Anda di halaman 1dari 10

Gugatan Citizen lawsuit

Malang, 20 Juni 2019
Perihal : Gugatan Citizen lawsuit (Gugatan Warga Negara)

Kepada Yang terhormat,


Bapak Ketua Pengadilan Negeri Malang
Di-
Malang

Dengan Hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini, bertindak untuk dan atas nama:
1. Nama : Abdul Qadir Zaini
Umur : 20 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. A. Yani No.13 RT.01 RW.03, Kec. Kandangan
2. Nama : Rizky Setiawan
Umur : 22 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Pangeran Antasari No. 33 RT.05 RW.02, Kec. Sungai Raya
Dalam hal ini telah memberikan kuasa dan memilih domisili dan kedudukan hukum di alamat
kantor kuasanya yaitu:
—————--—------– Muhammad Yusril Rizqani, S.H., M.Hum
——————————
——————————--------– Faris Ikhwan Erianto, S.H. ————————————
————————--------– Dinta Ramadhani Edianto, S.H.Hum ——————————
————————--------– M. Syafi’i Faizal Rasyid, S.H., M.H
———————————
————————------——-  Bagus Rizky Handoko, S.H.——————---
——————
———————-—-  Krismaya Mega Indraswari, S.H., M.Hum.———---——————
Advokat, Pembela Umum dan Asisten Pembela Umum Yayasan Lembaga Bantuan Hukum
Indonesia (YLBHI), LBH Mawar Saron, berkantor di Blok D No.9 Jl. Mitra Sunter Bulvar,
RT.9/RW.11, Sunter Jaya, Tj. Priok, Daerah Jakarta Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 12 Maret 2019, selanjutnya disebut sebagai—————— PARA PENGGUGAT
Dengan ini mengajukan gugatan terhadap:
1. Negara Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq. Presiden Republik Indonesia,
berkantor di Jalan Medan Merdeka Utara, RT.2/RW.3, Gambir, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, selanjutnya disebut —————————————–—-
 TERGUGAT I
2. Negara Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq. Presiden Republik Indonesia Cq.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, berkantor di Jalan DI.
Panjaitan No.Kav. 24, RT.15/RW.2, Cipinang Besar Sel., Jatinegara, Kota Jakarta Timur,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta, selanjutnya disebut ———————– TERGUGAT II
3. Negara Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq. Presiden Republik Indonesia Cq.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, berkantor di Jalan H.R.Rasuna Said Blok X.5
Kav. 4-9, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta, selanjutnya disebut
——————————————————————————–————
TERGUGAT III
4. Negara Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq. Presiden Republik Indonesia Cq.
Gubernur Kalimantan Kalimantan Selatan, berkantor di Jalan Aneka Tambang, Trikora,
Palam, Cempaka, Kota Banjar Baru, Kalimantan Selatan, selanjutnya disebut ————–
———————————————————————–————— TERGUGAT IV
5. Negara Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq. Presiden Republik Indonesia Cq.
Gubernur Kalimantan Kalimantan Selatan Cq. Bupati Hulu Sungai Selatan, berkantor di
Jalan Gambah Dalam, Kandangan, Kandangan Kota, Hulu Sungai Selatan, Kabupaten
Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, selanjutnya disebut ——–—–TERGUGAT V
6. Negara Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq. Presiden Republik Indonesia Cq.
Gubernur Kalimantan Kalimantan Selatan Cq. Bupati Hulu Sungai Selatan Cq Dinas
Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Lingkungan Hidup Hulu Sungai Selatan,
berkantor di Jalan Jend. A. Yani No.Km.3, Gambah Luar Muka, Kandangan, Kabupaten
Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, selanjutnya disebut ——–––––––––––—–
TERGUGAT VI
7. Negara Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq. Presiden Republik Indonesia Cq.
Gubernur Kalimantan Kalimantan Selatan Cq. Bupati Hulu Sungai Selatan Cq Dinas
Perumahan, Kawasan Pemukiman, dan Lingkungan Hidup Hulu Sungai Selatan Cq
Dinas Kesehatan Hulu Sungai Selatan, berkantor di Jalan Jend. Sudirman, Baluti,
Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, selanjutnya disebut
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––—–
TERGUGAT VII
8. Negara Republik Indonesia Cq. Pemerintah RI Cq. Presiden Republik Indonesia Cq.
Gubernur Kalimantan Kalimantan Selatan Cq. Bupati Hulu Sungai Selatan Cq BNPB
Hulu Sungai Selatan, berkantor di Jalan Bupati Lorong, Kandangan Kota, Kandangan,
Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, selanjutnya disebut
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––—–
TERGUGAT VIII
9. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Hulu Sungai Selatan, berkantor di Jalan Gambah
Dalam, Kandangan, South Hulu Sungai Regency, South Kalimantan, selanjutnya disebut
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––—–TERGUGAT IX

