Anda di halaman 1dari 38

lESSON PLANS

PENCABUTAN IMPLANT

Mata Kuliah : MetodikKhusus


Program Studi : D-IV Kebidanan
DosenPengajar : Anita, SST, MPH
Pokok Bahasan : Subkutis/Implan (Pencabutan implan)
Anggota Kelompok 5 : 1. Barriah
1. FifinAyuIka Lestari
2. Rismayanti
3. SukmaQamarilAmriadi

SUMBER
Saifuddin, Abdul Bari, dkk. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi. 2006. Jakarta :
YBPSP
POGI,IDI,IBI,PKBI,PKMI,BKKBN,Kemkes RI. Buku panduan praktis pelayanankontrasepsi
Edisi ketiga. 2014. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Noviawati setya arum dkk. Panduan lengkap Pelayanan KB Terkini. 2011. Yogyakarta : Nuha
medika.
Meilani,dkk.2012.Pelayanan Keluarga Berencana. Fitramaya:Yogyakarta.
STANDAR
KOMPEtenSI
Mahasiswa mampu memahami, menguasi dan mampu mengimplementasikan teori-
teori pencabutan implant sesuai dengan standar operasional (SOP).

KOMPETENSI
DASAR
Mahasiswa ampu memahami tentang pelaksanaan pencabutan implant.

TUJUAN
PEMBELAJARAN
Melalui perkuliahan di kelas mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan tentang metode pencabutan implant dengan benar
b. Menjelaskan persiapan bahan dan peralatan dengan benar
c. Memberikan konseling sebelum pencabutan implant dengan benar
d. Menjelaskan Persiapan sebelum tindakan pencabutan implant dengan benar
e. Menjelaskan Tindakan sebelum pencabutan kapsul dengan benar
f. Menjelaskan tindakan pencabutan kapsul dengan benar
g. Menjelaskan tindakan setelah pencabutan kapsul dengan benar
h. Menjelaskan intruksi kepada klien perawatan luka dengan benar

DESKRIPSI MATERI
1. Metode pencabutan
2. Persiapan bahan dan peralatan
3. Konseling sebelum pencabutan
4. Persiapan sebelum tindakan
5. Tindakan sebelum pencabutan kapsul
6. Tindakan pencabutan kapsul
7. Tindakan setelah pencabutan kapsul
8. Instruksi kepada klien untuk melakukan perawatan luka dirumah

Kegiatan Media
Waktu Kegiatan pengajaran Metode
mahasiswa dan alat
PendahuluanMMembuka pelajaran
(± 3 ( ± 5 menit) 1.1. Mengucapkan Salam - Ceramah
1.2. Kontrak pembelajaran Mendengarkan - Ceramah
1.3. Menginformasikan pokok Memperhatikan - Ceramah
materi yang dibahas
- Ceramah
Penyajian 1. 1.Menjelaskan tentang
(± 15 menit) Pencabutan implan dengan cara:
a. Menggali pengetahuan
mahasiswa tentang Menjawab - Tanya
pencabutan implan pertanyaan Jawab
b. Memberi penguatan atas
jawaban yang telah
diberikan mahasiswa Memperhatikan - Ceramah
c. Mengklarifikasi jawaban
mahasiswa
d. Menjelaskan tentang
pengertian, tujuan dan Memperhatikan - Ceramah
prosedur pencabutan dan mencatat
implan Memperhatikan LCD & Ceramah
2. Menjelaskan dan Laptop
mendemonstrakan kepada
mahasiswa tentang prosedur
pencabutan implan sesuai
checklist dengan cara :
a. Menjelaskan sambil
mendemonstrasikan
prosedur pencabutan
implan Memperhatikan Media Stimulasi
b. Menyuruh mahasiswa praktek
untuk
mendemonstrasikan
prosedur pencabutan Mendemontrasika Media Stimulasi
implan n Praktek
c. Mengulangi
mempraktekkan prosedur
pencabutan implan
Mendemonstrasik Media Stimulasi
an dan Praktek
Memperhatikan
3.Penutup pertemuan
Penutup a. Memberi kesempatan kepada Mengajukan - Tanya
(± 10 menit) mahasiswa untuk bertanya pertanyaan jawab
tentang materi yang telah
diberikan
b. Mengevaluasi materi yang Menjawab - Ceramah
telah disampaikan pertanyaan &
demonstrasi
c. Menyimpulkan materi secara Memperhatikan - Ceramah
singkat dan mencatat
d. Menutup pertemuan Memperhatikan - Ceramah
e. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam - Ceramah

EVALUASI
Memberikan pertanyaan kepada semua mahasiswa tentang materi yang telah diajarkan
dan dipraktekkan.

