Kepada Yth;
Bp. Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
Jl. Ampera Raya No. 133
Jakarta
Pendahuluan:
Bahwa sebelum PENGGUGAT menguraikan dalil-dalil mengenai rahasia
dagang, perlu kiranya PENGGUGAT sampaikan latar belakang dibentuknya
Undang-undang Rahasia Dagang di Indonesia. Bahwa sebelum
diundangkannya Undang-undang No.30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang,
ketentuan mengenai undisclosed information/Rahasia Dagang sebenarnya
telah diatur dalam aturan hukum umum yaitu Pasal 1365 Kitab Undang-
undang Hukum Perdata ("KUHPer"), Pasal 1365 KUHPer tersebut pada tahun
1919 pernah diterapkan pada kasus perusahaan percetakan Lindenbaum Vs
Chohen, namun demikian dengan semakin berkembangnya perekonomian,
globalisasi dan keikutsertaan Indonesia pada World Trade Organization
melalui Undang-undang No. 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement
Establishing the World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan
Organisasi Perdagangan Dunia), maka dipandang perlu untuk membuat suatu
Undang-undang khusus yang memberikan perlindungan terhadap hak
kekayaan intelektual khususnya dibidang rahasia dagang yang diharapkan
dapat memacu dan meningkatkan kreativitas dan inovasi dari masyarakat dan
para pengusaha nasional.
Definisi Rahasia Dagang menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000
("UU Rahasia Dagang"), yaitu: Pasal 1 ayat (1) UU Rahasia Dagang menyatakan
bahwa: “Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di
bidang teknologi dan/atau bisnis,mempunyai nilai ekonomi karena berguna
dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia
Dagang”.
Pasal 2 UU Rahasia Dagang mengatur ruang lingkup perlindungan Rahasia
Dagang, yaitu meliputi: “Metode produksi, metode pengolahan, metode
penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang
memiliki nilai ekonomi dan tidak diketahui oleh masyarakat umum”;
Lebih lanjut Pasal 3 UU Rahasia Dagang menyatakan: “Rahasia Dagang
mendapat perlindungan apabila informasi tersebut bersifat rahasia, mempunyai
nilai ekonomis, dan dijaga kerahasiaannya melalui upaya sebagaimana
mestinya”.
Dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan di atas, Penggugat mengajukan
gugatan aquo berdasarkan alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan
sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat adalah merupakan Restoran siap saji yang
menghidangkan berbagai macam masakan yakni berupa steak (beef dan
salmon), spageti atau berbagai macam pasta, burger, kentang goreng, salad,
sandwich, sup, vista, fish and chips, kepiting, udang (seafood) dan lain-lain
menu yang lainnya, yang berdiri sejak tahun 1981 dengan omzet setiap
tahunnya tidak kurang dari 7,6 Triliun rupiah;
b. Bahwa sebagai pemilik restoran yang sudah berdiri sejak tahun 1981
dengan omzet 7,6 Trilun setiap tahunnya, PENGGUGAT telah memiliki
reputasi yang baik serta telah membangun kepercayaan pelanggan. Oleh
karena itu PENGGUGAT telah memiliki pelanggan tetap selama puluhan
tahun. Dengan adanya tindakan TERGUGAT berakibat
menurunnya/berkurangnya goodwill dan merosotnya reputasi
PENGGUGAT akibat pelanggaran rahasia dagang oleh TERGUGAT,
khususnya di wilayah Jakarta Selatan yang diperkirakan sebesar
Rp.500.000.000.000,-(lima ratus milyar rupiah);
Sehingga total kerugian Materil dan Immateril PENGGUGAT adalah
sebesar Rp.2.500.000.000.000,- yang harus dibayarkan oleh TERGUGAT
secara tunai dan seketika kepad PENGGUGAT sejak putusan dalam
perkara ini berkekuatan hukum tetap;