Adapun dasar-dasar dan alasan-alasan diajukannya gugatan ini adalah sebagai berikut:
I. KEDUDUKAN DAN KEPENTINGAN HUKUM PARA PENGGUGAT
1.1. Bahwa PARA PENGGUGAT adalah Warga Negara Republik Indonesia, seperti
halnya Warga Negara Republik Indonesia yang berstatus sebagai Warga Kota
Malang  yang selama ini menggunakan Jalan Galunggung sebagai fasilitas umum,
yang berhak atas kepastian hukum yang dijamin dalam Konstitusi  Negara
Republik Indonesia tanpa diskriminasi dalam bentuk apapun. Adanya Jalan
Galunggung yang rusak/berlubang mengakibatkan hak-hak sebagai warga negara
dari PARA PENGGUGAT sebagai Warga Kota Malang  dan Warga Kota Malang
lainnya mendapatkan ketidakpastian hukum;
1.2. Bahwa PARA PENGGUGAT adalah Warga Negara Indonesia Republik Indonesia
yang berhak atas pemenuhan Hak Asasi Manusia yang dijamin oleh Konstitusi
Republik Indonesia tanpa diskriminasi. Sebagai warga negara Republik Indonesia,
PARA PENGGUGAT juga dijamin memajukan dan memperjuangkan haknya
seperti tercantum dalam pasal Pasal 28C (2) UUD NRI 1945 : “Setiap orang
berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.”
1.3. Bahwa sebagai Warga Negara Republik Indonesia, PARA PENGGUGAT
memiliki Bahwa sebagai Warga Negara Republik Indonesia, PARA
PENGGUGAT memiliki hak yang sama di depan hukum untuk mendapatkan
keadilan dan penjaminan kepentingan sebagai warga negara, seperti tercantum
dalam pasal 28 D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945: “setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum.”
1.4. Bahwa sebagai Warga Negara Indonesia, PARA PENGGUGAT, berhak untuk
melakukan upaya-upaya hukum mengenai kemajuan kesejahteraan umum lalu
lintas dan angkutan jalan bagi setiap Warga Negara Indonesia, Hal ini sesuai
dengan ketentuan:
1.4.1. Pasal 258 UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
“Masyarakat wajib berperan serta dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana jalan, pengembangan disiplin dan etika berlalu lintas, dan
berpartisipasi dalam pemeliharaan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban,
dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.”
1.4.2. Pasal 24 ayat (1) UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, “Penyelenggara Jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki
Jalan yang rusak yang dapat mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas.”
1.4.3. Pasal 203 UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
“(1) Pemerintah bertanggung jawab atas terjaminnya Keselamatan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan. (2) Untuk menjamin Keselamatan Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan
rencana umum nasional Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
meliputi: a. penyusunan program nasional kegiatan Keselamatan Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan; b. penyediaan dan pemeliharaan fasilitas dan
perlengkapan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; c. pengkajian
masalah Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan d. manajemen
Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.”
1.4.4. Pasal 258 UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan,
“Masyarakat wajib berperan serta dalam pemeliharaan sarana dan
