Anda di halaman 1dari 35

CRITICAL BOOK REVIEW

Nama Mahasiswa : TANIA HUDBA SALSHABILA SITORUS

NIM : 1193351065

Jurusan: PSIKOLOGI BIMBANGAN DAN KONSELING

Program Studi : BIMBINGAN DAN KONSELING

Kelas: BK regular E 2020

Dosen Pengampu : Dra.Zuraidah lubis , M.Pd.,kons / Yeni Marito.,M.Pd,

Mata Kuliah: EVALUASI HASIL BELAJAR

PROGRAM STUDI S1 PSIKOLOGI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN – UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini, saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan Critical Book Review ini

Critical Book Review adalah tugas yang mengharuskan seseorang untuk megulas,
meringkas, dan mengevaluasi buku secara kritis.Sehingga kita dapat menguasai dan
memahami isi dari buku lebih dalam. Tujuan saya menulis tugas ini yang utama untuk
memenuhi tugas individu dari Dosen Pengampu ibu Dra.Zuraidah lubis , M.Pd.,kons / Yeni
Marito.,M.Pd,M.psi

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan Critical Book Review ini, oleh karena itu dengan senang hati
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini. Semoga
Critical Book Review ini membawa manfaat bagi para pembaca dan bagi penulis sendiri
khususnya.

Medan , 13 MARET 2020

TANIA HUDBA SALSHABILA SITORUS


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………...
BAB1 PENDAHULUAN……………………….........
1.1LatarBelakang………………………………………………………..
1.2Tujuan…………………………………………………………………
1.3Manfaat……………………………………………………………….

BABll PEMBAHASAN……………………………….
2.1 Identitas Buku………………………………………………………..
2.2 Ringkasan isi buku………………………………………………….
2.3 Penilaian   Terhadap Buku…………………………………………

BAB III PENUTUP……………………………………


3.1 Kesimpulan………………………………………………………….
3.2 Saran…………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam upaya pendidikan istilah evaluasi merupakan istilah yang sudah tidak
asing lagi. Dalam setiap kegiatan belajar-mengajar guru berbicara tentang
evaluasi. Hal yang sama terjadi pula dengan istilah tes. Bahkan dalam
penggunaannya kedua istilah itu sering dicampuradukkan. Praktek semacam itu
sebenarnya tidak boleh terjadi. Sebagai tenaga profesional guru diharapkan
dapat menggunakan setiap istilah teknis yang berhubungan dengan profesinya
yang tepat. Guru harus bersikap korek karena sikap yang demikian adalah sikap
yang harus pula dikembangkan pada diri anak didik. Oleh karena itu guru harus
menjadi contoh dalam disiplin menggunakan istilah-istilah. Di samping itu,
adalah sesuatu yang sukar dimengerti kalau guru melakukan kegiatan evaluasi
tetapi guru itu sendiri tidak paham benar mengenai arti, peran serta posisi
evaluasi dalam suatu proses belajar-mengajar. Kalau ada guru melakukan
kegiatan evaluasi tanpa pemahaman mengenai hal-hal tersebut, artinya guru itu
mclakukan suatu kegiatan tanpa dasar yang kuat.

1.2 TUJUAN

1.supaya memahami apa itu Evaluasi Hasil Belajar

2.supaya memahami apa itu Evaluasi Hasil Belajar

3.supaya mengetahui apa saja tujuan Evaluasi Hasil Belajar

4.agar mengetahui bagaimana Evaluasi Hasil Belajar

1.3 MANFAAT

1.dapat memahami bagaimana pendidikan yang ada diindonesia

2.dapat memahami bagaimana pendidikan yang di indonesia yang ada dalam


lingkungan keluarga

3.dapat menambah wawasan


BAB II
ISI BUKU

2.1 IDENTITAS BUKU


Buku Utama

1.Judul buku : Evaluasi Hasil Belajar


2. Pengarang : Dr.Wildansyah lubis , M.Pd. / Dra.Zuraidah lubis , M.Pd.Kons.
3. Penerbit :
4. Tahun terbit : 2018
5. Kota terbit : Medan
6. Tebal buku : 156 halaman
7. ISBN :

Buku Pembanding

1. Judul buku : Evaluasi Hasil Belajar


2. Pengarang : S.Hamid Hasan / Asmawi Zainul
3. Penerbit :
4. Tahun terbit : 1991
5. Kota terbit : Jakarta
6. Tebal buku : 146 halaman
7. ISBN :

2.2 RINGKASAN ISI BUKU

A.Ringkasan buku Utama

BAB 1

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Evaluasi harus berpedoman pada ukuran-ukuran standar yang sudah disepakati


secara universal. Hasil evaluasi bukanlah semata-mata dijadikan sebagai dasar
pengambilan kepitusan terhadap sesuatu objek yang dievaluasi, namun dari
hasil evaluasi kita berharap Ingin mengetahui keadaan sekarang dan juga daiam
rangka meiakukan perbaikan-perbaikan. Cara terbaik untuk melakukan
perbaikan hanya dengan berpedoman pada hasil-hasil temuan yang diperoleh
melalui pengukuran yang akurat. Dengan demikian evaluasi sangat erat
kaitannya dengan penjaminan mutu. Ada dua tujuan utama evaluasi
(Tampubclon, 2001:92) yaitu untuk pengendalian mutu dan untuk peningkatan
mutu. Pengendalian mutu dimaksudkan agar mutu tetap dapat dipertahankan,
pelaksanaannya dilakukan selama berlangsungnya proses (kegiatan- kegiatan)
serta perbaikan langsung dilakukan jika ditemukan kesalahan, sehingga semua
komponen terkendali dengan baik. Sedangkan peningkatan mutu dimaksudkan
dalam rangka peningkatan mutu, pelaksanaannya dilakukan secara menyeluruh
berkenaan dengan proses, layanan, dan hasil yang diperoleh untuk
meningkatkan mutu, kelemahan-kelemahan dikumpulkan dan dikaji ulang untuk
menemukan penyebabnya terutama akar masalah. Kemudian disusun rencana
untuk mengatasinya dalam rangka peningkatan mutu.

