Anda di halaman 1dari 38

MODUL SGD KEPERAWATAN JIWA II

Buku Mahasiswa

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung


Alamat: JL. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112 PO Box 1054
Telepon. (024) 6581278
Facsimile: (024) 6581278
MODUL SGD KEPERAWATAN JIWA II

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Islam Sultan Agung


Alamat: JL. Raya Kaligawe Km. 4 Semarang 50112 PO Box 1054
Telepon. (024) 6581278
Facsimile: (024) 6581278
Buku Modul

Copyright @ by Faculty of Nursing, Islamic Sultan Agung University.


Printed in Semarang
printed : Januari 2020
Designed by: tim modul
Cover Designed by: tim modul
Published by Faculty of Nursing, Islamic Sultan Agung University
All right reserved

This publication is protected by Copyright law and permission should be


obtained from publisher prior to any prohibited reproduction, storage in a
retrieval system, or transmission in any form by any means, electronic,
mechanical, photocopying, and recording or likewise

KOORDINATOR MATA KULIAH :


Ns. Hj. Dwi Heppy Rochmawati, M.Kep., Sp. Kep. J
Departemen Keperawatan Jiwa

KONTRIBUTOR
Ns. Hj. Dwi Heppy Rochmawati, M.Kep., Sp. Kep. J
Ns. Betie Febriana, M.Kep
Hj. Wahyu Endang, SKM.M.Kep
Ns. Wigyo Susanto, M.Kep
Kontributor

Core Disiplin:
1. Keperawatan Dasar
2. Komunikasi
3. Keperawatan Jiwa 1
Suplementary disiplin:
1. Anatomi
2. Fisiologi
3. Agama Islam
4. Psikiatri
5. Psikologi
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillaahirobbil’alamin, Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah


SWT, yang senantiasa memberikan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita sehingga
selalu dalam keimanan dan keteguhan, semoga ilaa yaumil qiyamah... Amiin. Salawat
dan salam tercurah kehadirat Nabi besar Muhamad SAW yang menjadi suri tauladan
kita, semoga kita termasuk dalam golongannya. Atas bimbingan dan ilham-Nya buku
pegangan modul keperawatan jiwa II ini, dapat diselesaikan dengan baik pada
waktunya.
Modul keperawatan jiwa II adalah modul yang membahas tentang pengkajian,
pengangkatan diagnosa keperawatan sampai evaluasi terutama dalam psikososial dan
gangguan jiwa. Modul ini terdiri dari 2 lembar belajar mahasiswa yang didalamnya
terdapat materi asuhan keperawatan psikososial dan gangguan jiwa.
Kami menyadari bahwa peningkatan dan kemajuan ilmu pengetahuan selalu
menuntut kita untuk berkembang dan menjadi semakin baik. Oleh karena itu, saran-
saran, masukan dari tutor maupun dari mahasiswa untuk perbaikan kami terima
dengan terbuka.
Semoga buku panduan ini dapat bermanfaat, dan membantu siapa saja yang
membutuhkannya.

Alhamdulillah Jazakumullaahu khoiro

Tim Penyusun Modul


GAMBARAN UMUM

Perkuliahan Keperawatan kesehatan jiwa II dilaksanakan pada


semester 4, tahun ke 2, dengan waktu 14 minggu. Pencapaian belajar
mahasiswa dijabarkan dengan penetapan area kompetensi, kompetensi inti,
komponen kompetensi, learning outcome sebagaimana yang diatur dalam
Standar Kompetensi perawat serta sasaran pembelajaran yang didapat dari
penjabaran learning outcome.
Modul ini terdiri dari 2 LBM dan masing-masing LBM terdiri dari
sasaran pembelajaran, skenario, konsep mapping, materi, pertanyaan
minimal, dan daftar pustaka. Mahasiswa akan belajar tentang asuhan
keperawatan psikososial yaitu ansietas dan penyalahgunaan NAPZA.
Materi yang dipelajari oleh mahasiswa, meliputi konsep dasar askep
jiwa, askep pada area khusu seperti anak, remaja, lansia, NAPZA dan AIDS
serta penanganan farmakologi dan non farmakologi berupa psikoterapi.
Berdasarkan teori tersebut, mahasiswa memerlukan pembelajaran
keterampilan tentang pengkajian, menegakkan diagnosa, intervensi, dan
evaluasi. Proses pembelajaran mahasiswa pada modul ini akanmengunakan
strategi Problem Based-Learning melalui metode diskusi tutorial menggunakan
seven jump steps, kuliah dan belajar keterampilan klinik di lapangan.
DAFTAR ISI

Kata Pengatar.............................................................................................................. 5
Gambaran Umum Modul.......................................................................................... 6
Daftar Isi...................................................................................................................... 7
Unit Kompetensi……................................................................................................. 8
Pemetaan pencapaian learning objective................................................................... 11
Topik............................................................................................................................. 13
Topik Tree.................................................................................................................... 14
Materi “masalah” ....................................................................................................... 15
Kegiatan pembelajaran.............................................................................................. 16
Assessment.................................................................................................................... 17
Sumber Belajar............................................................................................................ 19
Penjabaran Pembelajaran LBM................................................................................. 26
LBM 1 : Sesak Napasku …………….............................................................. 21
LBM 2 : Betapa senangnya ….................................................................................. 24

UNIT KOMPETENSI

1. Mampu berkomunikasi secara efektif dalam memberikan asuhan keperawatan


2. Mampu memberikan pendidikan kesehatan kepada klien sebagai upaya pencegahan
primer, skunder dan tersier
3. Mampu menerapkan pengetahuan, kerangka etik, dan legal dalam sistem kesehatan
yang berhubungan dengan keperawatan
4. Mampu memberikan asuhan peka budaya dengan menghargai sumber-sumber etnik,
agama atau faktor lain dari setiap pasien yang unik
5. Mampu menjamin kualitas asuhan holistik secara kontinyu dan konsisten
6. Mampu menggunakan proses keperawatan dalam menyelesaikan masalah klien
7. Mampu menggunakan prinsip-prinsip peningkatan kualitas berkesinambungan dalam
praktik
8. Mampu mendemonstrasikan keterampilan teknis keperawatan sesuai standar yang
berlaku atau secara kreatif dan inovatif, sehingga pelayanan yang diberikan efektif
dan efisien
9. Mampu mengkolaborasikan berbagai aspek dalam pemenuhan kebutuhan kesehatan
klien
10. Mampu melaksanakan terapi modalitas sesuai dengan kebutuhan
11. Menggunakan komunikasi yang efektif dalam memberi asuhan
12. Mampu menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim dan
pemberian asuhan keperawatan dengan mempertahankan hubungan kolaboratif
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Tutorial akan dilakukan 1 kali dalam seminggu. Setiap kegiatan tutorial


berlangsung selama 100 menit. Jika waktu yang disediakan tersebut belum
mencukupi, kelompok dapat melanjutkan kegiatan diskusi tanpa tutor di
open space area yang disediakan. Keseluruhan kegiatan tutorial tersebut
dilaksanakan dengan menggunakan seven jump steps.