prasarana jalan, pengembangan disiplin dan etika berlalu lintas, dan
berpartisipasi dalam pemeliharaan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban,
dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.”
1.5. Bahwa PARA PENGGUGAT sebagai Warga Negara yang mempunyai hak atas
pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan
dan kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam
memajukan kesejahteraan umum sangat berdasar hukum mengajukan gugatan
terhadap PARA TERGUGAT sebagaimana diatur dalam Pasal 62 ayat (1) huruf b
dan f Undang-undang No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan yang
menyatakan:“masyarakat berhak : (b) berperan serta dalam penyelengaraan
jalan;(f) mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap kerugian akibat
pembangunan jalan.”.
1.6. Bahwa PARA PENGGUGAT mengajukan gugatan citizen lawsuit oleh karena
gugatan tersebut diakui oleh ketentuan hukum yang berlaku sebagaimana diatur
dalam pasal 16 ayat (1) UU No.4 Tahun 2004 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman, dimana dinyatakan bahwa: “Pengadilan tidak boleh
menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara yang diajukan
dengan dalih bahwa tidak atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa
dan mengadilinya”;
1.7. Bahwa berdasarkan ketentuan pasal 28 ayat (1) Undang-undang No. 4 Tahun 2004
Tentang Perubahan Undang-undang No.14 Tahun 1970 Tentang Ketentuan Pokok
Kekuasaan Kehakiman menyatakan bahwa: “Hakim sebagai penegak hukum dan
keadilan wajib menggali, mengikuti dan  memahami nilai-nilai yang hidup
didalam masyarakat”;
1.8. Bahwa dasar hukum diajukannya gugatan a quo, mohon dipertimbangkan pula
peraturan-peraturan di bawah ini, dimana pengadilan memiliki asas-asas yang
harus diperhatikan:
1.8.1.1. Pasal 4 ayat 2 UU No.4 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman
yang   berbunyi: “ pengadilan dilakukan dengan sederhana, cepat dan
biaya ringan.”.
1.8.1.2. Pasal 5 ayat (2) UU No.4 Thaun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman
yang berbunyi: “pengadilan membantu pencari keadilan dan berusaha
mengatasi segala hambatan dan rintangan untuk dapat tercapainya
peradilan yang sederhana, cepat dan biaya murah”;
1.9. Bahwa  gugatan yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT yang memiliki
kepentingan dan kedudukan hukum dalam memperjuangkan hak-hak setiap Warga
Negara Republik Indonesia dalam mekanisme gugatan Warga Negara terhadap
penyelenggara negara (Citizen lawsuit) merupakan upaya terobosan hukum untuk
mengatasi kesulitan teknis di lembaga peradilan dalam upaya penegakan keadilan
dan kebenaran bagi seluruh Warga Kota Malang;
1.10. Bahwa hak mengajukan gugatan melalui meknisme Citizen lawsuit (CLS) telah
diakui dalam praktik hukum di Indonesia. Hal ini antara lain dapat didilihat dari
beberapa gugatan  Citizen lawsuit yang pernah dilakukan antara lain:
1.10.1. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah  mengeluarkan
Putusan Sela dalam Perkara Gugatan Citizen lawsuit Buruh Migran nomor
perkara No. 28/Pdt. G/2003/PN. Jkt. Pusat oleh Majleis Hakim Andi
samsam Nganro, SH. (ketua Majelis Hakim H. Iskandar Tjake, SH dan Ny.
Effendy Lotulung, SH (anggota majelis) yang menyatakan dalam
