CBR Evaluasi Hasil Belajar
CBR Evaluasi Hasil Belajar
NIM : 1193351065
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena kasih dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini, saya menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan Critical Book Review ini
Critical Book Review adalah tugas yang mengharuskan seseorang untuk megulas,
meringkas, dan mengevaluasi buku secara kritis.Sehingga kita dapat menguasai dan
memahami isi dari buku lebih dalam. Tujuan saya menulis tugas ini yang utama untuk
memenuhi tugas individu dari Dosen Pengampu ibu Dra.Zuraidah lubis , M.Pd.,kons / Yeni
Marito.,M.Pd,M.psi
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan Critical Book Review ini, oleh karena itu dengan senang hati
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan tugas ini. Semoga
Critical Book Review ini membawa manfaat bagi para pembaca dan bagi penulis sendiri
khususnya.
KATA PENGANTAR…………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………...
BAB1 PENDAHULUAN……………………….........
1.1LatarBelakang………………………………………………………..
1.2Tujuan…………………………………………………………………
1.3Manfaat……………………………………………………………….
BABll PEMBAHASAN……………………………….
2.1 Identitas Buku………………………………………………………..
2.2 Ringkasan isi buku………………………………………………….
2.3 Penilaian Terhadap Buku…………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam upaya pendidikan istilah evaluasi merupakan istilah yang sudah tidak
asing lagi. Dalam setiap kegiatan belajar-mengajar guru berbicara tentang
evaluasi. Hal yang sama terjadi pula dengan istilah tes. Bahkan dalam
penggunaannya kedua istilah itu sering dicampuradukkan. Praktek semacam itu
sebenarnya tidak boleh terjadi. Sebagai tenaga profesional guru diharapkan
dapat menggunakan setiap istilah teknis yang berhubungan dengan profesinya
yang tepat. Guru harus bersikap korek karena sikap yang demikian adalah sikap
yang harus pula dikembangkan pada diri anak didik. Oleh karena itu guru harus
menjadi contoh dalam disiplin menggunakan istilah-istilah. Di samping itu,
adalah sesuatu yang sukar dimengerti kalau guru melakukan kegiatan evaluasi
tetapi guru itu sendiri tidak paham benar mengenai arti, peran serta posisi
evaluasi dalam suatu proses belajar-mengajar. Kalau ada guru melakukan
kegiatan evaluasi tanpa pemahaman mengenai hal-hal tersebut, artinya guru itu
mclakukan suatu kegiatan tanpa dasar yang kuat.
1.2 TUJUAN
1.3 MANFAAT
Buku Pembanding
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
kemampuan guru dimulai pada tahun 1837, Pada tahun 1864 inggris melakukan
pertama ken ujian dengan pendekatan acuan patokan. Pada tahun 1900 untuk
pertama kali diadaka" ujian masuk sekolah tinggi. Tahun 1905 untuk pertama
kali Alfred Biner & Theophile Simon mengadakan tes intelegensia (1Q) untuk
tiap individu. Tes prestasi (achievement test) yang baku secara professiona!
pertama sekali dilaksanakan oleh C.W. Stone (1908). E. F. Thurstone (1929)
mengembangkan skala sikap. Dalam kurun waktu 1931-1942 Ralph W. Tyler
menganjurkan kepada para ahli pendidik agar mengetes lebih menekankan
perkembangan kemampuan mendidik dari pada mengetes fakta dan hubungan.
Berikutnya Benyamin S. Bloom (1956 menulis taksonomi tujuan pendidikan
yang dikenal dengan ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam tahun
1963 para ahli psikologi kuantitatif melaksanakan prosedur statistik untuk
menemukan penyimpangan (bìas) daiam tes. Di indonesia evaluasi sudah
dimulai dilakukan sejak zaman penjajahan Belanda. Belanda meiakukan
evaluasi untuk menilai kualitas produk rempah-rempah, kopi, teh, karet, dan
sebagainya yang menjadi komoditas perdagangannya. Evaluasi juga
dipergunakan untuk menilai kinerja pegawai (amtenaar) penjaiah dan tentara,
serta polisi penjajahan. Setelah Indonesia merdeka hingga tahun 1950 corak
evaluasi masih mengikuti pola penjajah Beianda. Evaluasi di lembaga
pendidikan dilakukan oleh penilik sekolah dan evaluasi hasi! belajar atau ujian.