LAMPIRAN

A. METODE PENCABUTAN
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit
kapsul telah digunakan sejak awal 1980an. Metode pencabutan ini secara rinci telah
dipublikasikan pada tahun 1990 oleh The Population Council dan dalam panduan untuk
Implan-2 dari WHO dan akan diuraikan secara lengkap pada bab ini.Sejak itu telah banyak
dilaporkan modifikasi dari metode standar pencabutan, misalnya metode ‘pop-out’ yang
diperkenalkan oleh Darney dan kawan-kawan pada tahun 1992. Kenyatan bahwa banyak
yang memikirkan untuk terus menyempurnakan metode pencabutan, sedang perubahan pada
metode pemasangan sangat sedikit, menunjukkan dengan jelas metode standar pencabutan
tidak seluruhnya sempurna.Pengamatan ini didukung oleh pengalaman dari berbagai negara.
Dibandingkan pemasangan, pencabutan lebih memerlukan kesabaran dan keahlian. Selain itu
pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau tidak menggunakan pola)
menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan waktu yang lama dan lebih
banyak perdarahan dibandingkan pada waktu pemasangan (Saifuddin, dkk. 2011 ).
Pada tahun 1993, Praptohardjo dan Wibowo mengenalkan metode baru untuk
pencabutan Implan-2 yaitu teknik “U”. Perbedaan yang besar antara teknik “U” dan teknik
standar adalah:
 Posisi insisi dari kulit, dan
 Pemakaian klem pemegang Implan-2, merupakan modifikasi klem yang digunakanuntuk
vasektomi tanpa pisau dimana diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 menjadi2,2 mm.

B. PERSIAPAN BAHAN DAN PERALATAN


Dalam melakukan persiapan, yang penting adalah alat-alat dalam kondisi baik
(misalnya klem harus dapat menjepit dengan kuat dan skalpel harus tajam). Periksa alat-alat
dan bahan yang akan dipakai sudah dalam keadaan steril atau DTT.
Peralatan yang diperlukan untuk setiap pemasangan adalah sebagai berikut:
 Meja periksa untuk tempat tidur klien
 Penyangga lengan atau meja samping
 Sabun untuk mencuci lengan
 Kain penutup operasi/duk steril (bersih) yang kering
 Dua mangkok steril atau DTT (satu untuk larutan antiseptik, dan satu lagi berisi larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi kapsul yang telah dicabut)
 Sepasang sarung tangan steril/DTT
 Larutan Antiseptik
 Anestesi lokal (konsentrasi 1% tanpa epinefrin)
 Tabung suntik (3 cc) dan jarum suntik dengan panjang 2,5-4 cm (nomer 22)
 Skalpel (pisau bedah) nomer 11
 Klem lengkung dan lurus (mosquito dan Crile)
 Band-aid atau kasa steril dengan plester
 Kasa pembalut
 Efinefrin untuk syok anafilaktik (harus selalu tersedia untuk keadaan darurat)
Bahan dan peralatan standar untuk pencabutan

C. KONSELING SEBELUM PENCABUTAN


Sebelum mencabut kapsul, ajak klien berbicara tentang alasannya ingin mencabut dan
jawab semua pertanyaannya. Tanyakan pada klien tentang tujuan reproduksinya (misalnya:
Apakah klien ingin mengatur jarak kehamilan atau membatasi kelahiran). Terangkan secara
ringkas proses pencabutan dan apa yang dapat diharapkan selama dan sesudah pencabutan.

D. PERSIAPAN SEBELUM TINDAKAN


Sebelum memulai tindakan, periksa untuk memastikan bahwa klien tidak alergi
terhadap obat anestesi.
Persiapan
LANGKAH 1.
Persilahkan klien untuk mencuci seluruh lengan dan tangan dengan sabun dan air
yang mengalir, serta membilasnya hingga bersih. Langkah ini sangat penting bila higienitas
klien buruk (kurang menjaga kebersihan dirinya untuk menjaga kesehatannya dan mencegah
penularan penyakit).
LANGKAH 2.
Beri alas bersih di tempat tidur klien (dan penyangga lengan atau meja samping, bila
digunakan) dengan kain bersih yang kering.

LANGKAH 3.
Persilahkan klien berbaring dengan lengan atas yang ada kapsul Implan-2 diletakkan
pada lengan penyangga atau meja samping. Lengan harus disangga denganbaik dan dapat
digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai oleh klinisi untuk
memudahkan pencabutan

Posisi Lengan

LANGKAH 4.
Raba kedua kapsul untuk menentukan lokasinya (Gambar 9-3). Untuk menentukan
tempat insisi, raba (tanpa sarung tangan) ujung kapsul dekat lipatan siku. Bila tidak dapat
meraba kapsul, lihat lokasi pemasangan pada rekam medik klien.
Petunjuk: Untuk memudahkan meraba kapsul, basahkan sedikit ujung jari dengan air sabun
atau larutan antiseptik seperti Savlon® atau Betadine®. Dengan cara ini dapat
menghilangkan gesekan antara ujung jari klinisi dengan kulit klien sehingga kapsul lebih
mudah diraba.

Meraba Kapsul

Meraba kapsul
LANGKAH 5.
Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat tanda pada kedua ujung setiap
kapsul dengan menggunakan spidol.

Memberi tanda pada kapsul


LANGKAH 6.
Siapkan tempat alat-alat dan buka bungkus steril tanpa menyentuh alat-alat
didalamnya.

E. TINDAKAN SEBELUM PENCABUTAN


LANGKAH 1.
Cuci tangan dengan sabun dan air, keringkan dengan kain bersih.

LANGKAH 2.
Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna
mencegah kontaminasi silang).

LANGKAH 3.
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.

LANGKAH 4.
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan klem steril atau DTT
untuk memegang kasa tersebut (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan,
hati-hati jangan sampai mengkontaminasi sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak
steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan
melingkar sekitar 8-13 cm (3-5 inci) dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai
tindakan. Hapus antiseptik yang berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.

LANGKAH 5.
Bila ada gunakan kain (doek) lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus
cukup lebar untuk memaparkan lokasi kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah
tempat kapsul dipasang dengan menggunakan kain steril (pilihan lain adalah dengan
menggunakan kain yang telah didekontaminasi, dicuci, dan dikeringkan di udara atau dengan
mesin pengering).

