Anda di halaman 1dari 39

MAKALAH TEKNOLOGI MEKANIK

MATA KULIAH DASAR TEKNOLOGI MEKANIK

Oleh :

ANSYAFA BAYU PUTRATAMA LA ODE NONO


NIM. 2019061023031

PROGRAM STUDI D3K PLN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan dunia manufaktur telah merambah pada teknologi

pembuatan benda-benda untuk komponen mesin menjadi benda jadi.

Awalnya, proses pembuatan benda jadi dikerjakan secara manual. Namun,

sekarang dapat dibuat secara otomatis. Proses pengerjaan yang menuntut

kecepatan proses produksi dan hasil yang maksimal dalam waktu yang

relatif singkat, agaknya menjadi bagian dari kebutuhan hidup. Sehingga,

proses pengerjaan pun dibuat lebih mudah.

Pada mata kuliah Dasar Teknologi Mekanik, terdapat sub bahasan

mengenai pemesinan yang membahas lebih detail mengenai proses

manufaktur. Proses pemesinan yang digunakan pada mesin bubut dan

gerinda.

Ruang lingkup pada proses pemesinan, benda (bahan) yang akan

menjadi benda jadi akan dibentuk dengan variabel berbagai macam

pengerjaan. Proses pemesinan menjadikan benda berdimensi lain dengan

menjadikan bahan yang tidak terpakai menjadi bentuk geram. Proses

perautan yang terdiri dari gerakan makan dan gerakan potong. Pengerjaan

perautan secara khusus dikembangkan menjadi bermacam-macam sesuai

dengan pengerjaannya. Proses bubut dan menggerinda adalah beberapa

proses yang termasuk dalam proses perautan.

3
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut yaitu :

1. Bagaimana proses manufaktur ?

2. Apa saja jenis – jenis proses manufaktur ?

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui proses manufaktur.

2. Mengetahui jenis – jenis proses manufaktur.

4
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Pengecoran.

Pengecoran (casting) adalah proses penuangan logam cair dengan gaya

gravitasi atau gaya lain ke dalam suatu cetakan, kemudian dibiarkan

membeku, sehingga terbentuk logam padat sesuai dengan bentuk cetakannya.

Keuntungan pembentukan dengan pengecoran :

1. Dapat mencetak bentuk kompleks, baik bentuk bagian luar maupun bentuk

bagian dalam;

2. Beberapa proses dapat membuat bagian (part) dalam bentuk jaringan;

3. Dapat mencetak produk yang sangat besar, lebih berat dari 100 ton;

4. Dapat digunakan untuk berbagai macam logam;

5. Beberapa metode pencetakan sangat sesuai untuk keperluan produksi

massal.

Kerugian pembentukan dengan pengecoran, setiap metode pengecoran

memiliki kelemahan sendiri-sendiri, tetapi secara umum dapat disebutkan

sebagai berikut :

1. Keterbatasan sifat mekanik.

2. Sering terjadi porositas.

3. Dimensi benda cetak kurang akurat.

5
4. Permukaan benda cetak kurang halus.

5. Bahaya pada saat penuangan logam panas.

6. Masalah lingkungan.

2.2 Hal Penting Dalam Proses Pembuatan Cetakan.

Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan suatu

cetakan :

1. Rongga cetakan harus dirancang lebih besar daripada produk cor yang

akan dibuat, untuk mengimbangi penyusutan logam;

2. Setiap logam memiliki koefisien susut yang berbeda-beda (dalam

merancang suatu cetakan biasanya digunakan mistar susut).

2.3 Bahan dan Tahapan Cara Proses Pengecoran

Bahan cetakan :

- pasir - keramik

- plaster - logam.

2.3.1 Logam-logam dalam pengecoran

1. Besi cor

a. Paduan besi yang mengandung C >: 1,7 % dan 1-3 %Si

Unsur lain dapat ditambahkan dengan maksud untuk meningkatkan

sifat-sifat seperti kekuatan, kekerasan atau ketahanan korosi.

Unsur yang umumnya ditambahkan yaitu Cr, Cu, Mo dan Ni.

6
b. Besi cor memiliki selang temperature cair yang relaitf

lebih rendah daripada baja dan relatif lebih “encer”

ketika cair.

c. Sifat mekanik besi cor tergantung pada jenis struktur

mikronya yaitu bentuk dna distribusi elemen-elemen

penyusunnya. Salah satu elemen yang memiliki

pengaruh yang berarti adalah grafit. Jumlah ,ukuran

dan bentuk grafit mempengaruhi kekuatan dan

keuletan besi cor. Selain grafit, matriks juga ikut

mempengaruhi sifat mekaniknya. Matris besi cor

sama dengan yang terdapat pada baja, yaitu feritik,

perlitik, feritik+perlitik dan martensitik. Matriks yang

terjadi tergantung pada :

a. Komposisi kimia.

b. Laju pendinginan.

c. Proses perlakuan panas.