pertimbangannya diantaranya menyatakan:
a. Bahwa dengan mengacu pada landasan yuridis, filosofi dan moral dalam
rangka sistem dan doktrin hukum, maka Majelis Hakim berpendapat
bahwa dalam instrument Citizen Suit atau actio popularis, hak
mengajukan gugatan bagi Warga Negara  atas nama kepentingan publik
adalah tidak harus orang yang mengalami sendiri kerugian secara
langsung dan juga tidak memerlukan surat kuasa khusus dari anggota
masyarakat yang diwakili.
b. Bahwa Majelis Hakim menyadari, setiap warga Negara tanpa kecuali
mempunyai hak membela kepentingan umum, dengan demikian setiap
warga negara atas nama kepentingan umum (on bebalf on the public
interest)dapat menggugat negara atau pemerintah atau siapa saja pun
yang melakukan perbuatan melawan hukum (PMH) yang nyata-nyata
merugikan kepentingan publik dan kesejahteraan luas (probono
publico), hal inipun sesuai dengan hak asasi manusia mengenai acces to
justice yaitu akses untuk mendapatkan keadilan apabila negara diam atau
tidak melakukan tindakan apapun untuk kepentingan warga negaranya;
1.10.2. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan
Putusan dalam Perkara Gugatan Citizen lawsuit Korban Ujian Nasional
Nomor Perkara No. 228/Pdt. G/2007/PN. Jkt. Pusat. Dalam putusannya
tanggal 21 Mei 2007 Majelis Hakim yang diketuai oleh Andriani Nurdin
SH memutuskan megakui gugatan Citizen lawsuit dan menerima gugatan
dari PARA PENGGUGAT. Dalam pertimbangannya diantaranya
menyatakan:
a. Bahwa Majelis Hakim menganggap gugatan PARA PENGGUGAT
adalah gugatan actio popularis terhadap sebuah kebijakan pemerintah
dimana warga Negara  bisa menggugat meskipun tidak ada kerugian
langsung dari pengugat.
b. Bahwa Majelis Hakim menilai PARA TERGUGAT yakni Presiden RI,
Wakil Presiden, Menteri Pendidikan Nasional, dan Ketua Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) telah lalai dalam meningkatkan kualitas
guru, sarana dan prasarana pendidikan, dan informasi khususnya
didaerah pedesaan. Majelis menilai, PARA TERGUGAT telah
melalaikan pasal 28 UUD 1945 tentang hak asasi manusia,
UU No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional,
UU No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, “karena pada
prakteknya UN menjadi satu-satunya syarat penentu kelulusan tanpa
mempertimbangkan nilai-nilai mata pelajaran lainnya.” Majelis Hakim
juga berpendapat bahwa PARA TERGUGAT telah memenuhi unsur
melawan hukum karena telah terbukti menimbulkan kerugian materil
dan imateril bagi para siswa yang tidak lulus UN;
1.11. Bahwa dengan adanya pengakuan terhadap terobosan hukum dalam praktik hukum
yang pernah dilakukan, maka pengajuan gugatan Citizen lawsuit a quo sudah
sepatutnya dapat diterima melalui mekanisme penetapan Majelis Hakim terlebih
dahulu.
1.12. Bahwa berdasarkan alasan dan ketentuan hukum tersebut di atas, maka jelaslah
bahwa PARA PENGGUGAT mempunyai hak-hak warga negara sebagai pihak yang
dirugikan atas kerusakan jalan sebagai fasilitas umum sebagaimana yang tercantum
dalam Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan dengan ini
mengajukan gugatan warga negara (citizen lawsuit) terhadap penyelenggaran Negara
dalam atas terjadinya pelanggaran hak asasi manusia terhadap PARA TERGUGAT.