LANGKAH 6.
Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.

LANGKAH 7.
Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3
ml obat anestesi (1% tanpa epinefrin). Lakukan anestesi intrakutan pada tempat insisi akan
dibuat, kemudian depositkan 0,3 ml larutan anestesi sehingga timbul gelembung kecil pada
kulit. Masukkan jarum secara hati-hati ke subdermal sehingga berada di bawah ujung kapsul
(1 cm), tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikkan obat anestesi (kira-kira 0,5ml) untuk
mengangkat ujung kapsul.

Menyuntikkan anestesi dibawah kapsul


Tanpa mencabut jarum, geser ujung jarum dan masukkan ke bawah kapsul
berikutnya.Ulangi proses ini sampai seluruh ujung kedua kapsul terangkat. Jangan
menyuntikkan obat anestesi di atas kapsul karena akan membuat jaringan menjadi edema
sehingga kapsul sulit diraba. Bila perlu dapat ditambahkan lagi anestesi, selama
berlangsungnya proses pencabutan.Sebelum memulai, sentuh tempat insisi dengan ujung
jarum atau skalpel untuk memastikan obat anestesi telah bekerja.
Catatan: Untuk mencegah toksisitas, dosis total tidak boleh melebihi 10 ml (10 g/l) dari 1%
anestesi lokal tanpa epinefrin.

F. TINDAKAN PENCABUTAN KAPSUL


1. Metode Standar
LANGKAH 1.
Tentukan lokasi insisi yang mempunya jarak sama dari ujung bawah semua kapsul
(dekat siku), kira-kira 4 mm dari ujung bawah kapsul. Bila jarak tersebut sama maka insisi
dibuat pada tempat insisi waktu pemasangan. Sebelum menentukan lokasi, pastikan tidak ada
ujung kapsul yang berada di bawah insisi lama (hal ini untuk mencegah terpotongnya kapsul
saat melakukan insisi).

Lokasi insisi untuk pencabutan dengan metode standar

LANGKAH 2.
Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang (transversal) yang kecil lebih
kurang 4 mm dengan menggunakan skalpel. Jangan membuat insisi yang besar

Membuat insisi
Catatan: Bila akan memasang kembali satu set kapsul baru, biasanya insisi yang sama dapat
dipakai untuk mencabut kapsul yang lama dan memasang kapsul yang baru.

LANGKAH 3.
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat
tempat insisi.

LANGKAH 4.
Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak
pada luka insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung
(mosquito atau Crile) dengan lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung
kapsul dengan klem tersebut.

Menjepit Kapsul dengan klem lengkung

Catatan: Bila kapsul sulit digerakkan ke arah insisi, hal ini mungkin karena jaringan
(pembentukan jaringan fibrous) yang mengelilingi kapsul.
LANGKAH 5.
Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah ke
kulit, teruskan sampai berada di bawah ujung kapsul. Jepit kapsul, tarik ke luar dan bersihkan
ujung kapsul dari jaringan ikat yang melingkupinya.

LANGKAH 6.
Membebaskan kapsul dari jaringan ikat yang melingkupinya dapat dilakukan dengan
jalan menggosok-gosok kassa steril atau menorehkan belakang bisturi/skalpel untuk
memaparkan ujung kapsul Pastikan ujung kapsul bebas dari jaringan ikat sehingga dapat
dijepit dengan pinset.

Membuka jaringan ikat menggunakan kasa steril

Membersihkan kapsul dari jaringan ikat dengan skalpel


LANGKAH 7.
Jepit ujung kapsul yang terbebas dari jaringan ikat menggunakan klem peanatau
pinset anatomis sambil mengendorkan jepitan klem pertama pada batang kapsul kedua
Kapsul akan mudah dicabut oleh karena jaringan ikat yang mengelilinginya tidak melekat
pada karet silikon. Bila kapsul sulit dicabut, pisahkan secara hati-hati sisa jaringan ikat yang
melekat pada kapsul dengan menggunakan kasa atau skalpel.

Menjepit kapsul yang sudah terpapar dengan klem kedua

Mencabut kapsul

Catatan: Setelah kapsul berhasil dicabut, taruh dalam mangkok kecil yang berisi klorin 0,5%
untuk dekontaminasi sebelum dibuang. Pastikan kedua kapsul telah dicabut semuanya dan
perhatikan apakah ada bagian-bagian yang hilang. Kapsul yang utuh akan mengambang,
sedangkan kapsul yang putus akan tenggelam secara perlahan.

LANGKAH 8 .
Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah dicabut. Gunakan teknikyang sama
(LANGKAH 4 sampai 6) untuk mencabutkapsul berikutnya.Tunjukkan kedua kapsul
tersebut pada klien. Hal ini sangat penting untuk meyakinkan klien

2. MetodeTehnik “U“ klasik


Klem yang dipakai mencabut kapsul pada teknik ‘U’ merupakan modifikasi klem yang
digunakan untuk vasektomi tanpa pisau dimana diameter ujung klem diperkecil dari 3,5
menjadi 2,2 mm.

Klem pemegang implant


Untuk menggunakan teknik ini, raba tempat pencabutan secara hati-hati untuk
menentukan dan menandai kapsul. Selanjutnya cuci tangan dan pakai sarung tangan steril
atau DTT.Usap lengan dengan larutan antiseptik dan suntikkan obat anestesi lokal seperti
yang telah diuraikan sebelumnya (Persiapan dan Tindakan sebelum pencabutan).