Ada lima jenis besi cor :

1. Besi cor kelabu (grey cast iron).

2. Besi cor malleable (malleable cast iron).

3. Besi cor putih (white cast iron).

4. Besi cor nodular (nodular/ductile cast iron).

5. Compacted graphite cast iron (memiliki struktur mikro

7
antara besi cor Kelabu dan besi cor nodular).

Sifat matriks dan karakter grafit diperoleh dari

kesetimbangan

1. Komposisi kimia.

2. Derajat inokulasi.

3. Laju pembekuan.

4. Pengaturan laju pendinginan.

Untuk mendapatkan sifat yang diinginkan, biasanya

pada besi cor diterapkan perlakuan panas karena dari

kondisi hasil pengecoran (as-cast) tidak diperoleh sifat

yang diinginkan. Proses perlakuan panas yang umum

diterapkan :

1. Annealing

2. Austenitizing dan Quenching

3. Tempering

2. Baja (Baja Cor)

a. Salah satu jenis baja adalah baja karbon yaitu paduan

besi-karbon yang mengandung unsure karbon kurang dari

1,7 % (beberapa literature menyebutkan kandungan

karbon maksimum 2.0 %). Sebagai tambahan selain

8
karbon, baja cor mengandung

b. Silikon (Si) : 0.20 – 0,70 %

c. Mangan (Mn) : 0,50 – 1,00 %

d. Fosfor (P) : <>

e. Sulfur (S) : <>

f. Struktur mikro baja cor yang memiliki kandungan karbon

kurang dari 0,8 % (baja hypoeutektoid) terdiri dari FERIT

dan PERLIT. Kadar karbon yang lebih tinggi menambah

jumlah perlit.

g. Struktur mikro baja cor yang memiliki kandungan karbon

lebih dari 0,8 % (baja hipereutektoid) terdiri dari

SEMENTIT (Fe3C) dan PERLIT. Kadar karbon yang

lebih tinggi menambah jumlah sementit.

Gambar 2.2 Baja Cor

h. Baja cor dengan kadar C=0,20 % diatas diperoleh dari

pendinginan didalam tungku dari temperatur 950oC setelah

9
pengecoran. Bagian yang hitam adalah PERLIT dan yang

putih adalah FERIT. Sedangkan baja cor dengan kadar

C=0,8 % didinginkan dalam tungku 900oC struktur yang

terlihat jelas yaitu PERLIT.

.3.2 Tahap-Tahap dalam cara Proses pengecoran

Gambar 2.3 Dua macam bentuk cetakan (a) cetakan terbuka, (b) cetakan tertutup

1. Pembuatan cetakan.

2. Persiapan dan peleburan logam.

3. Penuangan logam cair ke dalam cetakan.

a. untuk cetakan terbuka (lihat gambar 2.1.a) logam cair hanya

dituang hingga memenuhi rongga yang terbuka.

b. untuk cetakan tertutup (lihat gambar 2.1.b) logam cair

dituang hingga memenuhi sistem saluran masuk.

4. Setelah dingin benda cor dilepaskan dari cetakannya.

10
5. Untuk beberapa metode pengecoran diperlukan proses pengerjaan

lanjut :

· memotong logam yang berlebihan.

· membersihkan permukaan.

· memeriksa produk cor.

· memperbaiki sifat mekanik dengan perlakuan panas (heat

treatment).

· menyesuaikan ukuran dengan proses pemesinan.

.3.3 Jenis-Jenis dan Contoh Cetakan Pengecoran

1. Cetakan tidak permanen (expendable mold); hanya dapat

digunakan satu kali saja. Contoh : - cetakan pasir (sand casting),

- cetakan kulit (shell mold casting),

- cetakan presisi (precisian casting).

2. Cetakan permanen (permanent mold); dapat digunakan berulang-

ulang (biasanya dibuat dari logam).

Contoh : - gravity permanent mold casting,

- pressure die casting,

- centrifugal die casting.