Pada tutorial 1 (pertemuan pertama minggu pertama), langkah yang


dilakukan adalah 1-5. Mahasiswa diminta untuk menjelaskan istilah yang
belum dimengerti pada skenario “masalah”, mencari masalah yang
sebenarnya dari skenario, menganalisis masalah tersebut dengan
mengaktifkan prior knowledge yang telah dimiliki mahasiswa, kemudian dari
masalah yang telah dianalisis lalu dibuat peta konsep (concept mapping) yang
menggambarkan hubungan sistematis dari masalah yang dihadapi, jika
terdapat masalah yang belum terselesaikan atau jelas dalam diskusi maka
susunlah masalah tersebut menjadi tujuan pembelajaran kelompok (learning
issue) dengan arahan pertanyaan sebagai berikut: apa yang kita butuhkan?,
apa yang kita sudah tahu? Apa yang kita harapkan untuk tahu?

Langkah ke 6, mahasiswa belajar mandiri (self study) dalam mencari informasi


Pada tutorial 2 (pertemuan kedua minggu pertama), mahasiswa
mendiskusikan temuan-temuan informasi yang ada dengan mensintesakan
agar tersusun penjelasan secara menyeluruh dalam menyelesaikan masalah
tersebut.
Lembar Belajar Mahasiswa

a. Judul : Sesak napasku ?


b. Skenario

Seorang perempuan berusia 40 tahun dirawat di RSU karena sesak napas. Hasil pengkajian
pasien mengatakan cemas, takut kalau meninggal akibat tidak bisa bernapas. Pasien
memiliki dua orang anak yang masih berusia balita dan suami meninggal dunia satu tahun
yang lalu. Keluarga mengatakan selama dirawat pasien tidak mau makan, hanya mau
minum obat saja, gelisah, menangis dan selalu bertanya kapan dokter dan perawat dating
lagi untuk membantunya. Hasil pemeriksaan fisik, TD 140/90 mmHg, RR = 46 x/menit,
Nadi = 200 x/menit, pasien tidak bisa tidur dan sering terbangun ketika tidur.

Diskusikan skenario diatas menggunakan seven jump step.


1. Jelaskan istilah yang belum anda ketahui. Jika masih terdapat istilah yang belum jelas,
cantumkan sebagai tujuan pembelajaran kelompok.
2. Carilah masalah yang harus anda selesaikan.
3. Analisis masalah tersebut dengan brainstorming agar kelompok memperoleh
penjelasan yang beragam mengenai persoalan yang didiskusikan, dengan
menggunakan prior knowledge yang telah anda miliki.
4. Cobalah untuk menyusun penjelasan yang sistematis atas persoalan yang anda
diskusikan.
5. Susunlah persoalan-persoalan yang belum bisa diselesaikan dalam diskusi tersebut
menjadi tujuan pembelajaran kelompok (Learning issue/ learning objectives).
6. Lakukan belajar mandiri untuk mencapai informasi yang anda butuhkan guna
menjawab Learning issue yang telah anda tetapkan.
7. Jabarkan temuan informasi yang telah dikumpulkan oleh anggota kelompok,
sintesakan dan diskusikan temuan tersebut agar tersusun penjelasan yang menyeluruh
(komprehensif) untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah
b. Daftar pustaka

Beck, CM, Rawlins and William, SR. (1996).Mental Health Psychiatric Nursing, A Holistic
Life – Cycle Approach. St. Louis : Mosby Co.Fortinash,

Frederic H. Martini. (2001). Fundamentals of Anatomy & Physiology. Ed.5. Prentice Hall:
Philadelpia: Elsevier.

Guyton, A.C. (1998). Buku ajar fisiologi kedokteran guyton. Jakarta: EGC.

Herdman, (2012).Diagnosa Keperawatan. (ed Indonesia). Jakarta. EGC.

Kelliat, B.A. (2008).Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta. EGC

Kelliat, B.A. (2010).Manajemen Pelayanan Praktik Keperawatan. Jakarta. EGC

Keliat, B.A., Panjaitan, R. dan Riasmini, M. (2010). Manajemen keperawatan jiwa


komunitas desa siaga ; CMHN (intermediate course). Jakarta: EGC

Kozier, Erb,Berman, Snyder.2011.Fundamental Keperawatan volume 2.EGC Jakarta

NANDA International.2011.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifiasi.

Potter, P.P & Perry, A.G. (2005). Fundamental of nursing (6th Ed). St. Louis Missouri:
Mosby.

Rawlins, R.P., Williams S.R.Beck, C.K. (1993).Mental Health Psychiatric Nursing : A


Holistic Life Cicle Approach.(3rded). St. Louis. Mosby Year Book

Rod A seeley et all. (2003). Anatomy & Physiologi. Ed.6. McGraw- Hill Companies:
New York

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2007). Buku ajar keperawatan medical bedah brunner &
suddart. Jakarta: EGC.

Stuart, G. W. & Laraia, M.T. (2005). Principle and practice of psychiatric nursing. (8th ed.).
Philadelphia, USA: Mosby, Inc.

Suliswati, dkk. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC

Swanburg, R.C. (2000). Introduction management and leadership for clinical nurses.
Jones & Bartlett Publishers, Inc

Tomey, A.M. (2000). Guide to nursing management and leadership. (6th ed). St Louis:
Mosby.