II. URAIAN FAKTA-FAKTA HUKUM


1.1 Bahwa Kota Malang sedang musim hujan dan hujan menggerus jalan-jalan di
Kota Malang hingga berlubang terutama Jalan Galunggung yang setiap hari
harus dilewati PARA PENGGUGAT untuk sampai ditempat kerja;
1.2 Bahwa pada 5 Januari 2019 saat PARA PENGGUGAT pulang kerja tepatnya
pukul 17.00 WIB PARA PENGGUGAT mengalami kecelakaan karena sepeda
motor yang terperosok didalam lubang yang tertutupi luapan air sungai di
Jalan Galunggung dan tidak ada sama sekali penanda bahwa ada kerusakan
dibeberapa titik dijalan tersebut, akibatnya PARA PENGGUGAT tergelincir
dan jatuh sehingga harus dilarikan ke rumah sakit dan harus mendapatkan
perawatan intensif dan memakan biaya yang cukup banyak;
1.3 Bahwa kerusakan jalan yang terjadi hampir setiap tahun terutama saat musim
hujan dan lambatnya upaya dari pemerintah menjadi bukti ketidak seriusan
TERGUGAT dalam menjalankan wewenang, fungsi dan tugasnya sebagai
penyedia jalan;
1.4 Bahwa Atas kejadian tersebut PARA PENGGUGAT sebagai Warga Negara
Indonesia yang merasa dirugikan atas tindakan pembiaran pemerintah
1.5 Bahwa berdasarkan PP No. 38 Tahun 2006 yaitu TERGUGAT sudah
seharusnya melaksanakan kewajiban untuk perawatan dan pemeliharaan jalan
umum wajib mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah yang sudah
berkembang agar pertumbuhannya tidak terhambat oleh kurang memadainya
prasarana transportasi jalan, yang disusun dengan mempertimbangkan
pelayanan kegiatan perkotaan.
1.6 Bahwa perawatan dan pemeliharaan jalan sebagai fasilitas umum yang
tercantum dalam PP No. 38 tahun 2006 tidak sesuai dijalankan sebagaimana
mestinya oleh TERGUGAT.

III. SIFAT MELAWAN HUKUM


SIFAT MELAWAN HUKUM DALAM PERBUATAN MELAWAN HUKUM
1.1. Bahwa kedudukan TERGUGAT dalam menjalankan pemerintahan di negara
terikat dengan ketentuan Undang-undang Dasar 1945 Negara Republik, Undang-
undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah  dan peraturan
perundang-udangan lain yang berlaku di Indonesia;
1.2. Bahwa Tergugat dinyatakan secara tegas dalam Pasal 18 ayat (4) Undang-undang
Dasar 1945 yang berbumyi: “Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing
sebagai pemerintah daerah  provinsi, kabupaten dan kota  dipilih secara
demokratis”;
1.3. Bahwa Tergugat dinyatakan secara tegas dalam Pasal 18 ayat (3) Undang-
undang Dasar 1945 yang berbumyi: “Pemerintahan  daerah Provinsi, daerah
kabupaten dan kota memilik Dewan  perwakilan rakyat yang anggota-
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum”;
1.4. Bahwa Pemerintah Kota Malang telah nyata-nyata melakukan tindakan
pembiaran terhadap hak warga negara PARA PENGGUGAT sehingga PARA
PENGGUGAT menempatkan TERGUGAT telah melakukan pembiaaran atas
perawatan dan pemeliharaan jalan sebagai fasilitas umum;
1.5. Bahwa tindakan PARA TERGUGAT dengan melakukan pembiaran atas
kerusakan jalan dalam pelaksanaanya telah lalai kebijakan kewajiban
penyelenggara jalan umum mendukung dilaksanakan harus sesuai Pasal 4 ayat ( 3)
UU No. 38 Tahun 2006 Tentang Jalan yang berbunyi: “Penyelenggara jalan
umum wajib mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah yang sudah
berkembang agar pertumbuhannya tidak terhambat oleh kurang memadainya
prasarana transportasi jalan, yang disusun dengan mempertimbangkan
pelayanan kegiatan perkotaan.”;
1.6. Bahwa Tergugat telah lalai dalam pelaksanan Penyelenggaraan Jalan terutama
yang terkait dengan tugas dan kewenangannya dalam melakukan pengawasan.
sebagaimana yang diamanatkan dalam Pasal 108 ayat (2) UU No. 38 Tahun 2006
Tentang Jalan yang menegaskan bahwa: “Pengawasan jalan secara umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. kegiatan evaluasi dan pengkajian pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan
jalan;
b. pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan; dan
c. pemenuhan standar pelayanan minimal yang ditetapkan.”;
1.7. Bahwa Perbuatan-Perbuatan PARA TERGUGAT merupakan Perbuatan Melawan
Hukum sebagaimana diatur Pasal 1365 jo. Pasal 1366 KUHPerdata.
Pasal 1365 KUHPerdata:
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang
lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut”
Pasal 1366 KUHPerdata:
“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang
hati-hatinya“.
Pasal 1367 ayat (3) KUHPerdata:
“Majikan-majikan dan mereka yang mengangkat orang-orang lain untuk
mewakili urusan-urusan mereka, adalah bertanggungjawab tentang kerugian
yang diterbitkan oleh pelayan-pelayan atau bawah-bawahan mereka di dalam
melakukan pekerjaan untuk mana orang-orang ini dipakainya”.
Beberapa point di atas adalah bukti dan dasar hukum yang jelas dan tegas yang
menegaskan bahwa perbuatan PARA TERGUGAT telah melanggar hak-hak Warga
Negara Republik Indonesia khususnya warga Kota Malang.