B.Sejarah ilmu Evaluasi

kemampuan guru dimulai pada tahun 1837, Pada tahun 1864 inggris melakukan
pertama ken ujian dengan pendekatan acuan patokan. Pada tahun 1900 untuk
pertama kali diadaka" ujian masuk sekolah tinggi. Tahun 1905 untuk pertama
kali Alfred Biner & Theophile Simon mengadakan tes intelegensia (1Q) untuk
tiap individu. Tes prestasi (achievement test) yang baku secara professiona!
pertama sekali dilaksanakan oleh C.W. Stone (1908). E. F. Thurstone (1929)
mengembangkan skala sikap. Dalam kurun waktu 1931-1942 Ralph W. Tyler
menganjurkan kepada para ahli pendidik agar mengetes lebih menekankan
perkembangan kemampuan mendidik dari pada mengetes fakta dan hubungan.
Berikutnya Benyamin S. Bloom (1956 menulis taksonomi tujuan pendidikan
yang dikenal dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam tahun
1963 para ahli psikologi kuantitatif melaksanakan prosedur statistik untuk
menemukan penyimpangan (bìas) daiam tes. Di indonesia evaluasi sudah
dimulai dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Belanda meiakukan
evaluasi untuk menilai kualitas produk rempah-rempah, kopi, teh, karet, dan
sebagainya yang menjadi komoditas perdagangannya. Evaluasi juga
dipergunakan untuk menilai kinerja pegawai (amtenaar) penjaiah dan tentara,
serta polisi penjajahan. Setelah Indonesia merdeka hingga tahun 1950 corak
evaluasi masih mengikuti pola penjajah Beianda. Evaluasi di lembaga
pendidikan dilakukan oleh penilik sekolah dan evaluasi hasi! belajar atau ujian.
Penilik sekolah datang ke sekolah-sekolah untuk melakukan evaluasi seperti,
administrasi pembelajaran, administrasi umum, kesehatan siswa, dan kebersihan
lingkungan skolah.

C.Evaluasi dalam Bidang Pendidikan

sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan". Selanjutnya


disebutkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 19 Tahun 2005 Pasal 64 ayat
(1) Penilaian hasil belajar oleh pendidik sebagaimana dimaksudkan dalam pasal
63 ayat 1 butir a dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses,
kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas. Peraturar
berikutnya adalah Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun
2007. Dalam Lampiran Permendiknas tersebut diantaranya di atur dalam Baglan
B, Angka 5, huruf d, butir 1), 2), dan 11), yaitu : 1). Sekolah/Madrasah
menyusun program penilaian hasil belajar yang berkeadilan, bertanggung jawab
dan berkesinambungan; 2). Penyusunan program penilaian hasil belajar
didasarkan pada Standar Penilaian Pendidikan; dan 11). Sekolah/Madrasah
menyusun ketentuan pelaksanaan penilaian hasil belajar sesuai dengan Standar
Penilaian Pendidikan. Mencermati rentetan peraturan-peraturan dalam bidang
pendidikan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan evaluasi mutiak
adanya di lembaga pendidikan. Evaluasi hasil belajar dimaksudkan bukan hanya
bertujuan pencapaian kompetensi peserta didik, namun lebih jauh dapat
ditafsirkan bahwa dengan adanya evaluasi dapat melihat sejuh mana kinerja
sekolah, sebagai bahan petimbangan untuk perbaikan, atau pengembangan ke
arah efektivitas dan efisiensi. D. Evaluasi Hasil Belajar di Sekolah Dasar tinakat
portumbuhan dan uerkembangan anak, pada jenjang satuan .

D.Evaluasi Hasil Belajar di Sekolah Dasar

Evaluasi hasil belajar pada pembelajaran tematik dilakukan untuk mengkaji


keterce paian Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator pada tiap-tiap mata
pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikan evaluasi tidak
dilakukan terpadu, tetapi terpisah-pisan sesual dengan KD dan Inidikator setiap
mata pelajaran. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran tematik adalah sebaga!
berikut. 1. Penilaian di kelas I dan Kelas il mengikuti aturan penilaian mata-
mata pelajaran lain di sekolah dasar. Mengingat bahwa siswa kelas I SD belum
semuanya lancar membaca dan imenulis, maka cara penilaian di kelas I tidak
ditekankan pada penilaian secara tertulis; 2. Kemampuan membaca, menulis,
dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik
kelas i dan kelas II, Oleh karena itu penguasaan terhadap ketiga kemampuan
tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas, 3. Penilaian dilakukan dengan
mergacu pada indikator dari masing-masing Kompctensi Dasar dan Hasil
Belajar dari mata-mata peiajaran;. 4. Penilaian dilakukan secara terus menerus
dan selama proses belajar mengajar ber- langsung, misalnya sewaktu siswa
bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti, dan menyanyi pada
kegiatan akhir; 5. Hasil karya/kerja siswa dapat digunakan sebagai bahan
masukan guru dalam mengambil keputusan siswa misalnya, penggunaan tanda
baca, ejaan kata maupun angka. (BSNP Alat penilaian dalam pembelaj aran
tematik dapat digunakan tes dan non tes, namun demikian di kelas rendah
terutama Kelas f dan Kelas i SD lebih banyak digunakan

BAB 2

PARAMETER PENILAIAN

A.Pengertian Evaluasi , Pengukuran , dan Penilaian

1. Pengertian Evaluasi (evaluation}

Secara etimoiogis evaluasi berasal dari bahasa Inggris yakni dari kata
evaluation. Dalam kamus Oxford Advanced Leaner's Dictionary of Current
English (AS Hornby, 185) Evaluasi adalah "to find out, decide the amount or
value" yang artinya suatu upaya untuk menemukan nilai atau jumiah. Dalam
pengertian ini tersirat juga bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-
hati, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggungjawabkan. Banyak para
ahli mendefenisikan tentang evaluasi, diantaranya Cronbach 1963; Alkin 1969;
dan Stufflebeam 1974; dalam Tayibnapis, (2008:3) merdenisikan evaluasi
sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui apakah
ada selisih.
2.Pengertian Pengujian ( Testing )

Tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawwab dan atau perintah-


perintah yang harus dijalankan, yang mendasar harus bagaimana testee
menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu
penyelidik mengambil kesimpulan dengan cara membandingkannya dengan
standar atau testee yang iain". Dengan demikian pengujian menuntut keharusan
adanya respon dari orang yang di tes (testee) yang dapat disimpulkan sebagai
suatu aspek (perilaku atau atribut) yang dimiliki oleh testee yang sedang dicari
informasinya.

3.Pengertian Pengukuran ( Measurement)

Pengukuran juga dapat dilakukan dengan tes dan non-tes. Tes adalah alat ukur
yang mempunyai standar objektif yang berlaku umum, sedangkan non-tes
adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban
benar atau salah. Jawaban yang diminta dalam pertanyaan adaiah yang sesuai
dengan keadaan yang sesungguhnya dari responden. Responden diminta untuk
memberi jawaban, tanggapan, pendirian, atau keadaan apa adanya sesuai
dengan yang dialami, dirasakan oleh responden. karena yang ingin diketahui
dari responden adalah kenyataan yang sesungguhnya yang ada atau yang terjadi
pada diri yang bersangkutan. Alat yang dapat digunakan untuk non tes seperti
skala sikap, skala penilaian, pemeriksaan dokumen, dan sebagainya.