Viedebeck, S.L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Alih bahasa oleh Renata Komalasari
dan Alfrina Hany. Jakarta: EGC
Yani, A. S. Hamid. (1998).Buku Saku : Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa. Jakarta : EGC
Lembar Belajar Mahasiswa II

a. Judul : Betapa senangnya…


b. Skenario

Seorang laki laki berusia 15 tahun dibawa ke rumah sakit karena kejang, keluar busa dari
mulut setelah minum obat. Kakak pasien mengatakan tidak tahu obat apa yang diminum
adiknya, namun sering menjumpai adiknya membawa dan minum obat-obatan yang
menurut adiknya bisa membuat hati bahagia, gembira, tenang, melupakan semua masalah
dan tidak sedih. Hasil pengkajian kedua orang tua pasien bercerai, pasien putus sekolah,
mulai bergaul dengan orang asing, sering keluar rumah tanpa pamit. Pasien dirawat
selama 7 hari untuk mendapatkan tindakan medis dan keperawatan, hasil tes urin postif
narkoba. Dokter menyarankan untuk dilakukan rehabilitasi di panti rehabilitasi NAPZA.

STEP 1
Kata sulit :
1. Napza (Fuji) : bahan/zat/obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan
memengaruhi tubuh terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga dapat menyebabkan
gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya. Selain itu, penggunaan
NAPZA dapat merusak fungsi sosial karena terjadi kebiasaan, ketagihan, dan
ketergantungan. (arini)
Napza atau istilah populerbya itu narkoba. Cara penanggulangannya melibatkan kerja
sama multidisipliner,multisektor dan peran masyarakat secara aktif (mayang)
napza merupakan akronim dari narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan
kejiwaan. (eli)
2. Rehabilitasi (Yeni) :
Rehabilitasi Sosial bagi korban Penyalahgunaan Napza (Narkotika, psikotropika, dan
zat-zat adiktif lainnya) maupun bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa adalah suatu
proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan seseorang mampu
memelihara pemulihannya serta melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan masyarakat. (fuji)
Upaya masyarakat yang dilakukan secara utuh dan tetpadu melalui pendekatan non
medis. Psikoligis, sosial, dan religi agar penggunaan NAPZA yang menderita
sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin
(tutik)
Rehabilitasi merupakan suatu kegiatan atau proses dalam membantu penderita yang
memiliki penyakit serius atau cacat yang membutuhkan pengobatan medis untuk
mencapai kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang maksimal (tasya)

Kata kunci :
 Napza (Rasyid)
 Pasien sering membawa dan meminum obat-obatan yang menurutnya bisa membuat
hati bahagia, gembira, tenang, melupakan semua masalah dan tidak sedih. (eli)

Masalah :
Penyalahgunaan napza (eli)
Step 2
Pertanyaan
1. Jenis jenis napza? (rasyid)
2. Faktor apa saja yang membuat seseorang berminat menggunakan napza? (Arini)
3. Apa saja penyebab penyalahgunaan NAPZA ? (desi)
4. Why after taking medication, the patient spasms and foam comes out of the mouth?
(eli)
5. Dampak penayalah gunaan narkotika (Fuji)
6. How are the side effect of the victims' drugs use ? (inge)
7. Bagaimana cara penanganan NAPZA sesuai golongannya (marlina)
8. Asuhan keperawatan pada pasien napza (mayang)
9. Mengapa pada orang yang minum obat-obatan terlarang seperti NAPZA bisa
Membuat hati bahagia, gembira, tenang dan melukapan semua masalahnya? (Rini)
10. Gejala klinis dari NAPZA ? ( Wanda )
11. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA
(tutik)
12. What definition of NAPZA? (Yeni Fitri)

Step 3
1. Jenis jenis napza? (rasyid)
Morfin , heroin , kokain , ganja ,kodein ,opiam/opium (Yeni Fitriani) Narkotika
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika dikelompokkan
kedalam tiga golongan yaitu:

1. Narkotika golongan I adalah narkotika yang dapat digunakan untuk tujuan


pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai
potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: heroin, kokain, ganja.
2. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat untuk pengobatan,
digunakan dalam terapi atau tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh: morfin, petidin,
turunan garam dalam golongan tertentu.
3. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat dalam pengobatan
yang banyak digunakan dalam terapi dan atau tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan menyebabkan ketergantungan.
Misalkan: kodein, garam-garam narkotika dalam golongan tertentu.
b. Psikotropika
Menurut UU No. 5 Tahun 1997 tentang psikotropika yang dapat dikelompokkan
kedalam empat golongan:

1. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya digunakan untuk


tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
yang amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Yang termasuk golongan
ini yaitu: MDMA, ekstasi, LSD, ST
2. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat untuk
pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan
serta mempunyai potensi kuat menimbulkan ketergantungan. Contoh: amfetamin,
fensiklidin, sekobarbital, metakualon, metilfenidat (Ritalin).
3. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan
banyak digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang menyebabkan ketergantungan. Contoh : fenobarbital dan
flunitrasepam.
4. Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai khasiat
pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh:
diazepam, klobazam, bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase, nitrazepam (BK,
DUM, MG).
c. Zat Adiktif
Zat adiktif merupakan penghantar untuk memasuki dunia penyalahgunaan Narkoba.
Pada mulanya seseorang nyicip zat adiktif ini sebelum menjadi pecandu aktif.
Zat adiktif yang akrab ditelinga masyarakat ialah nikotin dalam rokok dan etanol
dalam minuman beralkohol dan pelarut lain yang mudah menguap seperti aseton,
thiner dan lain-lain. ( arini )
golongan zat adiktif
-Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1%-5%
Contoh : bir, green sand.
-Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5%-20%
Contoh : anggur kolesom.
-Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 20%-55%
Contoh : arak, wisky, vodka.(eli)

Jenis Napza:
1. Ganja/Mariyuana
2. Heroin/Putaw
3. Kokain/Crack
4. MDMA/Ecstasy
5. Methamphetamin
/shabu-shabu
6. Amphetamin
7. LSD
8. Sedativa
(Rini Liana)
2. Faktor apa saja yang membuat seseorang berminat menggunakan napza? (Arini)
a. Faktor Lingkungan : Kurang kehidupan beragama
b. Faktor Keluarga : komunikasi dengan orang tua kurang baik, orang tua acuh
c. Faktor Sekolah : sekolah kurang disiplin, adanya murid pengguna NAPZA
d.Faktor Teman Sebaya : mendapat ancaman atau ajakan dari teman untuk
mengkonsumsi NAPZA
e. Faktor Sosial/Masyarakat : lemahnya penegak hokum (wanda)

Faktor Internal (berasal dari dalam diri sendiri)