Penilik sekolah datang ke sekolah-sekolah untuk melakukan evaluasi seperti,
administrasi pembelajaran, administrasi umum, kesehatan siswa, dan kebersihan
lingkungan skolah.
BAB 2
PARAMETER PENILAIAN
Secara etimoiogis evaluasi berasal dari bahasa Inggris yakni dari kata
evaluation. Dalam kamus Oxford Advanced Leaner's Dictionary of Current
English (AS Hornby, 185) Evaluasi adalah "to find out, decide the amount or
value" yang artinya suatu upaya untuk menemukan nilai atau jumiah. Dalam
pengertian ini tersirat juga bahwa kegiatan evaluasi harus dilakukan secara hati-
hati, menggunakan strategi, dan dapat dipertanggungjawabkan. Banyak para
ahli mendefenisikan tentang evaluasi, diantaranya Cronbach 1963; Alkin 1969;
dan Stufflebeam 1974; dalam Tayibnapis, (2008:3) merdenisikan evaluasi
sebagai perbedaan apa yang ada dengan suatu standar untuk mengetahui apakah
ada selisih.
2.Pengertian Pengujian ( Testing )
Pengukuran juga dapat dilakukan dengan tes dan non-tes. Tes adalah alat ukur
yang mempunyai standar objektif yang berlaku umum, sedangkan non-tes
adalah seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tidak memiliki jawaban
benar atau salah. Jawaban yang diminta dalam pertanyaan adaiah yang sesuai
dengan keadaan yang sesungguhnya dari responden. Responden diminta untuk
memberi jawaban, tanggapan, pendirian, atau keadaan apa adanya sesuai
dengan yang dialami, dirasakan oleh responden. karena yang ingin diketahui
dari responden adalah kenyataan yang sesungguhnya yang ada atau yang terjadi
pada diri yang bersangkutan. Alat yang dapat digunakan untuk non tes seperti
skala sikap, skala penilaian, pemeriksaan dokumen, dan sebagainya.
Penilaian adalah suatu proses transformasi dari hasil pengukuran atau beberapa
pengukuran berdasarkan indikator menjadi suatu nilai. Menilai mengandung arti
mengambll keputusan atau dapat ditafsirkan terhadap sesuatu yang didasarkan
atas atau berpegang pada ukuran tertentu seperti cantik atau jelek, sehat atau
sakit, pandai atau bodoh, dan sebagainya, dengan demikian hasil penilaian
adalah bersifat kualitatif.
Penerapan ilmu evaluasi dalam bidang pendidikan dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu "evaluasi hasil belajar dan evaluasi program pendidikan" (Wirawan,
2011:5). Evaluasi hasil belajar bertujuan untuk mengukur apakah pembelajaran
yang telah dilaksanakan telah mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai
dengan target kurikulum. Dengan demikian evaluasi hasil belajar adalah untuk
mengetahui tingkat penguasaan peserta didik terhadap target kompetensi yang
telah ditetapkan pada unit-unit program pengajaran.
Contoh : seorang guru yang mengajar mata pelajaran matematika di dua kelas
paraler yang berbeda yaitu kelas v-a dan kelas v-b . hasil hasil tes formatif yang
dilakukan diperoleh skor matematika dari kedua kelas
Acuan standar atau kompetisi berasumsi bahwa hampir semua peserta didik bisa
belajar apa saja , namun waktunya yang berbeda .
1.kompetisi inti
2.standar kompetisi
3.kompetisi dasar
4.indikator
E.Penilaian Berbasis Kelas
1.lingkup
2.teknik penilaian
*penilaian sikap
*penilaian pengetahuan
*penilaian keterampilan
BAB 3
A.Pendahulua
2.media belajar
3.bahan ajar
5.perangkat penilaian
BAB 4
Dalam pelaksanaan evaluasi hasil belajar ada dua kegiatan yang berlangsung
sekaligus yaitu kegiatan mengajar oleh guru, dan kegiatan belajar oleh siswa.
Evaluasi hasil beiajar mengukur hasi! capaian siswa, walaupun sesungguhnya
dapat mengukur efektifitas proses pembelajaran. Hasil capaian siswa
difokuskan pada penguasaan kompetensi dasar yang banyak tergantung pada
upaya dan cara guru merekayasa proses pembelajaran dengan memberdayakan
seluruh komponen yang ada yaitu : media belajar, metode belajar, pengelolaan
kelas, alokasi waktu, interaksi guru dan murid, murid dengan murid, serta
sumber belajar lainnya yang telah tertuang dalam Rencana Pembelajaran (RPP).