LANGKAH 1.
Tentukan lokasi insisi pada kulit di antara kapsul 1 dan 2 lebih kurang 3 dan 4 lebih
kurang 5 mm dari ujung kapsul dekat siku.

Lokasi insisi pada tekhnik “U”

LANGKAH 2.
Buat insisi kecil (4mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan
menggunakan scalpel.
LANGKAH 3.
Masukkan ujung klem pemegang implant secara hati-hati melalui luka insisi (dengan
tekhnik ini tidak perlu memisahkan jaringan secara tumpul seperti pada metode standar).

LANGKAH 4.
Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar
kapsul.

LANGKAH 5.
Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan
jepit kapsul dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul lebih kurang 5 mm diatas
ujung bawah kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik kearah insisi dan balikkan pegangan klem
180° kearah bahu klien, untuk memaparkan ujung bawah kapsul.

Menjepit kapsul dan membalik klem

LANGKAH 6.
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilingi nya dengan menggosokkan
menggunakan kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah di cabut.
Bila tidak bias dengan kassa, boleh menggunakan scalpel.

LANGKAH 7.
Gunakan klem lengkung atau mosquito atau crille untuk menjepit kapsul yang sudah
terpapar. Lepaskan klem pemegang norplant dan cabut kapsul dengan pelan –pelan dan hati-
hati.
LANGKAH 8.
Pencabutan kapsul berikutnya adalah yang tampak paling mudah dicabut. Gunakan
teknik yang sama untuk mencabut kapsul berikutnya.

Menggeluarkan Kapsul

LANGKAH 9.
Lakukan langkah 2 hingga 8 pada kapsul kedua.

LANGKAH 10.
Rapatkan bekas diseksi pada kulit, kemudian tutup dengan kassa dan plester.

LANGKAH 11.
Tutup plester (luka diseksi) dengan kassa gulung untuk menjaga kebersihanluka dan
mencegah hematoma akibat perdarahan bawah kulit.

LANGKAH 12.
Persilahkan klien untuk duduk dan turun dari ranjang, kemudian antar kepetugas
untuk mendapatkan konseling dan asuhan mandiri pascapemasangan.

Kapsul yang sulit dicabut


Kadang-kadang satu atau beberapa kapsul sulit dicabut. Meskipun jaringan parut
telah dipotong secara tumpul, ujung kapsul tidak dapat didorong mendekati luka insisi atau
kapsul dipasang terlalu dalam (misalnya ke dalam jaringan subkutan atau jaringan lemak).
Bila ini terjadi, teknik ‘U’ dapat digunakan untuk mencabut kapsul tersebut. Cara lain, ikuti
langkahlangkah di bawah ini untuk mencabut kapsul.
LANGKAH 1.
Raba kedua ujung kapsul dengan jari telunjuk dan jari tengah. Letakkan jaritengah
pada ujung kapsul yang dekat bahu dan jari telunjuk pada ujung kapsul yang dekat siku,
kemudian dorong kapsul sedekat mungkin ke arah insisi.

LANGKAH 2.
Masukkan klem pean lengkung ke dalam luka insisi sampai ujung jepitan klemberada
di bawah kapsul dengan kedua jari tetap menekan ujung-ujung kapsul untuk memfiksasi.

Mendorong kapsul ke arah insisi

LANGKAH 3.
Jepit kapsul dari bawah dengan klem lengkung.

Menjepit kapsul dari bawah

LANGKAH 4.
Jangan mencoba untuk menarik kapsul keluar oleh karena ujung klem yang sekarang
masuk ke dalam luka insisi lebih kurang 1 sampai 2 cm. Lebih baik sambil meneruskan
mendorong ujung kapsul ke arah insisi, balikkan (flip) pegangan klem 180° kearah bahu
klien dan kemudian pegang klem dengan tangan yang berlawanan.
Membalikkan klem ke arah bahu

Catatan: Bila setelah klem dibalikkan, kapsul belum terlihat (LANGKAH 4) putar (twist)
klem 180° ke arah sumbu utamanya. Tarik klem hati-hati sehingga ujung kapsul terlihat pada
luka insisi dari sisi yang berlawanan dengan klem.

Memutar klem untuk menampakkan kapsul

LANGKAH 5.
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan menggosok-gosok
pakai kasa steril untuk memaparkan ujung kapsul. Cara lain bila jaringan ikat tidak bisa
dibuka dengan menggosok-gosok pakai kasa steril, dapat menggunakan skalpel.

LANGKAH 6.
Setelah jaringan ikat yang mengelilingi kapsul terbuka, gunakan klem kedua untuk
menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul dengan klem
kedua.

