Anda di halaman 1dari 38

Aplikasi

• Sistem listrik satu fase banyak digunakan di daerah pedesaan


karena biaya pemasangan listrik tiga fase yang mahal dan selain
itu di daerah pedesaan masih jarang terdapat motor-motor
listrik berukuran besar.

• Selain digunakan pada pedesaan, listrik satu fase juga dapat


digunakan pada jaringan kereta tenaga listrik.
Grounding

• Dalam sistem satu fase biasa digunakan tanah


sebagai konduktor ketiga untuk mencegah
terjadinya sengatan listrik. Sistem pentanahan ini
dapat mecegah sengatan listrik karena
mengalirkan arus bocor ke tanah.
Keuntungan

• Sifat listrik AC 1 fase yang memiliki frekuensi rendah tersebut


menyebabkan keuntungan yaitu:

• Sederhana dan ekonomis.

• Pengaruh skin effect tidak signifikan.

• Memudahkan perancangan motor listrik dengan kecepatan rendah.


• Skin effect merupakan kecenderungan arus
bolak-balik untuk mendistribusikan dirinya di
sekitar permukaan penghantar dan
mengakibatkan luas penampang efektif yang
dilewati arus lebih kecil dari luas penampang
penghantar sebenarnya. Skin effect disebabkan
oleh Eddy Current
Fasor

• Phasor adalah bilangan kompleks yang


merepresentasikan besaran atau magnitude dan
phasa gelombang sinusoidal dan biasanya
direpresentasikan dalam bentuk eksponensial.

• Sebuah rangkaian yang dapat dijelaskan dengan


menggunakan fasor disebut berada dalam kawasan
frekuensi (frequency domain).
Diagram Fasor
Konsep Fasor
Respresentasi Fasor

Beban Resistif

• I(t) = Im . Sin (ωt + ø)

• V(t) = R . I(t)

= R . Im Sin (ωt + ø)

• Vm = R Im

→ Tegangan sefasa dengan arus


Beban Induktif

• I(t) = Im . Sin (ωt + ø)

• VL(t) = L dI(t)/dt

= L . Im . d{Sin(ωt + ø)}/dt

= ω . L . Im . Cos(ωt + ø)

= ω . L . Im . Sin(ωt + ø + 90o)

• VL(t) = ω . L . Im . Sin(ωt + ø + 90o)

= Vm . Sin(ωt + ø + 90o) = Vm ∠90o

• Vm = ω . L . Im

→ Tegangan mendahului Arus


Beban Kapasitif

• V(t) = Vm . Sin (ωt + ø)

• Ic(t) = C dV(t)/dt

= C . Vm . d{Sin(ωt + ø)}/dt

= ω . C . Vm . Cos(ωt + ø)

= ω . C . Vm . Sin(ωt + ø + 90o)

• IL(t) = ω . C . Vm . Sin(ωt + ø + 90o)

= Im . Sin(ωt + ø + 90o) = Im ∠90o

• Im = ω . C . Vm

→ Arus mendahului tegangan


• Impedansi
• Z = R + j X = R + j (XL- XC)

• Bentuk Polar

|Z| ∠ө = (R2 +X2)1/2 ∠tan-1(X/R)

• Daya Rata-rata
• P = V.I

• Daya rata-rata = Vrms. Irms Cos ø

• Tegangan efektif = Vrms = Vm/ √2

• Arus Efektif = Irms = Im/√2

• Daya Kompleks
• S = P + JQ = |S| ∠ө

• S = Daya Semu = Volt.Ampere = VA

• P = Daya Nyata/Aktif = Watt

• Q = Daya Reaktif = VAR


• Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 – 1
dan dapat juga disemukan dalam persen. Faktor
daya yang bagus apabila bernilai mendekati satu.
• Tan φ = Daya Reaktif (Q) / Daya Aktif (P)

• = kVAR / kW

• karena komponen daya aktif umumnya konstan


(komponen kVA dan kVAR berubah sesuai dengan
faktor daya), maka dapat ditulis seperti berikut :
• Daya Reaktif (Q) = Daya Aktif (P) x Tan φ

• Faktor daya terdiri dari dua sifat yaitu faktor daya


“leading” dan faktor daya “lagging”.
ENERGI

• Energi dapat diartikan sebagai ukuran dari perubahan


yang akan diberikan pada suatu sistem. Lebih lanjut, ketika
sebuah benda melakukan usaha, maka benda tersebut
telah mengeluarkan energi sebesar usaha yang dia
lakukan. Energi merupakan besaran skalar sebagaimana
layaknya usaha
• Secara matematis dirumuskan sebagai:
• W = F.s (Joule)
Energi Listrik

• Energi listrik merupakan perkalian antara daya


listrik dan waktu, sehingga:
• W = P.t
• Karena P = V.I = I2.R = V2/R, maka
• W = V.I.t = I2.R.t = (V2/R).t
Sifat rangkaian

• Sifat rangkaian berdasar jenis beban, bisa berupa :