Untuk mengetahui ketercapaian kompetensi dasar dimaksud, guru harus
melaksanakan penilaian secara benar, sekaligus untuk mengukur efektifitas
proses belajar mengajar.
1.objektivitas
4.keseluruhan
1. Evaluasi konteks
Evaluasi
yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional
tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul
dalam perencanaan
2. Evaluasi input
Evaluasi
yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi
yang digunakan untuk mencapai tujuan.
3. Evaluasi proses
Evaluasi
yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai
kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
4. Evaluasi hasil atau produk
Evaluasi
yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar
untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan
atau dihentikan.
5. Evaluasi outcom atau lulusan
Evaluasi
yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yankni
evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
Tes standar ialah tes yang telah distandarkan melalui pengujian (validitas dan
reliabilitas) dan biasanya dijadikan sebagai bank soal serta tingkat akurasinya
tinggi seperti tes bakat (aptitude test), TOEFL (Test of English as a Foreign
Language), tes IQ (Intelegence Question) dan sebagainya. Sedangkan tes buatan
guru adalah tes yang dikembangkan olen guru sendiri berdasarkar. isi dan
tujuan-tujuan khusus untuk kelas atau sekolah ternpat guru mengajar. Pada
dasarnya alat tes yang lazim digunakan oleh guru kebanyakan adalah tes buatan
guru sendiri namun demikian perlu dikaji bahwa sesungguhnya tes buatan guru
tidak kalah pentingnya jika dalam merancang perangkat tes yang dilakukan oleh
guru memenuhi aturan-aturan persyaratan pembuatan tes. Sehingga guru juga
dapat membuat bank soa! yang memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang
tinggi. Yang perlu diperhatikan daiam pemilihan jenis evaluasi hasi! belajar
adalah kecocokan antara komptensi yang dituntut dalam kurikulum dengan jenis
alat yang digunakan untuk mengukurnya, apakah harus dengan lisan misalnya
untuk meyebutkan dengan fasih, nyanyi, apakah cukup dengan tertulis, atau
harus dengan perbuatan (praktek).
BAB 5
7.kisi-kisi tes
1.penyajian skor
*percentile rank
*standar deviasi
D.Pengisian Rapor
*penjelasan umum
*penjelasan pengisian masing-masing mata pelajaran pada masing-masing
satuan pendidikan dasar
BAB 7
SYARAT-SYARAT TES
A.Reliabilitas
*metode test-restes
*metode kuder-richarson
*metode equivalent-from
B.Validitas
C.Objektivitas
D.Kepraktisan
PENILAIAN AUTENTIK
A.Pendahuluan
Pentingnya penilaian autentik dilakukan oleh guru karena banyak aspek lain di
luar aspek kognitif yang perlu diketahui dari peserta didik vang tidak dapat
diungkap melatur penilaian konvensional, seperti diungkapkan oleh Asmawi
Zainul dalam Nuryani Y Rustaman, yaitu ada 7(tujuh) kemampuan dasar
menurut Howard Gardner yang tidak mungkin dapat dinilai hanya dengan cara-
cara biasa. Ke-tujuh kemampuan tersebut adalah :
Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik dapat ditinjau dari 2(dua)
aspek yaitu dari aspek proses belajar, dan dari aspek hasi! belajar. Sedangkan
untuk mendapatkan data dilakukan dengan beragam teknik sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai, yaitu yang berkaitan dengan: (1) sikap, keterampilan, atau
pengetahuan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian yang akan dilakukan;
dan (3) tingkat pencapaian pengetahuan apa yang ingin dinilai, seperti
penalaran, memori, atau proses. Beberapa jenis teknik penilaian autentik
berdasarkan pencapaian indikator-indikator yang dapat digunakan untuk
mendapatkan data tentang profil peserta didik, dapat dilakukan sebagai berikut :
(1) penilaian unjuk kerja atau perbuatan, (2) penilaian tertuis dan lisan, (3)
penilaian proyek, (4) penilaian produk, (5) penilaian portofolio, dan (6)
penilaian diri.
c. Penilaian dan hasil yang lebih autentik akan meningkatkan proses belajar
mengajar, siswa lebih jelas mengetahui kewajiban-kewajiban mereka untuk
menguasai tugas- tugas yang diberikan, dan guru yakin bahwa hasil-hasil
asesmen itu bermakna dan berguna untuk meningkatkan pengajaran.
