Anda di halaman 1dari 11

Tugas Kelompok

Dosen pengampu : Ahmad Budi Sutrisno S.Pd, M.Pd

MASALAH SYARAT BATAS


“BENTUK UMUM DERET FOURIER”

Oleh :
Kelompok 4

 Hardiyanti indra nirwana


917842020008
 Sabaria Andi Zainuddin
917842020015

Prodi Pendidikan Matematika


STKIP ANDI MATAPPA
PANGKEP
2019/2020
KATA PENGANTAR
DERET FOURIER 1
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Pengantar Statistika”. Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memperdalam materi pembelajaran
Matematika khususnya tentang Masalah Syarat Batas dan menyelesaikan tugas yang
diberikan Dosen. Dalam kesempatan ini saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada
Bapak Ahmad Budi Sutrisno S,Pd. M,Pd selaku dosen mata kuliah Masalah Syarat Batas
yang telah memberikan bimbingan selama perkuliahan berlangsung.
Saya menyadari masih banyak kekurangan-kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk itu kritik dan saran saya harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Tetapi saya berharap agar makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata saya
ucapkan terimakasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu.

Pangkajene, 12 November 2019

KELOMPOK 4

DAFTAR ISI

DERET FOURIER 2
Sampul................................................................................................................................... 1

Kata Pengantar....................................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4

C. Tujuan ....................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

1. Deret Fourier ............................................................................................................. 5

2. Syarat Dirichlet.......................................................................................................... 6

3. Fungsi Ganjil dan Fungsi Genap ............................................................................... 7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 10

B. Saran ......................................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11

BAB I
PENDAHULUAN
DERET FOURIER 3
A. Latar Belakang

Suatu getaran atau osilasi merupakan suatu gelombang harmonik yang tersusun atas
banyak gelombang periodik berbentuk Sinus dan Cosinus, dimana jumlah superposisi
dari semua gelombang penyusunnya membentuk getaran atau osilasi tersebut. Bentuk
getaran atau osilasi di dalam fisika banyak macamnya, misalnya vibrasi dari garpu tala,
getaran atau ayunan dari bandul, gelombang air, getaran dari sistem benda pegas,
gelombang bunyi, arus listrik, dan lain sebagainya. Uraian suatu gelombang ke dalam
gelombang penyusunnya dinamakan Deret Fourier. Setiap gelombang penyusun
mempunyai amplitudo yang dinamakan Koefisien Fourier. Pada akhir bab ini dibahas
tentang contoh-contoh deret Fourier. Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan
dapat mengenal perumusan deret Fourier, melakukan penguraian suatu fungsi periodik
ke dalam bentuk deret Fourier, dan dapat memahami bentuk deret Fourier fungsi genap
dan fungsi ganjil.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud Deret Fourier ?
2. Apa saja syarat dirichlet agar dapat dinyatakan dalam Deret Fourier ?
3. Apa yang di maksud fungsi ganjil dan fungsi genap dalam Deret Fourier ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud Deret Fourier.
2. Untuk mengetahui apa saja syarat dirichlet agar dapat dinyatakan dalam Deret
Fourier.
3. Untuk mengetahui apa yang di maksud fungsi ganjil dan fungsi genap dalam Deret
Fourier.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Deret Fourier

DERET FOURIER 4
Deret Fourier yaitu deret yang suku-sukunya adalah periodik. Deret ini pertama
kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Perancis Jean-Baptiste Joseph Fourier (1768-
1830). Karena fungsi trigonometri merupakan fungsi periodik maka deret yang suku-
sukunya fungsi trigonometri, terutama sinus dan cosinus dapat disebut deret Fourier.
Dalam banyak hal deret Fourier ini lebih bermanfaat dari pada deret pangkat yang
telah kita pelajari, terutama untuk kasus-kasus yang berhubungan dengan gerak
periodik seperti vibrasi atau oscilasi (getaran periodik) maupun gerak gelombang
yang dideskripsikan oleh fungsi sinus dan atau cosinus.

Bentuk umum deret Fourier adalah :

Dengan koefisien-koefisien a 0 , a n dan b n yang disebut sebagai koefisien


koefisien Fourier, ditentukan oleh fungsi f(x) melalui hubungan integral:
a+T
1
a 0= ∫ f ( x ) dx
L a

a+T
1
a n=
L
∫ f ( x ) cos nπx
L
dx
a

a+T
1
b n=
L
∫ f ( x ) sin nπx
L
dx
a

dengan T = periode dan L = ½ periode.

Contoh 1 :
Diketahui fungsi f(x) sebagai berikut:

f ( x )= 1 , 0< x< 1
{
0 , 1< x< 2
Periodik dengan periode 2 sehingga f(x ± 2) = f(x)
Uraikan fungsi ini dalam uraian deret Fourier.

Penyelesaian :

DERET FOURIER 5
Menurut definisi fungsi periodik, periode fungsi f(x) di atas adalah T = 2, dengan
demikian L = ½ T = 1, selang dasarnya 0 ≤ x ≤ 2, jadi a = 0. Perluasan f(x) dalam
daerah kiri dan kanan sumbu x dapat dilihat dalam Gambar 1.