Keluarga : Jika hubungan dengan keluarga kurang harmonis (Broken Home) maka
seseorang akan mudah merasa putus asa dan frustasi. Akibat lebih jauh, orang
akhirnya mencari kompensasi diluar rumah dengan menjadi konsumen narkoba.
Ekonomi : Kesulitan mencari pekerjaan menimbulkan keinginan untuk bekerja
menjadi pengedar narkoba. Seseorang yang ekonomi cukup mampu, tetapi kurang
perhatian yang cukup dari keluarga atau masuk dalam lingkungan yang salah lebih
mudah terjerumus jadi pengguna narkoba.
Kepribadian : Apabila kepribadian seseorang labil, kurang baik, dan mudah
dipengaruhi orang lain maka lebih mudah terjerumus kejurang narkoba.
Faktor Eksternal (berasal dari luar diri seseorang)
Pergaulan : Teman sebaya mempunyai pengaruh cukup kuat bagi terjerumusnya
seseorang kelembah narkoba, biasanya berawal dari ikut-ikutan teman. Terlebih bagi
seseorang yang memiliki mental dan keperibadian cukup lemah, akan mudah
terjerumus.
Sosial /Masyarakat : Lingkungan masyarakat yang baik terkontrol dan memiliki
organisasi yang baik akan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba. (rasyid)

Faktor penyebab penggunaan narkoba antara lain:


1. Ingin terlihat gaya
Zat terlarang jenis tertentu dapat membuat pamakainya menjadi lebih berani, keren,
percaya diri, kreatif, santai, dan lain sebagainya. Efek keren yang terlihat oleh orang
lain tersebut dapat menjadi trend pada kalangan tertentu sehingga orang yang
memakai zat terlarang itu akan disebut trendy, gaul, modis, dan sebagainya.
2. Solidaritas Kelompok
Suatu kelompok orang yang mempunyai tingkat kekerabatan yang tinggi antar
anggota biasanya memiliki nilai solidaritas yang tinggi. Misalnya, jika ketua atau
beberapa anggota kelompok yang berpengaruh pada kelompok itu menggunakan
narkotik, maka biasanya anggota yang lain baik secara terpaksa atau tidak terpaksa
akan ikut menggunakan narkotik itu agar merasa seperti keluarga senasib
sepenanggungan.
3. Menghilangkan rasa sakit
Seseorang yang memiliki suatu penyakit atau kelainan yang dapat menimbulkan rasa
sakit yang tidak tertahankan dapat membuat orang jadi tertarik jalan pintas untuk
mengobati sakit yang dideritanya yaitu dengan menggunakan obat-obatan dan zat
terlarang.

4. Coba-coba / penasaran
Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang dilarang,
seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi nikmatnya zat
terlarang tersebut. Jika iman tidak kuat, maka seseorang dapat mencoba ingin
mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa disadari dan diinginkan orang yang sudah
terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan akan melakukannya lagi berulang-ulang
tanpa bisa berhenti.
5. Menyelesaikan Masalah
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat terjerumus
dalam pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyenyak atau jadi
gembira ria dan kemudian merasa masalahnya terselesaikan sejenak.
6. Mencari Tantangan / Kegiatan Beresiko
Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi dalam
menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi yang
terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya diri. (inge)

3. Apa saja penyebab penyalahgunaan NAPZA ? (desi)


Penyalahgunaan narkoba atau NAPZA umumnya terjadi karena adanya rasa ingin
tahu yang tinggi. Di sisi lain, kondisi ini juga dapat dialami oleh penderita gangguan
mental, misalnya gangguan bipolar atau skizofrenia. Seseorang yang menderita
gangguan mental dapat lebih mudah menyalahgunakan NAPZA yang awalnya
bertujuan untuk meredakan gejala yang dirasa. (tutik)
Memiliki teman yang seorang pecandu NAPZA, Mengalami masalah ekonomi,
Pernah mengalami kekerasan fisik, emosi, atau seksual, Memiliki masalah hubungan
dengan pasangan, kerabat, atau keluarga (marlina)

4. Why after taking medication, the patient spasms and foam comes out of the mouth?
(eli)
Pada pecandu narkoba. Narkoba harus dikonsumsi setiap hari yaitu bisa melewati
pernafasan, saluran darah maupun di minum. Karena narkoba sudah candu bagi
penggunaya maka Disetiap harinya seseorang itu akan menambahkan dosis dalam
mengonsumsi. Sehingga tanpa sadar seseorang tersebut menjadi overdosis obat
sehingga keluarlah busa pada mulut pengguna narkoba tersebut (arini)

5. Dampak penayalah gunaan narkotika (Fuji)


1. Fisik= Pelupa, sukar bernafas, sakit kepala, suhu tubuh sewaktu-waktu
meningkat dan sulit tidur
2. Psikologis= Pemalas, lamban bekerja, ceroboh, sering tegang dan gelisah, sulit
fokus, merasa tertekan dan emosi labil.
3. Sosial= dikucilkan oleh masyarakat sekitar lingkungan tempat tinggal dan
dijauhi oleh teman-teman di sekolah.
4. Spiritual = Sebelum mengenal NAPZA adalah anak rumahan dan tidak pernah
meninggalkan ibadahnya tetapi setelah mengenal NAPZA justru
ibadahnya ditinggalkan dan sering berada diluar rumah dengan teman teman pemakai.
(marlina)
Dampak pada Aubuh Manusiaa. Btak dan susunan saraf pusat yang berakibat pada
gangguan dayaingat, gangguan perhatian atau konsentrasi, gangguan bertindak
rasional, gangguan persepsi sehingga menimbulkan halusinasigangguan moti1asi
sehingga malas sekolah atau bekerja, dangangguan pengendalian diri sehingga sulit
membedakan baik atau buruk. b. Saluran napas akan terjadi radang paru dan
pembengkakan paru.c. jantung, terjadi peradangan oto jantung, penyempitan
pembuluhdarah jantung.d. hati, terjadi hepatitis % dan 4 yang menular melalui jarum
suntik,hubungan seksual.e. penyakit Menular seksual .cara pengguna Narkotika
dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi, mereka mau melakukanhubungan seksual
demi mendapatkan uang untuk membeli alat. Penyakit yang terjadi adalah kencing
nanah, raja singa, dan lain-Lain (fuji)

