Final Project Penugasan Mata Kuliah Kwu
Final Project Penugasan Mata Kuliah Kwu
KEWIRAUSAHAAN
Dosen Pengampu :
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat-
Nya penulis diberi kesehatan walafiat, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang menjadi tugas mata kuliah promosi kesehatan dengan tepat waktu.
Makalah yang berjudul “PROSES KEWIRAUSAHAAN”. Selesainya makalah
ini tidak lepas dari kerjasama berbagai pihak, baik itu dari dosen pengajar ataupun
dari pihak – pihak lainnya yang turut serta membantu terselesaikannya makalah
ini.
Besar harapan penulis semoga makalah yang penulis sajikan ini berguna dan
dapat menginspirasi bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik
dari pembaca dengan tujuan menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
ii
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
2.1 Definisi Kewirausahaan...................................................................................4
2.2 Proses Kewirausahaan.....................................................................................5
2.3 Model Kewirausahaan.....................................................................................6
2.4 Faktor Pemicu kewirausahaan........................................................................8
2.5 Tahap Kewirausahaan.....................................................................................9
2.6 Langkah-langkah Kewirausahaan................................................................10
2.7 Keberhasilan Kewirausahaan........................................................................12
2.8 Kegagalan Kewirausahaan............................................................................13
2.9 Menghindari kegagalan.................................................................................15
BAB III............................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................17
3.2 Saran...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
perkerjaan baru dihasilkan oleh sektor usaha kecil, usaha kecil
menyumbang bagian tersebar dari penjualan di sektor manufaktur, dan
hampir di semua negara usaha kecil adalah tempat lahirnya
kewirausahaan. Namun demikian, terdapat juga fakta bahwa 50% dari
usaha kecil gagal pada dua tahun pertama dan manajemen yang buruk
adalah penyebab tersebar kegagalan usaha kecil. [ CITATION Dar13 \l 1033 ].
Di Indonesia, pertumbuhan ekonomi juga ditentukan oleh dinamika
perekonomian daerah, sedangkan perekonomian daerah pada umumnya di
hasilkan dari kegiatan ekonomi berskala kecil dan menengah. Memang
keberadaan pengusaha kecil dan menengah merupakan proses awal
perkembangan industrialisasi di daerah, tapi kenyataannya di lapangan,
masih banyak kendala yang dihadapi oleh usaha kecil dan menengah.
Menurut Prawiranegara dalam [ CITATION Sur06 \l 1033 ] kendala intern
yang dihadapi oleh pengusaha kecil yaitu kualitas SDM yang masih
rendah, lemahnya akses dan pengembangan pangsa pasar, lemahnya
struktur pemodalan, terbatasnya penguasaan teknologi, lemahnya
organisasi dan manajemen, serta terbatasnya jaringan usaha dan kerjasama
dengan pelaku-pelaku ekonomi lainnya. Untuk menghadapi kendala
tersebut, seorang pengusaha harus memiliki pondasi yang kuat sebelum
mendirikan dan menjalankan usahanya. Seorang pengusaha harus
memiliki orientasi kewirausahaan untuk menghadapi persaingan dan
tekanan pasar yang terus meningkat.
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik,
dan banyak pula orang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya
dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh
wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan
pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap
semua aspek pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran
belanja, personalia, dan pengawasan. Oleh sebab itu, wirausaha
merupakan potensi pembangunan, baik dalam jumlah maupun dalam mutu
wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi kenyataan bahwa
mutu wirausaha belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan
2
pembangunan wirausaha Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi
suksesnya pembangunan [ CITATION Kau15 \l 1033 ].
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui definisi kewirausahaan.
