemak,
fosfolipid, kolesterol, dan lipoprotein.
Selain glikogen, hati juga digunakan sebagai tempat menyimpan vitamin (A, B12, D, E, K) serta
mineral (Fe dan Co). Sel-sel hati terdiri dari sebuah protein yang disebut apoferritin yang
bergabung dengan Fe membentuk Ferritin sehingga Fe dapat disimpan di hati. Fe juga dapat
dilepaskan jika kadarnya didarah turun.
Sel-sel Kupffer’s dari hati mampu memakan sel darah merah dan sel darah putih yang rusak serta
bakteri.
Hati menghasilkan sekitar separuh kolesterol tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80%
kolesterol yang dibuat di hati digunakan untuk membuat empedu. Kolesterol merupakan bagian
penting dari setiap selaput sel dan diperlukan untuk membuat hormon-hormon tertentu (termasuk
hormon estrogen, testosteron dan hormonadrenal).
F. Penyakit yang menyerang hati
B. Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus merupakan penyakit karena adanya peningkatan glukosa didalam darah,
adanya glukosa dalam urin, dan meningkatnya produksi urin. Penyakit ini mentebabkan
sipenderita sering merasa haus, sering merasa ingin buang air kecil, dan makan yang berlebihan.
Biabetes mellitus dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:
1. Diabetes tipe I
Diabetes tipe I umumnya menyerang orang berusia 20 tahun. Penyakit ini akan diderita
sepanjang hidupnya dan diatasi dengan menyuntikan insulin secara teratur.
2. Diabetes Tipe II
Diabetes tipe II didetita oleh orang yang berusia 40 tahun, khususnya yang memiliki kelebihan
berat badan. Penyakit ini disebabkan kurangnya insulin yang diekskresikan atau sel tubuh tidak
dapat bereaksi pada kadar insulin yang normal.
A. Kesimpulan
Setelah memperhatikan pembahasan diatas , maka dapat disimpulkan bahwa hati merupakan
salah satu organ ekskresi karema mengeluarkan empedu. Sedangkan hati merupakan organ
sekresi karena empedu yang dikeluarkan mengandung zat-zat sisa.
Apabila hati tidak dapat berfungsi dengan baik akan menyebabkan penyakit. Gaya hidup yang
sehat adalah salah dsatu cara untuk menjaga hati.
B. Saran
Kita harus menjaga organ tubuh kita dengan baik dengan cara mengatur gaya hidup kita.
Sebaiknya kita mengkonsumsi makanan yang menyehatkan tubuh kita, khususnya hati kita.
Karena mencegah itu lebih baik daripada mengobati.
Dan apabila hati kita sudah terkena penyakit maka lebih baik segera periksakan ke dokter. Agar
tidak sampai parah.
Untuk itu, kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya pandai pandailah dalam
menjaga tubuh kita. Karena kesehatan sangat penting bagi kita.
DAFTAR PUSTAKA
Nurhayati, Nunung. 2006. IPA BIOLOGI BILINGUAL untuk SMP/MTs. Kelas IX.
Bandung: PT. Yrama Widya
Saktiyono. 2006. IPA BIOLOGI SMP dan MTs. Kelas IX. Jakarta: Esis
Saktiyono. 2006. IPA BIOLOGI SMP dan MTs. Kelas VIII. Jakarta: Esis
http://nh-inspiration.blogspot.com/2013/01/fungsi-dan-pengertian-hati-pada-manusia.htm
LAMPIRAN
Struktur Hati