1.3.1 Cetakan Pasir

Bagian-bagian cetakan pasir dapat dilihat dalam gambar 2.1.b,

11
Gambar 2.4 Cetakan Tertutup

yaitu :

- bagian atas cetakan (cope),

- bagian bawah cetakan (drag),

- kotak cetakan (flask),

- sistem saluran masuk (gating system), terdiri dari : cawan tuang

(pouring cup), saluran turun (down sprue), dan saluran

masuk/pengalir (runner),

- penambah (riser),

- inti (core).

1.4 Pembentukkan (Forming)

Pembentukan logam atau metalforming adalah proses melakukan

perubahan bentuk pada benda kerja dengan cara memberikan gaya luar

sehingga terjadi deformasi plastis, contoh : pengerolan, tempa, ekstrusi,

penarikan kawan, penarikan dalam, dll.

Proses pemebentukan logam dengan pengerjaan Teknik pengecoran,

12
Teknik pembentukan, Teknik permesinan, Teknik pengelasan, merupakan proses

yang mengubah bentuk benda kerja.

Proses pengerjaan panas, digunakan pemanasan, dimaksudkan untuk

memudahkan terjadinya deformasi plastis dalam pengerjaannya dan tidak

untuk mencairkan logam benda kerja.

Tujuan proses pembentukan logam :

 mengubah bentuk benda kerja menjadi bentuk yang diinginkan.

 memperbaiki sifat logam dengan jalan memperbaiki struktur mikronya,

misalnya dengan menghomogenkan dan menghaluskan butir, memecah

dan mendistribusikan inklusi, menutup rongga cacat cor-an, serta

memperkuat logam dengan mekanisme pengerasan regangan.

Pada Metal Forming proses pengerjaan sendiri dibedakan menjadi tiga

jenis, yaitu :

1. Hot working

adalah pembentukan logam dengan diatas suhu rekristalisasinya yaitu

0,6 kali titik cair material itu sendiri.

 Keunggulan:

Deformasi dapat dipakai mengubah secara drastic bentuk logam

tanpa takut akan retak atau diperlukan gaya yang sangat

besar.Mengurangi atau menghilangkan ketidakhomogenan kimiawi.

Pori-pori dapat dilas atau direduksi ukurannya selama deformasi

13
 Kelemahan:

Suhu tinggi dari hot working meningkatkan reaksi logam dengan

sekitarnya.Toleransi yang miskin karena pemendekan termal dan

kemungkinan pendinginan yang tidak uniform.

2. Cold working

Cold working adalah proses pembentukan logam dimana

temperaturnya dibawah suhu rekristalisasinya.yaitu 0,3 kali titik cair

logam tersebut.

 Keunggulan

Tidak di perlukan panas, Permukaan akhir lebih halus.

Kontrol dimensi lebih bagus,tidak memerlukan permesinan

lanjutan.

 Kelemahan:

Memerlukan gaya yang besar. Diperlukan perangkat yang

lebih berat dan kuat. Permukaan logam harus bersih bebas sisik.

3. Warm working

adalah proses pembentukan dimana temperaturnya berada diantara

Hot workig dan cold working.

Kelebihan dan Kekurangan pembentukan forming Kelebihannya:

1. karena padatan, maka tidak perlu perangkat pembawa cairan

14
2. tidak ada kompleksitas pemadatan.

3. Dibanding dengan proses pemesinan, proses pembentukan menghasilkan

sekrap yang lebih sedikit.

Kekurangannya:

1. gaya yang diperlukan tinggi,

2. mesin dan perkakas mahal,

3. sebagai konsekuensi dari kedua hal tersebut maka harus dalam produksi

besar

Proses pembentukan logam, yg diklasifikasikan dengan berbagai cara,

yaitu dikarenakan :

a. berdasarkan daerah temperature pengerjaan

b. berdasarkan jenis gaya pembentukan

c. berdasarkan bentuk benda kerja

d. berdasarkan tahapan produk

15
Gambar 2.5 Produk Pembentukan (Forming)

1.5 Pengelasan (Welding)

Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas,

meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa

saluran dan sebagainya.

Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk

reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan

16
las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam –

macam reparasi lainnya.

Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan

sarana untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu

rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan

memperlihatkan kesesuaian antara sifat – sifat las dengan kegunaan

kontruksi serta kegunaan di sekitarnya.

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah

ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam

keadaan lumer atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut

bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan

menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40

jenis pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan dengan cara

menekan dua logam yang disambung sehingga terjadi ikatan antara atom-atom

molekul dari logam yang disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan

ini akan diterangkan lebih lanjut.

Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan

pengerjaan yang amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku

logam. Dari pertama perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi

baru yang ditemukan. Sehingga boleh dikatakan hamper tidak ada logam yang

dapat dipotong dan di las dengan cara-cara yang ada pada waktu ini.