4.Pengertian Penilaian ( Assesment )

Penilaian adalah suatu proses transformasi dari hasil pengukuran atau beberapa
pengukuran berdasarkan indikator menjadi suatu nilai. Menilai mengandung arti
mengambll keputusan atau dapat ditafsirkan terhadap sesuatu yang didasarkan
atas atau berpegang pada ukuran tertentu seperti cantik atau jelek, sehat atau
sakit, pandai atau bodoh, dan sebagainya, dengan demikian hasil penilaian
adalah bersifat kualitatif.

B.Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Penerapan ilmu evaluasi dalam bidang pendidikan dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu "evaluasi hasil belajar dan evaluasi program pendidikan" (Wirawan,
2011:5). Evaluasi hasil belajar bertujuan untuk mengukur apakah pembelajaran
yang telah dilaksanakan telah mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai
dengan target kurikulum. Dengan demikian evaluasi hasil belajar adalah untuk
mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap target kompetensi yang
telah ditetapkan pada unit-unit program pengajaran.

C.Dasar Penggunaan Acuan dalam Penilaian

1.penilaian acuan norma ( norm-referenced evaluaton )

Contoh : seorang guru yang mengajar mata pelajaran matematika di dua kelas
paraler yang berbeda yaitu kelas v-a dan kelas v-b . hasil hasil tes formatif yang
dilakukan diperoleh skor matematika dari kedua kelas

2.penilaian acuan patokan ( criterion-referenced evaluation )

Skor tes acuan patokan biasanya ditetapkan berdasarkan persentase jumlah


jawaban bener atau merupakan petunjuk bagi penguasaan kompetisi berdasar
petunjuk bagi penguasaan kompetisi berdasarkan indikator yang telah
ditetepkan .

3.penilaian acuan standar ( standards-referenced assesmen )

Acuan standar atau kompetisi berasumsi bahwa hampir semua peserta didik bisa
belajar apa saja , namun waktunya yang berbeda .

D.Kompetisi inti , Standar kompetisi , kompetisi dasar dan indikator

1.kompetisi inti

2.standar kompetisi

3.kompetisi dasar

4.indikator
E.Penilaian Berbasis Kelas

1.pengertian penilaian berbasis kelas

2.prinsip penilaian berbasis kelas

3.tujuan penilaian berbasis kelas

F.Soal-soal latihan dan tugas terstruktur di luar sekolah

Soal-soal yang telah dibuku untuk menguji kemampuan seseorang

G.Lingkup dan Teknik Penilaian

1.lingkup

2.teknik penilaian

*penilaian sikap

*penilaian pengetahuan

*penilaian keterampilan

BAB 3

EVALUASI PROSES PEMBELAJARAN

A.Pendahulua

Hamalik menegaskan, bahwa evaluasi adalah proses berkelanjutan tentang


pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess) keputusan-
keputusan yang dibuat dalam merancang suatu system pengajaran. Rumusan itu
mempunyai tiga implikasi, yaitu sebagai berikut: 1. Evaluasi adalah suatu
proses yang dilakukan terus-menerus, bukan hanya pada akhir pengajaran,
tetapi dimulai dari sebelum dilaksanakannya pengajaran, pada saat pengajaran
berlangsung, sampai dengan berkahirnya pengajaran. 2. Proses evaluasi
senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban-
jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran. 3. Evaluasi menuntut
penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk
mengumpulkaninformasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.

B.Dimensi Evaluasi Proses Pembelajaran

1.rencana pelaksanaan pembelajaran

2.media belajar

3.bahan ajar

4.lembar kerja peserta didik

5.perangkat penilaian

BAB 4

PRINSIP DAN STRATEGI EVALUASI HASIL BELAJAR

A.Hubungan Evaluasi Hasil Belajar dan Proses Belajar Mengajar

Dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar ada dua kegiatan yang berlangsung
sekaligus yaitu kegiatan mengajar oleh guru, dan kegiatan belajar oleh siswa.
Evaluasi hasil beiajar mengukur hasi! capaian siswa, walaupun sesungguhnya
dapat mengukur efektifitas proses pembelajaran. Hasil capaian siswa
difokuskan pada penguasaan kompetensi dasar yang banyak tergantung pada
upaya dan cara guru merekayasa proses pembelajaran dengan memberdayakan
seluruh komponen yang ada yaitu : media belajar, metode belajar, pengelolaan
kelas, alokasi waktu, interaksi guru dan murid, murid dengan murid, serta
sumber belajar lainnya yang telah tertuang dalam Rencana Pembelajaran (RPP).
Untuk mengetahui ketercapaian kompetensi dasar dimaksud, guru harus
melaksanakan penilaian secara benar, sekaligus untuk mengukur efektifitas
proses belajar mengajar.

B.Prinsip-prinsip Evaluasi Hasil Belajar

1.objektivitas

2.dapat mengukur kemampuan


3.berkelanjutan

4.keseluruhan

5.perbaikan proses pembelajaran

C.Evaluasi Hasil Belajar

1. Untuk mengetahui efektifitas program pembelajaran dalam mengendalikan


kurikulum, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengambilan
kebijakan pendidikan;

2. Untuk mengetahui ketercapaian mutu pendidikan, sehingga dapat diketahui


tingkat penguasaan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator yang
menjadi tuntutan kurikulum;

3. Untuk memberi informasi kepada guru tentang pelaksanaan pembelajaran,


seninBBa dapat dijadikan pedoman untuk menganalisis keberhasilan maupun
kegagalan peserta didik serta menentukan program pengayaan atau remedial;

4. Ontuk mengetahui tingkat efektifitas penggunan metode dan strategi


pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, sehingga guru dapat memperbaiki
proses belajar dan menjadi guru yang profesional;

5. Untuk memberi informasi yang dapat digunakan dalam mengidentifikasi


kesulitan belajar peserta didik, sehingga dapat dijadikan dasar program
bimbingan dan penyuluhan;

6. Untuk memotivasi dan menstimulasi peserta didik memahami


kemampuannya, sehingga dapat menentukan program kegiatan peserta didik
daiam menempuh program pendi- dikannya;

7. Untuk mencari dan menemukan faktor-faktor penyebab keberhasilan


dan/atau ketidak- berhasilan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran,
sehingga dapat dicari dan ditentukan jalan keluar untuk program selanjutnya;

8. Untuk penentuan naik kelas peserta didik;


D.Fungsi Evaluasi Hasil Belajar

1.dari sisi peserta didik fungsi evaluasi hasil belajar

2.dari sisi pendidik fungsi evaluasi hasil belajar

3. dari sisi orangtua peserta didik fungsi evaluasi hasil belajar

4. dari sisi sekolah fungsi evaluasi hasil belajar

5. dari sisi masyarakat fungsi evaluasi hasil belajar

E.Jenis-jenis Evaluasi Hasil Belajar

1. Evaluasi konteks

Evaluasi
yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional
tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul
dalam perencanaan

2. Evaluasi input

Evaluasi
yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi
yang digunakan untuk mencapai tujuan.

