Buku Mahasiswa
KONTRIBUTOR
Ns. Hj. Dwi Heppy Rochmawati, M.Kep., Sp. Kep. J
Ns. Betie Febriana, M.Kep
Hj. Wahyu Endang, SKM.M.Kep
Ns. Wigyo Susanto, M.Kep
Kontributor
Core Disiplin:
1. Keperawatan Dasar
2. Komunikasi
3. Keperawatan Jiwa 1
Suplementary disiplin:
1. Anatomi
2. Fisiologi
3. Agama Islam
4. Psikiatri
5. Psikologi
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim
Kata Pengatar.............................................................................................................. 5
Gambaran Umum Modul.......................................................................................... 6
Daftar Isi...................................................................................................................... 7
Unit Kompetensi……................................................................................................. 8
Pemetaan pencapaian learning objective................................................................... 11
Topik............................................................................................................................. 13
Topik Tree.................................................................................................................... 14
Materi “masalah” ....................................................................................................... 15
Kegiatan pembelajaran.............................................................................................. 16
Assessment.................................................................................................................... 17
Sumber Belajar............................................................................................................ 19
Penjabaran Pembelajaran LBM................................................................................. 26
LBM 1 : Sesak Napasku …………….............................................................. 21
LBM 2 : Betapa senangnya ….................................................................................. 24
UNIT KOMPETENSI
Seorang perempuan berusia 40 tahun dirawat di RSU karena sesak napas. Hasil pengkajian
pasien mengatakan cemas, takut kalau meninggal akibat tidak bisa bernapas. Pasien
memiliki dua orang anak yang masih berusia balita dan suami meninggal dunia satu tahun
yang lalu. Keluarga mengatakan selama dirawat pasien tidak mau makan, hanya mau
minum obat saja, gelisah, menangis dan selalu bertanya kapan dokter dan perawat dating
lagi untuk membantunya. Hasil pemeriksaan fisik, TD 140/90 mmHg, RR = 46 x/menit,
Nadi = 200 x/menit, pasien tidak bisa tidur dan sering terbangun ketika tidur.
Beck, CM, Rawlins and William, SR. (1996).Mental Health Psychiatric Nursing, A Holistic
Life – Cycle Approach. St. Louis : Mosby Co.Fortinash,
Frederic H. Martini. (2001). Fundamentals of Anatomy & Physiology. Ed.5. Prentice Hall:
Philadelpia: Elsevier.
Guyton, A.C. (1998). Buku ajar fisiologi kedokteran guyton. Jakarta: EGC.
Potter, P.P & Perry, A.G. (2005). Fundamental of nursing (6th Ed). St. Louis Missouri:
Mosby.
Rod A seeley et all. (2003). Anatomy & Physiologi. Ed.6. McGraw- Hill Companies:
New York
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2007). Buku ajar keperawatan medical bedah brunner &
suddart. Jakarta: EGC.
Stuart, G. W. & Laraia, M.T. (2005). Principle and practice of psychiatric nursing. (8th ed.).
Philadelphia, USA: Mosby, Inc.
Suliswati, dkk. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC
Swanburg, R.C. (2000). Introduction management and leadership for clinical nurses.
Jones & Bartlett Publishers, Inc
Tomey, A.M. (2000). Guide to nursing management and leadership. (6th ed). St Louis:
Mosby.
Viedebeck, S.L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Alih bahasa oleh Renata Komalasari
dan Alfrina Hany. Jakarta: EGC
Yani, A. S. Hamid. (1998).Buku Saku : Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa. Jakarta : EGC
Lembar Belajar Mahasiswa II
Seorang laki laki berusia 15 tahun dibawa ke rumah sakit karena kejang, keluar busa dari
mulut setelah minum obat. Kakak pasien mengatakan tidak tahu obat apa yang diminum
adiknya, namun sering menjumpai adiknya membawa dan minum obat-obatan yang
menurut adiknya bisa membuat hati bahagia, gembira, tenang, melupakan semua masalah
dan tidak sedih. Hasil pengkajian kedua orang tua pasien bercerai, pasien putus sekolah,
mulai bergaul dengan orang asing, sering keluar rumah tanpa pamit. Pasien dirawat
selama 7 hari untuk mendapatkan tindakan medis dan keperawatan, hasil tes urin postif
narkoba. Dokter menyarankan untuk dilakukan rehabilitasi di panti rehabilitasi NAPZA.