6. How are the side effect of the victims' drugs use ? (inge)
Efek psikologis
Ketika seseorang dilanda sakit atau stres, mereka akan mulai ketergantungan dan
merasa nyaman saat menggunakan narkoba. Secara psikologis, rasa 'ingin' untuk
mengonsumsi narkoba ini menimbulkan perilaku obsesif.
Mereka cenderung mencoba berbagai cara agar obat sampai di tangan dan segera
untuk mengonsumsinya. Berikut efek psikologis dari pecandu narkoba.
- Perubahan suasana hati yang liar, depresi, kecemasan, paranoia, kekerasan
- Tidak merasa bahagia
- Komplikasi penyakit mental
- Halusinasi
- Kebingungan
- Toleransi psikologis
- Keinginan untuk terlibat dalam perilaku berisiko
Efek Fisik
Dampak fatal penyalahgunaan narkoba adalah peningkatan statistik kematian.
Mirisnya, anak-anak yang lahir dari seorang ibu pecandu narkoba bisa memengaruhi
kognitif anak sepanjang hidup.
Tidak hanya dua hal tersebut, berikut efek fisik yang diterima oleh para pecandu
narkoba.
- Risiko HIV, hepatitis, dan penyakit lainnya
- Gangguan hingga masalah serangan jantung
- Sakit perut, muntah, sembelit, diare
- Ginjal dan kerusakan hati
- Kejang, stroke, kerusakan otak
- Perubahan nafsu makan
- Pola tidur berubah
- Suhu tubuh yang tidak stabil (desi)
7. Bagaimana cara penanganan NAPZA sesuai golongannya (marlina)
Bagaimana cara penanganan NAPZA sesuai golongannya(marlima)
Untuk beberapa golongan bisa menggunakan penanganan yaitu sebagai berikut :
• Detoksifikasi. Detoksifikasi adalah tahap di mana dokter memberikan obat
tertentu yang bertujuan untuk mengurangi gejala putus obat (sakau) yang muncul.
Sebelum pasien diberikan obat pereda gejala, dokter terlebih dahulu akan memeriksa
kondisinya secara menyeluruh.
• Terapi perilaku kognitif. Pada tahap ini, pasien akan dibantu psikolog atau
pskiater berpengalaman. Terapis terlebih dahulu akan melakukan pemeriksaan kondisi
guna menentukan tipe terapi yang sesuai. Beberapa tujuan dilakukannya terapi
perilaku kognitif, antara lain adalah untuk mencari cara mengatasi keinginan
menggunakan obat disaat kambuh, dan membuat strategi untuk menghindari dan
mencegah kambuhnya keinginan menggunakan obat.
• Bina lanjut. Tahap ini memungkinkan pasien ikut serta dalam kegiatan yang
sesuai dengan minat. Pasien bahkan dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja,
namun tetap dalam pengawasan terapis. ( arini)

8. Asuhan keperawatan pada pasien napza (mayang)


9. Mengapa pada orang yang minum obat-obatan terlarang seperti NAPZA bisa
Membuat hati bahagia, gembira, tenang dan melukapan semua masalahnya? (Rini)
Napza kan nakotika, lah narkotika itu sendiri mengandung zat adiktif yang membuat
ketergantungan dan zat tersebut bekerja kaya membuat si peminum atau yang
mengonsunsinya itu merasa bahgiaa dan sebagainya. Obat seperti itu kan biasanya di
pake buat orang yang terkena gangguan jiwa, gunanya untuk menenangkan mereka
dari gejala gejala ODGJ tersebut seperti cemas, gelisah, marah, (mayang)
Karena efek dari napza pada jenis stimulan. Hal tersebut menyebabkan seseorang
mengalami lonjakan perasaan bahagia lebih dari biasanya. Pada pengguna jenis lain,
narkoba membuat dia melupakan masalahnya dikarena otak berhentinya sementara
pada saat obat dikonsumsi dan di serap oleh tubuh. (arini)
Karena efek dari napza pada jenis stimulan. Hal tersebut menyebabkan seseorang
mengalami lonjakan perasaan bahagia lebih dari biasanya. Pada pengguna jenis lain,
narkoba membuat dia melupakan masalahnya dikarena otak berhentinya sementara
pada saat obat dikonsumsi dan di serap oleh tubuh.
karna obat2 an terlarang tersebut mengandung zat adiktif / toxic bagi tubuh sehingga
dapat menyebabkan gangguan di psikis pasien sehingga mengakibatkan candu dan
jika tidak dikonsumsi maka pasien tersebut akan merasa kehilangan dan jika
meminumnya maka pasien akan merasakan bahagia bahkan seperti melayang dan
semangat menjalani hari2 nya (inge)

10. Gejala klinis dari NAPZA ? ( Wanda )


- Mata memerah, pupil yang mengecil atau lebih besar dari normal.
- Mual muntah.
- Pilek tanpa sebab.
- Sering sakit.
Keluhan mulut sakit, timbul bintik-bintik di sekitar mulut.
Sakit kepala.
'Mulut kapas', sering membasahi bibir atau rasa haus berlebihan.
Depresi. ( Rini Liana)
1.Perubahan Fisik
-Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis
(acuh tak acuh), mengantuk, agresif,curiga
-Bila kelebihan disis (overdosis) : nafas sesak,denyut jantung dan nadi lambat, kulit
teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
-Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata dan hidung berair,menguap terus
menerus,diare,rasa sakit diseluruh tubuh,takut air sehingga malas mandi,kejang,
kesadaran menurun.
2. Perubahan Sikap dan Perilaku
-Prestasi sekolah menurun,sering tidak mengerjakan tugas sekolah,sering
membolos,pemalas,kurang bertanggung jawab.
-Pola tidur berubah,begadang,sulit dibangunkan pagi hari,mengantuk dikelas atau
tampat kerja.
-Sering berpegian sampai larut malam,kadang tidak pulang tanpa memberi tahu lebih
dulu
-Sering mengurung diri, berlama-lama dikamar mandi, menghindar bertemu dengan
anggota keluarga lain dirumah (Fuji)
Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang, halusinasi,
gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut
otot jantung, gangguan peredaran darah
Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim.
Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan,
kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru.
Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuh meningkat,
pengecilan hati dan sulit tidur.
Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin, seperti:
penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta
gangguan fungsi seksual.
Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid).
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik
secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV
yang hingga saat ini belum ada obatnya.
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi
narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. (Rasyid)

11. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA
(tutik)
1.Memberikan layanan informasi tentang kesehatan dan
sosialisasi masalah NAPZA.
2.Mengadakan razia dan mengontrol
3.pihak kepolisian mengadakan sosialisasi
tentang bahaya NAPZA.
4.Melakukan konseling individual.
5.Berhenti dari pengaruh obat-obatan
6.Menghindari teman-teman pemakai
7.Mengaktifkan diri dalam kegiatan yang positif seperti menjadi
anggota remaja masjid. (Marlina)
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan
melakukan intervensi.Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang
mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan
intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.Upaya pencegahan ini
dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh
kembang anak dapat diatasi dengan baik.
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan
NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.
(Yeni Fitriani)
Upaya untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan NAPZA:
Di lingkungan keluarga: Mengasuh anak dengan baik, penanaman disiplin yang baik,
ajarkan perbedaan hal yang baik dan buruk, mengembangkan kemandirian, memberi
kebebasan bertanggung jawab dan menghargai anak, meluangkan waktu bersama,
ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat supaya anak betah di rumah serta
mengembangkan harga diri anak.
5. Di sekolah: Memberikan edukasi pada siswa tentang bahaya penyalahgunaan
NAPZA, melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan penanggulangan
NAPZA di sekolah, meningkatkan waktu BK, membentuk citra positif serta
mengembangkan ketrampilan positif untuk menghindari pemakaian NAPZA,
menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina hubungan yang
harmonis antara guru & murid.
6. Di lingkungan masyarakat: menumbuhkan perasaan kebersamaan di tempat tinggal,
sehingga masalah dapat diselesaikan secara terbuka dan bersama sama, melibatkan
semua unsur masyarakat dalam mencegah penyalahgunaan NAPZA, memberikan
penyuluhan hukum yang berkaitan dengan NAPZA. (wanda)
Pencegahan penyalahgunaan napza
1. Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau program
pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota
masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali.
Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan
kegitanan masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata
sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh
kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk program yang ditawrkan
antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok
olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling
tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh
pemerintah.
2. Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini
ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba
agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak
tertarik untuk menyalahgunakannya.
Contoh kegiatan:
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
b. Penyuluhan seluk beluk narkoba Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat
memberikan informasi, pada penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan
sesi tanya jawab. c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya
c. Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok masyarakat agar
upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam masyarakat ini menjadi lebih
efektif.
d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi narkoba di
masyarakat. Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait seperti
polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),
Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan dan sebagainya.
3. Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini ditujukan
kepada para peakai narkoba.Tujuan dari program ini adalah mebantu mengobati
ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba,
sekaligus menghentikan peakaian narkoba. Bentuk kegiatan yang yang dilakukan
dalam program pengobat ini adalah:
a) Penghentian secara langsung;
b)Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan pemakaian narkoba
(detoksifikasi);
c) Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian narkoba;
d) Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama narkoba seperti
HIV/AIDS, Hepatitis B/C, sifilis dan lainnya.
e) Selain itu ancaman penyakit lainnya seperti HIV/AIDS juga ikut mempengaruhi,
walaupun bisa sembuh dari ketergantungan narkoba tapi apabila terjangkit penyakit
seperti AIDS tentu juga tidak dapat dikatakan berhasil.
4. Rehabilitatif
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang
ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif.
Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari penyakit yang ikut
menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba.
5.Represif
Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar,
pengedar dan pemakai narkoba secara hukum. Program ini merupakan instansi
peerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi aupun
distribusi narkoba. Instansi yang terkait dengan program ini antara lain polisi,
Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea
Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. (eli)
12. What definition of NAPZA? (Yeni Fitri)
NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan
kejiwaan.
NAPZA secara umum merupakan zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan ke dalam
tubuh baik secara oral (diminum, dihisap dan dihirup) maupun disuntik dapat
mempengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat
menimbulkan gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu
pemakaian yang panjang dan pemakaian yang berlebihan. (eli)
Li

1. Asuhan keperawatan pada pasien napza (mayang)

DIAGNOSA
Risiko mutilasi diri b.d gangguan kepribadian d.d meminum obat obatan napza

KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam maka control diri
meningkat dengan kriteria hasil :
• Perilku melukai diri (5)
• Perasaan depresi (5)
• Perilaku agresif/amuk ( 5)

INTERVENSI
Strategi Pertemuan 1- klien :
a. Mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi kesehatan, cara meningkatkan
motivasi berhenti, dan cara mengontrol keinginan.
b. Melatih cara meningkatkan motivasi dan cara mengontrol keinginan
c. Membuat jadwal latihan
intervensi keperawatan :
a. Identifikasi rasa nagih muncul
b. Ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita berhenti
c. Ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar, semakin diberi makan
semakin sering muncul
d. Cari seseorang yang dapat mengalihkan dari rasa nagih
e. Coba menyibukkan diri saat rasa nagih dating
f. Tundalah penggunaan sampai beberapa saat
g. Bicaralah pada seseorang yang dapat mendukung
h. Lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman,
i. Kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan narkoba
j. Tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat membuat rileks
k. Dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhir dengan
menggunakan lagi
Sp1-P
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mendiskusikan dampak NAPZA
3) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
4) Mendiskusikan cara mengontrol keinginan
5) Latihan cara meningkatkan motivasi
6) Latihan cara mengontrol keingan
7) Membuat jadwal aktivitas

 Sp 2-P
1) Mendiskusikan cara menyelesaikan masalah
2) Mendiskusikan cara hidup sehat
3) Latihan cara menyelesaikan masalah
4) Latihan cara hidup sehat
5) Mendiskusikan tentang obat (ARSET)

Resiko mutilasi diri b.d disfungsi proses keluarga : perceraian, HDR, dan
perkembangan remaja

Ds : Kakak pasien mengatakan orang tua pasien bercerai, pasien putus sekolah,

Do : mulai bergaul dengan orang asing, sering keluar rumah tanpa pamit, hasil tes urin
positif NAPZA

