Anda di halaman 1dari 5

Ujian Mid Semester Mata Kuliah HPPA

23 Maret 2020
Dosen : Susi Raamadhani, S.H.,M.H
Petunjuk:
1. Jawaban dikirim ke email: sramadhani@unib.ac.id dan
susi.ramadhani@yahoo.com (harus dikirim ke kedua alamat email)
2. Jawaban diterima maksimal jam 23.00 WIB, hari Rabu tanggal 25
Maret 2020
3. Tuliskan nomor urut kehadiran (dapat dilihat di foto daftar kehadiran)
4. Tuliskan Nama dan NPM
5. Nama file yang akan dikirim: HPPA UTS nama…….(isi nama lengkap)

Kasus
KUPANG, KOMPAS.com - Adelina Sau, Tenaga Kerja Indonesia ( TKI), asal
Desa Abi, Kecamatan Oenino, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa
Tenggara Timur, mengalami penyiksaan fisik dan non fisik oleh majikannya di
Malaysia. Perwakilan Kementerian Luar Negeri Tody Baskoro mengatakan,
sebelum Adelina meninggal, majikannya tak memberinya makan dan disuruh
tidur bersama seekor anjing. Menurut Tody, akibat tak diberi makan membuat
kondisi fisik Adelina menjadi sakit dan tak terurus. "Dari hasil pemeriksaan
oleh otoritas di Malaysia, bukan penyiksaan secara fisik yang diterima oleh
Adelina, tapi karena tidak diberi makan sehingga kelaparan," jelas Tody
kepada sejumlah wartawan di Bandara El Tari Kupang, Sabtu (17/2/2018).
Menurut Tody, luka yang ada di kaki Adelina merupakan luka bebas gigitan
anjing.

Soal :
1. Di Indonesia dalam kasus di atas dari 9 area keprihatinan yang
menjadi isu strategis, mana yang relevan dan berikan alasannya ?
(jawaban isu strategis bisa lebih dari satu dan harus relevan dengan
kasus di atas dan harus ada alasan).
2. Perlakuan terhadap TKI perempuan ini bila dilihat dari isu-isu gender,
mana yang tepat, sebutkan dan beri penjelasan!
3. Untuk mencegah perempuan pedesaan menjadi TKI ke luar negeri yang
termarjinalisasi ini Pemerintah Indonesia harus membuat kebijakan
mengacu pada CEDAW, pasal mana yang harus diacu, kutip lengkap
pasalnya.
4. Persoalan pekerja rumah tangga ini terkait erat dengan masih adanya
diskriminasi terhadap perempuan di lapangan kerja. Untuk menghapus
diskriminasi ini hak-hak apa yang dijamin oleh CEDAW ? Sebutkan
pasalnya tulis dan kutip secara lengkap !
5. Pelaksanaan PUG, menjadi jawaban untuk mengatasi persoalan supaya
perempuan tidak menjadi TKI ke luar negeri.
a. Apa dasar hukum PUG yang pertama kali dibuat di Indonesia,
sebutkan secara lengkap dasar hukum tersebut ?
b. Pada Lampiran peraturan yang saudara sebut pada butir a,
tercantum pengertian kesetaraan gender dan keadilan gender.
Kutip secara lengkap pengertian yang tercantum dalam peraturan
tersebut.