• Resistif

• Induktif

• Kapasitif
resistif

• Pada resistif tidak ada beda fasa antara tegangan dan


arusnya, sehingga dapat dikatakan faktor dayanya bernilai
1
Tegangan (V)
Arus (I)
induktif

• Pada induktif, beban sebagian besar berupa induktor yang


dapat mengakibatkan pergeseran fasa (phase shift) pada arus
sehingga bersifat lagging (jika induktif murni, φ = 900). Faktor
dayanya bekisar dari 0-1 (induktif murni, pF = 0)

Tegangan (V)

Arus (I)
Q = VI sin φ

φ
P = VI cos φ
kapasitif

• Pada kapasitif, beban sebagian besar berupa kapasitor yang


dapat mengakibatkan pergeseran fasa (phase shift) pada arus
sehingga bersifat leading (jika kapasitor murni, φ = -900). Faktor
dayanya bekisar dari 0-1. (Kapasitor murni, pF = 0)

P = VI cos φ Tegangan (V)


φ
Arus (I)
Q = VI sin φ

φ
Besaran listrik satu fase

• Beberapa besaran dalam listrik fase yang perlu diketahui


perhitungannya adalah:

• Daya Aktif

• Daya Reaktif

• Daya Semu

• Faktor Daya
Daya aktif

• Daya aktif (Active Power) adalah daya yang terpakai untuk melakukan
energi sebenarnya. Satuan daya aktif adalah Watt. Misalnya energi panas,
cahaya, mekanik dan lain – lain.

• Perhitungan daya aktif dapat dicari dengan rumus berikut:

• P = V x I x Cos φ

• Dimana:
• P= Daya Aktif (watt)
• V = Tegangan (volt)
• I = Arus (ampere)
• Cos φ = Faktor Daya
• Daya reaktif adalah jumlah daya yang diperlukan untuk pembentukan medan magnet. Dari
pembentukan medan magnet maka akan terbentuk fluks medan magnet. Contoh daya yang
menimbulkan daya reaktif adalah transformator, motor, lampu pijar dan lain – lain. Satuan
daya reaktif adalah VAR.

• Perhitungan daya reaktif dapat dicari dengan rumus berikut:

• Q = V x I x Sin φ

• Dimana:
• Q = Daya reaktif (volt ampere reaktif)
• V = Tegangan (volt)
• I = Arus (ampere)
• cos φ = Faktor Daya
• Daya semu adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan rms
dan arus rms dalam suatu jaringan atau dapat pula diartikan sebagai daya
yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri daya aktif dan daya reaktif.
Satuan daya semu adalah VA.

• Perhitungan daya semu dapat dicari dengan rumus berikut:

• S=VxI

• Dimana:
• S = daya semu (volt ampere)
• V = Tegangan (volt)
• I = Arus (ampere)
Contoh Soal dan Solusi

Rumah 900 VA, 220 V, 1 fase, menggunakan beban


semu tertera pada nameplate beban adalah 750 watt
dan faktor dayanya 0,8. Berapa arus yang ditarik oleh
beban? Apakah CB trip?

Solusi:

S = P/pF = 750/0,8 = 937,5 VA --> Trip

I = S/V = 937,5/220 = 4,26 A


Segitiga daya

P = Daya Aktif (W)

Q = VI sin φ
Q = Daya Reaktif (VAR)
S = daya semu (VA)
Cos φ = Faktor Daya = pF
P = VI cos φ
Faktor Daya (cos φ = pF)

• Faktor daya dapat diartikan sebagai rasio perbandingan antara


daya aktif (Watt) dan daya semu (VA) yang digunakan dalam
rangkaian AC atau beda sudut fasa antara V dan I yang
biasanya disemukan dalam cos φ .

• Faktor Daya = Daya Aktif (P) / Daya semu (S)

• = kW / kVA

• = V.I Cos φ / V.I

• = Cos φ
Perhitungan daya berdasar sifat
rangkaian

• Resistif

• Berikut contoh daya dengan V = 220 ∠0°, ZR = 10000 ∠0°

• Ztotal = ZR = 10000 ∠0°

• I = V/Ztotal = 220 ∠0°/10000 ∠0°= 22 ∠0° mA.


• daya semu = V.I = 220 x 22x10-3 = 4,84 VA

• Daya aktif = V.I cos φ = 4,84 cos φ = 4,84 watt, dengan cos φ = 1

• Daya reaktif = V.I sin φ = 4,84 sin φ = 0 VAR, dengan sin φ = 0


• Induktif
• Berikut contoh daya dengan V = 220 ∠0°, ZR = 10000 ∠0°
dan ZL = 2200 ∠90°:
• Ztotal = ZR + ZL = 10239 ∠12,4°
• I = V/Ztotal = 220 ∠0°/10239 ∠12,4° = 21,5 ∠-12,4° mA.
• daya semu = V.I = 220 x 21,5x10-3 = 4,73 VA
• Daya aktif = V.I cos φ = 4,73 cos φ = 4,58 watt, dengan cos φ = 0,97
• Daya reaktif = V.I sin φ = 4,73 sin φ = 0,99 VAR, dengan sin φ = 0,21
• Kapasitif
• Berikut contoh daya dengan V = 220 ∠0°, ZR = 10000 ∠0°
dan Zc = 2200 ∠90°:
• Ztotal = ZR + Zc = 10239 ∠-12,4°
• I = V/Ztotal = 220 ∠0°/10239 ∠-12,4° = 21,5 ∠12,4° mA.
• Daya semu = V.I = 220 x 21,5x10-3 = 4,73 VA
• Daya aktif = V.I cos φ = 4,73 cos φ = 4,58 watt, dengan cos φ = 0,97
• Daya reaktif = V.I sin φ = 4,73 sin φ = 0,99 VAR, dengan sin φ = 0,21
Perbaikan faktor daya