LANGKAH 7.
Sisa kapsul lain yang sulit dicabut dapat dicabut dengan menggunakan teknikyang
sama. Bila perlu dapat ditambahkan lagi anestesi lokal untuk mencabut sisa kapsul.
3. Metode Pencabutan Tekhnik “Pop Out”
Pada tahun 1992, Darney, Klaisle, dan Walker melaporkan metode pencabutan yang
sederhana untuk mencabut beberapa atau seluruh kapsul Norplant. Metode ini tanpa
menggunakan klem dan disebut teknik “Pop Out”. Teknik pencabutan ini dapat mengurangi
rasa sakit maupun perdarahan dan biasanya luka insisi lebih kecil. Demikian juga trauma
ataupun perdarahan di bawah kulit lebih sedikit dan jaringan parut yang terjadi lebih kecil
bahkan sering tidak tampak.Teknik ini akan mengurangi risiko kapsul robek selama tindakan
pencabutan. Satu-satunya kerugian dari teknik ini adalah tidak dapat dilakukan bila lokasi
kapsul tidak baik (misalnya tidak dalam pola kipas) pada waktu dipasang atau dipasang
terlalu dalam.
Untuk menggunakan teknik ini, raba tempat pencabutan secara hati-hati untuk
menentukan dan menandai kapsul. Selanjutnya cuci tangan dan pakai sarung tangan steril
atau DTT.Usap lengan dengan larutan antiseptik dan suntikkan obat anestesi lokal seperti
yang telah diuraikan sebelumnya (Persiapan dan Tindakan sebelum pencabutan).

LANGKAH 1.
Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu kapsulyang
lokasinya terletak di tengah-tengah dan mempunyai jarak yang sama dengan ujung kapsul
lainnya. Dorong ujung bagian atas kapsul (dekat bahu klien) yang telah dipilih tadi dengan
menggunakan jari.Pada saat ujung bagian bawah kapsul (dekat siku) tampak jelas di bawah
kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) di atas ujung kapsul dengan menggunakan skalpel.

Membuat Insisi
LANGKAH 2.
Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung
bagian bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah tempat
insisi.

Menempatkan posisi ujung bawah kapsul berada dibawah insisi

LANGKAH 3.
Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh ujung
kapsul. Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap
memegang kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk. Catatan : Bila akan menggunakan skalpel
untuk memotong jaringan ikat yang menutupi ujung bawah kapsul, harus hati-hati jangan
sampai kapsul ikut terpotong.

Memotong jaringan ikat


LANGKAH 4.
Tekan jaringan ikat yang sudah terpotong tadi dengan kedua ibu jari sehinggaujung
bawah kapsul tampil keluar.

Memaparkan ujung bawah kapsul


LANGKAH 5.
Tekan sedikit ujung kranial kapsul sehingga mencuat (pop out) padaluka insisi dan
dengan mudah dapat dipegang dan dicabut.

Memuncul kan kapsul (popping out)

Setelah kapsul pertama berhasil dicabut, kapsul berikutnya akan muncul dengan
menggunakan teknik yang sama.Kemungkinan tidak seluruh kapsul dapat dicabut dengan
teknik ini. Bila menemui kapsul yang sulit dicabut dengan teknik ini, gunakan metode
pencabutan yang lain. Setelah kedua kapsul berhasil dicabut dan dihitung kembali
jumlahnya, luka insisi ditutup dengan band-aid atau kasa steril dan plester. Pembalut tekan
biasanya tidak diperlukan karena teknik pop out ini tidak menyebabkan atau hanya sedikit
merusak jaringan (subdermal) di tempat pencabutan.
G. TINDAKAN SETELAH PENCABUTAN KAPSUL
a. Menutup luka insisi
1) Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian Impaln-2 lagi, bersihkan tempat
insisi dan sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem
untuk memegang kedua tepi luka insisi selama 10 sampai 15 detik untuk
mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian dilanjutkan dengan membalut
luka insisi.
2) Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band-aid/kasa steril dan
plester. Luka insisi tidak perlu dijahit, karena mungkin dapat menimbulkan
jaringan parut. Periksa kemungkinan adanya perdarahan.
b. Membuang sampah dan limbah
1) Sebelum melepas sarung tangan, masukkan alat-alat ke dalam kontainer berisi
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (lihat Lampiran C tentang cara membuat
larutan klorin dari bahan pemutih pakaian). Sebelum mencelupkan jarum dan
tabung suntik, isi dengan larutan klorin (jarum jangan dilepas dari tabung suntik).
Rendam semua alat selama 10 menit, kemudian segera bilas dengan air bersih
untuk mencegah terjadinya karat pada alat-alat logam.
2) Bila menggunakan kain penutup, harus dicuci sebelum digunakan kembali.
Masukkan kain penutup ke dalam kontainer yang berpenutup dan bawa ke tempat
cucian.
3) Dengan masih memakai sarung tangan, buang bahan-bahan yang terkontaminasi
(kapsul Implan-2, kasa, kapas, dan lain-lain) dalam kontainer yang anti bocor dan
diberi tanda, atau dalam kantong plastik.
4) Bila menggunakan sarung tangan sekali pakai, sebelum melepas sarung tangan
celupkan sebentar tangan yang masih memakai sarung tangan tersebut ke dalam
kontainer yang berisi larutan klorin, kemudian lepas sarung tangan hati-hati
dengan cara membalik dan buang ke kontainer untuk tempat sampah.
5) Bila menggunakan sarung tangan pakai ulang, sebelum melepas sarung tangan
celupkan sebentar tangan yang masih memakai sarung tangan tersebut ke dalam
larutan klorin untuk dekontaminasi bagian luar, kemudian lepas sarung tangan
dengan cara membalik untuk dekontaminasi bagian dalam. Untuk memastikan
kedua permukaan sarung tangan telah didekontaminasi, masukkan sarung tangan
tersebut ke dalam larutan klorin dan rendam selama 10 menit.
6) Cuci tangan dengan sabun.
7) Semua sampah yang dibuang harus dibakar atau ditanam.