STEP 1
Kata sulit :
1. Napza (Fuji) : bahan/zat/obat yang bila masuk ke dalam tubuh manusia akan
memengaruhi tubuh terutama otak/ susunan saraf pusat, sehingga dapat menyebabkan
gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya. Selain itu, penggunaan
NAPZA dapat merusak fungsi sosial karena terjadi kebiasaan, ketagihan, dan
ketergantungan. (arini)
Napza atau istilah populerbya itu narkoba. Cara penanggulangannya melibatkan kerja
sama multidisipliner,multisektor dan peran masyarakat secara aktif (mayang)
napza merupakan akronim dari narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan
kejiwaan. (eli)
2. Rehabilitasi (Yeni) :
Rehabilitasi Sosial bagi korban Penyalahgunaan Napza (Narkotika, psikotropika, dan
zat-zat adiktif lainnya) maupun bagi Orang Dengan Gangguan Jiwa adalah suatu
proses refungsionalisasi dan pengembangan untuk memungkinkan seseorang mampu
memelihara pemulihannya serta melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam
kehidupan masyarakat. (fuji)
Upaya masyarakat yang dilakukan secara utuh dan tetpadu melalui pendekatan non
medis. Psikoligis, sosial, dan religi agar penggunaan NAPZA yang menderita
sindroma ketergantungan dapat mencapai kemampuan fungsional seoptimal mungkin
(tutik)
Rehabilitasi merupakan suatu kegiatan atau proses dalam membantu penderita yang
memiliki penyakit serius atau cacat yang membutuhkan pengobatan medis untuk
mencapai kemampuan fisik psikologis, dan sosial yang maksimal (tasya)
Kata kunci :
Napza (Rasyid)
Pasien sering membawa dan meminum obat-obatan yang menurutnya bisa membuat
hati bahagia, gembira, tenang, melupakan semua masalah dan tidak sedih. (eli)
Masalah :
Penyalahgunaan napza (eli)
Step 2
Pertanyaan
1. Jenis jenis napza? (rasyid)
2. Faktor apa saja yang membuat seseorang berminat menggunakan napza? (Arini)
3. Apa saja penyebab penyalahgunaan NAPZA ? (desi)
4. Why after taking medication, the patient spasms and foam comes out of the mouth?
(eli)
5. Dampak penayalah gunaan narkotika (Fuji)
6. How are the side effect of the victims' drugs use ? (inge)
7. Bagaimana cara penanganan NAPZA sesuai golongannya (marlina)
8. Asuhan keperawatan pada pasien napza (mayang)
9. Mengapa pada orang yang minum obat-obatan terlarang seperti NAPZA bisa
Membuat hati bahagia, gembira, tenang dan melukapan semua masalahnya? (Rini)
10. Gejala klinis dari NAPZA ? ( Wanda )
11. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA
(tutik)
12. What definition of NAPZA? (Yeni Fitri)
Step 3
1. Jenis jenis napza? (rasyid)
Morfin , heroin , kokain , ganja ,kodein ,opiam/opium (Yeni Fitriani) Narkotika
Menurut UU No. 22 Tahun 1997 tentang narkotika, narkotika dikelompokkan
kedalam tiga golongan yaitu:
Jenis Napza:
1. Ganja/Mariyuana
2. Heroin/Putaw
3. Kokain/Crack
4. MDMA/Ecstasy
5. Methamphetamin
/shabu-shabu
6. Amphetamin
7. LSD
8. Sedativa
(Rini Liana)
2. Faktor apa saja yang membuat seseorang berminat menggunakan napza? (Arini)
a. Faktor Lingkungan : Kurang kehidupan beragama
b. Faktor Keluarga : komunikasi dengan orang tua kurang baik, orang tua acuh
c. Faktor Sekolah : sekolah kurang disiplin, adanya murid pengguna NAPZA
d.Faktor Teman Sebaya : mendapat ancaman atau ajakan dari teman untuk
mengkonsumsi NAPZA
e. Faktor Sosial/Masyarakat : lemahnya penegak hokum (wanda)
4. Coba-coba / penasaran
Dengan merasa tertarik melihat efek yang ditimbulkan oleh suatu zat yang dilarang,
seseorang dapat memiliki rasa ingin tahu yang kuat untuk mencicipi nikmatnya zat
terlarang tersebut. Jika iman tidak kuat, maka seseorang dapat mencoba ingin
mengetahui efek dari zat terlarang. Tanpa disadari dan diinginkan orang yang sudah
terkena zat terlarang itu akan ketagihan dan akan melakukannya lagi berulang-ulang
tanpa bisa berhenti.
