Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

“KETIDAKBERDAYAAN”
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Jiwa II

Disusun oleh :
Faif Khafidoh (A11701542)
Fairuz Hedian Eka W (A11701543)
Familan Riyo P (A11701544)
Fatimah Afriliyanti (A11701545)
Fathurozak (A11701546)
Fita Fatimatul (A11701548)
Fitri Pebryani (A11701549)
Fitria Khoirunnisa (A11701550)
Fiyandari Setianingsih (A11701551)
Gea Andriani (A11701552)
Gusti Abimanyu Putra (A11701553)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA (3A)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2020
BAB I
PRNDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan
system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha untuk
mempertahankan keseimbangan hidupnya. Akan tetapi, kondisi kehidupan di
era modern seperti saat ini semakin kompleks. Proses modernisasi
sangat cepat berkembang pada masyarakat, terutama di kota-kota atau
negara yang sedang berkembang, seperti halnya di Indonesia, tentunya dari
proses moderenisasi ini akan memiliki dampak positif dan negatif. Akibatnya
akan meningkatkan beban terutama pada psikologis, sosio cultural, maupun
ekonomi seseorang.
Peningkatan beban psikologis yang menjadi salah satu prevelensi
peningkatan masalah kesehatan mental pada masyarakat akibat modernisasi.
Beberapa contoh kasus gangguan psikososial adalah ketidakberdayaan.
Gangguan ini dapat membuat seseorang tidak dapat menjalankan aktivitasnya
secara normal. Gangguan psikososial harus segera mendapatkan penanganan
yang tepat, karena jika gangguan psikososial berlangsung lama maka akan
terjadi masalah gangguan jiwa yang berat dan dapat berujung pada kematian.
Oleh karena itu, diperlukan perawatan secara medis maupun asuhan
keperawatan agar kasus gannguan psikososial dapat menurun.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian ketidakberdayaan ?
1.2.2 Apa tanda dan gejala ketidakberdayaan ?
1.2.3 Apa jenis – jenis ketidakberdayaan ?
1.2.4 Bagaimana proses terjadinya ketidakberdayaan ?
1.2.5 Apa faktor penyebab ketidakberdayaan ?
1.2.6 Apa fokus pengkajian pada ketidakberdayaan ?
1.2.7 Pathway ketidakberdayaan ?
1.2.8 Apa tindakan keperawatan ketidakberdayaan
1.3 Manfaat
1.3.1 Mengetahui penegrtian ketidakberdayaan
1.3.2 Mengetahui tanda dan gejala ketidakberdayaan
1.3.3 Mengetahui jenis-jenis ketidakberdayaan
1.3.4 Mengetahui proses terjadinya ketidakberdayaan
1.3.5 Mengetahui factor penyebab ketidakberdayaan
1.3.6 Mengetahui focus pengkajian ketidakberdayaan
1.3.7 Mengetahui pathway ketidakberdayaan
1.3.8 Mengetahui tindakan keperawatan ketidakberdayaan
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Ketidakberdayaan


Ketidakberdayaan adalah presepsi seseorang bahwa tindakannya tidak
akan mempengaruhi hasil secara bermakna; suatu keadaan di mana individu
kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru
dirasakan (NANDA,2014).
Menurut Townsend (2009), ketidakberdayaan di mana individu dengan
kondisi depresi, apatis dan kehilangan kontrol yang diekspresikan oleh
individu baik verbal maupun non verbal. Kondisi depresi merupakan salah
satu masalah yang berakibat pada konsisi psikososial dengan
ketidakberdayaan. Kondisi ketidakberdayaan pada individu terjadi bila
individu tidak dapat mengatasi solusi dari masalahnya, sehingga individu
percaya hal tersebut diluar kendalinya untuk mencapai solusi tersebut.
2.2 Tanda dan Gejala Ketidakberdayaan
Data subyektif :
a) Mengungkapkan dengan kata-kata bahwa tidak mempunyai kemampuan
mengendalikan atau mempengaruhi situasi.
b) Mengungkapkan tidak dapat menghasilkan sesuatu.
c) Mengungkapkan ketidakpuasan dan frustasi terhadap ketidakmampuan
untuk melakukan tugas atau aktivitas sebelumnya.
d) Mengungkapkan keragu-raguan terhadap penampilan peran.
e) Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri.
Data obyektif :
a) Ketidakmampuan untuk mencari informasi tentang perawatan.
b) Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat diberikan
kesempatan.
c) Enggan mengungkapkan perasaan sebenarnya.
d) Ketergantungan terhadap orang lain yang dapat mengakibatkan iritabilitas,
ketidaksukaan, marah, dan rasa bersalah.
e) Gagal mempertahankan ide/pendapat yang berkaitan dengan orang lain
ketika mendapat perlawanan.
f) Apatis dan pasif.
g) Ekspresi muka murung.
h) Bicara dan gerakan lambat.
i) Tidak berlebihan.
j) Nafsu makan tidak ada atau berlebihan.
k) Menghindari orang lain
2.3 Jenis – jenis Ketidakberdayaan
Capernito (2009) menggambarkan dua jenis ketidakberdayaan,yaitu;
a. Ketidakberdayaan Situasional
Ketidakberdayaan yang muncul pada sebuah peristiwa spesifik dan
mungkin berlangsung singkat.
b. Ketidakberdayaan dasar ( trait powerlessness )
Ketidakberdayaan yang bersifat menyebar, mempengaruhi pandangan,
tujuan, gaya hidup, dan hubungan.
2.4 Proses Terjadinya Ketidakberdayaan
Menyatakan depresi terjadi karena individu mempunyai pengalaman
kegagalan – kegagalan, lalu menjadi pasif dan tidak mampu menghadapi
masalah. Akhirnya timbul keyakinan individu akan ketidak mampuannya
mengendalikan kehidupan sehingga ia tidak berupaya mengembangkan
respon yang adaptif, menurut Funnel, Anderson, ( 2005 )
2.5 Faktor Penyebab Ketidakberdayaan
Menurut Carpenito(2009), Ketidakberdayaan disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan, perasaan tidak berharga, ketidakadekuatan koping sebelumnya
(seperti : depresi), serta kurangnyakesempatan untuk membuat keputusan.
Faktor terkait ketidakberdayaan menurut Doenges, Townsend, M, (2008)
yaitu:
a. Kesehatan lingkungan: hilangnya privasi, milik pribadi dan control
terhadap terapi.
b. Hubungan interpersonal: penyalahgunaan kekuasaan, hubungan yang
kasar.
c. Penyakit yang berhubungan dengan rejimen : penyakit kronis atau yang
melemahkan kondisi.
d. Gaya hidup ketidakberdayaan mengulangi kegagalan dan ketergantungan
2.6 Fokus Pengkajian
Menurut Direja (2011) pada pengkajian datadata yang ditampilkan pada
pasien ketidakberdayaan :
a. Mengatakan secara verbal ketidakmampuan mengendalikan atau
mempengaruhi situasi.
b. Mengatakan tidak dapat menghasilkan sesuatu
c. Mengatakan ketidakmampuan perawatan diri
d. Tidak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan saat kkesempatan
diberikan
e. Segan mengekspresikan perasaan yang sebenarnya
f. Apatis pasif
g. Ekspresi muka murung
h. Bicara dan gerakan lambat
i. Nafsu makan tidak ada atau berlebihan
j. Tidur berlebihan
k. Menghindari orang lain
2.7 Pathway Ketidakberdayaan

HargaDiriRendah Keputusasaan

Ketidakberdayaan (core problem)

Koping tidak efektif


2.8 Tindakan Keperawatan Ketidakberdayaan
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengkaji keluhan utama klien
c. Mengkaji faktor predisposisi klien, meliputi : biologis, psikologis dan
sosiokultural.
d. Mengkaji stresor presipitasi klien, meliputi : nature, origin, time dan
number.
e. Mengkaji penilaian kilen terhadap stresor, meliputi : kognitif, afektif,
fisiologis, perilaku dan respon sosial.
f. Mengkaji sumber koping yang dimiliki oleh klien, meliputi : kemampuan
personal, dukungan sosial, aset material, dan keyakinan positif.
g. Mengkaji mekanisme koping yang digunakan klien.
h. Menentukan masalah keperawatan klien
2.9 SP 1 individu : mengenali ketidakberdayaan yang dialaminya
Pelaksanaan implementasi pada penatalaksanaan keperawatan pada pasien
dengan ketidakberdayaan ini selanjutnya dikembangkan dengan
menggunakan pola strategi pelaksanaan tindakan keperawatan. Strategi ini
disusun untuk memudahkan pelaksanaan asuhan klien dan keluarga dengan
ketidakberdayaan. Adapun strategi pelaksanaan yang digunakan adalah
sebagai berikut.
A.    Latihan 1 : Interaksi Pertama
FASE ORIENTASI
“Selamat pagi ibu! Perkenalkan nama saya..panggil saja saya…saya
suster yang akan merawat ibu hari ini. Nama ibu siapa? Senangnya
dipanggil apa?”Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Apa semalam
tidurnya pulas? “Ibu bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang
perasaan ibu saat ini. Bagaimana kalau 20 menit di sini? Ibu bersedia?
FASE KERJA
“Apa yang membuat ibu memiliki perasaan seperti itu?”
“Sejak kapan muncul perasaan seperti itu ibu?”
“Apa saja yang telah ibu lakukan untuk mengatasi perasaan tersebut?”
“Coba ibu ceritakan kegiatan apa saja yang biasanya ibu lakukan
dirumah?”
“Apa ibu memiliki banyak teman?”
“Apa ibu pernah merasakan kehilangan yang teramat sangat?”
“Kehilangan apa ibu?”
“Sejak kapan ibu merasakan hal itu?”
“Apa sampai saat ini ibu merasakan hal yang sama?”
“Nah menurut ibu apakah baik jika perasaan kehilangan yang ibu
rasakan terus ibu alami sampai saat ini?”
“Menurut ibu sebaiknya apa yang harus dilakukan untuk menghilangkan
perasaan ibu tersebut?”
“Apa ibu pernah memiliki perasaan tidak puas dengan apa yang ibu
miliki saat ini?”
“Apa kira-kira alasan ibu merasa tidak puas?”
“Apa harapan terbesar ibu dalam hidup ini?”
“Menurut ibu apa yang seharusnya dilakukan jika ada harapan dalam
hidup yang belum dapat terwujud?”
“Lalu menurut ibu apakah dengan merasa tidak puas dan mengalami
kehilangan yang teramat sangat sehingga ibu terus-menerus merasa
tidak berdaya dalam hidup ibu?”
“Apa ibu tidak pernah berpikir bahwa ibu sedang menyia-nyiakan waktu
hidup ibu yang hanya sebentar?”
“Suster lihat ibu masih sangat mampu untuk dapat lepas dari perasaan
ibu itu, coba ibu lebih berpikir positif tentang diri ibu sendiri..
“Bagus ibu karena ibu telah berani mengungkapkan perasaan ibu
kepada suster….”
TERMINASI
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang tadi?”
“Coba ibu ulangi apa yang menyebabkan ibu merasa tidak berdaya dan
lemah saat ini?”
“Baik ibu, coba ibu pikirkan kembali tentang hal-hal lain yang membuat
ibu merasa lemah dan tidak berdaya dalam hidup ini”
“Baiklah ibu, sekarang sudah 20 menit. Saya rasa pertemuan kita kali
ini cukup sampai disini. Nanti kira-kira jam 10 saya akan kembali lagi
untuk membahas tentang hal-hal lain yang membuat ibu merasa lemah
dan tidak berdaya saat ini. Apakah ada yang ingin ibu tanyakan sebelum
saya pergi? Baiklah ibu,selamat pagi.”
EVALUASI
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang kita lakukan,dapat
dilakukan dengan menilai kemampuan klien dan keluarga :
A.    Kemampuan klien
1)      Mampu menganal ketidakberdayaan dan yang dialami
2)      Mampu mengekspresikan emosi terkait kondisi ketidakberdayaan
3)      Mampu menyebutkan keputusan terkait rencana perawatanya
B.     Kemampuan keluarga
1)      Mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari ketidakberdayaan
2)      Menyebutkan cara merawat klien dengan ketidakberdayaan
3)      Mampu mendukung klien berpartisipasi terhadap rencana perawatnya
4)      Mampu memotivasi klien dalam mencapai tujuan yang realistis

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ketidakberdayaan merupakan suatu perasaan penurunan kontrol
tentang kesehatan yang akan mendorong ke arah apatis, menarik diri,
mengurangi interaksi dengan orang lain dan tidak berpartisipasi dalam
perawatan atau pembuatan keputusan. Seemen & Evans dan Pender
menyatakan bahwa penurunan pemanfaatan pelayanan kesehatan, perubahan
tingkah laku, menarik diri dan penurunan motivasi dapat diasosialisasikan
dengan konsep sosial dari ketidakberdayaan.
3.2 Saran
Pembaca diharapkan banyak membaca referensi lain terkait
masalah psikososial ketidakberdayaan. Hal ini dimaksudkan agar
pembaca lebih memahami terkait masalah klien dengan gangguan psikososial.
Selain itu pembaca juga dapat mencari informasi terkait jurnal
penatalaksanaan terbaru pada klien dengan masalah psikososial.

DAFTAR PUSTAKA
NANDA International. (2012). Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2012-2014. Cetakan I. Jakarta: Penebit Buku Kedokteran EGC
Townsend, M.C (2010). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri rencana
Asuhan & Medikasi Psikotropik. Edisi 5. Jakarta: Penebit Buku
Kedokteran EGC
Mamnu’ah. 2017. Panduan Praktikum Keperawatan Jiwa II. Yogyakarta: UNISA
Hidayat. 2014. Asuhan Keperawatan Psikososial Ketidakberdayaan Pada Tn. H.
Dengan Diagnosa Medis Diabetes Melitus Tipe 2 Di Ruang Antasena
Rumah Sakit Marzoeki Mahdi Bogor. FK.UI.Jakarta. diakses 27 Maret
2017

Anda mungkin juga menyukai