Pencabutan Implant Gabung
Pencabutan Implant Gabung
PENCABUTAN IMPLANT
SUMBER
Saifuddin, Abdul Bari, dkk. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi. 2006. Jakarta :
YBPSP
POGI,IDI,IBI,PKBI,PKMI,BKKBN,Kemkes RI. Buku panduan praktis pelayanankontrasepsi
Edisi ketiga. 2014. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Noviawati setya arum dkk. Panduan lengkap Pelayanan KB Terkini. 2011. Yogyakarta : Nuha
medika.
Meilani,dkk.2012.Pelayanan Keluarga Berencana. Fitramaya:Yogyakarta.
STANDAR
KOMPEtenSI
Mahasiswa mampu memahami, menguasi dan mampu mengimplementasikan teori-
teori pencabutan implant sesuai dengan standar operasional (SOP).
KOMPETENSI
DASAR
Mahasiswa ampu memahami tentang pelaksanaan pencabutan implant.
TUJUAN
PEMBELAJARAN
Melalui perkuliahan di kelas mahasiswa dapat :
a. Menjelaskan tentang metode pencabutan implant dengan benar
b. Menjelaskan persiapan bahan dan peralatan dengan benar
c. Memberikan konseling sebelum pencabutan implant dengan benar
d. Menjelaskan Persiapan sebelum tindakan pencabutan implant dengan benar
e. Menjelaskan Tindakan sebelum pencabutan kapsul dengan benar
f. Menjelaskan tindakan pencabutan kapsul dengan benar
g. Menjelaskan tindakan setelah pencabutan kapsul dengan benar
h. Menjelaskan intruksi kepada klien perawatan luka dengan benar
DESKRIPSI MATERI
1. Metode pencabutan
2. Persiapan bahan dan peralatan
3. Konseling sebelum pencabutan
4. Persiapan sebelum tindakan
5. Tindakan sebelum pencabutan kapsul
6. Tindakan pencabutan kapsul
7. Tindakan setelah pencabutan kapsul
8. Instruksi kepada klien untuk melakukan perawatan luka dirumah
Kegiatan Media
Waktu Kegiatan pengajaran Metode
mahasiswa dan alat
PendahuluanMMembuka pelajaran
(± 3 ( ± 5 menit) 1.1. Mengucapkan Salam - Ceramah
1.2. Kontrak pembelajaran Mendengarkan - Ceramah
1.3. Menginformasikan pokok Memperhatikan - Ceramah
materi yang dibahas
- Ceramah
Penyajian 1. 1.Menjelaskan tentang
(± 15 menit) Pencabutan implan dengan cara:
a. Menggali pengetahuan
mahasiswa tentang Menjawab - Tanya
pencabutan implan pertanyaan Jawab
b. Memberi penguatan atas
jawaban yang telah
diberikan mahasiswa Memperhatikan - Ceramah
c. Mengklarifikasi jawaban
mahasiswa
d. Menjelaskan tentang
pengertian, tujuan dan Memperhatikan - Ceramah
prosedur pencabutan dan mencatat
implan Memperhatikan LCD & Ceramah
2. Menjelaskan dan Laptop
mendemonstrakan kepada
mahasiswa tentang prosedur
pencabutan implan sesuai
checklist dengan cara :
a. Menjelaskan sambil
mendemonstrasikan
prosedur pencabutan
implan Memperhatikan Media Stimulasi
b. Menyuruh mahasiswa praktek
untuk
mendemonstrasikan
prosedur pencabutan Mendemontrasika Media Stimulasi
implan n Praktek
c. Mengulangi
mempraktekkan prosedur
pencabutan implan
Mendemonstrasik Media Stimulasi
an dan Praktek
Memperhatikan
3.Penutup pertemuan
Penutup a. Memberi kesempatan kepada Mengajukan - Tanya
(± 10 menit) mahasiswa untuk bertanya pertanyaan jawab
tentang materi yang telah
diberikan
b. Mengevaluasi materi yang Menjawab - Ceramah
telah disampaikan pertanyaan &
demonstrasi
c. Menyimpulkan materi secara Memperhatikan - Ceramah
singkat dan mencatat
d. Menutup pertemuan Memperhatikan - Ceramah
e. Mengucapkan salam penutup Menjawab salam - Ceramah
EVALUASI
Memberikan pertanyaan kepada semua mahasiswa tentang materi yang telah diajarkan
dan dipraktekkan.