5. Menyelesaikan Masalah
Orang yang dirudung banyak masalah dan ingin lari dari masalah dapat terjerumus
dalam pangkuan narkotika, narkoba atau zat adiktif agar dapat tidur nyenyak atau jadi
gembira ria dan kemudian merasa masalahnya terselesaikan sejenak.
6. Mencari Tantangan / Kegiatan Beresiko
Bagi orang-orang yang senang dengan kegiatan yang memiliki resiko tinggi dalam
menjalankan aksinya ada yang menggunakan obat terlarang agar bisa menjadi yang
terhebat, penuh tenaga dan penuh percaya diri. (inge)
4. Why after taking medication, the patient spasms and foam comes out of the mouth?
(eli)
Pada pecandu narkoba. Narkoba harus dikonsumsi setiap hari yaitu bisa melewati
pernafasan, saluran darah maupun di minum. Karena narkoba sudah candu bagi
penggunaya maka Disetiap harinya seseorang itu akan menambahkan dosis dalam
mengonsumsi. Sehingga tanpa sadar seseorang tersebut menjadi overdosis obat
sehingga keluarlah busa pada mulut pengguna narkoba tersebut (arini)
6. How are the side effect of the victims' drugs use ? (inge)
Efek psikologis
Ketika seseorang dilanda sakit atau stres, mereka akan mulai ketergantungan dan
merasa nyaman saat menggunakan narkoba. Secara psikologis, rasa 'ingin' untuk
mengonsumsi narkoba ini menimbulkan perilaku obsesif.
Mereka cenderung mencoba berbagai cara agar obat sampai di tangan dan segera
untuk mengonsumsinya. Berikut efek psikologis dari pecandu narkoba.
- Perubahan suasana hati yang liar, depresi, kecemasan, paranoia, kekerasan
- Tidak merasa bahagia
- Komplikasi penyakit mental
- Halusinasi
- Kebingungan
- Toleransi psikologis
- Keinginan untuk terlibat dalam perilaku berisiko
Efek Fisik
Dampak fatal penyalahgunaan narkoba adalah peningkatan statistik kematian.
Mirisnya, anak-anak yang lahir dari seorang ibu pecandu narkoba bisa memengaruhi
kognitif anak sepanjang hidup.
Tidak hanya dua hal tersebut, berikut efek fisik yang diterima oleh para pecandu
narkoba.
- Risiko HIV, hepatitis, dan penyakit lainnya
- Gangguan hingga masalah serangan jantung
- Sakit perut, muntah, sembelit, diare
- Ginjal dan kerusakan hati
- Kejang, stroke, kerusakan otak
- Perubahan nafsu makan
- Pola tidur berubah
- Suhu tubuh yang tidak stabil (desi)
7. Bagaimana cara penanganan NAPZA sesuai golongannya (marlina)
Bagaimana cara penanganan NAPZA sesuai golongannya(marlima)
Untuk beberapa golongan bisa menggunakan penanganan yaitu sebagai berikut :
• Detoksifikasi. Detoksifikasi adalah tahap di mana dokter memberikan obat
tertentu yang bertujuan untuk mengurangi gejala putus obat (sakau) yang muncul.
Sebelum pasien diberikan obat pereda gejala, dokter terlebih dahulu akan memeriksa
kondisinya secara menyeluruh.