BAB 1
1. Perencanaan
2. Interaksi
3. Evaluasi.
B.Tujuan Evaluasi dan Tujuan Instruksional
Dalám situasi lain dimana orang yang melakukan evaluasi dan orang yang
berwenang mengambil keputusan berbeda, evaluator tidak berhak mengambil
keputusan. Evaluator hanya dapat saja berupa saran-saran untuk suatu
keputusan. Meskipun demikian, keputusan tetap berada berhak memberi
masukan kepada orang yang berwenang mengambil keputusan. Masukan
tersebut di tangan orang yang berwenang. Situasi tersebut berbeda dari keadaan
di kelas. Dalam suatu kegiatan proses belajar-mengajar, seperti yang telah
dikemukakan di subbab terdahulu, guru adalah juga seorang evaluator. Jadi,
dalam kegiatan evaluasi hasil belajar guru adalah orang yang memiliki fungsi
sebagai pengambil raUsan dan juga evaluator. Oleh karena itu apa yang
diperolehnya dari kegiatan evaluasi dapat langsung digunakan untuk mengambil
keputusan. Dalam hal ini, guru tersebut berhak sepenuhnya dan justru
dibenarkan oleh profesi keguruan. Artinya, evaluasi dilakukan guru untuk
langsung dapat mengambil keputusan mengenai setiapkomponen dari proses
belajar-mengajar. Apabila dihubungkan dangan komponen yang dibahas
terdahulu maka guru dapat mengambil keputusan dari evaluasi mengenai
komponen perencanaan, interaksi maupun mengenai evaluasi itu sendiri. Jenis
keputusan yang bagaimanakah yang dapat diambil oleh guru yang
bersangkutan. Jenis keputusan yang dapat diambil tidak dapat dilepaskan dari
fungsi evaluasi. Berdasarkan fungsi itulah guru dapat mencentukan tujuan
evaluasi yang dilakukannya. Fungsi evaluasi adalah:
1. Formatif
2. Sumatif
3. Penempatan/Pengelompokan (placement)
4. Diagnostik
Dalam lingkup yang dibahas dalam buku ini terdapat beberapa konsep yang
perlu dibahas secara rinci. Maksudnya adalah agar arti mengenai konsep
tersebut tidak beragam sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman arti.
Pembahasan rinci ini dirasakan perlu karena dalam kenyataan di lapangan,
kadangkala yang orang menggunakan nama konsepyang sama tetapi
pengertiannya berbeda. Dalam kesempatan lain, ada orang menggunakan nama
berbeda-beda untuk suatu pengertian yang sama. Di antara konsep-konsep yang
perlu dijelaskan di sini adalah:
1. Evaluasi
2. Pengukuran
3. Ulangan/Ujian
4. Tes
5. Hasil belajar.
BAB 2
PENULISAN BUTIR SOAL
B.Penulisan Butir Soal Jenis Jawaban Singkat ( short answer ) dan Jenis
Melengkapi ( completion )
*pengertian
*pengertian
*metode sosiometrik
BAB 3
PENGADMINISTRASIAN TES
Tes adalah suatu alat guru untuk mendapatkan informasi mengenai apa yang
ingin diketahuinya. Agar tes tersebut berfungsi sebagai alat yang paling te pat
dan sesuai dengan informa dan dikumpulkan maka tes tersebut harus
direncanakan. Apalagi kalau apa yang ingia dikumpulkan tersebut adalah
sesuatu yang sangaf kompleks dan rinci maka kepertuan eatek merencanakan
suatu tes dengan benar adalah sesuatu yang tak dapat dihindarkan. Hanya
dengan erencanaan tersebut guru mendapatkan ketepatan mengenai apa yang
ingin diukurnya. Dengan a lain, perencanaan tes memberikan dasar bagi guru
untuk menegakkan validitas les yang digunakannya (lihat bab V buku ini
tentang pengertian validitas). Perencanaan yang dimaksudkan adalah
penyusunan set soal.