LAMPIRAN
A. METODE PENCABUTAN
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit
kapsul telah digunakan sejak awal 1980an. Metode pencabutan ini secara rinci telah
dipublikasikan pada tahun 1990 oleh The Population Council dan dalam panduan untuk
Implan-2 dari WHO dan akan diuraikan secara lengkap pada bab ini.Sejak itu telah banyak
dilaporkan modifikasi dari metode standar pencabutan, misalnya metode ‘pop-out’ yang
diperkenalkan oleh Darney dan kawan-kawan pada tahun 1992. Kenyatan bahwa banyak
yang memikirkan untuk terus menyempurnakan metode pencabutan, sedang perubahan pada
metode pemasangan sangat sedikit, menunjukkan dengan jelas metode standar pencabutan
tidak seluruhnya sempurna.Pengamatan ini didukung oleh pengalaman dari berbagai negara.
Dibandingkan pemasangan, pencabutan lebih memerlukan kesabaran dan keahlian. Selain itu
pemasangan yang tidak baik (misalnya terlalu dalam atau tidak menggunakan pola)
menyebabkan pencabutan dengan metode apapun akan memakan waktu yang lama dan lebih
banyak perdarahan dibandingkan pada waktu pemasangan (Saifuddin, dkk. 2011 ).
Pada tahun 1993, Praptohardjo dan Wibowo mengenalkan metode baru untuk
pencabutan Implan-2 yaitu teknik “U”. Perbedaan yang besar antara teknik “U” dan teknik
standar adalah:
Posisi insisi dari kulit, dan
Pemakaian klem pemegang Implan-2, merupakan modifikasi klem yang digunakanuntuk
vasektomi tanpa pisau dimana diameter ujung klem diperkecil dari 3,5 menjadi2,2 mm.
LANGKAH 3.
Persilahkan klien berbaring dengan lengan atas yang ada kapsul Implan-2 diletakkan
pada lengan penyangga atau meja samping. Lengan harus disangga denganbaik dan dapat
digerakkan lurus atau sedikit bengkok sesuai dengan posisi yang disukai oleh klinisi untuk
memudahkan pencabutan
Posisi Lengan
LANGKAH 4.
Raba kedua kapsul untuk menentukan lokasinya (Gambar 9-3). Untuk menentukan
tempat insisi, raba (tanpa sarung tangan) ujung kapsul dekat lipatan siku. Bila tidak dapat
meraba kapsul, lihat lokasi pemasangan pada rekam medik klien.
Petunjuk: Untuk memudahkan meraba kapsul, basahkan sedikit ujung jari dengan air sabun
atau larutan antiseptik seperti Savlon® atau Betadine®. Dengan cara ini dapat
menghilangkan gesekan antara ujung jari klinisi dengan kulit klien sehingga kapsul lebih
mudah diraba.
Meraba Kapsul
Meraba kapsul
LANGKAH 5.
Pastikan posisi dari setiap kapsul dengan membuat tanda pada kedua ujung setiap
kapsul dengan menggunakan spidol.
LANGKAH 2.
Pakai sarung tangan steril atau DTT (ganti sarung tangan untuk setiap klien guna
mencegah kontaminasi silang).
LANGKAH 3.
Atur alat dan bahan-bahan sehingga mudah dicapai.
LANGKAH 4.
Usap tempat pencabutan dengan kasa berantiseptik. Gunakan klem steril atau DTT
untuk memegang kasa tersebut (bila memegang kasa berantiseptik hanya dengan tangan,
hati-hati jangan sampai mengkontaminasi sarung tangan dengan menyentuh kulit yang tidak
steril). Mulai mengusap dari tempat yang akan dilakukan insisi ke arah luar dengan gerakan
melingkar sekitar 8-13 cm (3-5 inci) dan biarkan kering (sekitar 2 menit) sebelum memulai
tindakan. Hapus antiseptik yang berlebihan hanya bila tanda yang sudah dibuat tidak terlihat.
LANGKAH 5.