• Terapi perilaku kognitif. Pada tahap ini, pasien akan dibantu psikolog atau
pskiater berpengalaman. Terapis terlebih dahulu akan melakukan pemeriksaan kondisi
guna menentukan tipe terapi yang sesuai. Beberapa tujuan dilakukannya terapi
perilaku kognitif, antara lain adalah untuk mencari cara mengatasi keinginan
menggunakan obat disaat kambuh, dan membuat strategi untuk menghindari dan
mencegah kambuhnya keinginan menggunakan obat.
• Bina lanjut. Tahap ini memungkinkan pasien ikut serta dalam kegiatan yang
sesuai dengan minat. Pasien bahkan dapat kembali ke sekolah atau tempat kerja,
namun tetap dalam pengawasan terapis. ( arini)
11. Apa saja upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA
(tutik)
1.Memberikan layanan informasi tentang kesehatan dan
sosialisasi masalah NAPZA.
2.Mengadakan razia dan mengontrol
3.pihak kepolisian mengadakan sosialisasi
tentang bahaya NAPZA.
4.Melakukan konseling individual.
5.Berhenti dari pengaruh obat-obatan
6.Menghindari teman-teman pemakai
7.Mengaktifkan diri dalam kegiatan yang positif seperti menjadi
anggota remaja masjid. (Marlina)
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan
melakukan intervensi.Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang
mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan
intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.Upaya pencegahan ini
dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh
kembang anak dapat diatasi dengan baik.
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan
NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.
(Yeni Fitriani)
Upaya untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan NAPZA:
Di lingkungan keluarga: Mengasuh anak dengan baik, penanaman disiplin yang baik,
ajarkan perbedaan hal yang baik dan buruk, mengembangkan kemandirian, memberi
kebebasan bertanggung jawab dan menghargai anak, meluangkan waktu bersama,
ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat supaya anak betah di rumah serta
mengembangkan harga diri anak.
5. Di sekolah: Memberikan edukasi pada siswa tentang bahaya penyalahgunaan
NAPZA, melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan penanggulangan
NAPZA di sekolah, meningkatkan waktu BK, membentuk citra positif serta
mengembangkan ketrampilan positif untuk menghindari pemakaian NAPZA,
menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan membina hubungan yang
harmonis antara guru & murid.
6. Di lingkungan masyarakat: menumbuhkan perasaan kebersamaan di tempat tinggal,
sehingga masalah dapat diselesaikan secara terbuka dan bersama sama, melibatkan
semua unsur masyarakat dalam mencegah penyalahgunaan NAPZA, memberikan
penyuluhan hukum yang berkaitan dengan NAPZA. (wanda)
Pencegahan penyalahgunaan napza
1. Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau program
pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota
masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali.
Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan
kegitanan masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata
sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk memperoleh
kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk program yang ditawrkan
antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar, kelompok
olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya paling
tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh
pemerintah.
2. Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini
ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba
agar mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak
tertarik untuk menyalahgunakannya.
Contoh kegiatan:
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
b. Penyuluhan seluk beluk narkoba Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat
memberikan informasi, pada penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan
sesi tanya jawab. c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya
c. Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok masyarakat agar
upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam masyarakat ini menjadi lebih
efektif.
d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi narkoba di
masyarakat. Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait seperti
polisi, Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),
Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan dan sebagainya.
3. Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini ditujukan
kepada para peakai narkoba.Tujuan dari program ini adalah mebantu mengobati
ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba,
sekaligus menghentikan peakaian narkoba. Bentuk kegiatan yang yang dilakukan
dalam program pengobat ini adalah:
a) Penghentian secara langsung;
b)Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan pemakaian narkoba
(detoksifikasi);
c) Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian narkoba;
d) Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama narkoba seperti
HIV/AIDS, Hepatitis B/C, sifilis dan lainnya.
e) Selain itu ancaman penyakit lainnya seperti HIV/AIDS juga ikut mempengaruhi,
walaupun bisa sembuh dari ketergantungan narkoba tapi apabila terjangkit penyakit
seperti AIDS tentu juga tidak dapat dikatakan berhasil.
4. Rehabilitatif
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang
ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif.
Tujuannya agar ia tidak memakai dan bisa bebas dari penyakit yang ikut
menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba.
5.Represif
Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar,
pengedar dan pemakai narkoba secara hukum. Program ini merupakan instansi
peerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi aupun
distribusi narkoba. Instansi yang terkait dengan program ini antara lain polisi,
Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea
Cukai, Kejaksaan, Pengadilan. (eli)
12. What definition of NAPZA? (Yeni Fitri)
NAPZA merupakan akronim dari Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya yang
merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan dan
kejiwaan.
NAPZA secara umum merupakan zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan ke dalam
tubuh baik secara oral (diminum, dihisap dan dihirup) maupun disuntik dapat
mempengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang. Hal ini dapat
menimbulkan gangguan keadaan sosial yang ditandai dengan indikasi negatif, waktu
pemakaian yang panjang dan pemakaian yang berlebihan. (eli)
Li
DIAGNOSA
Risiko mutilasi diri b.d gangguan kepribadian d.d meminum obat obatan napza
KRITERIA HASIL
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam maka control diri
meningkat dengan kriteria hasil :
• Perilku melukai diri (5)
• Perasaan depresi (5)
• Perilaku agresif/amuk ( 5)
INTERVENSI
Strategi Pertemuan 1- klien :
a. Mendiskusikan dampak penggunaan NAPZA bagi kesehatan, cara meningkatkan
motivasi berhenti, dan cara mengontrol keinginan.
b. Melatih cara meningkatkan motivasi dan cara mengontrol keinginan
c. Membuat jadwal latihan
intervensi keperawatan :
a. Identifikasi rasa nagih muncul
b. Ingat diri sendiri, rasa nagih normal muncul saat kita berhenti
c. Ingatlah rasa nagih seperti kucing lapar, semakin lapar, semakin diberi makan
semakin sering muncul
d. Cari seseorang yang dapat mengalihkan dari rasa nagih
e. Coba menyibukkan diri saat rasa nagih dating
f. Tundalah penggunaan sampai beberapa saat
g. Bicaralah pada seseorang yang dapat mendukung
h. Lakukan sesuatu yang dapat membuat rileks dan nyaman,
i. Kunjungi teman-teman yang tidak menggunakan narkoba
j. Tontonlah video, ke bioskop atau dengar musik yang dapat membuat rileks
k. Dukunglah usaha anda untuk berhenti sekalipun sering berakhir dengan
menggunakan lagi
Sp1-P
1) Membina hubungan saling percaya
2) Mendiskusikan dampak NAPZA
3) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
4) Mendiskusikan cara mengontrol keinginan
5) Latihan cara meningkatkan motivasi
6) Latihan cara mengontrol keingan
7) Membuat jadwal aktivitas
Sp 2-P
1) Mendiskusikan cara menyelesaikan masalah
2) Mendiskusikan cara hidup sehat
3) Latihan cara menyelesaikan masalah
4) Latihan cara hidup sehat
5) Mendiskusikan tentang obat (ARSET)
Resiko mutilasi diri b.d disfungsi proses keluarga : perceraian, HDR, dan
perkembangan remaja
Ds : Kakak pasien mengatakan orang tua pasien bercerai, pasien putus sekolah,
Do : mulai bergaul dengan orang asing, sering keluar rumah tanpa pamit, hasil tes urin
positif NAPZA
Intervensi
Observasi :
-Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
-Identifikasi isyarat verbal-nonverbal
-Identifikasi hubungan antar apa yang dirasakan dan perilaku
-Identifikasi pemahaman tentang keputusan keperawatan setelah pulang
Teraupetik :
-Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga
-Diskusi rencana medis dan perawatan
-
Diskusikan perilaku kesehatan yang ingin dirubah
-Fasilitasi pengungkapan pengalaman emosional yang menyakitkan
Edukasi :
-
Anjurkan menuliskan tujuan sendiri
-Informasikan kemajuan pasien secara berkala (wanda)
Pengkajian :
Identitas Klien
Nama : An.Y
jenis kelamin : Laki-laki
umur : 15 Tahun
pekerjaan: : -
status : Belum menikah
Alamat : -
Nama perawat. : -
Alasan Masuk dan Faktor prespitasi
Pasien mengalami kejan, keluar busa dari mulut setelah minum obat. Kakak pasien
mengatakan tidak tahu obat apa yang diminum adiknya, namun sering menjumpai
adiknya membawa dan minum obat-obatan yang menurut adiknya bisa membuat hati
bahagia, gembira, tenang, melupakan semua masalah dan tidak sedih.Konsep Diri
Citra tubuh : klien merasa tubuhnya baik-baik saja
Identitas : klien kurang puas terhadap dirinya
Peran : klien anak keberapa dari berapa saudara
Ideal diri : klien menginginkan keluarga dan orang lain menghargainya
Harga diri : kurangnya penghargaan keluarga terhadap perannya
Hubungan sosial
Banyak mengurung diri dalam kamar, menghindari bertemu anggota keluarga lainnya
karena takut ketahuan, da menolak makan bersama. Bersikap tidak ramah, kasar
terhadap anggota keluarga lainnya, dan mulai suka berbohong.
Status Mental
Penampilan
Tidak rapi, tidak sesuai dan cara berpakaian todak seperti biasanya
2) Pembicaraan
Kaji cara bicara klien apakah cepat, keras, gagap, apatis, lambat atau
membisu. Biasanya klien menghindari kontak mata langsung, berbohong atau
memanipulasi keadaan, benggong/linglung.Faktor Predisposisi
Kedua orang tua pasien bercerai, pasien putus sekolah, mulai bergaul dengan orang –
orang asing, sering keluar rumah tanpa pamit.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: klien dengan pengguna napza biasanya akan dijumpai kondisi yang
disebut intoksikasi (teler) yang menyebabkan perubahan memori, perilaku, kognitif,
alam perasaan dan kesadaran.
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : hipotensi/normal
Nadi : takikardi
Suhu : meningkat, berhubungan dengan gangguan keseimbangan cairan elektrolit
Pernafasan : sesak nafas, nyeri dada
Berat badan : mengalami penurunan akibat nafsu makan menurun
Keluhan fisik : mengantuk, nyeri, tidak bisa tidur, kelelahan.
Psikososial
Genogram
Genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan
keluarga. Menjelaskan : seseorang yang berada dalam disfungsi keluarga akan
tertekan dan ketertekanan itu dapat merupakan faktor penyerta bagi dirinya terlibat
dalam penyalahgunaan/ketergantungan NAPZA.
Aktivitas Motorik
Kelambatan : hipoaktifitas (lesu), katalepsi (gangguan kesadaran)
Peningkatan : gelisah, TIK, grimasen (gerakan otot muka yang berubah-ubah, tidak
dapat dikontrol), tremor, kompulsif (kegiatan yang dilakukan berulang)
Afek dan Emosi
Afek : tumpul (datar) dikarenakan terjadi penurunan kesadaran
Emosi : klien dengan penyalahgunaan NAPZA biasanyamemiliki emosi yang
berubah-ubah (cepat marah, depresi, cemas, eforia)
Interaksi Selama Wawancara
Kontak mata kurang dan cepat tersinggung. Biasanya klien akan menunjukan curiga
Persepsi
Biasanya klien mengalami halusinasi
Proses Pikir
Klien pecandu ganja mungkin akan banyak bicara dan tertawa sehingga menunjukkan
tangensial. Beberapa NAPZA menimbulkan penurunan kesadaran, sehingga kien
mungkin kehilangan asosiasi dalam berkomunikasi dan berpikir.
Sumber Koping
Yang sangat dibutuhkan untuk membantu individu terbebas dari peyalahgunaan zat
yaitu kemampuan individu untuk melakukan komunikasi yang efektif, ketrampilan
menerapkan sikap asertif dalam kehidupan sehari-hari, perlunya dukungn sosial yang
kuat, pemberian alternative kegiatan yang menyenangkan, ketrampilan melakukan
teknik reduksi stress, ketrampilan kerja dan motivasi untuk mengubah perilaku.
Mekanisme koping
Individu dengan penyalahgunaan zat seringkali mengalami kegagalan dalam
mengatasi masalah. Mekanisme koping sehat dan individu tidak mampu
mengembangkan perilaku adaptif.
Mekanisme Pertahanan Ego
Pertahanan ego yang digunakan pada individu penyalahgunaan zat meliputi
penyangkalan terhadap masalah, rasionalisasi, projeksi, tidak tanggung jawab
terhadap perilakunya, dan mengurangi jumlah alkohol atau obat yang digunakan.
intervensi
Periksa status mental
Diskusikan tingkat toleransi
Terhadap beban sensori
Batasi stimulus lingkungan
Jadwalkan aktivitas harian
Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus
Sediakan sarana yang aman dan nyaman untuk pelasanaan ibadah
Fasilitasi penggunaan ibadah sebagai koping
Fasilitasi penuntunan ibadah oleh keluarga dan atau rohaniawan
(eli)
Keluarga
Sp1-K
1) Mendiskusikan masalah yang dialami
2) Mendiskusikan tentang NAPZA
3) Mendiskusikan tahapan penyembuhan
4) Mendiskusikan cara merawat
5) Mendiskusikan kondisi yang perlu dirujuk
6) latihan cara merawat
Sp2-K
1) Mendiskusikan cara meningkatkan motivasi
2) Mendiskusikian pengawasan dalam minum obat (inge)
Dx:Risiko harga diri rendah kronis b.d kurang mendapat kasih sayang
DS :klien mengatakan orang tuanya bercerai,kakak pasien mengatakan tidak tau obat
yang diminum adiknya ,klien mengatakan putus sekolah ,mulai bergaul dengan orang
asing ,sering keluar rumah tanpa pamit
DO: hasil tes urine positif narkoba
Etiologi : kurang mendapat kasih sayang
Masalah: Risiko harga diri rendah kronis
SLKI:
1.harga diri 3
2.perasaan tidak berharga 3
3.pikiran mencederai diri 3
4.penyalahgunaan zat 3
SIKI:
1.Diskusikan persepsi negatif diri
2.jelaskan kepada kekuarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif
diri pasien
3.anjurkan mengevaluasi perilaku
4.latih cara berfikir dan berprilaku positif (desi)
Diagnosa
Ketidakefektifan koping individu b.d penyalahgunaan zat
Penurunan koping keluarga b.d penyalahgunaan zat, perceraian
Intervensi
Dx. 1
Ketidakefektifan koping individu b.d penyalahgunaan zat
- Bantu kontrol marah
- Dukungan emosional
- Manajemen perilaku : menyakiti diri
- Peningkatan peran
- Penignkatan tidur
- Pencegahan pengunaan zat terlarang
- Pemberian obat
- Peningkatan harga diri
- Relaksasi otot progresif
- Fasilitasi meditasi
Dx. 2
Penurunan koping keluarga b.d penyalahgunaan zat, perceraian
Intervensi
Dukungan koping keluarga
- Identifikasi respon emosional terhadap kondisi saat ini
- Identifikasi beban prognosis secara psikologis
- Dengarkan masalah, perasaan dan pertanyaan keluarga
- Terima nilai-nilai keluarga dengan tidak meghakimi
- Informasikan kemajuan pasien secara berkala (lia)
NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/ zat/ obat yang
bila masuk ke dalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/
susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan
fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan
(dependensi) terhadap NAPZA.
(Sumber : Qomariyatus sholihah,2015, Efektivitas program pencegahan terhadap
penyalahgunaan NAPZA, universitas negri semarang)(marlina)
NAPZA adalah zat adiktif yang mempengarui kondisi kejiwaan atau psikologi
seseorang (pikiran, perasaaan, dan perilaku). Serta dapat menimbulkan
ketergantungan fisik maupun psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA adalah
narkotika, psikotropika, zat adiktif dan lainnya.
Penyalahgunaan NAPZA adalah kondisi dimana zat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menekan susunan saraf
pusat sehingga menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, fisik, dan mental,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.(fuji)
Napza adalah singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat adiktif lainya.