• Secara teoritis, jika seluruh beban daya yang dipasok oleh


perusahaan listrik memiliki faktor daya 1, maka daya maksimum yang
ditransfer setara dengan kapasitas sistim pendistribusian. Jika beban
yang terinduksi dan jika faktor daya berkisar dari 0,2 hingga 0,5, maka
kapasitas jaringan distribusi listrik menjadi tertekan.

• Jadi, daya reaktif (VAR) harus serendah mungkin untuk keluaran kW


yang sama dalam rangka meminimalkan kebutuhan daya semu (VA).
• Pada umumnya komponen reaktif yang ada pada
peralatan listrik merupakan komponen induktans. Jadi
faktor daya dapat diperbaiki dengan memasang kapasitor
pengkoreksi faktor daya pada sistem distribusi
listrik/instalasi listrik di pabrik/industri. Kapasitor bertindak
sebagai pembangkit daya reaktif dan oleh karenanya akan
mengurangi jumlah daya reaktif dan daya semu yang
dihasilkan oleh perusahaan listrik (PLN).
• Sifat kapasitans dari kapasitor akan mengurangi
rugi daya akibat komponen induktans tersebut.

• Kapasitor bertindak sebagai pembangkit daya


reaktif dan oleh karenanya akan mengurangi
jumlah daya reaktif, juga daya semu yang
dihasilkan oleh bagian utilitas.
Contoh soal

• Contoh 1:

• Sebuah pabrik kimia memasang sebuah trafo 1500 kVA. Kebutuhan parik
pada mulanya 1160 kVA dengan faktor daya 0,70. Persentase pembebanan
trafo sekitar 78 persen (1160/1500 = 77.3 persen). Untuk memperbaiki faktor
daya dan untuk mencegah denda oleh pemasok listrik, pabrik menambahkan
sekitar 410 kVAr pada beban motor. Hal ini meningkatkan faktor daya hingga
0,89, dan mengurangi kVA yang diperlukan menjadi 913, yang merupakan
penjumlahan vektor kW dan kVAr. Trafo 1500 kVA kemudian hanya berbeban
60 persen dari kapasitasnya. Sehingga pabrik akan dapat menambah beban
pada trafonya dimasa mendatang. (Studi lapangan NPC)
• Contoh 2:

• Sekelompok lampu pijar dengan tegangan 220V/58 W,


digabungkan dengan 12 lampu TL 11 W, ada 30 buah
lampu pijar dan lampu TL. Faktor daya terukur sebesar
cos alpha1 = 0,5. Hitunglah daya semu dari beban dan
besarnya arus I1 sebelum kompensasi, Jika diinginkan
faktor kerja menjadi cos alpha2=0,9. hitung besarnya arus
I2 (setelah kompensasi).
• Jawab
• Daya aktif = P = 58 x 18 + 11 x 12 = 1176 watt

• daya semu = S1 = P / cos alpha1 = 1176 / 0,5 = 2352 VA

• I1 = S1 / V = 2352 VA / 220 V = 10,7 A

• Diinginkan cos alpha2 = 0,9; maka:

• Daya semu = S2 = P / cos alpha2 = 1176 / 0,9 = 1306 VA

• I2 = S2 / V = 1306 VA / 220 V = 5,95 A


Keuntungan perbaikan faktor
daya
• Bagi Konsumen:
• Diperlukan hanya sekali investasi untuk pembelian dan pemasangan
kapasitor dan tidak ada biaya terus menerus

• Mengurangi biaya listrik bagi konsumen, sebab daya reaktif (kVAR) tidak lagi
dipasok oleh perusahaan utilitas sehingga kebutuhan total(kVA) berkurang
dan nilai denda yang dibayar jika beroperasi pada faktor daya rendah dapat
dihindarkan.

• Mengurangi kehilangan distribusi (kWh) dalam jaringan/instalasi pabrik.

• Tingkat tegangan pada beban akhir meningkat sehingga meningkatkan


kinerja motor.
• Bagi perusahaan pemasok listrik:
• Komponen reaktif pada jaringan dan arus total pada sistim
ujung akhir berkurang.

• Kehilangan daya I kwadrat R dalam sistim berkurang karena


penurunan arus.

• Kemampuan kapasitas jaringan distribusi listrik meningkat,


mengurangi kebutuhan untuk memasang kapasitas tambahan.

Anda mungkin juga menyukai