Bila ada gunakan kain (doek) lubang untuk menutupi lengan. Lubang tersebut harus
cukup lebar untuk memaparkan lokasi kapsul. Dapat juga dengan menutupi lengan di bawah
tempat kapsul dipasang dengan menggunakan kain steril (pilihan lain adalah dengan
menggunakan kain yang telah didekontaminasi, dicuci, dan dikeringkan di udara atau dengan
mesin pengering).
LANGKAH 6.
Sekali lagi raba seluruh kapsul untuk menentukan lokasinya.
LANGKAH 7.
Setelah memastikan klien tidak alergi terhadap obat anestesi, isi alat suntik dengan 3
ml obat anestesi (1% tanpa epinefrin). Lakukan anestesi intrakutan pada tempat insisi akan
dibuat, kemudian depositkan 0,3 ml larutan anestesi sehingga timbul gelembung kecil pada
kulit. Masukkan jarum secara hati-hati ke subdermal sehingga berada di bawah ujung kapsul
(1 cm), tarik jarum pelan-pelan sambil menyuntikkan obat anestesi (kira-kira 0,5ml) untuk
mengangkat ujung kapsul.
LANGKAH 2.
Pada lokasi yang sudah dipilih, buat insisi melintang (transversal) yang kecil lebih
kurang 4 mm dengan menggunakan skalpel. Jangan membuat insisi yang besar
Membuat insisi
Catatan: Bila akan memasang kembali satu set kapsul baru, biasanya insisi yang sama dapat
dipakai untuk mencabut kapsul yang lama dan memasang kapsul yang baru.
LANGKAH 3.
Mulai dengan mencabut kapsul yang mudah diraba dari luar atau yang terdekat
tempat insisi.
LANGKAH 4.
Dorong ujung kapsul ke arah insisi dengan jari tangan sampai ujung kapsul tampak
pada luka insisi. Saat ujung kapsul tampak pada luka insisi, masukkan klem lengkung
(mosquito atau Crile) dengan lengkungan jepitan mengarah ke atas, kemudian jepit ujung
kapsul dengan klem tersebut.
Catatan: Bila kapsul sulit digerakkan ke arah insisi, hal ini mungkin karena jaringan
(pembentukan jaringan fibrous) yang mengelilingi kapsul.
LANGKAH 5.
Masukkan klem lengkung melalui luka insisi dengan lengkungan jepitan mengarah ke
kulit, teruskan sampai berada di bawah ujung kapsul. Jepit kapsul, tarik ke luar dan bersihkan
ujung kapsul dari jaringan ikat yang melingkupinya.
LANGKAH 6.
Membebaskan kapsul dari jaringan ikat yang melingkupinya dapat dilakukan dengan
jalan menggosok-gosok kassa steril atau menorehkan belakang bisturi/skalpel untuk
memaparkan ujung kapsul Pastikan ujung kapsul bebas dari jaringan ikat sehingga dapat
dijepit dengan pinset.
Mencabut kapsul
Catatan: Setelah kapsul berhasil dicabut, taruh dalam mangkok kecil yang berisi klorin 0,5%
untuk dekontaminasi sebelum dibuang. Pastikan kedua kapsul telah dicabut semuanya dan
perhatikan apakah ada bagian-bagian yang hilang. Kapsul yang utuh akan mengambang,
sedangkan kapsul yang putus akan tenggelam secara perlahan.
LANGKAH 8 .
Pilih kapsul berikutnya yang tampak paling mudah dicabut. Gunakan teknikyang sama
(LANGKAH 4 sampai 6) untuk mencabutkapsul berikutnya.Tunjukkan kedua kapsul
tersebut pada klien. Hal ini sangat penting untuk meyakinkan klien
LANGKAH 1.
Tentukan lokasi insisi pada kulit di antara kapsul 1 dan 2 lebih kurang 3 dan 4 lebih
kurang 5 mm dari ujung kapsul dekat siku.
LANGKAH 2.
Buat insisi kecil (4mm) memanjang sejajar diantara sumbu panjang kapsul dengan
menggunakan scalpel.
LANGKAH 3.
Masukkan ujung klem pemegang implant secara hati-hati melalui luka insisi (dengan
tekhnik ini tidak perlu memisahkan jaringan secara tumpul seperti pada metode standar).
LANGKAH 4.
Fiksasi kapsul yang letaknya paling dekat luka insisi dengan jari telunjuk sejajar
kapsul.
LANGKAH 5.
