Radikalisme dalam artian bahasa berarti paham atau aliran yang mengingikan
perubahan atau pembaharuan social dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Namun,
dalam artian lain, esensi radikalisme adalah konsep sikap jiwa dalam mengusung perubahan.
Sementara itu Radikalisme Menurut Wikipedia adalah suatu paham yang dibuat-buat oleh
sekelompok orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik
secara drastis dengan menggunakan cara-cara kekerasan.
Yang dimaksud dengan radikalisme adalah gerakan yang berpandangan kolot dan
sering menggunakan kekerasan dalam mengajarkan keyakinan mereka. Sementara Islam
merupakan agama kedamaian. Islam tidak pernah membenarkan praktek penggunaan
kekerasan dalam menyebarkan agama, paham keagamaan serta paham politik.
pada tatacara peperangan seperti waktu pelaksanaan yang selalu tiba-tiba dan target korban
jiwa yang acak serta seringkali merupakan warga sipil.
Tentara Nasional Indonesia merupakan salah satu komponen bangsa Indonesia yang
masih utuh dengan tugas pokok menegakkan kedaulatan Negara dan mempertahankan
keutuhan wilayah Negara Indonesia serta melindungi segenap bangsa dan tumpah darah
Indonesia dari ancaman dan gangguan, tentunya tidak akan terlepas dari permasalahan ini,
sehingga untuk mengatasi hal tersebut seluruh Apkowil berupaya untuk membina wilayah
secara intensif melalui Binter, agar dapat mewujudkan kondisi yang kondusif, sehingga sedini
mungkin dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi wilayahnya, agar tidak berkembang
kearah penurunan stabilitas keamanan yang pada akhirnya akan mengarah kepada
gangguan terhadap NKRI.
selama ini dilaksanakan oleh TNI secara langsung, sehingga dalam implementasinya masuk
ke lembaga fungsional. TNI menyadari akan kekeliruannya pada masa lalu dan harus
kembali ke jati dirinya sebagai tentara pejuang, tentara rakyat dan tentara nasional melaui
reformasi internal TNI dengan paradigma baru. Dalam rangka fungsi dan perannya
sebagai alat pertahanan, TNI bersama seluruh komponen bangsa lainnya, didukung oleh
kekuatan sumber daya nasional untuk mempertahankan Negara.
Seluruh jajaran Satkowil sebagai pioneer gelar kekuatan didalam pelaksanaan tugas
Binter yang berhubungan dengan potensi wilayah dan segenap aspek komponen bangsa
lainnya dalam rangka mewujudkan kekuatan wilayah sebagai ruang, alat dan kondisi juang
yang tangguh guna kepentingan pertahanan negara untuk menciptakan daya tangkal
kewilayahan. Oleh karenanya keberadaan Komando Kewilayahan merupakan gelar
kekuatan TNI AD yang disusun berdasarkan strategi pertahanan Negara, sedangkan
penyelenggaraan fungsi Binter merupakan bagian dari strategi pembinaan TNI AD, sehingga
Binter dinyatakan sudah final.
Penjabaran Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi secara jelas dinyatakan bahwa Binter
sebagai salah satu fungsi utama dalam rangka membangun kesadaran pertahanan aspek
darat melalui penyelenggaraan komunikasi dengan berbagai komponen masyarakat dan
aparat pemerintah terkait dalam rangka Binter, guna kepentingan pembinaan dan
penggunaan kekuaatan TNI AD. Sehingga sudah jelas dan tidak perlu lagi ada keraguan
dalam pelaksanaan tugas dilapangan bagi satuan-satuan TNI untuk melaksanakan Binter
baik sebagai satuan komando kewilayahan maupun satuan non komando kewilayahan di
wilayah masing-masing.
Penyelenggaraan Binter merupakan salah satu tugas pokok dari Satkowil banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan strategis maupun faktor internal dan faktor
eksternal yang berpengaruh.
Faktor eksternal yang paling berpengaruh antara lain 1). Faktor ekonomi. Kita dapat menarik
kesimpulan bahwa faktor ekonomi merupakan motif utama bagi para terorisme dalam
menjalankan misi mereka. Keadaan yang semakin tidak menentu dan kehidupan sehari-hari
yang membikin resah orang untuk melakukan apa saja. Dengan seperti ini pemerintah harus
bekerja keras untuk merumuskan rehabilitasi masyarakatnya. Kemiskinan membuat orang
gerah untuk berbuat yang tidak selayaknya diperbuat seperti; membunuh, mengancam
orang, bunuh diri, dan sebagainya. 2).Faktor sosial. Orang-orang yang mempunyai pikiran
keras di mana di situ terdapat suatu kelompok garis keras yang bersatu mendirikan Tanzim
al-Qaidah Aceh. Dalam keseharian hidup yang kita jalani terdapat pranata social yang
membentuk pribadi kita menjadi sama. Situasi ini sangat menentukan kepribadian seseorang
dalam melakukan setiap kegiatan yang dilakukan. Sistem social yang dibentuk oleh
kelompok radikal atau garis keras membuat semua orang yang mempunyai tujuan sama
dengannya bisa mudah berkomunikasi dan bergabung dalam garis keras atau radikal.
