Oleh:
Gracentya M. P. Anin
P0.5303333200231
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua, terutama kepada saya sehingga dapat
menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan bagi kita dalam proses
belajar terutama pada mata kuliah “Anatomi Fisiologi” terkhususnya yang berkaitan
dengan judul makalah ini.
Adapun penulisan dalam makalah ini, disusun secara sistematis dan berdasarkan metode-
metode yang ada, agar mudah dipelajari dan dipahami sehingga dapat menambah wawasan
pemikiran para pembaca.
Dalam penulisan makalah ini, Saya menyadari sepenuhnya adanya kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun.Saya harapkan dari para pembaca agar dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….
……………………………......i
DAFTAR ISI…………………………………………..………..............................................ii
BAB I PENDAHULAN………..……………………………………..…………………..…..1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….…3
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………4
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………….iii
2.1 Pankreas…………………………………………………………………………..….6
2.2 Hati dan Kantung Empedu…………………………………………………….……12
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………………iv
3.1 kesimpulan…………………………………………………………………………21
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………..v
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagai salah satu kelenjar endokrin, pankreas memiliki peranan yang cukup besar
terhadap pengaturan sistem hormonal tubuh. Selain sebagai endokrin, pankreas juga
berfungsi sebagai kelenjar eksokrin.Pankreas merupakan salah satu organ pada sistem
pencernaan yang memiliki dua fungsi utama: menghasilkan enzim pencernaan serta
beberapa hormon penting seperti insulin dan glukagon. Pankreas terletak pada
bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Beberapa fungsi dari pankreas adalah :
Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah
kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.
Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana
mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk merubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di dalam
sel-selnya (Anonymous, 2009).
Ketika fungsi pankreas tidak lagi bekerja dengan baik, baik karena pola makan
yang buruk ataupun kelainan genetik, maka keseimbangan kadar gula dalam tubuh pun
ikut terganggu. Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi penyakit, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Maka dari itu kita harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana
keadaan pankreas secara anatomis, histologis, serta fisiologis normalnya.
Hati adalah kelenjar terbesar di dalam tubuh, yang terletak di bagian teratas dalam
rongga abdomen sebelah kanan di bawah diafragma. Hati secara luas dilindungi iga-iga.
Hati atau hepar ini berperan pentinga dalam pengaturan biokimiawi di dalam tubuh, yaitu
membentuk dan menyimpan serta membongkar glukosa, protein dan lemak, fungsi
detoksifikasi dan fungsi ekskresi (pembuangan zat-zat tubuh). Fungsi eksresi hati
misalnya mengalirkan obat, bilirubin, dan cairan empedu.
Empedu dibentuk di dalam sela-sela kecil di dalam sel hepar, dan dikeluarkan
melalui kapiler empedu yang halus atau kanalikuli empedu yaitu saluran halus yang
dimulai diantara sel hati dan terletak antara dua sel. Tetapi kanalikuli terpisah dari kapiler
darah sehingga darah dan empedu tidak pernah tercampur. Dalam hati terjadi pencernaan
dan penyerapan lipid atau lemak, garam empedu membantu pencernaan lemak melalui
afek deterjen (emulsifikasi) mereka dan mepermudah penyerapan lemak melalui
partisipasi dalam pembentukan misel sel.
1.3 Tujuan
1. untuk mengetahui anatomi dari pankreas
2. untuk mengetahui anatomi dan makroskopis hati dan kantung empedu
3. untuk mengetahui anatomi dan mikroskopis hati dan kantung empedu
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PANKREAS
A. Definisi
Pankreas adalah organ pada system pencernaan yang memiliki dua fungsi utama:
menghasilkan enzim pencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan beberapa
hormon atau fungsi endokrin.
B. Anatomi Pankreas
Pankreas terletak pada kuadran kiri atas abdomen atau perut dan bagian
kaput/kepalanya menempel pada organ duodenum. Produk enzim akan disalurkan dari
pankreas ke duodenum melalui saluran pankreas utama. Sisi kanan pankreas yang disebut
kepala, adalah bagian terluas dari pankreas dan terletak di lekukan duodenum, bagian
pertama dari usus kecil. Sisi kiri meruncing dan meluas sedikit ke atas, disebut tubuh
pankreas, dan berakhir di dekat limpa, yang disebut ekor pankreas.
Sumber : Sobotta, 2007
C. Letak Pankreas
D. Fungsi Pankreas
1. Mengatur kadar gula dalam darah melalui pengeluaran glukagon, yang menambah
kadar gula dalam darah dengan mempercepat tingkat pelepasan dari hati.
2. Pengurangan kadar gula dalam darah dengan mengeluarkan insulin yang mana
mempercepat aliran glukosa ke dalam sel pada tubuh, terutama otot. Insulin juga
merangsang hati untuk mengubah glukosa menjadi glikogen dan menyimpannya di
dalam sel-selnya.
Pankreas adalah organ dengan fungsi utama yakni fungsi eksokrin dan fungsi
endokrin.
Pulau langerhans terdiri atas 4 macam sel, dan setiap sel menghasilkan hormon
yang berbeda, dan setiap hormon ini memiliki fungsi yang berbeda pula. 4 sel
tersebut adalah :
E. Bagian-bagian Pankreas
1. Kepala pankreas : Kepala pankreas adalah bagian yang terlibat menempel pada
usus halus.
2. Leher pankreas : Leher pankreas adalah bagian pankreas dengan ukuran panjang
sekitar 2,5 cm.
3. Badan pankreas : Badan pankreas adalah bagian yang berada diantara leher dan
ekor, hal ini merupakan bagian paling penting pada pankreas.
4. Ekor pankreas : Ekor pankreas adalah bagian meruncing yang ada di perut kiri.
5. Saluran pankreas (Duktus pankreatikus): Saluran pankreas adalah saluran
pankreas yang menyatu dengan saluran empedu dan bermuara di duodenum.
6. Kelenjar pankreas merupakan sekelompok sel yang terletak pada pankreas dan
dikenal dengan pulau-pulau Langerhans. Kelenjar pankreas yang berfungsi sebagai
kelenjar endoktrin menghasilkan hormon insulin dan glukagon.
7. Lobulus adalah unit struktural yang terdiri dari sel-sel hati berbentuk seperti segi
enam dengan enam triad portal yang mengelilingi sebuah vena pusat.
2.2 HATI DAN EMPEDU
a. Anatomi hati. Hati adalah organ viseral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga.
Beratnya 1.500 g (3 lbs) dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan
persediaan dara. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatika dan darah yang
tidak teroksigenasi tetapi kaya nutrien dari vena portal hepatika. Hati terbagi menjadi
lobus kanan dan kiri.
1. Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama: lobus
kanan atas, lobus kaudatus dan lobus kuadratus.
2. Ligamen falsiform memisahkan lobus kanan dari lobus kiri. Diantara kedua lobus
terdapat porta hepatis, jalur masuk dan keluar pembuluh darah, saraf dan duktus.
3. Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang dan beranastomosis untuk membentuk
jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid terletak diantara lempeng-lempeng
sel. Saluran portal, masing-masing berisi sebuah cabang vena portal, arteri hepatika,
dan duktus empedu membentuk sebuah lobulus portal.
2. Komposisi empedu. Empedu adalah larutan kuning kehijauan terdiri dari 97% air,
pigmen empedu, dan garam-garam empedu.
a) Pigemen enpedu terdiri dari biliverdin (hijau) bilirubin (kuning), pigmen ini
merupakan hasil penguraian hemoglobin yang dilepas dari sel darah merah
terintegrasi.
i. Pigmen utamanya adalah bilirubin yang memberikan warna kuning
dari urine dan feses.
ii. Jaudince atau warna kekuningan pada jaringan, merupakan akibat dari
peningkatan kadar bilirubin darah. Ini merupakan indikasi kerusakan
fungsi hati dan dapat disebabkan oleh kerusakan hati (hepatitis).
Peningkatkan destruksi sel darah merah, atau obstruksi duktus empedu
oleh batu empedu.
b) Garam-garam empedu terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan
kolestrol dan asam amino. Setelah diekresi ke dalam usus, garam tersebut
direabsorpsi dari ileum bagian bawah kembali ke hati dan di daur ulang
kembali. Peristiwa ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatika garam empedu.
3. Fungsi garam empedu dalam usus halus
a) Emilsikan lemak. Garam empedu mengemulsi globulus lemak besar dalam
bentuk usus halus yang kemudian menghasilkan globulus lemak lebih kecil
dan area permukaan yang lebih luar untuk kerja enzim.
b) Ansorpsi lemak. Garam empedu membantu absorpsi zat terlarut lemak dengan
cara memfasilitasi jalurnya menembus membran sel.
c) Pengeluaran kolestrol dari tubuh. Garam empedu berikatan dengan kolestrol
dan lesitin untuk membentuk agregasi kecil disebut miselle yang akan dibuang
melalui feses.