Masukkan klem lebih dalam sampai ujungnya menyentuh kapsul, buka klem dan
jepit kapsul dengan sudut yang tepat pada sumbu panjang kapsul lebih kurang 5 mm diatas
ujung bawah kapsul. Setelah kapsul terjepit, tarik kearah insisi dan balikkan pegangan klem
180° kearah bahu klien, untuk memaparkan ujung bawah kapsul.
LANGKAH 6.
Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilingi nya dengan menggosokkan
menggunakan kasa steril untuk memaparkan ujung bawah kapsul sehingga mudah di cabut.
Bila tidak bias dengan kassa, boleh menggunakan scalpel.
LANGKAH 7.
Gunakan klem lengkung atau mosquito atau crille untuk menjepit kapsul yang sudah
terpapar. Lepaskan klem pemegang norplant dan cabut kapsul dengan pelan –pelan dan hati-
hati.
LANGKAH 8.
Pencabutan kapsul berikutnya adalah yang tampak paling mudah dicabut. Gunakan
teknik yang sama untuk mencabut kapsul berikutnya.
Menggeluarkan Kapsul
LANGKAH 9.
Lakukan langkah 2 hingga 8 pada kapsul kedua.
LANGKAH 10.
Rapatkan bekas diseksi pada kulit, kemudian tutup dengan kassa dan plester.
LANGKAH 11.
Tutup plester (luka diseksi) dengan kassa gulung untuk menjaga kebersihanluka dan
mencegah hematoma akibat perdarahan bawah kulit.
LANGKAH 12.
Persilahkan klien untuk duduk dan turun dari ranjang, kemudian antar kepetugas
untuk mendapatkan konseling dan asuhan mandiri pascapemasangan.
LANGKAH 2.
Masukkan klem pean lengkung ke dalam luka insisi sampai ujung jepitan klemberada
di bawah kapsul dengan kedua jari tetap menekan ujung-ujung kapsul untuk memfiksasi.
LANGKAH 3.
Jepit kapsul dari bawah dengan klem lengkung.
LANGKAH 4.
Jangan mencoba untuk menarik kapsul keluar oleh karena ujung klem yang sekarang
masuk ke dalam luka insisi lebih kurang 1 sampai 2 cm. Lebih baik sambil meneruskan
mendorong ujung kapsul ke arah insisi, balikkan (flip) pegangan klem 180° kearah bahu
klien dan kemudian pegang klem dengan tangan yang berlawanan.
Membalikkan klem ke arah bahu
Catatan: Bila setelah klem dibalikkan, kapsul belum terlihat (LANGKAH 4) putar (twist)
klem 180° ke arah sumbu utamanya. Tarik klem hati-hati sehingga ujung kapsul terlihat pada
luka insisi dari sisi yang berlawanan dengan klem.
LANGKAH 5.
Bersihkan dan buka jaringan ikat yang mengelilingi kapsul dengan menggosok-gosok
pakai kasa steril untuk memaparkan ujung kapsul. Cara lain bila jaringan ikat tidak bisa
dibuka dengan menggosok-gosok pakai kasa steril, dapat menggunakan skalpel.
LANGKAH 6.
Setelah jaringan ikat yang mengelilingi kapsul terbuka, gunakan klem kedua untuk
menjepit kapsul yang sudah terpapar. Lepaskan klem pertama dan cabut kapsul dengan klem
kedua.
LANGKAH 7.
Sisa kapsul lain yang sulit dicabut dapat dicabut dengan menggunakan teknikyang
sama. Bila perlu dapat ditambahkan lagi anestesi lokal untuk mencabut sisa kapsul.
3. Metode Pencabutan Tekhnik “Pop Out”
Pada tahun 1992, Darney, Klaisle, dan Walker melaporkan metode pencabutan yang
sederhana untuk mencabut beberapa atau seluruh kapsul Norplant. Metode ini tanpa
menggunakan klem dan disebut teknik “Pop Out”. Teknik pencabutan ini dapat mengurangi
rasa sakit maupun perdarahan dan biasanya luka insisi lebih kecil. Demikian juga trauma
ataupun perdarahan di bawah kulit lebih sedikit dan jaringan parut yang terjadi lebih kecil
bahkan sering tidak tampak.Teknik ini akan mengurangi risiko kapsul robek selama tindakan
pencabutan. Satu-satunya kerugian dari teknik ini adalah tidak dapat dilakukan bila lokasi
kapsul tidak baik (misalnya tidak dalam pola kipas) pada waktu dipasang atau dipasang
terlalu dalam.