HAK-HAK WARGA NEGARA YANG TELAH DILANGGAR


1.8. Bahwa masyarakat luas, baik yang menjadi korban langsung  maupun yang secara
tidak langsung terkena dampak dari kebakaran hutan, kurangnya persedian obat-
obatan, dan banjir serta tanah longsor tersebut memiliki hak asasi yang sama
sekali tidak boleh dilanggar. Hak asasi Manusia ini juga telah menjadi hak
konstitusional rakyat Indonesia, yang jika dilanggar berarti juga telah melanggar
konstitusi. Hak-hak ini antara lain ditegaskan dalam:
Pasal 28C ayat (2) UUD 1945:
“Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya
secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.”
pasal 28 D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945: “setiap orang berhak atas
pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta
perlakuan yang sama di hadapan hukum.”

IV. KEWAJIBAN DAN TANGGUNGJAWAB HUKUM PARA TERGUGAT


1.1. Bahwa sementara itu, PARA TERGUGAT sebagai Pemerintah memiliki
kewajiban hukum dan tanggung jawab untuk menghormati, melindungi,
menegakkan  HAM. Kewajiban dan tanggung jawab ini tidak hanya amanat
undang-undang tetapi bahkan merupakan amanat konstitusi.
a. Kewajiban konstitusional PARA TERGUGAT:
Pasal 28I ayat (4) UUD 1945:
”Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi  manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.”
Pasal 34 ayat (3) UUD 1945:
“Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan  fasilitas pelayanan umum yang layak.”
b. UU No. 38 tahun 2004 meletakkan tanggungjawab kepada PARA
TERGUGAT yakni:
Pasal 62 UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan:
masyarakat berhak : (b) berperan serta dalam penyelengaraan jalan;(f)
mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap kerugian akibat
pembangunan jalan
Bahwa berdasarkan fakta tersebut diatas, maka PARA PENGGUGAT selaku
warga Negara sangat beralasan hukum untuk mengajukan gugatan Citizen
lawsuit, dimana hak-hak PARA PENGGUGAT yang seharusnya menjadi
kewajiban negara untuk merawat dan memelihara fasilitas umum bukan untuk
dibiarkan.
1.2. Bahwa dengan demikian tindakan dan keputusan yang dikeluarkan oleh
TERGUGAT I telah bertentangn dengan asas-asas umum pemerintahan yang
baik (the general principles of good administration).
a. Asas Persamaan;
Dengan pembiaran PARA TERGUGAT tidak menerapkan asas persamaan
hak untuk menikmati fasilitas umum oleh warga Kota Makassar terutama
warga yang selama ini menggunakan sebagai fasilitas umum dalam berbagai
dimenasi seperti terutama sebagai sarana fasilitas umum.