3. Evaluasi proses

Evaluasi
yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi hasil atau produk

Evaluasi
yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar
untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan
atau dihentikan.
5. Evaluasi outcom atau lulusan

Evaluasi
yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni
evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

F.Tes Standart dan Tes Buatan Guru

Tes standar ialah tes yang telah distandarkan melalui pengujian (validitas dan
reliabilitas) dan biasanya dijadikan sebagai bank soal serta tingkat akurasinya
tinggi seperti tes bakat (aptitude test), TOEFL (Test of English as a Foreign
Language), tes IQ (Intelegence Question) dan sebagainya. Sedangkan tes buatan
guru adalah tes yang dikembangkan olen guru sendiri berdasarkar. isi dan
tujuan-tujuan khusus untuk kelas atau sekolah ternpat guru mengajar. Pada
dasarnya alat tes yang lazim digunakan oleh guru kebanyakan adalah tes buatan
guru sendiri namun demikian perlu dikaji bahwa sesungguhnya tes buatan guru
tidak kalah pentingnya jika dalam merancang perangkat tes yang dilakukan oleh
guru memenuhi aturan-aturan persyaratan pembuatan tes. Sehingga guru juga
dapat membuat bank soa! yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang
tinggi. Yang perlu diperhatikan daiam pemilihan jenis evaluasi hasi! belajar
adalah kecocokan antara komptensi yang dituntut dalam kurikulum dengan jenis
alat yang digunakan untuk mengukurnya, apakah harus dengan lisan misalnya
untuk meyebutkan dengan fasih, nyanyi, apakah cukup dengan tertulis, atau
harus dengan perbuatan (praktek).

BAB 5

TEKNIK PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN EVALUASI HASIL


BELAJAR

A.Langkah-langkah penyusunan evaluasi hasil belajar

1.menjabarkan kompetensi dasar kedalam indikator pencapaian hasil belajar

2.menetapkan kriteria ketuntasan setiap indikator

3.pemetaan standar kompetensi , kompetensi dasar , indikator , kriteria


ketuntasan , dan aspek yang terdapat pada rapor
4.pemetaan standar kompetensi , kompetensi dasar , indikator , kriteria
ketuntasan , aspek penilaian , dan teknik penilaian .

B.Perencanaan Penyusunan Evaluasi Hasil Belajar

1.pengambilan sempel dan pemilihan butir soal

2.tipe soal yang akan digunakan

3.aspek yang akan diuji

4.format butir soal

5.jumlah butir soal

6.distribusi tingkat kesukaran butir soal

7.kisi-kisi tes

C.Penulisan Butir Soal Evaluasi Hasil Belajar

1.soal uraian ( essay test )

2.kelemahan tes uraian

D.Teknik Pelaksanaan Evaluasi Hasil Belajar

1.teknik pelaksanaan tes tertulis

2.teknik pelaksanaan tes lisan

3.teknik pelaksanaan tes perbuatan


BAB 6

TEKNIKPENGOLAHAN DAN PEMBERIAN NILAI AKHIR

A.Teknik Pemeriksaan dan Pemberian Skor Evaluasi Hasil Belajar

1.penskoran soal tes uraian

2.penskoran soal tes objektif

B.Mengolah Skor Menjadi Nilai

1.penyajian skor

*daftar distribusi frekuensi tunggal

*daftar distribusi bergolong

2.Konversi Skor Menjadi Nilai

*konversi skor menjadi nilai mengacu kepada norma ( norm referenced


evaluation )

*konversi skor menjadi nilai mengacu kepada kriterium ( criterion reference


evaluation )

C.Cara-cara Menentukan Kedudukan Peserta Didik

*rangking sederhana ( simple rank )

*percentile rank

*standar deviasi

D.Pengisian Rapor

*petunjuk pengisian rapor

*penjelasan umum
*penjelasan pengisian masing-masing mata pelajaran pada masing-masing
satuan pendidikan dasar

BAB 7

SYARAT-SYARAT TES

A.Reliabilitas

*metode test-restes

*metode belah dua ( split-halt method )

*metode kuder-richarson

*metode equivalent-from

B.Validitas

*kesahihan isi ( content validity )

*kesahihan konstruk ( construck validity )

*kesahihan kesamaan ( concurent validity )

*kesahihan prediksi ( predictive validity )

*kesahihan tampang ( face validity )

C.Objektivitas

Objektif artinya adalah tidak adanya unsur-unsur pribadi yang mempengaruhi.


Lawan kata objektif adalah subjektif artinya terdapat unsur-unsur pribadi yang
turut mempengaruhi. Objektivitas suatu tes ditentukan oleh tingkat atau kualitas
kesamaan skor- skor yang diperoleh dengan tes tersebut meskipun hasi! tes
(jawaban siswa) dinilai oleh beberapa orang penilai.

Menurut suharsimi A ( 2002:61 ) ada 2 faktor yang perlu diperhatikan yaitu :


1. Bentuk tes. Tes yang berbentuk uraian akan lebih banyak memberi peluang
untuk meniia! menurut cara penilai sendiri. Demikian juga dari sisi siswa, akan
cenderung menjawab dengan cara siswa sendiri. Dengan demikian jawaban
siswa dengan soal bentuk uraan bisa panjang lebar dengan tulisan cantik, rapi,
kata-kata yang indah dapat inembuat penilai terpesona, sehingga jawaban yang
tidak mengena pun akan diberi skor. Untuk menghindari hal ini, maka sistem
pensekoran hendaknya dibuat pedoman penilaian yang disebut dengan rubri
penilaian.

2. Penilai. Unsur subjektivitas yang turut mempengaruhi dalam menilai ditintai


dari sisi penilai antara lain adalah kesan penilai kepada siswa seperti faktor
kenalan, anak tetangga dan sebagainya, faktor kelelahan atau kesehatan penilai,
faktor kasihan dan sebagainya. Untuk menghindari hal ini, evaluasi harus
dilakukan dengan mengingat pedoman dalam melaksanakan penilaian
diantaranya adalah bahwa: a) Evaluasi harus dilaksanakan secara kontiniu,
sehingga diperoleh gambaran yang mendekati kebenaran. b) Evaluasi hasil
belajar harus diiaksanakan secara konprehensif yaitu : mencakup keseluruhan,
dan berbagai aspek berfikir, menggunakan cara yang bervariasi.