4. Kendali pada sekresi dan aliran empedu. Sekresi empedu diatur oleh faktor saraf
(implus parasimpatis) dan hormon (sekretin dan CCK) yang sama dengan yang
mengatur sekresi cairan pankreas. Saat asam lemak dan asam amino mencapai usus
halus, CCK dilepas untuk mengkontraksi otot kandung empedu dan merelaksasikan
sfingter oddi. Cairan empedu kemudian didorong ke dalam duodenum.
Kandung empedu
1. Anatomi. Kandung empedu adalah kantong muskular hijau menyerupai pir dengan
panjang 10 cm. Organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hati. Kapasitas
total kandung empedu kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.
2. Fungsi
a). Kandung empedu menyimpan cairan empedu yang secara terus menerus
disekresikan oleh sel-sel hati, sampai diperlukan dalam duodenum. Di antara waktu
makan, sfingter oddi menutup dan cairan empedu mengalirkan ke dalam kandung
empedu yang relaks. Pelepasan cairan ini dirangsang oleh CCK.
Kandung empedu mengkonsentrasikan cairannya dengan cara mengabsorpsi air dan
elektrolit. Dengan demikian, kandung ini mampu menampung hasil 12 jam sekresi ke
empedu.
B. Mikroskopis Hati dan Kantung Empedu
Hepar
Hepar terletak pada lokasi strategis yang penting. Produk pencernaan yang
diserap harus melalui kapiler-kapiler hepar yang disebut sinusoid, setelah diantar melalui
vena porta hepatika sebelum produk pencernaan itu dapat memasuki sirkulasi umum.
Karena darah vena porta miskin oksigen, hepar juga mendapat darah dari arteri hepatika
yang merupakan cabang dari aorta, sehingga hepar mendapat darah dari dua sumber.
Hepar terdiri atas satuan heksagonal disebut lobulus hati. Di pusat setiap lobulus hati. Di
pusat setiap lobulus, terdapat sebuah vena sentral yang dikelilingi lempeng-lempeng sel
hati, yaitu hepatosit dan sinusoid secara radial. Jaringan ikat disini membentuk triad porta
atau daerah porta, tempat cabang arteri hepatika, cabang vena porta, dan cabang duktus
biliaris. Daerah arteri dan daerah vena mula-mula bercampur di sinusoid hepar saat
mengalir ke arah vena sentral. Dari sini, darah memasuki sirkulasi umum melalui vena
hepatika.
Sinusoid hepar adalah saluran darah yang berliku-liku dan melebar, dengan diameter
tidak teratur, dilapisi sel endotel bertingkap tidak utuh yang dipisahkan dari hepatosit
dibawahnya oleh suatu ruangan perisinusoidal (dari disse). Akibatnya, zat makanan yang
mengalir di dalam sinusoid yang berliku-liku, menembus dundung endotel yang tidak
utuh dan berkontak langsung dengan hepatosit. Hal ini memperlancar perpindahan zat
antara darah dan hepatosit.
Kandung empedu adalah organ berongga kecil yang melekat pada permukaan
bawah hepar. Empedu dari hati disimpan di dalam kandung empedu. Empedu keluar dari
kandung empedu melalui duktus sistikus dan memasuki duodenum melalui duktus
koledokus. Kandung empedu bukan kelenjar hanya menampur dan melekatkan empedu
dan kemudian dicurahkan ke dalam saluran cerna setelah mengalami rangsangan
hormonal. Bila kandung empedu kosong, mukosanya terlihat berlipat-lipat.
Dikatakan bahwa hati melaksanakan ratusan fungsi, dan sel hati melakukan lebih
banyak fungsi. Sebagai sel eksokrin hepatosit menyintesis dan membebaskan empedu ke
dalam sistem duktus ekretorius yaitu kanalikuli biliaris. Garam empedu yang terdapat di
dalam empedu penting untuk mengemulsi lemak yang memasuki usus halus (duodenum)
dari lambung. Pengemulsian lemak memudahkan pencernaan lemak oleh enzim
pencerna-lemak, yaitu lipase pankreas yang dihasilkan pankreas. Lemak yang dicerna
kemudian diserap oleh sel-sel usus halus dan memasuki saluran lakteal limfatik yang
terletak pada setiap hilus. Dari vili, lemak dibawa ke pembuluh limfatik lebih besar, yang
berakhir di vena utama untuk diteruskan ke jantung.
Hepatosit juga merupakan sel endokrin. Sel ini membebaskan banyak prosuk langsung ke
dalam aliran darah mengalir melalui sinusoid dan berkontak langsung dengan hepatosit.
Jadi hepatosit melaksanakan fungsi eksokrin dan endokrin. Fungsi ensokrin hati antara
lain mencangkup sintesis banyak protein plasma, seperti albumin dan faktor pembekuan
darah protombin dan fibrinogen. Hati juga menimbun glukosa (sebagai glikogen), lemak
dan berbagai vitamin. Bila sel-sel tubuh memerlukan glukosa, glikogen dari hati
dikonversi kembali menjadi glukosa dan dibebaskan ke dalam aliran darah. Sel hati juga
mendetoksikasi macam-macam obat dan bahan kimia yang dapat merusak. Sek kupffer
adalah fagosit hati khusus yang berasal dari monosit darah dan terdapat di dalam
sinusoid. Sel besar dan befcabang ini memfagositosis benda-benda renik dan debris
selular yang mengalir melalui sinusoid. Pda fetus, sel-sel hati berfungsi hematopoietik.
Fungsi penting pembekuan darah. Jadi hati merupakan organ esensial untuk kehidupan.
Lobulus hati
Sebagain laobulus hati diantara vena sentral dan septum interlobular. Vena sentral
adalah vena yang dilapisi endotel. Di tepi lobulus terdapat septa interlobular dengan
daerah porta, yang mengandung cabang-cabang vena porta, dua cabang arteri hepatika,
empat potongan duktus biliaris, dan sebuah pembuluh limfatik.
Lobulus hati terdiri atas lempeng-lempeng sel hati. Lempeng-lempeng ini bercabang dan
beranastomosis di dalam lobuli. Di tepi lobulus, sel-sel hati membentuk lempeng
pembatas kuat yang memisahkan lempeng hati dan sinusoid dari jaringan ikat septum
interlobular. Venul porta dan arteriol hepatika menembus jaringan ikat dan membentuk
sinusoid.
Sel hati berbentuk poligonal dengan macam-macam ukuran, dengan satu buah inti
vesikular besar dan kadang-kadang berinti dua. Sel ini mempunyai sitoplasma asidofil
bergranul yang bervariasi sesuai status fungsionalnya.
Kanalikuli biliaris berupa saluran halus diantara sel-sel hati pada lempeng
hepatosit. Kanalikuli berlekuk-lekuk diantara hepatosit dan bercabang dalam lempeng
hepatosit.
Sinusoid dilapisi sel-sel endotel dengan inti kecil, dan sebuah sel kupffer dengan inti
lebih bedar dan sitoplasma bercabang. Juga tampak sinusoid yang bermuara ke dalam
suatu vena sentral.
Sel retikular membentuk sebagian besar jaringan ikat penyokong hati. Serat ini
melapisi sinusoid hati, diantara hepatosit dan sel endotel yang tidak utuh, dan mebentuk
jalinan pada serat disekitar vena sentral.
Serat kolagen di dalam jaringan ikat padat tidak teratur septa interlobular terpulas coklat
tua; serat retikular berbaur dengan serat-serat ini.
Kandung empedu
Epitel pelapis adalah epitel selapis silindris tinggi dengan sitoplasma terpulas pucat dan
inti di basal. Lamina propia mengandung jaringan ikat longgar dan beberapa jaringan
limfois difus.
Serat otot polos di dalam lapisan fibromuskular berbaur dengan lapisan-lapisan jaringan
ikat longgar yang kaya serat elastin. Berbeda dengan organ lain yang mempunyai serosa
atau adventesia menutupi lapisan muskular, kandung empedu memiliki lapisan lebar yang
terdiri dari jaringan ikat longgar perimuskular yang mengandung pembuluh darah,
pembuluh limf, dan saraf; serisa adalah lapisan terluar dan menutupi semua bangunan ini.
Sebagai respon terhadap masuknya lemak makanan ke dalam duodenum, sebuah hormon
yaitu kolesitokinin (CCK), dilepaskan ke dalam aliran darah oleh sel-sel enteroendoktrin
pada dindingnya. Pada saat yang sama, sfingter di sekitar leher empedu melemas
(relaksasi). Kombinasi kerja ini memaksa empedu masuk ke dalam duodenun melalui
duktus koledokus.
Salah satu dari berbagai fungsi hati adalah untuk mengeluarkan empedu ,
normalnya antara 600 dan 100 ml/hari. Empedu melakukan dua fungsi
penting :