b. Asas Pertanggungjawaban;
Asas ini menegaskan bahwa setiap tindakan badan atau pejabat adminsitrasi
negara harus dapat dipertanggungjawabkan baik menurut ketentuan hukum
tertulis maupun hukum tidak tertulis. Berdasarkan uraian fakta-fakta hukum
di atas  PARA TERGUGAT tidak bertanggungjawab penuh terutama
terhadap perbaikan atas jalan sebagai fasilitas umum.
1.3. Bahwa agar gugatan PARA PENGGUGAT tidak bersifat ilusoir dan
mengantisipasi dampak yang meluas dari kerusakan jalan maka PARA
PENGGUGAT meminta penanganan oleh TERGUGAT terhadap perbaikan jalan.
1.4. Bahwa gugatan PARA PENGGUGAT dalam perkara ini dapat dilaksanakan
terlebih dahulu walaupun ada upaya bantahan, banding atau kasasi.
1.5. Bahwa dengan demikian perbuatan PARA TERGUGAT telah melanggar pasal
1365 KUHPerdata yang berbunyi:
“Tiap perbuatan melanggar hukum yang membawa kerugian kepada seorang
lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu,
mengganti kerugian tersebut”. Dan Pasal  1366 KUHPerdata yang berbunyi:
“Setiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan
perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan kelalaian atau kurang
hati-hatinya“.

DALAM PROVISI
Bahwa adanya tindakan pembiaran dari  PARA TERGUGAT terhadap kerusakan jalan
dikhawatirkan merugikan warga negara, maka wajar dan patut kiranya  majelis hakim
memeriksa dan memutus perkara memutuskan sbb:
1. Mengabulkan tuntutan provisi para penggugat seluruhnya;
2. Menghukum kepada Tergugat untuk segera melakukan perawatan terhadap jalan
sebagai fasiltas umum;
3. Menghukum segera melakukan tindakan untuk perawatan terhadap jalan yang rusak;

Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, dengan ini PARA PENGGUGAT memohon


kepada Majelis Hakim Pengadilan Negeri Malang yang memeriksa perkara ini untuk
memutuskan sebagai berikut:
PRIMAIR:
1. Menerima Gugatan  PARA PENGGUGAT untuk seluruhnya;
2. Menyatakan PARA TERGUGAT telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum;
3. Menyatakan PARA TERGUGAT bersalah telah mengakibatkan kerugian materil
terhadap PARA PENGGUGAT;
4. Menyatakan menurut hukum bahwa PARA PENGGUGAT adalah WNI yang
berdomisili di Kabupaten Sungai Hulu Selatan;
5. Menyatakan menurut hukum bahwa PARA PENGGUGAT memiliki kapasitas hukum
untuk mengajukan gugatan kepada PARA TERGUGAT;
6. Menyatakan kerusakan jalan di Jalan Galunggung untuk segera diperbaiki;
7. Menyatakan TERGUGAT telah lalai dalam menjalankan kewajibannya untuk
menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak asasi manusia dan hak warga
negara yang dirugikan dengan Kerusakan Jalan;
8. Menghukum PARA TERGUGAT untuk melakukan perawatan di Jalan Galunggung;
9. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun
ada upaya bantahan, banding atau kasasi;
10. Memerintahkan PARA TERGUGAT untuk membayar biaya perkara.

SUBSIDAIR
Apabila Majelis Hakim Pengadilan Negeri Sungai Hulu Selatan berpendapat lain maka kami
mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Hormat Kami,
Tim Kuasa Hukum Para Penggugat

Muhammad Yusril Rizqani, S.H., M.Hum


Faris Ikhwan Erianto, S.H.
Dinta Ramadhani Edianto, S.H.Hum
M. Syafi’i Faizal Rasyid, S.H., M.H
Bagus Rizky Handoko, S.H.
Krismaya Mega Indraswari, S.H., M.Hum

Anda mungkin juga menyukai