D.Kepraktisan

1.biaya yang diperlukan untuk melaksanakan tes

2.waktu yang diperlukan untuk menyusun soal tes

3.sukar mudahnya menyusun soal tes

4.sukar mudahnya menilai ( pensekoran ) hasil tes

5.sulit tidaknya menginterperestasi ( mengolah ) hasil tes

6.lama waktu yang diperlukan untuk melaksanakan tes


BAB 8

PENILAIAN AUTENTIK

A.Pendahuluan

Pentingnya penilaian autentik dilakukan oleh guru karena banyak aspek lain di
luar aspek kognitif yang perlu diketahui dari peserta didik vang tidak dapat
diungkap melatur penilaian konvensional, seperti diungkapkan oleh Asmawi
Zainul dalam Nuryani Y Rustaman, yaitu ada 7(tujuh) kemampuan dasar
menurut Howard Gardner yang tidak mungkin dapat dinilai hanya dengan cara-
cara biasa. Ke-tujuh kemampuan tersebut adalah :

(1) Visuai spatial; (2) bodily kinesthetic, (3) musical rhythmical,(4)


interpersonal, (5) Intrapersonal, (6) locical mathematical, dan (7) verbal
lingustic. Diantara ketujuh kemampuan tersebut kemampuan (6) dan (7) yang
banyak diungkap sedang lima yang lain masih sangat minim untuk diungkap.
Dengan demikian penilaian autentik terutama kelima kemampuan yang disebut
di atas wajar menjadi fokus perhatian untuk dinilai sebagai satu keutuhan yang
bulat dari peserta didik.

B.Pengertian Penilaian autentik

Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehentif tentang arti penilaian


autentik, berikut dikemukakan beberapa definisi. Sulipan mengutip dari
berbagai sumber mengenai pengertian penilaian autentik adalah sebagai
berikut : dalam American Librabry Association, penilaian autentik didefinisikan
sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-
sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran. Newton
Public School, penilaian autentik diartikan sebagai penilaian atas produk dan
kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik.

C.Teknik Penilaian autentik

Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik dapat ditinjau dari 2(dua)
aspek yaitu dari aspek proses belajar, dan dari aspek hasi! belajar. Sedangkan
untuk mendapatkan data dilakukan dengan beragam teknik sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai, yaitu yang berkaitan dengan: (1) sikap, keterampilan, atau
pengetahuan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian yang akan dilakukan;
dan (3) tingkat pencapaian pengetahuan apa yang ingin dinilai, seperti
penalaran, memori, atau proses. Beberapa jenis teknik penilaian autentik
berdasarkan pencapaian indikator-indikator yang dapat digunakan untuk
mendapatkan data tentang profil peserta didik, dapat dilakukan sebagai berikut :
(1) penilaian unjuk kerja atau perbuatan, (2) penilaian tertuis dan lisan, (3)
penilaian proyek, (4) penilaian produk, (5) penilaian portofolio, dan (6)
penilaian diri.

D.Keunggulan dan Kelemahan Penilaian autentik

1. Beberapa keuntungan dari asesmen autentik adalah:

a. Asesmen autentik berorientasi kepada penilajan proses pembelajaran, denga


demikian melalui penilaian otentik guru akan dapat mengetahui dimana
kelebinan dan kelemahan dari siswa.

b. Asesmen autentik dapat menggambarkan pencapaian secrang siswa dalam


pembelajaran berupa gain atau kemajuan belajar, tidak sekedar ditunjukkan
dengan angka-angka yang dinyatakan dalam rapor.

c. Penilaian dan hasil yang lebih autentik akan meningkatkan proses belajar
mengajar, siswa lebih jelas mengetahui kewajiban-kewajiban mereka untuk
menguasai tugas- tugas yang diberikan, dan guru yakin bahwa hasil-hasil
asesmen itu bermakna dan berguna untuk meningkatkan pengajaran.

d. Kurikulum berbasis kompetensi tidak semata-mata meningkatkan


pengetahuan peserta didik, tetapi kompetensi secara utuh yang merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik masing-masing mata
pelajaran. Dengan kata lain, kurikulum tersebut menuntut proses pembelajaran
di sekolah berorientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang telah
ditentukan.
B.Ringkasan Buku Pembanding

BAB 1

POSISI DAN PENGERTIAN EVALUASI HASIL BELAJAR

A.Posisi Evaluasi dalam Keseluruhan Proses Belajar Mengajar

Proses belajar-mengajar merupakan upaya pendidikan yang paling menonjol-


dibandingkan dengan upaya pendidikan lainnya. Dapat dikatakan bahwa proses
belajar-mengajar adalah inti kegiatan yang dapat menjadi tolok ukur
keberhasilan suatu upaya pendidikan.Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
upaya pendidikan yang berhasil adalah upaya pendidikan yang memperdulikan
kualitas proses belajar-mengajar sebagaimana seharusnya. Dalam keseluruhan
kegiatan proses belajar-mengajar berbagai unsur pendidikan yang penting
terlibat di dalamnya. Guru, siswa, kurikulum, bahan ajar, interaksi, evaluasi dan
hasil belajar adalah unsur utama pendidikan yang menyatu dalam suatu kegiatan
proses belajar-mengajar yang menyeluruh. Bahkan, tanpa salah satu unsur ini
suatu kegiatan proses belajar-mengajar tak mungkin terjadi. Setiap unsur itu
saling menunjang dan berinteraksi membanguh bentuk /nyata proses belajar-
mengajar. Interaksi yang terjadi antarunsur tersebut membentuk sub-sistem
proses belajar-mengajar dalam suatu sistem pendidikan.Apabila unsur yang ada
dalam sub-sistem Proses Belajar-Mengajar dikelompokkan maka akan ada tiga
kelompok. Ketiga kelompok tersebut adalah:

1. Perencanaan

2. Interaksi

3. Evaluasi.
B.Tujuan Evaluasi dan Tujuan Instruksional

Dalám situasi lain dimana orang yang melakukan evaluasi dan orang yang
berwenang mengambil keputusan berbeda, evaluator tidak berhak mengambil
keputusan. Evaluator hanya dapat saja berupa saran-saran untuk suatu
keputusan. Meskipun demikian, keputusan tetap berada berhak memberi
masukan kepada orang yang berwenang mengambil keputusan. Masukan
tersebut di tangan orang yang berwenang. Situasi tersebut berbeda dari keadaan
di kelas. Dalam suatu kegiatan proses belajar-mengajar, seperti yang telah
dikemukakan di subbab terdahulu, guru adalah juga seorang evaluator. Jadi,
dalam kegiatan evaluasi hasil belajar guru adalah orang yang memiliki fungsi
sebagai pengambil raUsan dan juga evaluator. Oleh karena itu apa yang
diperolehnya dari kegiatan evaluasi dapat langsung digunakan untuk mengambil
keputusan. Dalam hal ini, guru tersebut berhak sepenuhnya dan justru
dibenarkan oleh profesi keguruan. Artinya, evaluasi dilakukan guru untuk
langsung dapat mengambil keputusan mengenai setiapkomponen dari proses
belajar-mengajar. Apabila dihubungkan dangan komponen yang dibahas
terdahulu maka guru dapat mengambil keputusan dari evaluasi mengenai
komponen perencanaan, interaksi maupun mengenai evaluasi itu sendiri. Jenis
keputusan yang bagaimanakah yang dapat diambil oleh guru yang
bersangkutan. Jenis keputusan yang dapat diambil tidak dapat dilepaskan dari
fungsi evaluasi. Berdasarkan fungsi itulah guru dapat mencentukan tujuan
evaluasi yang dilakukannya. Fungsi evaluasi adalah:

1. Formatif

2. Sumatif

3. Penempatan/Pengelompokan (placement)

4. Diagnostik

C.Beberapa Pengertian Pokok

Dalam lingkup yang dibahas dalam buku ini terdapat beberapa konsep yang
perlu dibahas secara rinci. Maksudnya adalah agar arti mengenai konsep
tersebut tidak beragam sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman arti.
Pembahasan rinci ini dirasakan perlu karena dalam kenyataan di lapangan,
kadangkala yang orang menggunakan nama konsepyang sama tetapi
pengertiannya berbeda. Dalam kesempatan lain, ada orang menggunakan nama
berbeda-beda untuk suatu pengertian yang sama. Di antara konsep-konsep yang
perlu dijelaskan di sini adalah:

1. Evaluasi

2. Pengukuran

3. Ulangan/Ujian

4. Tes

5. Hasil belajar.

D.Persoalan Pokok dan Kecendrungan dalam Evaluasi Hasil Belajar Sekolah


Dasar

1.masalah pokok pengukuran hasil belajar sekolah dasar

a. Kelompok yang berhubungan dengan individu Masalah pertama, dapat


dirumuskan dalam pertanyaan berikut: Haruskah hasil belajar murid SD diukur?
Masalah ini merupakan pokok bagi masalah lain. Bila jawaban terhadap
pertanyaan ini adalah "tidak" maka seluruh permasalahan lain tidak lagi menjadi
penting. Masalah ini timbul justru karena adanya kepedulian pendidik terhadap
hasil beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa tes mempunyai akibat
samping yang kurang dikehendaki. Akibat samping itu adalah pengalaman
traumatik dan kecemasan peserta tes. Bila tes dapat menimbulkan pengalaman
traumatik, hal itu tentu akan mempunyai akibat negatif yang akan berkesan
lama pada diri peserta tes yang masih mudah itu. Apalagi bila pengamatan itu
sangat tinggi intensitasnya sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu proses
belajar pada masa-masa berikutnya. Secara umum juga diketahui bahwa tes
mempunyai akibat samping lain yang kurang dikehendaki yaitu rasa cemas.
Rasa cemas menghadapi tes ternyata tidak tergantung dari umur peserta tes.
Setiap orang yang menghadapi tes akan dihinggapi rasa cemas. Akan tetapi,
bagi anak umur sekolah dasar yang mengalami rasa cemas akibatnya jauh lebih
sukar disembuhkan daripada mereka yang sudah dewasa. Karena itu dua akibat
samping yang dikemukakan di atas selalu menjadi pertimbangan utama setiap
pendidik untuk memberikan tes kepada muridnya.
b. Kelompok yang berhubungan dengan program Masalah kelima, berkenaan
dengan cara pelaksanaan pengukuran dan evaluasi. Apakah pengukuran dan
evaluasi pendidikan yang dilakukan cukup efektif dan efisien? Permasalahan ini
echubungan dengan biaya dan waktu yang digunakan dalam pengukuran dan
evaluasi hasil belajar ara keseluruhan. Bila waktu dan biaya yang digunakan
untuk memperoleh informasi tidak cukup menguntungkan proses pendidikan itu
sendiri maka cara pelaksanaan pengukuran tersebut perlu dipertimbangkan
kembali. Masalah keenam berhubungan dengan pertimbangan kelompok atau
program. Apakah pengukuran hasil belajar murid itu memang sesuatu yang
tidak dapat dihindarkan? Hal ini herhubungan dengan masalah formalitas.
Apakah tes memang diperlukan bila informasi yang sama akuratnya dapat
diperoleh dengan cara yang lebih tidak formal. Misalnya, seorang guru
profesional yang berpengalaman akan mampu memperoleh informasi untuk
pengambilan keputusan tentang kelas dan program pendidikannya hanya dengan
pengamatan yang tidak langsung terhadap muridnya. Dalam keadaan yang
demikian, guru tidak lebih bijaksana bila tidak melaksanakan tes formal yang
akan memberikan berbagai akibat sampingan yang kurang diharapkan. Masalah
ketujuh, dapat dirumuskan dalam pertanyaan berikut: Sejauh manakah alat ukur
yang digunakan cocok untuk mengukur tujuan program yang telah dirumuskan?
Masalah ini memper- soalkan hubungan antara tujuan program dan alat
ukurnya.

2.Kecenderungan dalam tes dan pengukuran hasil belajar

1.mangkin meluasnya bentuk alat ukur yang digunakan

2.mangkin luasnya peubah ( variabel ) yang diukur sebagai indikasi peubahan


tingkah laku hasil belajar

3.mangkin berkembang tuntutan akan penggunaan tes secara adil dan


diinterprestasikan secara lebih tepat dan bertanggung jawab

4.adanya tuntutan kemampuan melakukan evaluasi program pada setiap guru


pendidikan dasar

BAB 2
PENULISAN BUTIR SOAL

A.Penulisan Butir Uraian

*pengertian tes uraian

*kekuatan tes uraian

*kelemahan tes uraian

*perbedaan antara tes uraian dan tes objektif

*beberapa persamaan antara tes uraian dan tes objektif

*penggunaan tes uraian

*klasifikasi tes uraian

*beberapa prinsip konstruksi tes butir soal tes uraian

B.Penulisan Butir Soal Jenis Jawaban Singkat ( short answer ) dan Jenis
Melengkapi ( completion )

*pengertian

*butir soal jenis jawaban singkat

*butir soal jenis jawaban singkat

C.Penulisan Butir Soal Objektif

*pengertian

*penulisan butir soal jenis benar salah

*penulisan butir soal jenis pilihan ganda

*penulisan butir soal menjodohkan

D.Konstruksi Instrumen Non-tes


*rating scale

*check list atau daftar cek

*anecdotal record atau catatan kejadian

*metode sosiometrik

BAB 3

PENGADMINISTRASIAN TES

A.Penyusunan Set Soal

Tes adalah suatu alat guru untuk mendapatkan informasi mengenai apa yang
ingin diketahuinya. Agar tes tersebut berfungsi sebagai alat yang paling te pat
dan sesuai dengan informa dan dikumpulkan maka tes tersebut harus
direncanakan. Apalagi kalau apa yang ingia dikumpulkan tersebut adalah
sesuatu yang sangaf kompleks dan rinci maka kepertuan eatek merencanakan
suatu tes dengan benar adalah sesuatu yang tak dapat dihindarkan. Hanya
dengan erencanaan tersebut guru mendapatkan ketepatan mengenai apa yang
ingin diukurnya. Dengan a lain, perencanaan tes memberikan dasar bagi guru
untuk menegakkan validitas les yang digunakannya (lihat bab V buku ini
tentang pengertian validitas). Perencanaan yang dimaksudkan adalah
penyusunan set soal.