1.3.2 Untuk mengetahui proses kewirausahaan.
1.3.3 Untuk mengetahui model kewirausahaan.
1.3.4 Untuk mengetahui faktor pemicu kewirausahaan.
1.3.5 Untuk mengetahui tahap kewirausahaan.
1.3.6 Untuk mengetahui langkah-langkah kewirausahaan.
1.3.7 Untuk mengetahui keberhasilan kewirausahaan.
1.3.8 Untuk mengetahui kegagalan kewirausahaan.
1.3.9 Untuk mengetahui cara menghindari kegagalan kewirausahaan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat
diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa
yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan
kepuasan baru kepada konsumen.
5
yang akan datang dari pada
masa sekarang usahausaha
menengah diarahkan untuk
jangka panjang.
2. Pengambilan risiko yang Sama seperti pada tahap awal.
moderat dengan tingkat
toleransi yang tinggi
terhadap perubahan dan
kegagalan.
3. Kapasitas untuk Kapasitas untuk menempa selama
menemukan ide-ide pertumbuhan cepat, kemurnian
inovatif yang memberi organisasi dan kemampuan
kepuasan kepada berhitung.
konsumen.
4. Pegetahuan teknik dan Pengetahuan manajerial dan
pengalaman inovasi pada pengalaman dengan
bidangnya. menggunakan orang lain dan
sumber daya yang ada.
C. Sifat untuk desain :
1. Struktur pola yang Struktur yang fungsional atau
sederhana dan luas dengan vertikal, akan tetapi saluran
jaringan kerja komunikasi komunikasi informal sering
yang luas secara digunakan.
horizontal.
2. Otoritas pengambil Mendelegasikan otoritas
keputusan dimiliki oleh pengambilan keputusan kepada
wirausaha. manajer level kedua.
3. Informal dan sistem Kuasi formal (yaitu tidak terlalu
kontrol personal. kompleks atau bekerja sama)
dalam beroperasi.
6
2. Persekutuan (partnership), suatu kerjasama (asosiasi) dua orang atau
lebih yang secara bersama-sama menjalankan usaha bersama.
3. Perusahaan berbadan hukum (corporation), perusahaan yang didirikan
atas dasar badan hukum dengan modal saham-saham.
7
sumber pengadaan (pembekalan), peningkatan teknik manajemen, dan
metode distribusi baru juga mengadakan proses dinamis pada produk,
proses, h asil, sumber pembekalan, dan organisasi yang baru.
8
2.5 Tahap Kewirausahaan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 115 usaha kecil unggulan di
Kabupaten Bandung yang dilakukan oleh penulis diperoleh kesimpulan
bahwa pada umumnya pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil
tersebut memiliki tiga ciri penting, yaitu:
a). Tahap imitasi dan duplikasi (imitating and duplicating).
b). Tahap duplikasi dan pengembangan (duplicating and developing).
c). Tahap menciptakan sendiri barang dan jasa baru yang berbeda(creating
new and different).
Pada tahap pertama, yaitu proses imitasi dan duplikasi, para wirausaha
mulai meniru ide-ide orang lain, misalnya untuk memulai atau merintis
usaha barunya diawali dengan meniru usaha orang lain, dalam
menciptakan jenis barang yang akan dihasilkan imita meniru yang sudah
ada. Teknik produksi, desain, pemrosesan, organisasi usaha, dan dupli pola
pemasarannya meniru yang sudah ada. Beberapa keterampilan tertentu
diperoleh dan melalui magang atau pengalaman baik dari lingkungan
keluarga maupun orang lain. Akan tetapi tidak sedikit pula wirausaha yang
berhasil karena proses pengamatan.
Selanjutnya, pada tahap duplikasi dan pengembangan, para wirausaha
mulai mengembangkan ide-ide barunya. Dalam tahap duplikasi produk
misalnya, wirausaha mulai mengembangkan produknya melalui
diversifikasi dan diferensiasi dengan di desain sendiri. Demikian pula
dalam organisasi usaha dan pemasaran mulai dikembangkan model-model
pemasaran sendiri. Meskipun pada tahap ini mengalami perkembangan
yang lambat dan cenderung kurang dinamis, tetapi sudah ada sedikit
perubahan. Misalnya desain dan teknik yang cenderung monoton,
mungkin berubah tiga sampai lima tahun sekali, pemasaran cenderung
dikuasai oleh bentuk-bentuk monopsoni oleh para pedagang pengumpul
seperti usaha kecil pada umumnya. Beberapa wirausaha di antaranya ada
juga yang mengikuti model pemasaran dan cenderung berperan sebagai
market follower dan beberapa perusahaan lagi mengikuti kehendak
pedagang pengumpul.