*kisi-kisi
*set soal
B.Pelaksanaan Tes
BAB 4
PEMERIKSAAN DAN PELAPORAN
*skala nominal
*skala ordinal
*skala interval
*skala rasio
*distribusi frekuensi
*tendensi sentral
*variabilitas
*skor baku
*korelasi
C.Penskoran
BAB 5
Butir soal buatan guru pada umumnya dikonstruksi secara tergesa-gesa dan
tidak dapat diuji coba sebelum diadministrasikan kepada para siswa. Akibatnya
banyak butir soal yang digunakan dalam ujian atau tes formatif dan tes sumatif
tidak dapat menghasilkan informasi yang akurat tentang tingkat kemampuan
siswa. Hal ini tentu saja dapat berakibat jauh, karena hasil ujian acapkali
gunakan untuk mengembalikan keputusan tentang masa depan siswa. Bila
keputusan yang diambil didasarkan kepada informasi vang tidak benar a tau
tidak akurat, yang disebebkan oleh alat yang digunakan untuk mengumpul
informasi yaitu butir tes yang tidak terkonstruksi secara baik. maka lentu saja
keputusan demikian itu adalah keputusan yang tidak dapat
dipertanggungjawabkan. Jadi jelaslah bahwa dibutuhkan adanya alat yang
dipercaya yang dapat mengukur apakah alat ukur (butir soal) yang digunakan
memang dapat dijadi dasar untuk menentukan keputusan yang Dijaksana. Inilah
peran yang harus dimainkan oleh analisis butir soal, yaitu mengukur butir soal
yang akan atau yang telah digunakan. Hasil pengukuran itu akan memberi
keyakinan pada para guru akan tepatnya keputusan yang diambilnya terhadap
anak didik. Butir soal yang ternyata terlalu lemah, akan sukar
dipertanggungjawabkan untuk dijadikan sebagai dasar penentuan keputusan,
terutama keputusan yang sifatnya mengenai peserta anak didik secara
individual.
*karakteristik
C.Reliabilitas
Realiabilitas merupakan salah satu bentuk khusus dari korelasi yang
menggambarkan kcaje alat ukur (tes). Untuk memperoleh koefisien korelasi
yang menggambarkan reliabilitas tes nu beberapa prosedur dapat ditempuh;
Reliabilitas dalam arti stabjlitas dapat diperoleh dengan mengkalkulasi korelasi
anta dua skor dari satu tes yang diadministrasikan dua kali kepada kelompok
peserta tes yang sama. Tentu saja koefisien korelasi yang menggambarkan
stabilitas perangkat tes dipengaruhi jarak antara tes pertama dan tes kedua
diadministrasikan. Bila jarak waklu nu berdekatan satu dari yang lain, maka
kecenderungan peserta tes akan memberi jawaban yang sama dengan tes yang
pertama, sebab mercka masih ingat secara persis apa yang mer Jawab pada
waktu tes pertama diadministrasikan. Tetapi bila jarak waktunya dalam waktu
yang lama, ma ka kemungkinannya ialah peserta telah memperoleh pengetahuan
tambahan diantara dua kali pengadministrasikan tes tersebut. Schingga hasil
yang diperoleh bukan ukuran tentang keajegan tes, te tapi ukuran tentang
perubahan pengetahuan a tau tingkah laku. a. or yang diperoleh melalui tes itu
mampuan peserta tes, bukan karena atuk itulah maka dalam membahas kor hasil
tes. Skor yang diperoleh b. Reliabilitas juga berarti ekuivalensi dari dua tes yang
paralel. Untuk memperoleh koelisien korelasi dari dua tes tersebut maka perlu
dikonstruksi dua perangkat tes yang paralel. Kemudia dua tes tersebut
diadministrasikan kepada satu kelompok peserta tes yang sama seca berurutan.
Kemudian skor dari kedua tes tersebut dikorelasikan, Koefisien korelasi tersebut
menggambarkan reliabilitas tes dalam arti ekuivalensi dari dua tes yang paralel.
Masalah yang dihadapi oleh reliabilitas dalam pengertian ekuivalensi ini ijalah
tidak pernah ada dua tes yang berbeda benar-benar ekuivalen, walaupun tes
tersebut dikonstruksi untuk mengukur tujuan dan berhubungan dengan alat ukur
dan ernal itu tidak dapat didefinisikan = diketahui sepenuhnya kekuatan s ada
skor yang kemungkinan iketahui. Bila seandainya skor eserta tes itu adalah skor
yang mui. Untuk itu maka kita kenal ined score), (2) skor yang isi yang sama.