Untuk menggunakan teknik ini, raba tempat pencabutan secara hati-hati untuk
menentukan dan menandai kapsul. Selanjutnya cuci tangan dan pakai sarung tangan steril
atau DTT.Usap lengan dengan larutan antiseptik dan suntikkan obat anestesi lokal seperti
yang telah diuraikan sebelumnya (Persiapan dan Tindakan sebelum pencabutan).
LANGKAH 1.
Raba ujung-ujung kapsul di daerah dekat siku untuk memilih salah satu kapsulyang
lokasinya terletak di tengah-tengah dan mempunyai jarak yang sama dengan ujung kapsul
lainnya. Dorong ujung bagian atas kapsul (dekat bahu klien) yang telah dipilih tadi dengan
menggunakan jari.Pada saat ujung bagian bawah kapsul (dekat siku) tampak jelas di bawah
kulit, buat insisi kecil (2-3 mm) di atas ujung kapsul dengan menggunakan skalpel.
Membuat Insisi
LANGKAH 2.
Lakukan penekanan dengan menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya pada ujung
bagian bawah kapsul untuk membuat ujung kapsul tersebut tepat berada di bawah tempat
insisi.
LANGKAH 3.
Masukkan ujung tajam skalpel ke dalam luka insisi sampai terasa menyentuh ujung
kapsul. Bila perlu, potong jaringan ikat yang mengelilingi ujung kapsul sambil tetap
memegang kapsul dengan ibu jari dan jari telunjuk. Catatan : Bila akan menggunakan skalpel
untuk memotong jaringan ikat yang menutupi ujung bawah kapsul, harus hati-hati jangan
sampai kapsul ikut terpotong.
Setelah kapsul pertama berhasil dicabut, kapsul berikutnya akan muncul dengan
menggunakan teknik yang sama.Kemungkinan tidak seluruh kapsul dapat dicabut dengan
teknik ini. Bila menemui kapsul yang sulit dicabut dengan teknik ini, gunakan metode
pencabutan yang lain. Setelah kedua kapsul berhasil dicabut dan dihitung kembali
jumlahnya, luka insisi ditutup dengan band-aid atau kasa steril dan plester. Pembalut tekan
biasanya tidak diperlukan karena teknik pop out ini tidak menyebabkan atau hanya sedikit
merusak jaringan (subdermal) di tempat pencabutan.
G. TINDAKAN SETELAH PENCABUTAN KAPSUL
a. Menutup luka insisi
1) Bila klien tidak ingin melanjutkan pemakaian Impaln-2 lagi, bersihkan tempat
insisi dan sekitarnya dengan menggunakan kasa berantiseptik. Gunakan klem
untuk memegang kedua tepi luka insisi selama 10 sampai 15 detik untuk
mengurangi perdarahan dari luka insisi, kemudian dilanjutkan dengan membalut
luka insisi.
2) Dekatkan kedua tepi luka insisi kemudian tutup dengan band-aid/kasa steril dan
plester. Luka insisi tidak perlu dijahit, karena mungkin dapat menimbulkan
jaringan parut. Periksa kemungkinan adanya perdarahan.
b. Membuang sampah dan limbah
1) Sebelum melepas sarung tangan, masukkan alat-alat ke dalam kontainer berisi
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (lihat Lampiran C tentang cara membuat
larutan klorin dari bahan pemutih pakaian). Sebelum mencelupkan jarum dan
tabung suntik, isi dengan larutan klorin (jarum jangan dilepas dari tabung suntik).
Rendam semua alat selama 10 menit, kemudian segera bilas dengan air bersih
untuk mencegah terjadinya karat pada alat-alat logam.
2) Bila menggunakan kain penutup, harus dicuci sebelum digunakan kembali.
Masukkan kain penutup ke dalam kontainer yang berpenutup dan bawa ke tempat
cucian.
3) Dengan masih memakai sarung tangan, buang bahan-bahan yang terkontaminasi
(kapsul Implan-2, kasa, kapas, dan lain-lain) dalam kontainer yang anti bocor dan
diberi tanda, atau dalam kantong plastik.