8) INSTRUKSI KEPADA KLIEN UNTUK PERAWATAN LUKA DI RUMAH


a. Beritahu klien mungkin akan timbul memar, pembengkakan, dan kulit kemerahan
pada daerah pencabutan selama beberapa hari; keadaan ini normal.
b. Jaga luka insisi tetap kering dan bersih paling sedikit selama 48 jam (dapat terjadi
infeksi bila luka insisi basah pada waktu mandi).
c. Bila memakai pembalut tekan jangan dibuka selama 48 jam dan band-aid boleh
dibuka setelah luka insisi sembuh (biasanya 3 sampai 5 hari).
d. Klien dapat segera melakukan pekerjaan rutin. Hindari benturan atau tekanan pada
tempat insisi dan mengangkat beban yang berat.
e. Setelah sembuh, luka insisi boleh dicuci, disentuh dan dipegang.
f. Segera kembali ke klinik bila terdapat tanda-tanda infeksi seperti demam, radang
(kemerahan atau panas) di tempat insisi, atau sakit di lengan selama beberapa hari.
g. Beritahu klien kapan kembali ke klinik untuk perawatan tindak lanjut bila
diperlukan. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila klien mengalami masalah.
Jawab semua pertanyaan klien
h. Beritahu klien bahwa jaringan ikat di lengan (alur bekas tempat kapsul) mungkin
masih tetap terasa dan akan menghilang setelah beberapa bulan kemudian.
JOB SHEET

PENCABUTAN IMPLANT

Mata Kuliah : Metodik Khusus


Program Studi : D-IV Kebidanan
Dosen Pengajar : Anita, SST, MPH
Pokok Bahasan : Pencabutan Implant
Kelompok : 5 (Lima)
1. Barriah
2. Fifin Ayu Ika Lestari
3. Rismayanti
4. Sukma Qamaril Amriaadi

REFERENSI

Saifuddin, Abdul Bari, dkk. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi. 2006. Jakarta :
YBPSP
POGI,IDI,IBI,PKBI,PKMI,BKKBN,Kemkes RI. Buku panduan praktis pelayanankontrasepsi
Edisi ketiga. 2014. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Noviawati setya arum dkk. Panduan lengkap Pelayanan KB Terkini. 2011. Yogyakarta : Nuha
medika.
Meilani,dkk.2012.Pelayanan Keluarga Berencana. Fitramaya:Yogyakarta.

OBJEKTIF PERILAKU SISWA


Setelah melakukan Demonstrasi ini diharapkan mahasiswa mampu mempersiapkan alat
dan bahan yang di perlukan dengan benar serta dapat melakukan pencabutan implant
secara sistematis.

TEORI SINGKAT

Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit
kapsul telah digunakan sejak awal 1980an. Metode pencabutan ini secara rinci telah
dipublikasikan pada tahun 1990 oleh The Population Council dan dalam panduan untuk
Implan-2 dari WHO dan akan diuraikan secara lengkap pada bab ini.Sejak itu telah
banyak dilaporkan modifikasi dari metode standar pencabutan, misalnya metode ‘pop-out’
yang diperkenalkan oleh Darney dan kawan-kawan pada tahun 1992. Pada tahun 1993,
Praptohardjo dan Wibowo mengenalkan metode baru untuk pencabutan Implan-2 yaitu
teknik “U”. Perbedaan yang besar antara teknik “U” dan teknik standar.

PETUNJUK

1) Siapkan alat dan bahan secara lengkap sebelum tindakan dimulai.


2) Baca dan pelajari lembar kerja yang telah tersedia.
3) Perhatikan dan ikuti petunjuk.
4) Tanyakan pada kelompok apabila terdapat hal-hal yang tidak dimengerti atau
dipahami
5) Setelah pencabutan implant dilakukan dan akan diulangi oleh mahasiswa

KESELAMATAN KERJA
1) Pusatkan perhatian pada setiap langkah dan tindakan
2) Letakan semua peralatan pada tempat yang mudah dijangkau
3) Setiap langkah dikerjakan secara sistematis.
4) Sebelum melakukan tindakan pencabutan implant, harus mengetahui alasan ibu ingin
membuka implant-2
5) Selama melakukan tindakan jaga privasi ibu

PROSEDUR PELAKSANAAN

Persiapan

1. Pasien
Pastikan pasien sudah mencuci lengannya
2. Bidan
Dalam melakukan tindakan pencabutan implant, pastikan bidan sudah profesional.

Alat, bahan dan obat-obatan esensial

a. Alat :
1. Phantom lengan b. Bahan :
2. Meja kecil/ tempat tidur untk klien 1. Informed consent
3. Sarung tangan steril/ DTT 2. Obat-obatan esensial :
4. APD (masker dan scort) - Lidokain 1 ampul
5. Bak instrumen steril yang berisi : - Batadhin
- Duk steril
- Kassa steril
- Spuit 3 cc
- Bisturi atau Scapel (pisau bedah)
- Klem U
- Klem masquito dan crille
- Klem kecil
- Pincet
6. Kom betadhin
7. Band aid (Plester luka)
8. Bengkok
9. Bak clorin 0,5 %
10. Tempat sampah medis
11. Alat tulis
12. Kartu aseptor KB (K.I dan K.IV)
13. Safety box
PROSEDUR PELAKSANAAN

No Langkah-langkah Kerja dan Key Point Gambar


1. Siapkan alat dan bahan yang akan
digunakan.
 Key point
 Sebutkan masing-masing jenis alat
 Letakan alat dan bahan secara
ergonomis dan mudah dijangkau
oleh petugas.
Konseling Pra Pemasangan
2. Memberi salam dan sapa kepada ibu
 Key point
 Sapa ibu dengan sikap yang
ramah
 Perhatikan usia ibu
 Jelaskan pada ibu asuhan yang
akan kita berikan
Gunakan bahasa yang dimengerti
ibu
3. Tanyakan alasan klien untuk mencabut
Implan-2 dan rencana KB selanjutnya.
 Key Point
 Menanyakan alasan ibu mencabut
implant-2
 Tanyakan pada ibu rencana
penggunaan KB berikutnya.