9
Setelah tahap duplikasi dan pengembangan, kemudian tahap
menciptakan sendiri sesuatu yang baru dan berbeda melalui ide-ide sendiri
sampai terus berkembang. Pada tahap ini wirausaha biasanya mulai bosan
dengan proses produksi yang ada, keingintahuan, ketidakpuasan terhadap
hasil yang sudah ada mulai fiftibul dan adanya keinginan untuk mencapai
hasil yang lebih unggul secara menggebu-gebu. Pada tahap ini organisasi
usaha mulai diperluas dengan skala yang lugs pula, produk mulai
diciptakan sendiri berdasarkan pengamatan pasar dan berdasarkan
kebutuhan konsumen, ada keinginan untuk menjadi penantang pasar
(market challenger) bahkan pemimpin pasar (market leader). Produk-
produk unik yang digerakkan oleh pasar (market driven) mulai diciptakan
dan disesuaikan dengan perkembangan teknik yang ada. Beberapa industri
kecil tertentu, misalnya industri kecil sepatu dan industri konveksi mulai
menantang pasar (market challenger), sedangkan industri lainnya yang
menggunakan teknik produksi tradisional dan semi modern masih menjadi
pengikut pasar(market follower).
10
memiliki keinginan yang tinggi sekaligus mudah jenuh. Tidak mudah
memang, terutama jika seseorang sudah lama dan terbiasa berada
dalam zona aman. Seringkali kesibukan kerja membunuh instink
seseorang untuk berkreasi maupun mengasah minat dan kesukaan yang
mampu mendatangkan uang. Jika anda telah menentukan minat, maka
segeralah asah pengetahuan dan perbanyak bacaan serta ketrampilan
mengenai bidang usaha yang hendak Anda tekuni.
b). Perluas dan perbanyak jaringan bisnis dan pertemanan.
Sebagai seorang wirausaha dalam kegiatan usaha memerlukan
kerjasama usaha dengan pihak lain, dan dalam memilih mitra
kerjasama tentu memilih mitra yang memiliki kelebihan atas
kekurangan yang dimiliki diri sendiri, serta memberi manfaat baik bagi
diri sendiri maupun mitra kerja sama. Dengan demikian, kerja sama
tidak didorong oleh kepentingan sepihak saja, melainkan harus
dilandasi oleh kesepakatan yang membawa kemaslahatan kedua pihak.
c). Pilihlah keunikan dan nilai unggul dalam produk/jasa anda.
Suatu usaha dapat dilakukan yang sesuai dengan keahliannya
maupun kemampuan pelayanannya. Seperti counter HP di Semarang
merupakan bisnis yang menjamur dalam 3-4 tahun ini. Jika mereka
tidak mempunyai keunggulan kompetitif misalnya layanan purna jual,
harga yang bersaing, ataukah layanan secara umum baik, maka sulit
akan berkembang.
d). Jaga kredibilitas dan brand image.
Menjaga kredibilitas dan brand image merupakan suatu yang
penting dalam memulai usaha. Seringkali kita ketika memulai
berusaha, melupakan faktor nama baik, kredibilitas dan pandangan
orang terhadap produk/jasa kita. Menurut Kotler, terdapat lima
kualitas layanan yang perlu diperhatikan oleh suatu usaha, agar
pelayanan yang diberikan berkualitas, yaitu :
1) Reliability (Keandalan), yaitu kemampuan untuk memberikan
layanan sesuai dengan yang dijanjikan dengan terpercaya , akurat,
dan konsisten.
11
2) Responsiveness ( Daya Tanggap ), yaitu kemauan untuk membantu
pelanggan dan memberikan layanan dengan cepat serta mendengar
dan mengatasi keluhan/komplain yang diajukan konsumen.
3) Assurance (Kepastian), yaitu berupa kemampuan untuk
menimbulkan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah
dikemukakan kepada konsumen.
4) Emphaty (Empati), yaitu kesediaan untuk lebih peduli memberikan
perhatian, kesopanan, hubungan personal secara pribadi kepada
pelanggan.
5) Tangible (Berwujud), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik,
peralatan, dan berbagai media komunikasi.
12
b. Mempunyai cita-cita, impian, visi, harapan, ambisi tapi bukan
ambisius, obsesi, tantangan dianggap sebagai titik awal untuk
mencapai tujuan dalam meraih kesuksesan
c. Selain bermanfaat bagi diri sendiri dan keluarganya, tetapi juga
bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan.
d. Berusaha semaksimal mungkin untuk menghilangkan sifat negatif
ketika memandang dan memperlakukan orang lain.
e. Selalu berpandangan dan bersikap positif terhadap orang lain.
f. Berpikir sebagai wirausaha yang sukses, karena wirausaha yang sukses
harus berpikir seperti seorang wirausaha yang sukses dan bukan
berpikir selayaknya orang yang gagal.
g. Merubah kebiasaan, sifat, dan pola pikir sebagai pribadi yang unggul.
13
cermat. Kekeliruan dalam memelihara aliran kas akan menghambat
operasional perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
4) Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal dari
suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
5) Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak
strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena
kurang efisien.
6) Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
7) Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sikap yang
setengah-setengah terhadap, usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan Sikap setengah hati,
kemungkinan gagal menjadi besar.
8) Ketidakmampuan dalam, melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang slap menghadapi dan melakukan perubahan,
tidak akan menjadi kewirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan
perubahan dan mampu membuat peralihan setup waktu.
Selain faktor-faktor yang membuat kegagalan kewirausahaan,
Zimmerer (1996: 17) mengemukakan beberapa potensi yang membuat
seseorang mundur dari kewirausahaan, yaitu:
1) Pendapatan yang tidak menentu. Baik pada tahap, awal maupun tahap,
pertumbuhan, dalam bisnis tidak ada jaminan untuk terus memperoleh
pendapatan yang berkesinambungan. Dalam kewirausahaan, sewaktu-
waktu bisa rugi dan sewaktu-waktu juga bisa untung. Kondisi yang
tidak menentu dapat membuat seseorang mundur dari kegiatan
berwirausaha.
2) Kerugian akibat hilangnya modal investasi. Tingkat kegagalan bagi
usaha baru sangatlah tinggi. Menurut [ CITATION Yuy98 \l 1033 ], tingkat
14
mortalitas/kegagalan usaha kecil di Indonesia mencapai 78 persen.
Kegagalan investasi mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan
berwirausaha. Bagi seorang wirausaha, kegagalan sebaiknya
dipandang sebagai pelajaran berharga.
3) Perlu kerja keras dan waktu yang lama. Wirausaha biasanya bekerja
sendiri mulai dari pembelian, pengolahan, penjualan, dan pembukuan.
Waktu yang lama dan keharusan bekerja keras dalam berwirausaha
mengakibatkan orang yang ingin menjadi wirausaha menjadi mundur.
la kurang terbiasa dalam menghadapi tantangan. Wirausaha yang
berhasil pada umumnya menjadikan tantangan sebagai peluang yang
harus dihadapi dan ditekuni.
4) Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantap.
Kualitas kehidupan yang tidak segera meningkat dalam usaha, akan
mengakibatkan seseorang mundur dari kegiatan berwirausaha.
Misalnya, pedagang yang kualitas kehidupannya tidak meningkat,
maka akan mundur dari usaha dagangnya dan masuk ke usaha lain.
Kegagalan juga dapat ditimbulkan dengan dasar kelemahan yang
bersumber pada sifat pribadi yang penuh ragu dan kehidupan tanpa
pedoman maupun orientasi yang tegas, yaitu:
a. Suka meremehkan mutu.
b. Suka menerobos atau mengambil jalan pintas.
c. Tidak memiliki kepercayaan diri.
d. Tidak disiplin.
e. Suka mengabaikan tanggung jawab.
15
yang sudah menjalankan usaha secara full, dia bisa fokus penuh pada
bisnis yang sedang dijalankan dan hasilnya pasti berbeda.
b. Memperbesar skala usaha terlalu cepat. Memang bagus jika dilihat
sebuah usaha berkembang dengan cepat, namun apakah sudah
memiliki pondasi yang kuat? Untuk itu, diperlukan sumber daya
manusia yang benar-benar bisa bekerja dengan baik dan loyal terhadap
perusahaan. Setiap langkah yang dibuat perusahaan harusnya sesuai
dengan model bisnis yang sudah matang terencana sebelumnya yang
tentunya akan lebih efektif dan terukur.
c. Membuat produk yang tidak komersil, seringkali para pengusaha
menambah fitur-fitur baru berdasarkan keinginan idealis yang tidak
menambah nilai jual dan nilai tambah bagi pelanggan. Seharusnya
dalam mengembangkan produk pengusaha harus berinovasi, bernilai
komersil tinggi dan bisa memprediksi untuk penjualan di masa depan.
d. Tidak handal, tipe pengusaha yang tidak handal adalah seperti tidak
mudah untuk merekrut tim bisnis, mengumpulkan dana, menjaring
pelanggan, dan membangun kemitraan. Banyak pengusaha yang gagal
dalam hal ini. Bukannya harus perfect atau tanpa kesalahan, namun
akan lebih baik jika ada sesuatu yang tidak bisa dilakukan pengusaha
tersebut lalu mencari solusi, bisa melalui pembicaraan dengan tim,
bertanya dengan guru dalam berbisnis atau rekan yang sekiranya dapat
membantu memecahkan masalah tersebut.
e. Pemilihan waktu yang kurang tepat untuk meluncur ke pasar, Hal ini
adalah faktor yang paling krusial dari semua faktor karena berada
diluar jangkauan kendali pengusaha. Kadang sebuah ide muncul di saat
yang kurang tepat, dan memang sukar mempertemukan keduanya
dengan tepat waktu dan sempurna. Namun hal ini dapat diatasi dengan
mempertajam intuisi dan terus mengamati perkembangan yang terjadi
secara cermat.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewirausahaan adalah kegiatan seseorang yang berani mengambil
resiko serta membaca peluang yang ada disekitarnya, orang yang
melakukan kegiatan ini disebut wirausahawan atau pengusaha.
Kewirausahaan mempunyai peranan yang sangat penting bagi
pertumbuhan ekonomi, karena seorang wirausaha mampu membuka
lapangan pekerjaan bagi orang lain. Wirausaha mampu meringankan
beban pemerintah dengan mampu bertahan tanpa mengandalkan
pemerintah. Jumlah wirausahawan di suatu negara dapat mengidentifikasi
kemajuan negara tersebut, semakin banyak wirausahawannya maka
semakin maju negara tersebut.
3.2 Saran
Disarankan bagi mahasiswa yang nantinya akan memulai
berwirausaha untuk meneladani dan dapat mencontoh sikap, karakteristik,
dan sebagainya dari apa yang tertulis di atas. Seorang wirausaha memang
perlu untuk mengahadapi sebuah resiko, karena dari proses resiko itu
sendiri nantinya akan membawa sesuatu yang besar. Dan juga semangat,
kerja keras, ulet, serta tidak putus asa. Sikap yang dibutuhkan oleh seorang
wirausaha agar terus berkarya dengan usaha yang dijalankannya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Wawan, A., & Dewi. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
18
19