Intervensi
Observasi :
-Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
-Identifikasi isyarat verbal-nonverbal
-Identifikasi hubungan antar apa yang dirasakan dan perilaku
-Identifikasi pemahaman tentang keputusan keperawatan setelah pulang
Teraupetik :
-Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
-Diskusi rencana medis dan perawatan
-
Diskusikan perilaku kesehatan yang ingin dirubah
-Fasilitasi pengungkapan pengalaman emosional yang menyakitkan
Edukasi :
-
Anjurkan menuliskan tujuan sendiri
-Informasikan kemajuan pasien secara berkala (wanda)
Pengkajian :
Identitas Klien
Nama : An.Y
jenis kelamin : Laki-laki
umur : 15 Tahun
pekerjaan: : -
status : Belum menikah
Alamat : -
Nama perawat. : -
Alasan Masuk dan Faktor prespitasi
Pasien mengalami kejan, keluar busa dari mulut setelah minum obat. Kakak pasien
mengatakan tidak tahu obat apa yang diminum adiknya, namun sering menjumpai
adiknya membawa dan minum obat-obatan yang menurut adiknya bisa membuat hati
bahagia, gembira, tenang, melupakan semua masalah dan tidak sedih.Konsep Diri
Citra tubuh : klien merasa tubuhnya baik-baik saja
Identitas : klien kurang puas terhadap dirinya
Peran : klien anak keberapa dari berapa saudara
Ideal diri : klien menginginkan keluarga dan orang lain menghargainya
Harga diri : kurangnya penghargaan keluarga terhadap perannya
Hubungan sosial
Banyak mengurung diri dalam kamar, menghindari bertemu anggota keluarga lainnya
karena takut ketahuan, da menolak makan bersama. Bersikap tidak ramah, kasar
terhadap anggota keluarga lainnya, dan mulai suka berbohong.
Status Mental
Penampilan
Tidak rapi, tidak sesuai dan cara berpakaian todak seperti biasanya
2) Pembicaraan
Kaji cara bicara klien apakah cepat, keras, gagap, apatis, lambat atau
membisu. Biasanya klien menghindari kontak mata langsung, berbohong atau
memanipulasi keadaan, benggong/linglung.Faktor Predisposisi
Kedua orang tua pasien bercerai, pasien putus sekolah, mulai bergaul dengan orang –
orang asing, sering keluar rumah tanpa pamit.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: klien dengan pengguna napza biasanya akan dijumpai kondisi yang
disebut intoksikasi (teler) yang menyebabkan perubahan memori, perilaku, kognitif,
alam perasaan dan kesadaran.
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : hipotensi/normal
Nadi : takikardi
Suhu : meningkat, berhubungan dengan gangguan keseimbangan cairan elektrolit
Pernafasan : sesak nafas, nyeri dada
Berat badan : mengalami penurunan akibat nafsu makan menurun
Keluhan fisik : mengantuk, nyeri, tidak bisa tidur, kelelahan. 
Psikososial
Genogram
Genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan
keluarga. Menjelaskan : seseorang yang berada dalam disfungsi keluarga akan
tertekan dan ketertekanan itu dapat merupakan faktor penyerta bagi dirinya terlibat
dalam penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA.
Aktivitas Motorik
Kelambatan : hipoaktifitas (lesu), katalepsi (gangguan kesadaran)
Peningkatan : gelisah, TIK, grimasen (gerakan otot muka yang berubah-ubah, tidak
dapat dikontrol), tremor, kompulsif (kegiatan yang dilakukan berulang)
Afek dan Emosi
Afek : tumpul (datar) dikarenakan terjadi penurunan kesadaran
Emosi : klien dengan penyalahgunaan NAPZA biasanyamemiliki emosi yang
berubah-ubah (cepat marah, depresi, cemas, eforia)
Interaksi Selama Wawancara
Kontak mata kurang dan cepat tersinggung. Biasanya klien akan menunjukan curiga
Persepsi
Biasanya klien mengalami halusinasi
Proses Pikir
Klien pecandu ganja mungkin akan banyak bicara dan tertawa sehingga menunjukkan
tangensial. Beberapa NAPZA menimbulkan penurunan kesadaran, sehingga kien
mungkin kehilangan asosiasi dalam berkomunikasi dan berpikir.
Sumber Koping
Yang sangat dibutuhkan untuk membantu individu terbebas dari peyalahgunaan zat
yaitu kemampuan individu untuk melakukan komunikasi yang efektif, ketrampilan
menerapkan sikap asertif dalam kehidupan sehari-hari, perlunya dukungn sosial yang
kuat, pemberian alternative kegiatan yang menyenangkan, ketrampilan melakukan
teknik reduksi stress, ketrampilan kerja dan motivasi untuk mengubah perilaku.
Mekanisme koping
Individu dengan penyalahgunaan zat seringkali mengalami kegagalan dalam
mengatasi masalah. Mekanisme koping sehat dan individu tidak mampu
mengembangkan perilaku adaptif.
Mekanisme Pertahanan Ego
Pertahanan ego yang digunakan pada individu penyalahgunaan zat meliputi
penyangkalan terhadap masalah, rasionalisasi, projeksi, tidak tanggung jawab
terhadap perilakunya, dan mengurangi jumlah alkohol atau obat yang digunakan.  
intervensi
Periksa status mental
Diskusikan tingkat toleransi
Terhadap beban sensori
Batasi stimulus lingkungan
Jadwalkan aktivitas harian
Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus
Sediakan sarana yang aman dan nyaman untuk pelasanaan ibadah
Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai koping
Fasilitasi penuntunan ibadah oleh keluarga dan atau rohaniawan
(eli)

Keluarga
 Sp1-K
1) Mendiskusikan masalah yang dialami
2) Mendiskusikan tentang NAPZA
3) Mendiskusikan tahapan penyembuhan
4) Mendiskusikan cara merawat
5) Mendiskusikan kondisi yang perlu dirujuk
6) latihan cara merawat

 Sp2-K
1) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
2) Mendiskusikian pengawasan dalam minum obat (inge)

Dx:Risiko harga diri rendah kronis b.d kurang mendapat kasih sayang
DS :klien mengatakan orang tuanya bercerai,kakak pasien mengatakan tidak tau obat
yang diminum adiknya ,klien mengatakan putus sekolah ,mulai bergaul dengan orang
asing ,sering keluar rumah tanpa pamit
DO: hasil tes urine positif narkoba
Etiologi : kurang mendapat kasih sayang
Masalah: Risiko harga diri rendah kronis
SLKI:
1.harga diri 3
2.perasaan tidak berharga 3
3.pikiran mencederai diri 3
4.penyalahgunaan zat 3
SIKI:
1.Diskusikan persepsi negatif diri
2.jelaskan kepada kekuarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif
diri pasien
3.anjurkan mengevaluasi perilaku
4.latih cara berfikir dan berprilaku positif (desi)
Diagnosa
Ketidakefektifan koping individu b.d penyalahgunaan zat
Penurunan koping keluarga b.d penyalahgunaan zat, perceraian
Intervensi
Dx. 1
Ketidakefektifan koping individu b.d penyalahgunaan zat
- Bantu kontrol marah
- Dukungan emosional
- Manajemen perilaku : menyakiti diri
- Peningkatan peran
- Penignkatan tidur
- Pencegahan pengunaan zat terlarang
- Pemberian obat
- Peningkatan harga diri
- Relaksasi otot progresif
- Fasilitasi meditasi
Dx. 2
Penurunan koping keluarga b.d penyalahgunaan zat, perceraian
Intervensi
Dukungan koping keluarga
- Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
- Identifikasi beban prognosis secara psikologis
- Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga
- Terima nilai-nilai keluarga dengan tidak meghakimi
- Informasikan kemajuan pasien secara berkala (lia)

2. What definition of NAPZA? (Yeni Fitri)


NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat yang
bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan
saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi
sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA. Istilah NAPZA umumnya digunakan oleh sektor
pelayanan kesehatan, yang menitik beratkan pada upaya penanggulangan dari sudut
kesehatan fisik, psikis, dan sosial. NAPZA sering disebut juga sebagai zat psikoaktif,
yaitu zat yang bekerja pada otak, sehingga menimbulkan perubahan perilaku,
perasaan, dan pikiran. (mayang)

NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ obat yang
bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/
susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan
fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA.
(Sumber : Qomariyatus sholihah,2015, Efektivitas program pencegahan terhadap
penyalahgunaan NAPZA, universitas negri semarang)(marlina)

NAPZA adalah zat adiktif yang mempengarui kondisi kejiwaan atau psikologi
seseorang (pikiran, perasaaan, dan perilaku). Serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik maupun psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah
narkotika, psikotropika, zat adiktif dan lainnya.
Penyalahgunaan NAPZA adalah kondisi dimana zat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menekan susunan saraf
pusat sehingga menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, fisik, dan mental,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.(fuji)

Napza adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainya.
Napza mencakup segala macam zat yang disalah gunakan untuk Gitting, mabuk, fly
atau high, yang dapat mengubah tingkat kesadaran seseorang. Termasuk dalam Napza
adalah obat perangsang, penenang, penghilang rasa sakit, pencipta ilusi atau
psikotropika, dan zat-zat yang tidak termasuk obat namun dapat disalahgunakan
(misalnya alkohol atau zat yang bisa dihirup seperti bensin, lem, tinner, dan lain-
lainya(tutik)
Menurut Budiarta (2000)
Napza merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Napza pada dasarnya merupakan jenis obat atau zat yang berguna bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan kesehatan seperti terapi, contohnya adalah morfin, opium,
sabu-sabu (amfetamina), PCP (halusinogen) dan lain-lain (Rojak, 2005). (rasid)

Narkotika adalah suatu zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semisintetis yg dpt menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan ( Undang-undang RI No.22 thn 1997 ttg Narkotika)
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat adiktif lain adalah bahan/zat yg berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut
Narkotika dan Psikotropika.

Sumber : Kusumawaati, Farida, 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika
(arini)
Diskusikan skenario diatas menggunakan seven jump step.
1. Jelaskan istilah yang belum anda ketahui. Jika masih terdapat istilah yang belum jelas,
cantumkan sebagai tujuan pembelajaran kelompok.
2. Carilah masalah yang harus anda selesaikan.
3. Analisis masalah tersebut dengan brainstorming agar kelompok memperoleh
penjelasan yang beragam mengenai persoalan yang didiskusikan, dengan
menggunakan prior knowledge yang telah anda miliki.
4. Cobalah untuk menyusun penjelasan yang sistematis atas persoalan yang anda
diskusikan.
5. Susunlah persoalan-persoalan yang belum bisa diselesaikan dalam diskusi tersebut
menjadi tujuan pembelajaran kelompok (Learning issue/ learning objectives).
6. Lakukan belajar mandiri untuk mencapai informasi yang anda butuhkan guna
menjawab Learning issue yang telah anda tetapkan.
7. Jabarkan temuan informasi yang telah dikumpulkan oleh anggota kelompok,
sintesakan dan diskusikan temuan tersebut agar tersusun penjelasan yang menyeluruh
(komprehensif) untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah
a. Daftar pustaka

Beck, CM, Rawlins and William, SR. (1996).Mental Health Psychiatric Nursing, A Holistic
Life – Cycle Approach. St. Louis : Mosby Co.Fortinash,

Frederic H. Martini. (2001). Fundamentals of Anatomy & Physiology. Ed.5. Prentice Hall:
Philadelpia: Elsevier.

Guyton, A.C. (1998). Buku ajar fisiologi kedokteran guyton. Jakarta: EGC.

Herdman, (2012).Diagnosa Keperawatan. (ed Indonesia). Jakarta. EGC.

Kelliat, B.A. (2008).Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta. EGC

Kelliat, B.A. (2010).Manajemen Pelayanan Praktik Keperawatan. Jakarta. EGC

Keliat, B.A., Panjaitan, R. dan Riasmini, M. (2010). Manajemen keperawatan jiwa


komunitas desa siaga ; CMHN (intermediate course). Jakarta: EGC

Kozier, Erb,Berman, Snyder.2011.Fundamental Keperawatan volume 2.EGC Jakarta

NANDA International.2011.Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifiasi.

Potter, P.P & Perry, A.G. (2005). Fundamental of nursing (6th Ed). St. Louis Missouri:
Mosby.

Rawlins, R.P., Williams S.R.Beck, C.K. (1993).Mental Health Psychiatric Nursing : A


Holistic Life Cicle Approach.(3rded). St. Louis. Mosby Year Book

Rod A seeley et all. (2003). Anatomy & Physiologi. Ed.6. McGraw- Hill Companies:
New York

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2007). Buku ajar keperawatan medical bedah brunner &
suddart. Jakarta: EGC.

Stuart, G. W. & Laraia, M.T. (2005). Principle and practice of psychiatric nursing. (8th ed.).
Philadelphia, USA: Mosby, Inc.

Suliswati, dkk. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC
Swanburg, R.C. (2000). Introduction management and leadership for clinical nurses.
Jones & Bartlett Publishers, Inc

Tomey, A.M. (2000). Guide to nursing management and leadership. (6th ed). St Louis:
Mosby.

Viedebeck, S.L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Alih bahasa oleh Renata Komalasari
dan Alfrina Hany. Jakarta: EGC

Yani, A. S. Hamid. (1998).Buku Saku : Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai