PEMBAHASAN
1
Harimurti Kridalaksana,Kamus Lingustik (Jakarta:Gramedia Pustaka Utama,1982)
2
https://kbbi.kemdikbud.go.id/
1. Dapat mewakili perasaan penyair;
2. Dapat mewakili sikap penyair terhadap sesuatu;
3. Dapat menimbulkan efek estetis yang dalam;
4. Dapat mendorong timbulnya perasan tertentu setiap orang yang membaca maupun
yang mendengarkan.
Diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk
mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Diksi juga
berarti kemampuan memilih kata dengan cermat sehingga dapat membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna gagasan yang ingin disampaikan, kemampuan untuk menemukan bentuk
yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa. Puisi dibutuhkan kemampuan untuk memilih kata-kata
yang tepat sehingga dapat mewakili dan menggambarkan hal-hal yang dikehendakinya.
Menyusun kata-kata dengan cara sedemikian rupa sehingga artinya menimbulkan imajinasi
estetik. Diksi merupakan suatu proses, maka hasil yang diharapkan ialah nilai kepuitisan3.
Diksi puisi memang bukan pekejaan yang mudah, dan bahkan kadang-kadang terkesan
bahwa membuat puisi tidak bisa sekali jadi, tetapi melalui proses yang lama.
Contoh puisi karangan Chairil Anwar
Kerikil Tajam
Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan ditingkap merapuh
dipikul angin yang terpendam
Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi memang dulu ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini
Hidup hanya menunda kekalahan
tembah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirya kita menyerah
3
Pradopo, Rachmad Djoko. Puisi (Pusat Penerbitan Universitas Terbuka: 2001)
Dalam versi lain bait terakhir tersebut diubah sebagai berikut,
Hidup hanya menunda kekalahan
tembah jauh dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak diucapkan
sebelum pada akhirya kita menyerah
Menurut analisis Pradopo (1987:56), kata “terasing” mengandung makna
“terpencil”, menunjukkan rasa keterasingan, sedangkan kata “jauh” menunjukkan jarak
atau kesenjangan4.
C. Fungsi Diksi atau Pemiliha Kata Dalam Puisi
Adapun untuk fungsi diksi atau pemilihan kata dalam puisi yaitu :
1. Membuat orang yang membaca ataupun mendengar puisi menjadi lebih faham
mengenai apa yang ingin disampaikan oleh pengarang.
2. Melambangkan ekspresi yang ada dalam gagasan secara verbal “tertulis ataupun
terucap”.
3. Membentuk ekspresi ataupun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan
pendengar ataupun pembacanya.
4. Membentuk ekspresi atau pun gagasan yang tepat sehingga dapat menyenangkan
pendengar atau pun pembacanya.
5. Melambangkan gagasan yang diekspresikan.
6. Menciptakan komunikasi yang baik dan benar.
7. Menciptakan suasana yang tepat.
8. Mencegah salah pemahaman5.
D. Makna Konotatif dan Makna Denotatif
1. Makna denotatif
Makna denotatif adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah
langsung menunjukkan pada acuan atau makna dasarnya. Sering juga makna denotatif
disebut makna referensial6.
Kata makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah,
dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna denotatif
4
Pradopo, Rachmad Djoko. Puisi (Pusat Penerbitan Universitas Terbuka: 2001),hal.56
5
https://www.dosenpendidikan.co.id/diksi/ diambil pada tanggal 20 Maret 2020 pukul 20.00.
6
Yendra,Menggenal Ilmu Bahasa,(Seleman:CV Budi Utama ,2018),hal. 202.
disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual,
makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional (keraf,2002:2080).
Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu
mengacu pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi. Disebut makna
kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan
menyangkut rasio manusia.
2. Makna konotatif
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari
sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna
konseptual. Makna konotatif atau sering disebut juga makna kiasan, makna
konotasional7. Kata-kata yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada
pembicaraaan atau karangan nonilmiah, seperti: berbalas pantun, peribahasa,
lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain. Karangan puisi sangat mementingan nilai-
nilai estetika. Nilai estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan
kata-kata konotatif agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah.
Contohnya kata kamar kecil mengacu kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi
kamar kecil berarti juga jamban (konotatif). Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa
apakah suatu makna kata itu adalah makna denotatif atau konotaif.
E. Faktor Yang Harus Dipertimbangkan Dalam Pemilihan Kata Pada Puisi
1. Makna Kias
Makna kias adalah makna yang mengandung pengandaian atau pengibaratan.
Makna kias memiliki arti tidak sebenarnya, konotatif. Makna kiasan banyak
digunakan dalam karya sastra puisi8. Berikut ini mengutip puisi ali hasjmy,salah
seorang penyair angkatan pujangga baru berjudul menyesal :
7
Yendra,Menggenal Ilmu Bahasa,(Seleman:CV Budi Utama ,2018),hal. 202.
8
Herman J.Waluyo,Apresiasi Puisi,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka,2003),hal. 3
Kini hidup meracun hati
Miskin ilmu, miskin harta
Dalam puisi tersebut makna kias mudah dipahami karena diberi penjelasan pada baris
berikutnya. Kata pagi diberi penjelasan muda. Kata petang diberi penjelasan Batang
usiaku sudah tinggi (tua).
2. Lambang
Dalam puisi,banyak digunakan lambang yaitu penggantian suatu hal dengan hal
atau benda lain. Jenis-jenis lambang yang ada dalam puisi meliputi lambang
benda,lambang warna,lambang bunyi dan lambang suasana9. Berikut ini kutipan
beberapa bait puisi Ws Rendra berjudul “Surat Kepada Bunda Tentang Calon
Menantunya” yang mengandung lambang benda :
Lambang warna memberi makna tambahan pada warna untuk mengganti atau
menambahkan makna sesungguhnya (makna denotasi). Misalnya warna hitam
9
Herman J.Waluyo,Apresiasi Puisi,(Jakarta:PT Gramedia Pustaka,2003),hal. 4
melambangkan kesedihan,warna putih kesucian,warna kuning kesetiaan,warna biru
harapan dan sebagianya. Berikut ini kutipan dari “Baladah Sunilah” karya Ws
Rendra yang menggunakan lambang warna :
Kata halusya putih mengacu pada roh sumilah yang suci (karna ia telah mati).
Kata jingga dalam puisi ini menggambarkan kebencian. Dalam puisi ini diceritakan
samijo sangat benci pada sumilah yang telah dituduh meghianatinya.
Lambang bunyi artinya makna khusus yang diciptakan oleh bunyi-bunyi atau
perpaduan bunyi-bunyi tertentu,misalnya bunyi gamelan membawa kita kepada tanah
Jawa Tengah. Berikut ini kutipan puisi Ramadhan K.H. berjudul “Tanah Kelahiran”
yang kental dengan lambang bunyi :
Dalam puisi lama dan puisi modern persamaan vocal pada akhir baris (rima
akhir) sangat dipentingkan keindahannya.
13 November 1943
Pengarang : Chairil Anwar
Dalam pantun dan syair persamaan bunyi pada akhir baris lebih tanpak karena
menjadi syarat keindahan puisi lama yang bersajak a-a-a-a untuk syair dan a-b-a-b
untuk pantun.
Contoh Pantun :
Pergi ke pantai siang bolong
Pakai motor punya si Parman
Janganlah kau suka berbohong
Jika tidak ingin dijauhi teman
(Perintis Sastra,1951)
Dalam puisi Sutardji Calzoum Bachri berjudul “Sepisaupi” persamaan bunyi
dibuat dari awal hingga akhir.Puisi ini bersajak AAAA seperti berikut ini :
sepisaupa sepisaupi
sepisapanya sepikau sepi
sepisaupa sepisaupoi
sepikul diri keranjang duri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisauNya ke dalam nyanyi