Gambar 1

Koefisien-koefisien Fourier dapat dicari sebagai berikut:


a+T 2 1 2
a 0=
1
L

a
f ( x ) dx=
1
10
∫ f ( x ) dx=1 {
∫ ( 1 ) dx +∫ ( 0 ) dx
0 1
}
1
a 0=∫ dx=( x) 1 =1
0 0 |
a+T 2
1 nπx 1 nπx
a n= ∫ f ( x ) cos dx= ∫ f ( x ) cos dx
L a L 1 0 1
1 2 1

{
a n= ∫ (1 ) . cos nπx .dx +∫ ( 0 ) . cos nπx . dx =∫ cos nπx . dx
0 1
} 0

1 1
a n= ( sin nx ) 1= ( sin nπ−sin 0 )=0
|
nπ 0 nπ
a+T 2
1 nπx 1 nπx
b n= ∫ f ( x ) sin dx= ∫ f ( x ) sin dx
L a L 10 1
1 2 1

{
b n= ∫ (1 ) . sin nx . dx +∫ ( 0 ) . sin nx . dx =∫ sin nπx . dx
0 1
} 0

−1
b n= ( cos nπx ) ¿

2
b n= nπ
{ , n ganjil
0 , n genap
Dengan demikian, uraian Fourier untuk fungsi f(x) pada contoh ini adalah:
a0 ∞ 2
f ( x )= + ∑ , sin nπx
2 n=1 nπ
ganjil

1 2 2 2
f ( x )= + sin πx+
2 π 3π(sin 3 πx +

sin5 πx+ … )
1 2 1 1
2 π 3 (
f ( x )= + sin πx+ sin 3 πx+ sin5 πx+ …
5 )
DERET FOURIER 6
B. Syarat Dirichlet
Persyaratan sebuah fungsi f(x) agar dapat dinyatakan dalam deret Fourier
ditentukan oleh syarat Dirichlet berikut ini :
Jika:
a) f(x) periodik dengan periode T
b) Bernilai tunggal serta kontinu bagian demi bagian dalam selang dasarnya; a ≤
x ≤ a + T, dan
a +T
c) ∫ |f (x )|dx nilainya berhingga.
a

Maka deret Fourier di ruas kanan konvergen ke nilai :


i. f(x) di semua titik kekontinuan f(x) dan
1
ii. ¿ di setiap titik ketak kontinuan x 0 (pada daerah lompatan).
2

Contoh 2 :
Pada contoh di atas (Perhatikan Gambar 1), Tentukanlah konvergen ke
1 3 3 −5
nilai berapa deret fourier tersebut di titik-titik kekontinuan x= , , , , dan di
2 2 4 2
titik-titik ketak kontinuan x = 0, 1, 2, 3.

Penyelesaian :
Menurut syarat dirichlet, maka
 di titik-titik kekontinuan:
x = 1/2 konvergen ke 1 x = 3/4 konvergen ke 1
x = 3/2 konvergen ke 0 x = -5/2 konvergen ke 0
 di titik-titik ketakkontinuan:
x = 0 konvergen ke ½ (0 + 1) = ½
x = 1 konvergen ke ½ (1 + 0) = ½
x = 2 konvergen ke ½ (0 + 1) = ½
x = -3 konvergen ke ½ (1 + 0) = ½ .

C. Fungsi Ganjil dan Fungsi Genap


Perhitungan koefisien-koefisien Fourier sering kali dipermudah, jika fungsi f(x)
yang diuraikan memiliki sifat istimewa tertentu, yakni genap atau ganjil terhadap
sumbu x = 0 (sumbu f(x)). Keduanya didefinisikan sebagai berikut ini :

DERET FOURIER 7
Definisi 2.
Sebuah fungsi f(x) adalah:
(a) genap, jika berlaku f(-x) = f(x)
(b) ganjil, jika berlaku f(-x) = - f(x)
untuk semua x dalam daerah definisi f(x). Sebagai contoh, fungsi x 2 dan cos x adalah
fungsi genap, karena (-x)2 = x2 dan cos (-x) = cos x. Sedangkan fungsi x dan sin x
adalah fungsi ganjil, karena (-x) = -(x) dan sin (-x) = - sin (x). Pada umumnya fungsi
pangkat genap dari x seperti (x2, x4, x6 , . . .) merupakan fungsi genap dan fungsi
pangkat ganjil dari x seperti (x, x3, x5, . . .) merupakan fungsi ganjil.
Dengan definisi di atas dapat dicari contoh-contoh lain dari kedua fungsi ini.
Untuk menentukan koefisien-koefisien Fourier a 0, a n, dan b n dari fungsi periodik
genap dan ganjil ini dipergunakan perumusan berikut:
L
2

{
a 0= ∫ f ( x ) dx
L0
jika f ( x ) genap L
2 nπx
a n= ∫ f ( x ) cos dx
L0 L
b n=0

Dalam hal ini dikatakan f(x) teruraikan dalam deret cosinus (bn = 0).

a0=0
jika f ( x ) ganjil
{
bn=
2
L0

L
an=0

f ( x ) sin
nπx
L
dx

Dalam hal ini, f(x) dikatakan teruraikan dalam deret sinus (an = 0).
Seperti biasa L = ½ T = ½ periode.