17
1.6 Klasifikasi Cara - Cara Pengelasan dan Pemotongan

Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang

digunakan dalam bidang las, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan

dalam hal-hal tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut

pada waktu ini dapat dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja

dan klasifikasi berdasarkan energi yang digunakan.

Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las tekan,

las patri dan lain- lainnya. Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan

adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las mekanik dan

seterusnya.

Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas

utama yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.

1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan

sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api

gas yang terbakar.

2. pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan

dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.

3. pematrian adalah cara pengelasan diman sambungan diikat dan

disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik

18
cair rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.

Cara yang banyak digunakan dalam pengelasan adalah pemotongan

dengan gas oksigen dan pemotongan dengan busur listrik.

Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada waktu ini adalah

pengelasan cair dengan busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las

busur listrik dan las gas akan dibahas secara terpisah. Sedangkan cara-cara

pengelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok bahasan.

Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya juga

dilakukan secara terpisah. Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan :

1. Pengelasan cair

a. Las gas.

b. Las listrik terak.

c. Las listrik gas.

d. Las listrik termis.

e. Las listrik electron.

f. Las busur plasma

2. Pengelasan tekan

a. Las resistensi listrik.

b. Las titik.

c. Las penampang.

d. Las busur tekan.

e. Las tekan.

19
f. Las tumpul tekan.

g. Las tekan gas.

h. Las tempa.

i. Las gesek.

j. Las ledakan.

k. Las induksi.

l. Las ultrasonic.

3. Las busur

a. Elektroda terumpan.

4. Las busur gas

a. Las m16.

b. Las busur CO2.

c. Las busur gas dan fluks.

d. Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks.

e. Las busur fluks.

f. Las elektroda berisi fluks.

g. Las busur fluks.

h. Las elektroda tertutup.

i. Las busur dengan elektroda berisi fluks.

j. Las busur terendam.

k. Las busur tanpa pelindung.

l. Elektroda tanpa terumpan.

20
m. Las TIG atau las wolfram gas

2.6.1 Las Busur Listrik

Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk

suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik

sebagai sumber panas. Jadi surnber panas pada las listrik ditimbulkan

oleh busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja.

Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik

las. Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari

busur api arus listriik.

Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja

dan elektroda yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian

yang sukar dipisahkan.

Jenis sambungan dengan las listrik ini merupakan sambungan

tetap. Penggolongan macam proses las listrik antara lain, ialah :

1. Las listrik dengan Elektroda Karbon, misalnya :

a. Las listrik dengan elektroda karbon tunggal.

b. Las listrik dengan elektroda karbon ganda.

21
Pada alas listrik dengan elektroda karbon, maka busur listrik yang

terjadi diantara ujung elektroda karbon dan logam atau diantara dua

ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang

akan dilas. Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda dengan fluksi

atau elektroda yang berselaput fliksi.

1. Las Listrik dengan Elektroda Logam, misalnya :

a. Las listrik dengan elektroda berselaput.

b. Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas).

c. Las listrik submerged.

2.7 Pemesinan (Machining)

Proses pemotongan logam disebut sebagai proses pemesinan adalah

proses pembuatan dengan cara membuang material yang tidak diinginkan pada

benda kerja sehingga diperoleh produk akhir dengan bentuk, ukuran, dan

surface finish yang diinginkan.

1. Mesin Frais atau Milling.

Mesin frais merupakan mesin perkakas yang memiliki pisau atau

pahat frais yang berputar pada poros utama sebuah mesin. Semua benda

yang digunakan untuk kerja langsung diantarkan kepada pisau tersebut,

secara horizontal, vertikal, atau dengan melintang tergantung bagaimana

kebutuhan yang ingin dihasilkan oleh perusahaan. Mesin frais sendiri

bukan hanya memiliki satu jenis saja, namun umumnya terdapat 9 jenis.

