Anda di halaman 1dari 5

Bandar Udara Internasional Minangkabau

Bandar Udara Internasional Minangkabau

Minangkabau International Airport

 IATA: PDG

 ICAO: WIEE

 WMO: 96163

Informasi

Jenis Publik

Pemilik Pemerintah Indonesia

Pengelola PT Angkasa Pura II

Melayani Padang, Pariaman

Lokasi Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra

Barat, Indonesia

Dibuka 22 Agustus 2005 (operasional)

25 Agustus 2005 (diresmikan)

Maskapai utama  Citilink

 Garuda Indonesia

 Lion Air

Ketinggian dpl 18 kaki / 5 m

Koordinat 0.789353°S 100.285637°E

Situs web http://www.minangkabau-airport.co.id

Peta
PDG

Lokasi bandara di Sumatra Barat

Menampilkan peta Sumatra Barat Menampilkan peta

Sumatra Menampilkan peta Indonesia Tampilkan semua

Landasan pacu
Arah Panjang Permukaan
m kaki
15/33 3.000 9.843 Aspal

Statistik (2017)
Pergerakan Penumpang 3,937,251
Kapasitas Terminal 1.200.000

Sumber: DAFIF;[1][2] Daftar bandar udara tersibuk di Indonesia

Bandar Udara Internasional Minangkabau (bahasa Inggris: Minangkabau International Airport)


(IATA: PDG, ICAO: WIPT) atau biasa disingkat BIM adalah bandar udara bertaraf internasional
utama di provinsi Sumatra Barat yang melayani penerbangan untuk Kota Padang. Bandara ini
berjarak sekitar 23 km dari pusat Kota Padang dan terletak di wilayah Ketaping, Kecamatan
Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.[3]
Bandar Udara Internasional Minangkabau mulai dibangun pada tahun 2002 dan dioperasikan
secara penuh pada 22 Juli 2005 menggantikan Bandar Udara Tabing.[4] BIM merupakan bandara
satu-satunya di dunia yang memakai nama etnis.[5]
Pada tahun 2006, bandar udara ini ditetapkan oleh Kementerian Agama sebagai tempat
embarkasi dan debarkasi haji untuk wilayah provinsi Sumatra Barat, Bengkulu dan
sebagian Jambi. Sejak 1 Januari 2012, jam operasional bandara ini diperpanjang oleh PT
Angkasa Pura II hingga pukul 00.00 WIB, yang sebelumnya hanya dibuka hingga pukul
21.00 WIB.[6]

Pembangunan[sunting | sunting sumber]
Bandar Udara Internasional Minangkabau dibangun sebagai pengganti Bandar Udara
Tabing yang sudah tidak lagi memenuhi persyaratan dari segi keselamatan penerbangan setelah
34 tahun lamanya digunakan.[3] Pembangunan bandara ini mulai dilakukan pada tahun 2001
dengan menghabiskan biaya sekitar 9,4 miliar Yen, dengan 10% di antaranya (sekitar 97,6
miliar Rupiah) merupakan pinjaman lunak dari Japan Bank International Coorporation (JICB).
Konstruksinya melibatkan kontraktor Shimizu dan Marubeni J.O. dari Jepang, dan Adhi Karya
dari Indonesia.[4]
Bandar Udara Internasional Minangkabau berdiri di atas tanah seluas 4,27 km² dengan landasan
pacu sepanjang 3.000 meter dengan lebar 45 meter.[7] Penerbangan domestik dan internasional
dilayani oleh terminal seluas 20.568 m², yang berkapasitas sekitar 2,3 juta penumpang setiap
tahunnya.[8] Pada tahun 2017, bandara ini akan diperluas dua tahap hingga mencapai 49.000 m².
Dengan pengembangan itu nantinya akan bisa menampung sekitar 5,9 juta penumpang per
tahun.[8]
Bandar udara ini adalah bandara kedua di Indonesia setelah Soekarno-Hatta yang
pembangunannya dilakukan dari awal. Rencana induk pembangunan bandara ini dilakukan
dalam tiga tahap, tahap keduanya dimulai pada tahun 2010. Setelah semua tahap selesai
pengerjaannya, panjang landasan bandara ini akan diperpanjang menjadi 3.600 meter, yang
juga dilengkapi dengan landasan penghubung (taxiway) paralel di sepanjang landasan.[9]

Transportasi Darat[sunting | sunting sumber]


Bandar Udara Internasional Minangkabau dapat diakses baik menggunakan kendaraan pribadi,
maupun kendaraan umum seperti bus dan taksi yang beroperasi setiap hari dari Kota
Padang dan kota-kota lain di sekitarnya.[4] Selama tahun 2015, jumlah penumpang di bandara ini
telah mencapai 3,1 juta penumpang.[8] Sejalan dengan perkembangan bandara, pemerintah
daerah telah membangun jalan layang di perempatan jalan masuk menuju bandara, yang disusul
dengan pelebaran ruas jalan Tabing—Duku sepanjang 10 km yang merupakan bagian dari ruas
jalan Padang—Bukittinggi.[4]
Bus[sunting | sunting sumber]
Bandara ini terhubung melalui angkutan bus dengan Kota Padang.
Operator Rute Lokasi
Damri Pasar Raya Padang
Tranex Mandiri Lubuk Begalung Padang
Kereta api[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Kereta api Minangkabau Ekspres
Untuk menuju Kota Padang, PT (Persero) Kereta Api telah membangun jalur kereta api baru
sepanjang 4,2 km dari Stasiun Duku menuju Bandara Internasional Minangkabau.[10] Proyek ini
menjadikan Bandar Udara Internasional Minangkabau tercatat sebagai bandara kedua
di Indonesia yang dapat diakses melalui jalur kereta api.[11] Tertunda dari rencana semula,
angkutan kereta api yang akan menghubungkan Stasiun Simpang Haru, Padang ini ditargetkan
selesai pada Agustus 2016.[12] Kereta Bandara Minangkabau akhirnya diresmikan oleh
Presiden Joko Widodo pada tanggal 21 Mei 2018,[13] dengan tarif dari Stasiun Padang ke Stasiun
Bandara Internasional Minangkabau hanya Rp10.000,00.[14]

Anda mungkin juga menyukai