3).Faktor Ideologi. Faktor ini yang menjadikan seseorang yakin dengan apa yang
diperbuatnya. Perbuatan yang mereka lakukan berdasarkan dengan apa yang sudah
disepakati dari awal dalam perjanjiannya. Dalam setiap kelompok mempunyai misi dan visi
masing-masing yang tidak terlepas dengan ideologinya. Dalam hal ini terorisme yang ada di
Indonesia dengan keyakinannya yang berdasarkan Jihad yang mereka miliki. 4).Nasional.
Dalam bidang pertahanan dan keamanan terdapat sejumlah isu yang menonjol antara lain
isu perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar, Separatisme, Terorisme, Radikalisme yang
anarkis, konflik komunal, bencana alam dan kondisi politik pasca reformasi.
Pengaruh perkembangan politik dan ekonomi saat ini sangat berpengaruh terhadap
tatanan kehidupan masyarakat lapis bawah sehingga masyarakat mudah terhasut dan
terseret untuk melakukan destruktif, inkonstitusional, anarkhis yang dapat merugikan
persatuan dan kesatuan Bangsa. Hal ini merupakan tugas yang cukup berat bagi Kodam
beserta jajrannya sebagai penyelenggara binter dalam membina masyarakat untuk dapat
meredam setiap gejolak sosial agar tidak berlanjut menjadi kerusuhan sosial di masyarakat.
TNI AD dalam hal ini seluruh jajaran Satkowil yang notabene adalah penyelenggaraan
Binter di wilayah harus mampu mengajak dan membina masyarakat untuk tidak mudah
5
terprovokasi dan terhasut oleh setiap isu-isu yang timbul di masyarakat, selain itu juga
memberikan pengertian dan pemahaman tentang pentingnya persatuan dan kesatuan
bangsa, dengan tidak mempermasalahkan perbedaan latar belakang adat istiadat, budaya
dan agama sehingga akan lebih menjamin kelestarian dan kemurnian Pancasila serta UUD
1945.
Membuat perencanaan Binter secara detail dengan melihat hasil evaluasi kegiatan
sebelumnya agar didapatkan perbaikan dan penyempurnaan konsep Binter secara
komprehensif sehingga dapat diterima oleh semua komponen masyarakat dan instansi yang
terkait. Pembinaan Geografi dilakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan
data akurat tentang wilayah binaan yang meliputi : Data wilayah tentang lima aspek medan
yang berkaitan dengan penyiapan pertahanan wilayah, RUTR wilayah Pemda agar dapat
dipadukan dengan tata ruang wilayah pertahanan yang direncanakan, data tentang kesiapan
komponen pendukung dan komponen cadangan, data daerah-daerah rawan bencana alam,
dan data tentang pembangunan sarana fisik berupa supra dan infra struktur untuk
kepentingan pertahanan dan kesejahteraan masyarakat.
budaya, agama dan olah raga, pembinaan KBT dengan memberikan wawasan kebangsaan
agar tidak goyah dan terpengaruh oleh dinamika kehidupan semenjak adanya paradigma
baru dan reformasi, agar mereka mampu menjadi teladan masyarakat sekitarnya, dan
pembinaan terhadap komponen cadangan dan pendukung agar dapat digunakan untuk
kepentingan pertahanan dalam situasi darurat, melalui pendidikan bela Negara dan
penyelenggaraan wajib militer disesuaikan dengan UU dan peraturan yang berlaku.
Dengan terbinanya kondisi geografi, demografi dan kondisi sosial yang dilaksanakan
dengan Binter, maka akan terbentuk Ruang, Alat dan Kondisi (RAK) juang yang tangguh
yang dapat menjadi kekuatan wilayah dalam sistem pertahanan negara.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa paham radikalisme, ekstrim dan terorisme
sudah berkembang secara luas baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Ketiga paham
tersebut muncul di karenakan ketidak percayaan dan kepuasan terhadap kebijakan-kebikan
yang di buat oleh pemerintah baik di dalam negeri maupun di luar negeri. paham ini
7
menganganggap bahwa tindakan yang mereka lakukan adalah tindakan yang benar padahal
tindakan yang di lakukan oleh sekelompok yang menganut paham tersebut merupakan
tindakan kekerasan yang sangat merugikan bagi warga sipil dan Negara. Adapun usaha atau
upaya untuk mengatasi terjadinya paham radikalisme,ekstrim dan terorisme dengan
diadakan pembinaan pemberdayaan wilayah pertahanan mutlak dilaksanakan dengan
kegiatan Binter yang dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam
kerangka sistem Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta, untuk memantapkan
Kemanunggalan TNI-Rakyat seiring dengan perkembangan jaman. Kemanunggalan TNI -
Rakyat harus tetap dipertahankan, reputasi itu tetap melekat pada jati diri setiap prajurit.
Penulis