22
Apa sajakah kesembilan jenis tersebut? Antara lain adalah sebagai berikut

1. Mesin Frais Universal.

2. Mesin Frais Vertikal.

3. Mesin Frais Bangku Tetap.

4. Mesin Frais Jenis Penyerut.

5. Mesin Serut Patograph.

6. Mesin Frais Meja Berputar.

7. Mesin Frais Planet.

8. Mesin Frais Duplikasi.

9. Mesin Frais Pemprofil.

2. Mesin Pembentuk Besi (Mesin Bubut).

Mesin perkakas yang satu ini berfungsi sebagai pemotong benda

keras sebangsa besi untuk dibentuk dengan cara diputar. Gerakan

berputar dari mesin bubut disebut dengan gerak potong relatif dari

proses pahat atau gerakan umpan. Banyaknya ulir yang telah dihasilkan

dari alat ini berasal langsung dari pengaturan perbandingan kecepatan

rotasi benda kerja dengan kecepatan translasi bahan pahat. Ulir-ulir yang

telah dihasilkan memiliki ukuran yang berbeda-beda. Pengaturan

dilakukan dengan menukar roda gigi dari translasi yang menghubungkan

antara poros ulir dengan poros spindelnya.

23
3. Shaping Machine (Mesin Sekrap).

Mesin sekrap seringkali disebut juga dengan mesin serut atau

mesin ketam. Mesin ini memiliki fungsi untuk mengerjakan segala

bidang yang berbentuk seperti :

• Rata.

• Cekung.

• Cembung dan lain sebagainya dalam posisi mendatar, miring, mau

pun tegak.

Gerakan utama dari mesin ini adalah harus lurus bolak-balik secara

horizontal atau vertikal. Mesin sekrap memiliki prinsip kerja, yaitu benda

yang nantinya akan disayat atau dipotong- potong selalu dalam keadaan

diam karena sebelumnya telah dijepit dengan ragum. Lalu, pahatan akan

bergerak secara bolak-balik dengan lurus saat melakukan penyayatan.

Gerakan maju mundur tersebut akan dihasilkan dari sebuah motor yang

terhubung dengan roda bertingkat melalui sabuk.

Mesin sekrap memiliki beberapa jenis, dari beberapa jenisnya yang

seringkali digunakan adalah mesin sekrap jenis horizontal dan sekrap

vertikal. Sementara itu proses sekrap terdiri atas dua macam, yaitu :

1. Proses sekrap shaper.

2. Proses sekrap planner.

Kedua proses sekrap tersebut dilakukan untuk benda kecil,

sedangkan planner hanya untuk benda yang berukuran besar. Bidang

24
manufaktur sebenarnya ada banyak sekali jenisnya, karena pekerjaan

yang paling banyak memang adalah harus menggunakan mesin, alat-alat,

dan para pekerja. Suatu benda tidak akan dapat diproduksi apabila

perusahaan tidak memiliki alat-alat pendukung dalam hal manufaktur.

4. Metalurgi Serbuk (Powder Metallurgy)

Metalurgi serbuk (powder metallurgy) adalah salah satu teknologi

pengerjaan logam di mana komponen uji akan diproduksi dari serbuk

logam. Proses pengerjaannya yakni serbuk logam ditekan menjadi bentuk

yang diinginkan (dikenal dengan istilah pressing). Selanjutnya serbuk

yang tertekan tersebut dipanaskan supaya saling mengikat dan menjadi

rigid (dikenal dengan istilah sintering). Proses metalurgi serbuk ini

merupakan proses yang banyak digunakan setelah pengecoran dan

pemesinan.

Gambar 2.6 Produk Metalurgi Serbuk

a. Aplikasi Metalurgi Serbuk

Metalurgi serbuk dapat digunakan untuk membuat komponen

25
antara lain: pahat sisip, roda gigi, sprocket, fastener, bearing, dan

komponen-komponen mesin lainnya.

5. Pengerjaan Permukaan (Surface Treatment)

Proses surface treatment adalah proses perlakuan yang diterapkan

untuk mengubah sifat karakteristik logam pada bagian permukaan logam

dengan cara proses thermokimia, metal spraying.

Dalam beberapa penggunaan material, sering diperlukan material

yang tidak seragam sifatnya. Misalnya pada roda gigi dimana

permukaannya diharapkan keras untuk mengurangi gesekan dan aus,

sedangkan bagian dalamnya diharapkan ulet agar lebih tahan terhadap

beban dinamik dan impak. Beberapa jenis perlakuan permukaan yang

umum dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Carburizing

Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karbon

rendah di dalam lingkungan gas monoksida, sehingga baja akan

menyerap karbon dari gas CO.

2. Nitriding

Proses ini dilakukan dengan memanaskan baja karon

rendah di dalam lingkungan gas Nitrogen sehingga terbentuk

26
lapisan besi nitrida yang keras pada permukaannya.

3. Cyaniding

Proses ini dilakukan dengan memanaskan komponen yang

akan diproses, kedalam larutan garam sianida dengan temperatur

sekitar 800°C sehingga baja karbon rendah akan membentuk

lapisan karbida dan nitrida.

4. Flame hardening

Proses flame hardening dan induction hardening biasa

dilakukan pada baja karbon sedang atau tinggi. Flame hardening

dilakukan dengan memanaskan permukaan yang akan

dikeraskan dengan nyala api oxyacetylene yang dilanjutkan

dengan semprotan air untuk quenching.

5. Induction hardening

Proses ini prinsipnya sama dengan flame hardening tetapi

pemanasannya tidak dilakukan dengan menggunakan nyala api

tetapi dengan menggunakan kumparan listrik.

6. Perlakuan Panas (Heat Treatment)

a. Heat Treatment

Heat Treatment ( perlakuan panas ) adalah salah satu proses

27
untuk mengubah struktur logam dengan jalan memanaskan

specimen pada elektrik terance ( tungku ) pada temperature

rekristalisasi selama periode waktu tertentu kemudian didinginkan

pada media pendingin seperti udara, air, air garam, oli dan solar

yang masing- masing mempunyai kerapatan pendinginan yang

berbeda-beda.

Sifat-sifat logam yang terutama sifat mekanik yang sangat

dipengaruhi oleh struktur mikrologam disamping posisi

kimianya, contohnya suatu logam atau paduan akan mempunyai

sifat mekanis yang berbeda-beda struktur mikronya diubah.

Dengan adanya pemanasan atau pendinginan degnan kecepatan

tertentu maka bahan-bahan logam dan paduan memperlihatkan

perubahan strukturnya.

Perlakuan panas adalah proses kombinasi antara proses

pemanasan atau pendinginan dari suatu logam atau paduannya

dalam keadaan padat untuk mendaratkan sifat-sifat tertentu. Untuk

mendapatkan hal ini maka kecepatan pendinginan dan batas

temperature sangat menetukan.

b. Quenching

Proses quenching atau pengerasan baja adalah suatu proses

pemanasan logam sehingga mencapai batas austenit yang homogen.

Untuk mendapatkan kehomogenan ini maka austenit perlu waktu

pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut

28
dicelupkan ke dalam media pendingin, tergantung pada kecepatan

pendingin yang kita inginkan untuk mencapai kekerasan baja.

Pada waktu pendinginan yang cepat pada fase austenit tidak

sempat berubah menjadi ferit atau perlit karena tidak ada

kesempatan bagi atom-atom karbon yang telah larut dalam

austenit untuk mengadakan pergerakan difusi dan bentuk sementit

oleh karena itu terjadi fase mertensit, ini berupa fase yang sangat

keras dan bergantung pada keadaan karbon.

Martensit adalah fasa metastabil terbentuk dengan laju

pendinginan cepat, semua unsur paduan masih larut dalam keadaan

padat. Pemanasan harus dilakukan secara bertahap (preheating) dan

perlahan-lahan untuk memperkecil deformasi ataupun resiko retak.

Setelah temperatur pengerasan (austenitizing) tercapai, ditahan

dalam selang waktu tertentu (holding time) kemudian didinginkan

cepat.

Pada dasarnya baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan

tidak cocok untuk digunakan. Melalui temper, kekerasan, dan

kerapuhan dapat diturunkan sampai memenuhi persyaratan.

Kekerasan turun, kekuatan tarik akan turun, sedang keuletan dan

ketangguhan akan meningkat. Pada saat tempering proses difusi

dapat terjadi yaitu karbon dapat melepaskan diri dari martensit

berarti keuletan (ductility) dari baja naik, akan tetapi kekuatan tarik,

dan kekerasan menurun. Sifat-sifat mekanik baja yang telah dicelup,

29
dan di-temper dapat diubah dengan cara mengubah temperatur

tempering.

c. Annealing

Proses anneling atau melunakkan baja adalah prose

pemanasan baja di atas temperature kritis ( 723 °C ) selanjutnya

dibiarkan bebrapa lama sampai temperature merata disusul dengan

pendinginan secara perlahan-lahan sambil dijaga agar temperature

bagian luar dan dalam kira-kira sama hingga diperoleh struktur

yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin udara.

Tujuan proses anneling :

1. Melunakkan material logam

2. Menghilangkan tegangan dalam / sisa

3. Memperbaiki butir-butir logam.

d. Normalizing

Normalizing adalah suatu proses pemanasan logam hingga

mencapai fase austenit yang kemudian diinginkan secara

perlahan-lahan dalam media pendingin udara. Hasil pendingin

ini berupa perlit dan ferit namun hasilnya jauh lebih mulus dari

anneling. Prinsip dari proses normalizing adalah untuk melunakkan

logam. Namun pada baja karbon tinggi atau baja paduan tertentu

dengan proses ini belum tentu memperoleh baja yang lunak.