Jawab :
Nomor 1
Ditingkat nasional ada 9 area keprihatinan yang menjadi isu strategis, yaitu :
1) Ekonomi (kemiskinan, sosial, ekonomi)
2) Pendidikan
3) Kesehatan (AKI, kesehatan reproduksi, kesehatan lingkungan,
perumahan dan pemukiman)
4) Politik (kesadaran politik dan partisipasi perempuan di bidang
politik)
5) Kekerasan terhadap perempuan dan anak
6) Ketenagakerjaan (tenaga kerja perempuan dan anak)
7) Penyalahgunaan narkoba
8) Eksploitasi seksual anak
9) Pengarusutamaan gender.
Dari 9 area keprihatinan yang menjadi isu strategis yang paling relevan
terhadap kasus TKI Adelina Sau di atas adalah isu ekonomi, pendidikan, dan
ketenagakerjaan. Tiga isu tersebut sangatlah berkaitan erat karena pendidikan
sangatlah menunjang seseorang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak
sehingga memiliki perekonomian yang baik. Adelina Sau pada saat itu berusia
21 tahun yang berlatar belakang keluarga tidak mampu dan hanya seorang
lulusan SD. Dengan keadaan dan pendidikan yang sangat minim dan
lapangan pekerjaan yang sangat terbatas, mau tidak mau Adelina Sau menjadi
seorang TKI di Penang, Malaysia.
 Isu Ekonomi
Menurut saya dikarenakan kemiskinan, seseorang untuk nekat
untuk menjadi seorang TKI, karena para TKI pada dasarnya
beranggapan kerja di luar negeri itu pasti gajinya besar dan mampu
untuk mensejahterakan roda perekonomian mereka.
 Isu Pendidikan
Menurut saya karena faktor ekonomi dan kemiskinan, sudah pasti
seseorang sulit untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Apalagi
korban hanyalah seorang lulusan Sekolah Dasar (SD). Walaupun sudah
ada program sekolah gratis dari pemerintah, tapi bagi mereka
pendidikan itu adalah sesuatu yang mahal dan lebih baik mereka
melanjutkan hidup dengan mencari uang secara ‘kasar’ daripada
melanjutkan pendidikan. Disisi lain, mungkin saja korban dengan
pendidikannya yang terbatas itu mengalami kesulitan dalam hal
berkomunikasi ataupun memahami perintah dari majikkannya.
Sehingga timbulnya kesenjangan antara majikkan dan korban hingga
timbul lah kekerasan, ketidaklayakkan dan bahkan kematian terhadap
korban.
 Isu Ketenagakerjaan
Seperti yang kita ketahui, bahwa antara perempuan dan laki-laki
banyak terjadinya kesenjangan dan diskriminasi terhadap perempuan,
termasuk diskriminasi terhadap ketenagakerjaan. Perempuan kerap kali
dicap sebagai mahkhluk yang lemah, emosian, tidak unggul secara
intelektual, cengeng, dll. Sehingga posisi perempuan seringkali
termarjinalisasi (terpinggirkan). Dengan hal ini lapangan pekerjaan bagi
perempuan sangatlah terbatas.
Di sisi lain, peluang lapangan pekerjaan bagi seorang tamatan SD
nyaris tidak ada, sehingga dalam hal ini para tamatan SD bekerja
sebagai tenaga ‘kasar’ seperti menjadi ART, buruh, dll.
Dalam hal ini dikarenakan lapangan pekerjaan yang terbatas dan
banyak terjadinya diskriminasi terhadap perempuan dalam bidang
ketenagakerjaan. Maka dengan ini, isu ketenagakerjaan sangatlah
relevan, pasalnya karena pendidikan dan lapangan pekerjaan yang
terbatas, mau tidak mau korban harus mengambil jalan untuk menjadi
seorang TKI.
 Isu Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak
Posisi perempuan selalu mendapatkan diskriminasi dan seringkali
dianggap makhluk yang lemah, maka kekerasan terhadap perempuan
seringkali terjadi. Kesenjangan pendidikan dan dalam pekerjaan
seringkali menimbulkan kekerasan pula juga membuat lelaki merasa
mempunyai power yang kuat. Dengan itu banyaknya perempuan yang
tidak mampu melawan sehingga terjadinya kekerasan.
Nomor 2
Isu-isu gender :
1) Double Burden (Beban Ganda)
2) Stereotype (Pelabelan)
3) Marjinalisasi (Terpinggirkan)
4) Subordinasi
5) Violence (Tindak Kekerasan)

Perlakuan terhadap TKI perempuan apabila dilihat dari isu-isu gender


yang tepat ialah : marjinalisasi (terpinggirkan) dan violence (kekerasan).
 Marjinalisasi (Terpinggirkan)
Adelina Sau adalah seorang lulusan SD yang mengakibatkan dirinya
berada diposisi yang terpinggirkan. Adelina Sau dianggap tidak layak
untuk mendapatkan pekerjaan dan posisi yang layak yang pada
akhirnya ia menjadi seorang TKI. Pada saat Adelina menjadi seorang TKI
pula mendapatkan posisi yang terpinggirkan oleh manjikkannya karena
hanya dianggap sebagai pembantu. Hal ini didapatkan dari gambaran
bahwa Adelina hidup dan diberi tempat tinggal yang sangat tidak layak
yaitu tidur satu tempat dengan anjing (kandang anjing).

 Violence (Tindak Kekerasan)


Seperti yang telah dilansir pada berita diatas, bahwa Adelina Sau
mengalami kekerasan secara fisik maupun non fisik. Kekerasan yang
dialami oleh Adelia Sau berdasarkan berita yang saya baca bahwa di
tubuhnya terdapat nanah dan bekas luka bakar serta pada berita diatas
bahwa terdapat pula gigitan anjing.
Kekerasan secara non fisik yang dialami Adelia Sau yaitu berupa
tekanan mental dan tidak diberi makan oleh majikkannya selama
sebulan. Hal ini tentunya sangatlah menyiksa dan tidak manusiawi.
Seperti berita yang saya baca juga bahwa sebelum meninggal dan ketika
Adelia Sau hendak dievakuasi tim penyelamat, dia tampak ketakutan.
Hal ini tergambarkan secara jelas bahwa Adelia Sau secara tidak
langsung mengalami kekerasan secara non fisik pula.

jj
Nomor 3
Pasal yang mengacu pada perempuan perdesaan diatur di
1.uiuiittym
Negara-negara Pihak harus mempertimbangkan masalah-masalah khusus yang
dihadapi oleh perempuan pedesaan dan
peran penting yang dimainkan perempuan pedesaan dalam kelangsungan ekonomi
keluarga mereka,
termasuk pekerjaan mereka di sektor ekonomi yang tidak dimonetisasi, dan akan
mengambil semuanya
langkah yang tepat untuk memastikan penerapan ketentuan saat ini
Konvensi untuk perempuan di daerah pedesaan.
2.
Negara-negara Pihak harus mengambil semua langkah yang tepat untuk menghapus
diskriminasi
perempuan di daerah pedesaan untuk memastikan, atas dasar kesetaraan laki-laki dan
perempuan, itu
mereka berpartisipasi dan mendapat manfaat dari pembangunan pedesaan dan,
khususnya, harus memastikan untuk
wanita seperti itu hak:
(a) Untuk berpartisipasi dalam elaborasi dan implementasi perencanaan pembangunan
sama sekali
tingkat;
(B) Untuk memiliki akses ke fasilitas perawatan kesehatan yang memadai, termasuk
informasi,
konseling dan layanan dalam keluarga berencana;
(c) Untuk mendapat manfaat langsung dari program jaminan sosial;

Anda mungkin juga menyukai