Contoh 3 :
Diketahi fungsi:
1 1
f ( x )=x 2 ,− < x <
2 2
Periodik dengan periode 1, sehingga f(x ± 1) = f(x).
Nyatakan fungsi tersebut dalam deret Fourier.

Penyelesaian :
Fungsi f(x) = x2 adalah suatu fungsi genap T = 1, sehingga L = ½ T = 1/2 ,

DERET FOURIER 8
akan teruraikan dalam deret cosinus. bn = 0, ao dan an dapat ditentukan
sebagai berikut:
L 1/ 2
2 2
a 0= ∫ f ( x ) dx =
L 0 1
∫ x 2 dx=4 ( 13 x3 ) 1/2
| 4 1 1
= ( )=
0 3 8 6
2 () 0

L 1/ 2
2 nπx 2
a n= ∫ f ( x ) cos
L 0 L
dx =¿
1
∫ x2 cos nπx
L
dx ¿

2 () 0

1/2
a n=4 ∫ x 2 cos 2 nπx . dx
0

1 1 2
sin2 nπx 1/2
{
a n=4 x 2
2 nπ
cos 2 nπx +2 x
( 2nπ ) 2
cos 2 nπx−
(2 nπ )2 }| 0

1
a n=4
{ ( 2 nπ )2
cos nπ
}
n
1 (−1 )
a n= { }
π 2 n2
Dengan demikian uraian deret Fourier untuk f(x) = x2 dengan selang dasar
-½ < x < ½ adalah:
a0 ∞ nπx
f ( x )= + ∑ a n cos , b =0
2 n=1 1/2 n
∞ n
1 1 (−1 )
f ( x )= + 2 ∑ 2 cos 2 nπx
12 π n=1 n
1 1 2 πx 4 πx 6 πx
f ( x )= +
12 π 2 {
−cos 2 −cos 2 −cos 2 −…
1 2 3 }
1 1 2 πx 4 πx 6 πx
f ( x )= −
12 π 2 1{
cos 2 + cos 2 +cos 2 +…
2 3 }
Contoh 4:
Diketahui fungsi:
π π
f ( x )=x ;− < x<
2 2
Periodik dengan periode π, sehingga f (x ± π) = f(x).
Nyatakan fungsi tersebut dalam deret Fourier.

Penyelesaian :

DERET FOURIER 9
π
Fungsi f(x) = x adalah fungsi ganjil dengan T = π, sehingga L = , akan
2
teruraikan dalam deret sinus. ao = 0, an = 0, bn dapat dicari sebagai berikut:
L π /2
2 nπx 2
b n= ∫ f ( x ) sin
L 0 L
dx=
π
∫ x sin nπx
π
dx
0
2 2
π/2
4
b n=
π
∫ x sin 2 nx . dx= 4π {
−x
1
2n
cos 2 nx +
1
(2 n) 2
sin 2 nx π /2
}| 0
0

n
4 −π −(−1 )
b n=
π 4n(cos nx =
n )
Dengan demikian uraian deret Fourier untuk f(x) = x dengan selang dasar

−π π
< x < adalah :
2 2

nπx
f ( x )=∑ bn sin
n=1 L

(−1 )n nπx

−(−1 )n
f ( x )=∑ −¿ sin =∑ sin 2 nx ¿
n=1 n π n=1 n
2

f ( x )= { sin12 x − sin24 x + sin36 x −…}

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Deret Fourier yaitu deret yang suku-sukunya adalah periodik. Deret ini pertama
kali ditemukan oleh seorang ilmuwan Perancis Jean-Baptiste Joseph Fourier (1768-
1830). Karena fungsi trigonometri merupakan fungsi periodik maka deret yang suku-
sukunya fungsi trigonometri, terutama sinus dan cosinus dapat disebut deret Fourier.
Dalam banyak hal deret Fourier ini lebih bermanfaat dari pada deret pangkat yang
telah kita pelajari, terutama untuk kasus-kasus yang berhubungan dengan gerak
periodik seperti vibrasi atau oscilasi (getaran periodik) maupun gerak gelombang
yang dideskripsikan oleh fungsi sinus dan atau cosinus.

DERET FOURIER 10
2. Saran
Kami menyadari makalah yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna,sehingga masih banyak kekurangan.Maka dari itu,kami masih
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun,demi kesempurnaan
makalah ini.Sekian dan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/230422961/Deret-Fourier
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._FISIKA/196908171994031-
ANDI_SUHANDI/HAND_OUT_DERET_FOURIER.pdf

DERET FOURIER 11

Anda mungkin juga menyukai