Napza mencakup segala macam zat yang disalah gunakan untuk Gitting, mabuk, fly
atau high, yang dapat mengubah tingkat kesadaran seseorang. Termasuk dalam Napza
adalah obat perangsang, penenang, penghilang rasa sakit, pencipta ilusi atau
psikotropika, dan zat-zat yang tidak termasuk obat namun dapat disalahgunakan
(misalnya alkohol atau zat yang bisa dihirup seperti bensin, lem, tinner, dan lain-
lainya(tutik)
Menurut Budiarta (2000)
Napza merupakan zat atau obat yang berasal dari tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi bahkan menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
Napza pada dasarnya merupakan jenis obat atau zat yang berguna bagi perkembangan
ilmu pengetahuan dan kesehatan seperti terapi, contohnya adalah morfin, opium,
sabu-sabu (amfetamina), PCP (halusinogen) dan lain-lain (Rojak, 2005). (rasid)
Narkotika adalah suatu zat atau obat yg berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik
sintetis maupun semisintetis yg dpt menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan ( Undang-undang RI No.22 thn 1997 ttg Narkotika)
Psikotropika adalah suatu zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
Zat adiktif lain adalah bahan/zat yg berpengaruh psikoaktif diluar yang disebut
Narkotika dan Psikotropika.
Sumber : Kusumawaati, Farida, 2010, Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Salemba Medika
(arini)
Diskusikan skenario diatas menggunakan seven jump step.
1. Jelaskan istilah yang belum anda ketahui. Jika masih terdapat istilah yang belum jelas,
cantumkan sebagai tujuan pembelajaran kelompok.
2. Carilah masalah yang harus anda selesaikan.
3. Analisis masalah tersebut dengan brainstorming agar kelompok memperoleh
penjelasan yang beragam mengenai persoalan yang didiskusikan, dengan
menggunakan prior knowledge yang telah anda miliki.
4. Cobalah untuk menyusun penjelasan yang sistematis atas persoalan yang anda
diskusikan.
5. Susunlah persoalan-persoalan yang belum bisa diselesaikan dalam diskusi tersebut
menjadi tujuan pembelajaran kelompok (Learning issue/ learning objectives).
6. Lakukan belajar mandiri untuk mencapai informasi yang anda butuhkan guna
menjawab Learning issue yang telah anda tetapkan.
7. Jabarkan temuan informasi yang telah dikumpulkan oleh anggota kelompok,
sintesakan dan diskusikan temuan tersebut agar tersusun penjelasan yang menyeluruh
(komprehensif) untuk menjelaskan dan menyelesaikan masalah
a. Daftar pustaka
Beck, CM, Rawlins and William, SR. (1996).Mental Health Psychiatric Nursing, A Holistic
Life – Cycle Approach. St. Louis : Mosby Co.Fortinash,
Frederic H. Martini. (2001). Fundamentals of Anatomy & Physiology. Ed.5. Prentice Hall:
Philadelpia: Elsevier.
Guyton, A.C. (1998). Buku ajar fisiologi kedokteran guyton. Jakarta: EGC.
Potter, P.P & Perry, A.G. (2005). Fundamental of nursing (6th Ed). St. Louis Missouri:
Mosby.
Rod A seeley et all. (2003). Anatomy & Physiologi. Ed.6. McGraw- Hill Companies:
New York
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2007). Buku ajar keperawatan medical bedah brunner &
suddart. Jakarta: EGC.
Stuart, G. W. & Laraia, M.T. (2005). Principle and practice of psychiatric nursing. (8th ed.).
Philadelphia, USA: Mosby, Inc.
Suliswati, dkk. (2005). Konsep dasar keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: EGC
Swanburg, R.C. (2000). Introduction management and leadership for clinical nurses.
Jones & Bartlett Publishers, Inc
Tomey, A.M. (2000). Guide to nursing management and leadership. (6th ed). St Louis:
Mosby.
Viedebeck, S.L. (2008). Buku ajar keperawatan jiwa. Alih bahasa oleh Renata Komalasari
dan Alfrina Hany. Jakarta: EGC
Yani, A. S. Hamid. (1998).Buku Saku : Keperawatan Jiwa. Alih Bahasa. Jakarta : EGC