Reliabilitas dalam arti konsistensi atau homoginitas tes, merupakan koefisien
korelasi yang menunjukkan seberapa jauh suatu perangkat tes homogin, dalam
arti mengukur suatu mata pelajaran atau bidang studi yang sama. Koefisien ini
sangat bermakna bagi guru, karena dengan ukuran reliabilitas ini guru tahu
berapa homogennya butir-butir soal yang ada dalam perangkat tes yang ia
gunakan untuk mengukur kemampuan siswanya dalam suatu mata pelajaran
atau bidang studi tertentu.
D.Validitas Tes
Aspek lain yang sangat penting dalam menilai perangkat soal ialah aspek
validitas tes. Validitas tes dapat didefinisikan sebagai seberapa jauh perangkat
tes itu berguna dalam mengambil keputusan yang relevan dengan tujuan yang
telah ditentukan. Atau secara sederhana dapat dikatakan bahwa validitas tes
berarti seberapa jauh tes itu memang mengukur kemampuan dalam bidang studi
yang ingin diukur dengan tes tersebut, atau yang sesuai dengan tujuan yang
telah dirumuskan terlebih dahulu. Untuk tes hasil belajar aspek validitas yang
paling penting ialah yang dikenal dengan nama validitas isi (content validity).
BAB 6
*bagi siswa
*bagi guru
Bagi orang tua ada dua manfaat utama hasil evaluasi hasil belajar. Pertama
berhubungan dengan hasil tes sehari-hari (tes subsumatif) dan kedua
berhubungan dengan evaluasi hasil belajar dalam bentuk laporan cawu yang
dinamakan rapor. g di r 8. cah an- Bagi orang tua laporan evaluasi hasil belajar
sehari-hari dapat dimanfaatkan sebagai informasi tentang kemajuan belajar anak
mereka. Artinya, laporan tersebut memberikan petunjuk kepada mereka apakah
upaya belajar anak mereka telah mencapai tingkat hasil yang diinginkan.
Apabila sudah orang tua dapat membantu anak mereka dalam mempertahankan
atau bahkan meningkatkan upaya belajar yang telah dilakukan. Apabila belum
sesuai dengan apa yang diharapkan, orang tua dapat membicarakannya dengan
anak mereka. Kemudian anak dan orang tua menemukan cara pemecahan yang
sesuai dengan kondisi keluarga. Apabila cara pemecahan tersebut tidak mampu
mereka lakukan ada baiknya kalau orang tua menghubungi guru. Bersama guru,
orang tua mencari cara pemecahan yang paling sesuai bagi siswa. Tentu saja
cara terbaik adalah apabila guru, orang tua, dan siswa yang tersebut bersama-
sama membahas masalah mereka.
C.Bagi Masyarakat
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pada buku utama, isi buku menjelaskan secara luas mulai dari pengertian
filsafat
pendidikan sampai filsfat pendidikan dalam aspek-aspek lain.
2. Format penulisan kedua buku sudah jelas dan mudah dipahami pembaca
3. Kedua buku menjelaskan dengan jelas setiap sub sub bahasan pada setiap bab
4. Bahasa penulisan buku mudah untuk dimengerti pembaca
5. Kedua buku menjelaskan keseluruhan isi buku sesuai dengan Judul buku
6. Kedua buku mencantumkan tes soal sebagai pelatihan untuk peserta didik
7. Kedua buku memiliki indikator yang harus dicapai pembaca pada setiap awal
bab
8. Memiliki banyak referensi yang mendukung
9. Buku utama lebih luas dalam menjelaskan materi yang berhubungan dengan
filsafat pendidikan.
10. Buku utama menampilkan ringkasan buku yang terdapat pada belakang
buku
3.3 Kelemahan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari kedua buku yang sudah dikritik dapat disimpulkan:
1. Walaupun memiliki judul buku yang sama kedua buku memiliki
perbedaan
dalam pembahasan materinya
2.Buku utama lebih lengkap pembahasannya dibandingkan dengan buku
pembanding
3. Kelemahan dari kedua buku adalah tidak menampilkan biografi pengarang
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA