Anda di halaman 1dari 3

Stanula Arkadiusz, Adam Maszczyk, Robert Roczniok, Przemysław Pietraszewski, Andrzej

Ostrowski, Adam Zając, Marek Strzała. (2012). The Development and Prediction of
Athletic Performance in Freestyle Swimming. Journal of Human Kinetics section
swimming, volume 32/2012, 97-107. doi: 10.2478/v10078-012-0027-3.

Jurnal ini membahas tentang permasalahan atlet renang nomor freestyle yang
memecahkan rekor di olympiade (tahun). Karena permasalahan itu peneliti pun tertarik untuk
mengetahui mengapa rekor tersebut dapat terpecahkan oleh para atlet yang berlaga saat itu.
Pertandingan olimpiade saat itu dirasa merupakan suatu lonjakan prestasi yang dimiliki
perenang.
Penelitipun membandingkan bagaimana dinamika catatan waktu yang diperoleh perenang
wanita dan laki-laki. Ternyata peningkatan dinamika wanita meningkat lebih cepat dan
mendekati catatan waktu laki laki. Untuk menemukan penjelasan mengapa sebanyak 43 rekor
renang dunia, terpecahkan di 2009, O’Connor dan Vozenilek (2011) telah menganalisi performa
atlet dalam 2 olahraga yang berbeda yaitu berenang dan lari trek. Mereka mengasumsikan bahwa
2 cabor tersebut berbeda karena dari struktur pergerakannya, terutama dalam latihan dan
lingkungan kompetisinya, terbagi beberapa kesamaan dari perspektif analisis olahraga,
sebagaimana waktu pencapaian dan sumber energi yang digunakan untuk kerja otot. Oleh krena
itu, metode latihan yang mereka gunakan juga sama. Para peneliti menyimpulkan bahwa alasan
yang paling mungkin mengapa perenang sangat sukses dengan baju renang modern yang
menutupi badan mereka.
Chatterjee and Laudato (1996) yang menganalisis rekaman perrforma atlet, sepanjang
periode waktu ditemukan fakta hubungan yang sangat menarik diantara hasil yang didapat oleh
wanita dan laki-laki. Dari semua itu terdapat kesimpulan: tingkat peningkatan wanita,
didefinisikan secara teknis, semua meningkat, sedangkan laki-laki peningkatannya lambat.
Banyak peneliti berpikir apakah pada tempat dan waktu yang sama wanita akan memiliki
hasil yang sama dalam olahrag aseperti laki-laki. Meskipun pengetahuan tentang anatomi
manusia dan fisiologi yang dimiliki menanyakan situasi ini, sudut pandang matematika didukung
berdasarkan perhitungan dari panjangnya performa dari kedua atlet laki-laki dan perempuan
membuat situasi ini menjadi mungkin. Heazlewood and Lackey (1996) telah membuat sebuah
model peramalan yang meunjukkan bahwa pada Olimpiade 2060 pelari wanita 100 m akan
meningkatkan rasio antara mereka dan catatan waktu laki-laki, berdasarkan rata-rata waktu para
finalists antara 9.58 detik untuk leki-laki dan 9.57 untuk perempuan. Kertas analisis ini adalah
dinamika perubahan antara performa kelas dunia perenang gaya bebas yang tercatat di
olimpiade. Juga digunakan sebagai acuan hasil untuk memperkirakan waktu para perenang di
olimipade 2012 di London.
Penelitian ini menggunakan bahan dan metode dengan hasil finalis laki-laki dan
perempuan di nomor gaya bebas (50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, dan 1500 m) yang
dilaksanakan diantara olimpiade 1896 dan 2008 yang didapat dari data internet
(www.wikipedia.org, 2012). Berdasarkan data tersebut didapatkan, karena dari banyaknya gaya
dan jarak membuat perenang menjadi spesialis tertentu dan berdampak ke performa mereka.
Fakta penting lainnya adalah bahwa peningkatan kinerja olahraga yang terus-menerus adalah
karena pencapaian baru peradaban kita, juga di berbagai bidang seperti sains olahraga,
kedokteran, nutrisi, bangunan, transportasi, dan tekstil (Maglischo, 2003; O'Connor dan
Vozenilek, 2011). Faktor yang sangat berkontribusi terhadap catatan renang baru adalah aktivitas
Federasi Renang Internasional yang dalam mengembangkan aturan kompetisi membuka solusi
pada Teknik berenang, strarts, flip turns, perlengkapan perenang, dan pakaian renang, peralatan
kolam renang, dan memastikan kinerja akhir yang ditentukan oleh keterampilan dan kualitas dari
Teknik latihan.
Menurut Chatterjee dan Laudato, penjelasan mengapa perbedaan dalam hasil renang
antara perempuan dan laki-laki berkurang ketika jaraknya menjadi lebih panjang harus dicari
dalam fitur fisiologis dan morfologis. Fenomena ini telah dikonfirmasi dalam peristiwa trek
dimana, margin perbedaan terkecil terjadi antara pria dan wanita di maraton, sedangkan
perbedaan persentil terbesar terjadi dalam sprint panjang, yang tergantung pada glikolisis
anaerob (Mageean et al., 2011; Fukuda et al., 2012).
Dengan begitu, tampaknya wanita mengembangkan metabolisme aerobik dengan baik,
mirip dengan pria, sedangkan lari cepat baik di trek maupun di lapangan dan dalam berenang
membutuhkan pengembangan kekuatan dan kekuatan otot yang menguntungkan pria karena
kandungan jaringan otot yang lebih tinggi dan metabolisme anaerob yang lebih baik, apa yang
telah dikonfirmasi oleh hutang oksigen yang lebih besar dan konsentrasi laktat yang lebih tinggi
setelah upaya maksimal yang berlangsung dari 30 hingga 60 detik, yang sesuai dengan berenang
dalam sprint 50 dan 100m (Mamer et al., 2011; Adamczyk, 2011). Kandungan lemak yang lebih
tinggi pada atlet wanita dapat meningkatkan daya apung, yang dapat dianggap sebagai manfaat
dalam renang jarak jauh. Karena meningkatnya daya apung dan cadangan energi dari kadar
lemak tubuh yang lebih tinggi, wanita dapat segera mendekati kinerja pria.

Anda mungkin juga menyukai