Mungkin berupa pengerasan dan ini tergantung dari kadar

karbon.

30
e. Tempering.

Perlakuan untuk menghilangkan tegangan dalam dan

menguatkan baja dari kerapuhan disebut dengan memudakan

(tempering). Tempering didefinisikan sebagai proses pemanasan

logam setelah dikeraskan pada temperatur tempering (di bawah

suhu kritis), yang dilanjutkan dengan proses pendinginan. Baja yang

telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk digunakan,

melalui proses tempering kekerasan dan kerapuhan dapat

diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan

turun, kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan

ketangguhan baja akan meningkat. Meskipun proses ini

menghasilkan baja yang lebih lunak, proses ini berbeda dengan

proses anil (annealing) karena di sini sifat-sifat fisis dapat

dikendalikan dengan cermat. Pada suhu 200°C sampai 300°C laju

difusi lambat hanya sebagian kecil. karbon dibebaskan, hasilnya

sebagian struktur tetap keras tetapi mulai kehilangan

kerapuhannya. Di antara suhu 500°C dan 600°C difusi

berlangsung lebih cepat, dan atom karbon yang berdifusi di antara

atom besi dapat membentuk sementit.

Jika suatu baja didinginkan dari suhu yang lebih tinggi dan

kemudian ditahan pada suhu yang lebih rendah selama waktu

tertentu, maka akan menghasilkan struktur mikro yang berbeda.Hal

ini dapat dilihat pada diagram: Isothermal Tranformation

31
Diagram.

Gambar 2.7 Diagram Isothermal Transformation

Penjelasan diagram:

· Bentuk diagram tergantung dengan komposisi kimia terutama

kadar karbon dalam baja. II-9

· Untuk baja dengan kadar karbon kurang dari 0.83% yang

ditahan suhunya dititik tertentu yang letaknya dibagian atas

dari kurva C, akan menghasilkan struktur perlit dan ferit.

· Bila ditahan suhunya pada titik tertentu bagian bawah kurva C

tapi masih disisi sebelah atas garis horizontal, maka akan

mendapatkan struktur mikro Bainit (lebih keras dari perlit).

· Bila ditahan suhunya pada titik tertentu dibawah garis

horizontal, maka akan mendapat struktur Martensit (sangat

keras dan getas).

32
· Semakin tinggi kadar karbon, maka kedua buah kurva C

tersebut akan bergeser kekanan.

· Ukuran butir sangat dipengaruhi oleh tingginya suhu

pemanasan, lamanya pemanasan dan semakin lama

pemanasannya akan timbul butiran yang lebih besar.

Semakin cepat pendinginan akan menghasilkan ukuran butir

yang lebih kecil.

Dalam prakteknya proses pendinginan pada pembuatan

material baja dilakukan secara menerus mulai dari suhu yang

lebih tinggi sampai dengan suhu rendah.

Pengaruh kecepatan pendinginan manerus terhadap

struktur mikro yang terbentuk dapat dilihat dari diagram

Continuos Cooling Transformation Diagram.

Gambar 2.8 Diagram Continuos Cooling Transformation Diagram

33
2.8 Bahan dan Peralatan Mekanik

Manusia makhluk yang diberi kelebihan akal dan pikiran oleh Tuhan.

Kemampuan akal itu digunakan oleh manusia untuk saling melengkapi dan

memenuhi kehidupannya. Dengan akalnya, manusia menciptakan dan

berkreasi dengan berbagai peralatan untuk mempermudah melakukan

pekerjaan. Secara umum, bahan dan peralatan mekanik merupakan bagian

dari pembuatan alat yang lain. Umumnya,bahan yang digunakan pada

peralatan mekanik didominasi oleh logam dan kayu. Bahan lain seperti karet

dan plastik, biasanya digunakan sebagai pendukung atau aksesori.

2.9 Produk teknologi mekanik

Alat mekanik selain dianggap dalam peralatan manual yang digunakan

manusia untuk mempermudah pekerjaan, dapat juga dikatakan sebagai

teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses,

mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara

untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang relevan,

akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis,

dan pemerintahan, merupakan informasi yang strategis untuk

pengambilan keputusan.

34
Pesawat sederhana atau perkakas mekanik adalah sebuah alat yang

digunakan untuk memudahkan usaha atau kerja secara mekanik. Prinsip

pesawat sederhana dapat dijelaskan melalui analisis fisika matematis, untuk

menentukan berapa besar gaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan

kerja. Sebagai contoh: susahnya seseorang untuk mencabut paku yang

tertancap cukup dalam pada sebuah kayu yang keras tanpa menggunakan alat

pencabut paku.

Dasar pesawat sederhana itu kemudian digunakan sebagai dasar

pijakan untuk pembuatan perkakas yang lebih rumit seperti halnya

pengangkat barang berat.

Tang merupakan salah satu alat mekanik hasil perkembangan

peralatan yang dibuat oleh manusia. Penemuan tang sudah ada sejak

sebelum Masehi. Tang yang paling sederhana terbuat dari kayu atau tulang,

pada zaman dahulu tang digunakan untuk memegang benda yang panas atau

dingin. Ada beberapa macam tang, antara lain: tang potong, tang jepit, tang

kombinasi, tang buaya.

Contoh lain dari peralatan mekanik misalnya adalah gergaji. Gergaji

merupakan sebuah peralatan mekanik yang diciptakan oleh seorang tukang

dan arsitek terkenal pada zaman Zhan Guo bernama Lu Ban. Ada

sebuah kisah unik yang melatarbelakangi proses penciptaan gergaji ini.

Saat masuk hutan, ia menarik sekumpulan rumput liar, ternyata di antara

rumput liar itu terdapat duri-duri kecil yang membuat tangannya berdarah.

35
Berdasarkan pengalamannya itu, Lu Ban mendapatkan ide untuk

menciptakan gergaji, karena di rumput liar itu terdapat duri-duri. Dan duri-

duri itu bisa menjadi jeruji gergaji untuk memotong kayu.

Gergaji mesin merupakan perkembangan selanjutnya dari peralatan

mekanik yang digunakan manusia. Modifikasi dari gergaji kayu dengan

sumber energi listrik maupun energi kimia (bahan bakar) membuat

pekerjaan yang dilakukan manusia lebih mudah. Gergaji mesin (listrik)

biasanya digunakan di tempat yang mengolah hasil-hasil bumi seperti

kayu, sedangkan gergaji mesin (bahan bakar) lebih bersifat portabel atau

mudah dibawa sehingga penggunaan dapat lebih maksimal.

Pembuatan peralatan mekanik yang memiliki fungsi banyak, memungkinkan

adanya modifikasi dalam bahan maupun model peralatan mekanik.

Manusia sebagai makhluk yang memiliki daya kreativitas yang besar

menggabungkan peralatan mekanik yang satu dengan yang lain, contohnya

pisau lipat. Penggunaan pisau lipat dapat berisikan peralatan mekanik yang

disusun sedemikian rupa, sehingga memiliki dimensi yang kecil dan lebih

bersifat portabel atau mudah dibawa kemana-mana.

Dalam hal pembelajaran, banyak produk sederhana yang dapat dijadikan

acuan. Antara lain adalah pembuatan antena televisi, perlengkapan dapur

(panci, wajan, dan lain-lain), sangkar burung, dan sebagainya. Tampilkan

sebuah produk sederhana tersebut dikelas dan berikan pemahaman dari awal

pembuatan hingga hasil jadi dan pengemasan.

36
37
BAB III

KESIMPULAN

Pengecoran (casting) adalah proses penuangan logam cair dengan gaya

gravitasi atau gaya lain ke dalam suatu cetakan, kemudian dibiarkan membeku,

sehingga terbentuk logam padat sesuai dengan bentuk cetakannya.

Pembentukan logam atau metalforming adalah proses melakukan perubahan bentuk

pada benda kerja dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis,

contoh : pengerolan, tempa, ekstrusi, penarikan kawan, penarikan dalam, dll.

Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana

untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan

cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian

antara sifat – sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaan di sekitarnya.

Bidang manufaktur sebenarnya ada banyak sekali jenisnya, karena

pekerjaan yang paling banyak memang adalah harus menggunakan mesin, alat-

alat, dan para pekerja. Suatu benda tidak akan dapat diproduksi apabila

perusahaan tidak memiliki alat-alat pendukung dalam hal manufaktur.

38
DAFTAR PUSTAKA

https://sii-lukman-oneheart.blogspot.com/2011/11/jenis-jenis-proses-manufaktur-

persiapan.html?m=1

https://www.slideshare.net/mobile/fajarbayu02/makalah-teknologi-mekanik

https://www.mikirbae.com/2015/06/produk-sederhana-dengan-teknologi.html?

m=1

39

Anda mungkin juga menyukai