Ada 2 langkah yang penting untuk mengisi set soal in yaitu :

*faktor-faktor yang harus diperhitungkan

*kisi-kisi

*set soal

B.Pelaksanaan Tes

*aspek fisik dan lingkungan

*disiplin dan pengawasan

BAB 4
PEMERIKSAAN DAN PELAPORAN

A.Pengukuran atau Measurement

*skala nominal

*skala ordinal

*skala interval

*skala rasio

B.Ringkasan Operasi Statistik

*distribusi frekuensi

*tendensi sentral

*variabilitas

*skor baku

*korelasi

C.Penskoran

*beberapa persyaratan penskoran dan penilaian

*penskoran tes uraian

*penskoran tes objektif

*pemberian nilai ( grading )

BAB 5

PENILAIAN BUTIR DAN PERANGKAT SOAL


A.Alasan Perlunya Analisis Butir Soal

Butir soal buatan guru pada umumnya dikonstruksi secara tergesa-gesa dan
tidak dapat diuji coba sebelum diadministrasikan kepada para siswa. Akibatnya
banyak butir soal yang digunakan dalam ujian atau tes formatif dan tes sumatif
tidak dapat menghasilkan informasi yang akurat tentang tingkat kemampuan
siswa. Hal ini tentu saja dapat berakibat jauh, karena hasil ujian acapkali
gunakan untuk mengembalikan keputusan tentang masa depan siswa. Bila
keputusan yang diambil didasarkan kepada informasi vang tidak benar a tau
tidak akurat, yang disebebkan oleh alat yang digunakan untuk mengumpul
informasi yaitu butir tes yang tidak terkonstruksi secara baik. maka lentu saja
keputusan demikian itu adalah keputusan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Jadi jelaslah bahwa dibutuhkan adanya alat yang
dipercaya yang dapat mengukur apakah alat ukur (butir soal) yang digunakan
memang dapat dijadi dasar untuk menentukan keputusan yang Dijaksana. Inilah
peran yang harus dimainkan oleh analisis butir soal, yaitu mengukur butir soal
yang akan atau yang telah digunakan. Hasil pengukuran itu akan memberi
keyakinan pada para guru akan tepatnya keputusan yang diambilnya terhadap
anak didik. Butir soal yang ternyata terlalu lemah, akan sukar
dipertanggungjawabkan untuk dijadikan sebagai dasar penentuan keputusan,
terutama keputusan yang sifatnya mengenai peserta anak didik secara
individual.

B.Karakteristik dan Spesifikasi Butir Soal

*karakteristik

*spesifikasi butir soal

C.Reliabilitas
Realiabilitas merupakan salah satu bentuk khusus dari korelasi yang
menggambarkan kcaje alat ukur (tes). Untuk memperoleh koefisien korelasi
yang menggambarkan reliabilitas tes nu beberapa prosedur dapat ditempuh;
Reliabilitas dalam arti stabjlitas dapat diperoleh dengan mengkalkulasi korelasi
anta dua skor dari satu tes yang diadministrasikan dua kali kepada kelompok
peserta tes yang sama. Tentu saja koefisien korelasi yang menggambarkan
stabilitas perangkat tes dipengaruhi jarak antara tes pertama dan tes kedua
diadministrasikan. Bila jarak waklu nu berdekatan satu dari yang lain, maka
kecenderungan peserta tes akan memberi jawaban yang sama dengan tes yang
pertama, sebab mercka masih ingat secara persis apa yang mer Jawab pada
waktu tes pertama diadministrasikan. Tetapi bila jarak waktunya dalam waktu
yang lama, ma ka kemungkinannya ialah peserta telah memperoleh pengetahuan
tambahan diantara dua kali pengadministrasikan tes tersebut. Schingga hasil
yang diperoleh bukan ukuran tentang keajegan tes, te tapi ukuran tentang
perubahan pengetahuan a tau tingkah laku. a. or yang diperoleh melalui tes itu
mampuan peserta tes, bukan karena atuk itulah maka dalam membahas kor hasil
tes. Skor yang diperoleh b. Reliabilitas juga berarti ekuivalensi dari dua tes yang
paralel. Untuk memperoleh koelisien korelasi dari dua tes tersebut maka perlu
dikonstruksi dua perangkat tes yang paralel. Kemudia dua tes tersebut
diadministrasikan kepada satu kelompok peserta tes yang sama seca berurutan.
Kemudian skor dari kedua tes tersebut dikorelasikan, Koefisien korelasi tersebut
menggambarkan reliabilitas tes dalam arti ekuivalensi dari dua tes yang paralel.
Masalah yang dihadapi oleh reliabilitas dalam pengertian ekuivalensi ini ijalah
tidak pernah ada dua tes yang berbeda benar-benar ekuivalen, walaupun tes
tersebut dikonstruksi untuk mengukur tujuan dan berhubungan dengan alat ukur
dan ernal itu tidak dapat didefinisikan = diketahui sepenuhnya kekuatan s ada
skor yang kemungkinan iketahui. Bila seandainya skor eserta tes itu adalah skor
yang mui. Untuk itu maka kita kenal ined score), (2) skor yang isi yang sama.
Reliabilitas dalam arti konsistensi atau homoginitas tes, merupakan koefisien
korelasi yang menunjukkan seberapa jauh suatu perangkat tes homogin, dalam
arti mengukur suatu mata pelajaran atau bidang studi yang sama. Koefisien ini
sangat bermakna bagi guru, karena dengan ukuran reliabilitas ini guru tahu
berapa homogennya butir-butir soal yang ada dalam perangkat tes yang ia
gunakan untuk mengukur kemampuan siswanya dalam suatu mata pelajaran
atau bidang studi tertentu.