4) Bila menggunakan sarung tangan sekali pakai, sebelum melepas sarung tangan
celupkan sebentar tangan yang masih memakai sarung tangan tersebut ke dalam
kontainer yang berisi larutan klorin, kemudian lepas sarung tangan hati-hati
dengan cara membalik dan buang ke kontainer untuk tempat sampah.
5) Bila menggunakan sarung tangan pakai ulang, sebelum melepas sarung tangan
celupkan sebentar tangan yang masih memakai sarung tangan tersebut ke dalam
larutan klorin untuk dekontaminasi bagian luar, kemudian lepas sarung tangan
dengan cara membalik untuk dekontaminasi bagian dalam. Untuk memastikan
kedua permukaan sarung tangan telah didekontaminasi, masukkan sarung tangan
tersebut ke dalam larutan klorin dan rendam selama 10 menit.
6) Cuci tangan dengan sabun.
7) Semua sampah yang dibuang harus dibakar atau ditanam.
PENCABUTAN IMPLANT
REFERENSI
Saifuddin, Abdul Bari, dkk. Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrasepsi. 2006. Jakarta :
YBPSP
POGI,IDI,IBI,PKBI,PKMI,BKKBN,Kemkes RI. Buku panduan praktis pelayanankontrasepsi
Edisi ketiga. 2014. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Noviawati setya arum dkk. Panduan lengkap Pelayanan KB Terkini. 2011. Yogyakarta : Nuha
medika.
Meilani,dkk.2012.Pelayanan Keluarga Berencana. Fitramaya:Yogyakarta.
TEORI SINGKAT
Metode standar pencabutan menggunakan klem mosquito atau Crile untuk menjepit
kapsul telah digunakan sejak awal 1980an. Metode pencabutan ini secara rinci telah
dipublikasikan pada tahun 1990 oleh The Population Council dan dalam panduan untuk
Implan-2 dari WHO dan akan diuraikan secara lengkap pada bab ini.Sejak itu telah
banyak dilaporkan modifikasi dari metode standar pencabutan, misalnya metode ‘pop-out’
yang diperkenalkan oleh Darney dan kawan-kawan pada tahun 1992. Pada tahun 1993,
Praptohardjo dan Wibowo mengenalkan metode baru untuk pencabutan Implan-2 yaitu
teknik “U”. Perbedaan yang besar antara teknik “U” dan teknik standar.
PETUNJUK
KESELAMATAN KERJA
1) Pusatkan perhatian pada setiap langkah dan tindakan
2) Letakan semua peralatan pada tempat yang mudah dijangkau
3) Setiap langkah dikerjakan secara sistematis.
4) Sebelum melakukan tindakan pencabutan implant, harus mengetahui alasan ibu ingin
membuka implant-2
5) Selama melakukan tindakan jaga privasi ibu
PROSEDUR PELAKSANAAN
Persiapan
1. Pasien
Pastikan pasien sudah mencuci lengannya
2. Bidan
Dalam melakukan tindakan pencabutan implant, pastikan bidan sudah profesional.
a. Alat :
1. Phantom lengan b. Bahan :
2. Meja kecil/ tempat tidur untk klien 1. Informed consent
3. Sarung tangan steril/ DTT 2. Obat-obatan esensial :
4. APD (masker dan scort) - Lidokain 1 ampul
5. Bak instrumen steril yang berisi : - Batadhin
- Duk steril
- Kassa steril
- Spuit 3 cc
- Bisturi atau Scapel (pisau bedah)
- Klem U
- Klem masquito dan crille
- Klem kecil
- Pincet
6. Kom betadhin
7. Band aid (Plester luka)
8. Bengkok
9. Bak clorin 0,5 %
10. Tempat sampah medis
11. Alat tulis
12. Kartu aseptor KB (K.I dan K.IV)
13. Safety box
PROSEDUR PELAKSANAAN
Key point
Pastikan obat telah bekerja dan
lakukan insisi
EVALUASI :
1. Menanyakan kembali kepada mahasiswa tentang pencabutan implant
2. Meminta mahasiswa mengulang kembali cara pencabutan implant setelah
diperagakan oleh clinical instruktur
3. Meminta mahasiswa menarik kesimpulan
4. Memberikan tugas kelompok.