Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN OSTEOMIELITIS
Suyanto
Learning Objectives
• Menjelaskan pengertian osteomielitis
• Menjelaskan etiologi osteomielitis
• Menjelaskan tanda dan gejala osteomielitis
• Menjelaskan patofisiologi osteomielitis
• Menjelaskan penatalaksanaan osteomielitis
• Menjelaskan pengkajian osteomielitis
• Menjelaskan problem keperawatan
• Menjelaskan intervensi keperawatan
Pengertian
• Osteomielitis merupakan infeksi berat pada
tulang dan jaringan sekitarnya yang
membutuhkan terapi segera (Halstead, 2004;
Maher, Salmond, & Pellino, 2002; Smeltzer &
Bare, 2006).
Klasifikasi
berdasarkan perjalanan penyakit
a. Ostemielitis Akut
• Onset osteomielitis dapat mendadak dengan
gejala infeksi lokal dan sistemik dan berlangsung
dalam waktu kurang dari satu bulan. Infeksi lokal
menunjukan gejala pada area terinfeksi berupa
bengkak, lembut dan hangat saat disentuh, nyeri
hebat saat digerakan, serta kemerahan.
Manifestasi secara sistemik berupa demam,
menggigil, lemah yang merupakan indikasi
septikimia, mual, dan berkeringat (Halstead,
2004; Kneale & Davis, 2008).
Lanjutan klasifikasi
b. Osteomielitis Kronis
Osteomielitis akut yang lebih dari satu bulan
sampai beberapa tahun dikategorikan
osteomielitis kronis. Osteomielitis kronik
didiagnosis jika infeksi sebelumnya berulang baik
yang telah diberikan terapi maupun tidak dan
terdapat nekrosis tulang yang berkaitan.
Manifestasi klinis sama dengan osteomielitis akut
tetapi intervalnya lebih sering disertai drainase
sinus pada area luka (Halstead, 2004; Kneale &
Davis, 2008; Maher, Salmond, & Pellino, 2002).
Klasifikasi
berdasarkan anatomis
a. Ostemielitis Medullar (Tipe I)
Lesi primer terjadi pada endoosteum yang terjadi pada kondisi
granulasi kronis, skar iskemik, dan sequestrum pada kanal medulla.
b. Osteomielitis Superfisial (Tipe II)
Permasalahan pada permukaan tulang karena terpaparnya tulang
oleh lingkungan luar pada kondisi fraktur terbuka dan ulkus
neuropati.
c. Ostemielitis Terlokalisir (Tipe III)
Osteomielitis terlokalisir menunjukan adanya kerusakan kulit
menyeluruh, kortikal sequestrum, sampai pada cavity. Osteomielitis
terlokalisir merupakan kombinasi dari osteomielitis medullar dan
superfisial.
d. Osteomielitis Difus
Osteomielitis difus merupakan kombinasi dari tipe I, II, dan III yang
mengakibatkan kerusakan pada jaringan keras dan lunak.
Klasifikasi
berdasarkan fisiologi host
a. A-Host
Kondisi host menunjukan respon normal secara
fisiologi dan pembedahan
b. B-Host
Kondisi host memiliki gejala lokal (BL), sistemik (BS),
atau kombinasi keduanya (BLS).
c. C-Host
Memerlukan tindakan suppressive atau tidak dilakukan
terapi, ketidakberdayaan, luka yang sulit sembuh,
terapi memberikan hasil lebih buruk daripada penyakit,
dan bukan kandidat pembedahan.
patogenesis

Luka penetrasi
langsung

Penyebaran
hematogen

pembedahan
• Respons inisial terhadap infeksi adalah salah
satu dari inflamasi, peningkatan Vaskularisas
dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombosis
pada pembuluh darah terjadi pada tempat
tersebut, mengakibatkan iskemia dengan
nekrosis tulang sehubungan dengan
peningkatan dan dapat menyebar ke jaringan
lunak atau sendi di sekitarnya, kecuali bila
proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian
akan terbentuk abses tulang.
Patogenesis osteomielitis hematogen
Penatalaksanaan
• Istirahat dan pemberian analgetik untuk
menghilangkan nyeri
• Pemberian cairan intra vena dan kalau perlu
tranfusi darah
• Istirahat local dengan bidai atau traksi
• Pemberian antibiotika secepatnya sesuai
penyebab
• Drainase bedah
Komplikasi

Penanganan yang lambat dan tidak adekuat


akan mengakibatkan nyeri berkepanjangan,
kehilangan fungsi, amputasi, dan kematian
(Maher, Salmond, & Pellino; 2002). Infeksi
kronis akan memberikan dampak secara
istemik sehingga mengakibatkan tingkat
morbiditas yang signifikan dan ketunadayaan.
Asuhan Keperawatan
a) Riwayat keperawatan
• Dalam hal ini perawat menanyakan faktor-
faktor resiko sehubungan dengan
osteomielitis. Hal-hal yang dikaji meliputi
umur, pernah tidaknya trauma, luka terbuka,
tindakan operasi khususnya operasi tulang,
dan terapi radiasi. Faktor-faktor tersebut
adalah sumber potensial terjadinya infeksi.
• Pasien yang datang dengan awitan gejala akut (mis. Nyeri
lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan
keluarnya pus dari sinus disertai nyeri, pembengkakan dan
demam sedang.
• kaji adanya faktor risiko (mis. Lansia, diabetes, terapi
kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau
bedah ortopedi sebelumnya.
• Pasien selalu menghindar dari tekanan didaerah tersebut
dan melakukan gerakan perlindungan.
• Pada osteomielitis akut, pasien akan mengalami kelemahan
umum akibat reaksi sistemik infeksi.
• Pemeriksaan fisik memperlihatkan adanya daerah
inflamasi, pembengkakan nyata, hangat yang nyeri tekan.
Cairan purulen dapat terlihat. Pasien akan mengalami
kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi.
• Pasien akan mengalami peningkatan suhu tubuh.
• Pada osteomielitis kronik, peningkatan suhu mungkin
minimal, yang terjadi pada sore dan malam hari.
c) Pemeriksaan Penunjang
1. pemeriksaan darah lengkap
2. pemeriksaan kultur
3. Ultrasound
4. Fotopolos (Rongten)
5. CT-Scan
6. MRI
MRI
Gambaran akumulasi radioaktif pada ankle kanan,
karakteristik pada osteomielitis
MRI
osteomielitis
pada os metacharpal digit 2
Problem of Nursing
• Nyeri akut
• Gangguan mobilitas fisik
• Risiko terhadap penyebaran infeksi

Anda mungkin juga menyukai