D.Validitas Tes
Aspek lain yang sangat penting dalam menilai perangkat soal ialah aspek
validitas tes. Validitas tes dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perangkat
tes itu berguna dalam mengambil keputusan yang relevan dengan tujuan yang
telah ditentukan. Atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa validitas tes
berarti seberapa jauh tes itu memang mengukur kemampuan dalam bidang studi
yang ingin diukur dengan tes tersebut, atau yang sesuai dengan tujuan yang
telah dirumuskan terlebih dahulu. Untuk tes hasil belajar aspek validitas yang
paling penting ialah yang dikenal dengan nama validitas isi (content validity).

BAB 6

PEMANFATAAN HASIL BELAJAR

A.Manfaat Hasil Evaluasi bagi Kelompok Jati Pendidikan

*bagi siswa

*bagi guru

B.Bagi Orang Tua

Bagi orang tua ada dua manfaat utama hasil evaluasi hasil belajar. Pertama
berhubungan dengan hasil tes sehari-hari (tes subsumatif) dan kedua
berhubungan dengan evaluasi hasil belajar dalam bentuk laporan cawu yang
dinamakan rapor. g di r 8. cah an- Bagi orang tua laporan evaluasi hasil belajar
sehari-hari dapat dimanfaatkan sebagai informasi tentang kemajuan belajar anak
mereka. Artinya, laporan tersebut memberikan petunjuk kepada mereka apakah
upaya belajar anak mereka telah mencapai tingkat hasil yang diinginkan.
Apabila sudah orang tua dapat membantu anak mereka dalam mempertahankan
atau bahkan meningkatkan upaya belajar yang telah dilakukan. Apabila belum
sesuai dengan apa yang diharapkan, orang tua dapat membicarakannya dengan
anak mereka. Kemudian anak dan orang tua menemukan cara pemecahan yang
sesuai dengan kondisi keluarga. Apabila cara pemecahan tersebut tidak mampu
mereka lakukan ada baiknya kalau orang tua menghubungi guru. Bersama guru,
orang tua mencari cara pemecahan yang paling sesuai bagi siswa. Tentu saja
cara terbaik adalah apabila guru, orang tua, dan siswa yang tersebut bersama-
sama membahas masalah mereka.
C.Bagi Masyarakat

Hasil evaluasi yang digunakan masyarakat adalah terutama berhubungan


dengan nilai yang ferdapat di rapor, nilai evaluasi sumatif akhir sekolah (dikenal
dengan nama Evaluasi Belajar Tahap Akhir = Ebtanas). Kedudukan setiap hasil
ini bagi masyarakat memang berbeda. Meskipun demikian masyarakat
menggunakannya untuk satu tujuan yang sama yaitu mengevaluasi kedudukan
suatu sekolah. %3D Masyarakat secara umum akan melihat nilai yang diperoleh
siswa suatu sekolah untuk menentukan kualitas sekolah tersebut. Katakanlah,
siswa dari suatu sekolah memiliki nilai rapor dan mai Eblanas 8 maka
masyarakat akan beranggapan bahwa sekolah itu adalah sekolah yang baik.
Mereka tidak pernah ingin tahu berapakah nilai rata-rata siswa pada waktu
masuk ke sekolah tersebut. Mereka tidak peduli dengan peningkatan nilai yang
diperoleh siswa setelah belajar di sekolah tersebut. Bagi masyarakat umum,
yang penting adalah nilai akhir. Meskipun pandangan masyarakat tersebut tidak
seluruhnya salah, guru tidak boleh memberikan nilai rapor ataupun Ebtanas
yang disesuaikan dengan keinginan masyarakat. Guru harus berpijak pada
pertimbangan profesional mengenai nilai yang diberikannya. Guru harus dapat
menjelaskan kepada masyarakat bahwa nilai yang mereka berikan adalah nilai
yang memang seharusnya. Meskipun demikian, guru harus selalu berusaha
meningkatkan hasil belajar siswa. Guru tidak boleh hanya puas dengan apa yang
telah diperoleh siswanya pada saat sekarang. Artinya, guru harus dapat
memenuhi tuntutan masyarakat akan nilai yang tinggi secara profesional bukan
hanya asal saja.

BAB III
PEMBAHASAN

Perbandingan Antara Kedua Buku


Kedua buku ini membahas tentang filsafat pendidikan. Kedua judul buku sama
namun memiliki pengarang yang berbeda.pada buku karangan s.hamid hasan
asmawi zainul lebih mendetail membahas tentang evaluasi hasil belajar
sementara buku yang dikarang oleh dr.wildansyah lubis,M.pd / dra.zuraidah
lubis , mp.pd.kons buku ini menjelaskan tetapi ada tidak lengkap dibanding
dengan buku yang saya jadi kan sebagai buku pembanding .
3.2 Kelebihan

Adapun kelebihan dari kedua buku adalah sebagai berikut :

1. Pada buku utama, isi buku menjelaskan secara luas mulai dari pengertian
filsafat
pendidikan sampai filsfat pendidikan dalam aspek-aspek lain.
2. Format penulisan kedua buku sudah jelas dan mudah dipahami pembaca
3. Kedua buku menjelaskan dengan jelas setiap sub sub bahasan pada setiap bab
4. Bahasa penulisan buku mudah untuk dimengerti pembaca
5. Kedua buku menjelaskan keseluruhan isi buku sesuai dengan Judul buku
6. Kedua buku mencantumkan tes soal sebagai pelatihan untuk peserta didik
7. Kedua buku memiliki indikator yang harus dicapai pembaca pada setiap awal
bab
8. Memiliki banyak referensi yang mendukung
9. Buku utama lebih luas dalam menjelaskan materi yang berhubungan dengan
filsafat pendidikan.
10. Buku utama menampilkan ringkasan buku yang terdapat pada belakang
buku

3.3 Kelemahan

1. Kedua buku tidak melampirkan biografi penulis


2. Buku utama hanya sedikit menjelaskan materi yang berhubungan dengan
filsafat pendidikan.
3. Dalam buku utama terdapat materi yang berulang pada bab yang berbeda
4. Kedua buku tidak banyak melampirkan gambar yang menjadi salah satu
penarik
perhatian pembaca.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:
1. Walaupun memiliki judul buku yang sama kedua buku memiliki
perbedaan
dalam pembahasan materinya
2.Buku utama lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku
pembanding
3. Kelemahan dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang

4.2 Saran

Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, periview


menyarankan supaya filsafat pendidikan dipelajari dan dipahami semua
lapisan
baik guru, orang tua maupun masyarakat sehingga meningkatkan prestasi
anak
dalam berbagai hal kehidupan. Selain itu, pe review juga menyarankan
kepada
penulis supaya membuat tampilan isi buku yang lebih menarik misalnya
dengan
mencantumkan gambar gambar contoh.

DAFTAR PUSTAKA

Hasan, S. Hamid dan Asmawi, Zainul, Evaluasi Hasil Belajar, Jakarta:


Depdikbud, 1992.

Anda mungkin juga menyukai