4. Jelaskan proses pencabutan Implan-2 dan


rencana pasang ulang atau kondisi setelah
pencabutan
 Key Point
 Jelaslaskan pada ibu prosedur
pncabutan
 Tanyakan pada ibu tentang
rencana pemasangan ulang
implant-2
 Jelaskan kondisi setelah
pencabutan dilakukan.

5. Pastikan klien telah mencuci lengannya


sebersih mungkin.
 Key Point
 Persilahkan pasien untuk mencuci
lengan dan tangannya terlebih
dahulu dengan sabun dan
membilas dengan air mengalir.
6. Atur posisi lengan, tentukan lokasi kapsul
dan tempat insisi.
 Key Point
 Lengan harus bisa disangga dengan
baik dan dapat digerakkan lurus
atau sesuai posisi yang diinginkan
klinisi serta raba kapsul untuk
menentukan tempat insisi
 Jaga privasi pasien

7. Pastikan ketersediaan instrumen steril atau


DTT.
 Key Point
 Memastikan kembali kelengkapan
alat dan bahan.

8. Cuci dan keringkan tangan.


 Key point
 Cuci tangan sebelum tindakan dan
mengeringkan dengan handuk
bersih.

Pencabutan kapsul dengan Teknik Dorong dan Jepit


9. Suntikkan anestesi intrakutan dan
subdermal (bawah kapsul).
 Key point
 Setelah memastikan klien tidak
alergi dengan obat anestesi
 Menyuntikkan anestesi (lidokain
1%) tunggu sampai obat bereaksi
10. Uji efek anestesi dan lakukan 2-3 mm pada
kulit.
 Key point
 Lakukan tes efek obat sudah
bereaksi atau belum.
 Kemudian lakukan insisi pada
tempat yang sudah ditandai

11. Dorong kapsul ke luka insisi dan jepit


ujung kaudal dengan klem lengkung
(mosquito).
 Key point
 Dorong ujung kapsul sedekat
mungkin dengan luka insisi dengan
jari telunjuk dan jari tengah.
 Saat ujung kapsul tampak pada
luka insisi, masukkan klem
lengkung dengan lengkungan
jepitan mengarah ke atas,
kemudian jepit ujung kapsul
dengan klem tersebut dan
keluarkan secara hati-hati.

12. Bersihkan ujung kapsul (bebaskan dari


jaringan ikat) sehingga dapat dijepit
dengan pinset/pean.
 Key point
 Bersihkan dan buka jaringan ikat
yang mengelilingi kapsul dengan
cara menggosok-gosok pakai kasa
steril untuk memaparkan ujung
bawah kapsul.
 Jepit kapsl yang sudah terpapar
menggunakan klem kedua,
lepaskan klem pertama.

13. Keluarkan kapsul dari lapisan subdermal


dan letakkan di dalam wadah yang tersedia.

Keluarkan kapsul dari lapisan subdermal


dan letakkan di dalam wadah yang tersedia.
i
 Key point
 Setelah kapsul berhasil dicabut,
taruh dalam mangkok kecil yang
berisi klorin 0.5% untuk
dekontaminasi.
 Hitung dan lihat kondisi kapsul.
Kapsul yang utuh akan
mengembang sedang kapsul yang
putus akan tenggelam secara
perlahan-lahan.
14. Lakukan langkah yang sama untuk
mencabut kapsul kedua.
 Key point
 Lakukan langkah yang sama untuk
menabut kapsul kedua.

Pencabutan dengan Teknik Hand Pop Out


15. Suntikkan anestesi (0,3 cc) intrakutan di
tempat insisi dan subdermal (di bawah ¼
ujung kapsul).
 Key point
 Lakukan anastesi dan tunggu
sampai obat bereaksi.
16. Uji efek anestesi dan lakukan insisi 2-3
mm pada kulit.

 Key point
 Pastikan obat telah bekerja dan
lakukan insisi

17. Dorong kapsul hingga mencuat dari luka


insisi dan jepit ujung kaudal dengan klem
mosquito/pean lengkung.
 Key point
 Dorong ujung bagian atas kapsul
(dekat bahu klien) yang telah dipilih
dngan menggunakan jari.
 Saat ujung bagian bawah kapsul
tampak jelas dibawah kulit, lakukan
penekanan dengan menggunakan ibu
jari dan jari tangan lainnya pada
ujung bagian bawah kapsul.

18. Tarik kapsul ke luar dari luka insisi,


bersihkan ujung kapsul (dari jaringan ikat)
sehingga dapat dijepit dengan pinset/pean.
 Key point
 Masukkan ujung tajam skapel ke
dalam luka insisi sampai terasa
menyentuh ujung kapsul.
 Bila perlu, potong jaringan ikat yang
mengelilingi ujung kapsul sambil
tetap memegang kapsul dengan ibu
jari dan jari telunjuk/ jepit dengan
pinset.

19. Tarik ujung kapsul untuk


mengeluarkannya dari lapisan subdermal
dan letakkan kapsul pada tempatnya
 Key point
 Tekan sedikit ujung atas kapsul
(dekat bahu) sehingga kapsul
muncul (pop out) pada luka insisi
dan dengan mudah dapat dipegang
dan dicabut.

 Cabut kapsul dengan hati-hati.

20. Lakukan langkah yang sama untuk


mencabut kapsul kedua.
 Key point
 Lakukan teknik yang sama untuk
mencabut kapsul kedua.
Pencabutan kapsul dengan Teknik U Klasik
21. Lakukan anestesi lokal di tempat insisi dan
subdermal di bawah ujung kapsul dan
lakukan uji efek anestesi.
 Key point
 Setelah memastikan klien tidak
alergi dengan obat anestesi
 Menyuntikkan anestesi (lidokain
1%) tunggu sampai obat bereaksi
 Lakukan tes efek obat sudah
bereaksi atau belum.

22. Tentukan lokasi dan lakukan insisi pada


kulit untuk menjepit batang kapsul dengan
klem ‘U’ atau klem fiksasi.
 Key point
 Tentukan lokasi insisi pada kulit
diantara kapsul 1 dan 2 lebih kurang
5 mm dari ujung kapsul dekat siku.
 Buat insisi kecil (4 mm) memanjang,
sejajar diantara sumbu panjang
kapsul dengan skalpel.

23. Angkat klem ‘U’ dan presentasikan ujung


kapsul sehingga dapat dilakukan
pembebasan jaringan ikat di bagian
tersebut.
 Key point
 Masukkan ujung klem pemegang
implant-2 secara hati-hati melalui
luka insisi.
 Masukkan klem lebih dalam sampai
ujungnya menyentuh kapsul, buka
klem dan jepit kapsul dengan sudut
yang tepat pada sumbu panjang
kapsul lebih kurang 5 mm diats
ujung bawah kapsul.
 Bersihkan kapsul dari jaringan ikat
yang mengelilinginya dengan
menggosok-gosokan menggunakan
kassa steril untuk memaparkan ujung
bawah kapsul sehingga mudah
dicabut.

24. Tarik keluar ujung kapsul hingga seluruh


batang kapsul dapat dikeluarkan dan
letakkan kapsul tersebut pada mangkok.
 Key point
 Gunakan klem lengkung (masquito
dan crile) untuk menjepit kapsul
yang sudah terpapar. Lepaskan klem
pemegang implant-2 dan cabut
kapsul dengan pelan-pelan dn hati-
hati.
 Taruh kapsul yang telah dicabut
dalam mangkuk kecil yang berisi
klorin 0.5% untuk dekontaminasi
sebelum dibuang.
25. Lakukan langkah 2 hingga 8 pada
kapsul kedua
 Key point
 Pencabutan berikutnya gunakan
teknik yang sama.

Tindakan pasca pencabutan


26. Dekatkan ujung-ujung insisi, kemudian
tutup dengan band-aid
 Key point
 Dekatkan kedua tepi insisi
kemudian tutup dengan band-aid
(plester untuk luka ringan)
27. Beri balutan tekan pada tempat insisi
dan pemasangan kapsul
 Key point
 Gunakan klem untuk memegang
kedua tepi luka insisi selama 10-
15 detik untuk mengurangi
perdarahan dari luka insisi
 Kemudian lanjutkan dengan
membalut luka insisi.

28. Lakukan dekontaminasi peralatan dan


sampah medik
 Key point
 Membereskan alat dan melakukan
dekontaminasi peralatan.

29. Buang peralatan dan bahan habis pakai


ke tempatnya.
 Key point
 Membuang bahan bekas pakai ke
tempat sampah dan spuit ke safety
box.

30. Lepaskan sarung tangan dan rendam


dalam larutan klorin
 Key point
 Buka sarung tangan secara
terbalik ke dalam larutan klorin.
31. Cuci dan keringkan tangan petugas
 Key point
 Lakukan cuci tangan setelah
tindakan dan mengeringkan
dengan handuk bersih.

Konseling pasca pencabutan


32. Jelaskan cara merawat luka dan jadwal
kontrol
 Key point
 Beritahu klien jaga luka insisi
tetap kering dan bersih paling
sedikit selama 48 jam.
 Setelah sembuh, luka insisi boleh
dicuci dan disentuh dengan
tekanan normal.

33. Jelaskan kondisi yang menyebabkan


klien harus kembali ke klinik
 Key point
 Segera kembali ke klinik bila
terdapat tanda-tanda infeksi
seperti demam, radang pada
tempat insisi atau sakit di lengan
selama beberapa hari.
34. Observasi selama 5 menit sebelum klien
pulang.
 Key point
 Menilai kembali kondisi klien dan
luka insisi selama 5 menit
sebelum klien pulang.
35. Menutup pertemuan.
 Key point
Menutup pertemuan dengan
memberikan salam kepada klien.

EVALUASI :
1. Menanyakan kembali kepada mahasiswa tentang pencabutan implant
2. Meminta mahasiswa mengulang kembali cara pencabutan implant setelah
diperagakan oleh clinical instruktur
3. Meminta mahasiswa menarik kesimpulan
4. Memberikan tugas kelompok.

Anda mungkin juga menyukai