Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa di dahului oleh pertimbangan yang matang. Masalah yang paling menonjol dikalangan remaja adalah seksualitas, sehingga terjadinya kehamilan remaja dan aborsi saat ini banyak terjadi. Kehamilan usia remaja memberikan resiko yang sangat tinggi terhadap kematian ibu dan bayi. Hal ini juga berdampak buruk pada kesehatan reproduksi pada remaja. Seperti kasus di Desa Singoharjo pada awal Februari 2018, mendapatkan fakta bahwa kehamilan risiko tinggi diwilayah tersebut. Data menunjukkan 67% kehamilan yang terjadi diwilayah tersebut adalah kehamilan pada usia muda (kurang dari 20 tahun) dan sebagian besar adalah kehamilan dan persalinan yang tidak direncanakan dengan matang. Banyaknya kasus beredar tentang pembuangan bayi setelah lahir akibat kehamilan pada remaja. Melihat tingginya kejadian kasus tersebut tentunya tidak tanpa sebab. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan di usia remaja. Gaya hidup dan perilaku sexs bebas mempercepat peningkatan kejadian kehamilan pada remaja. Faktor lingkungan yang sangat mendukung untuk remaja melakukan sesksualitas seperti penjualan kondom secara bebas disamping kurangnya peran orang tua dalam keluarga. Faktor lain dalah Paradigma keluarga yang memiliki pengetahuan rendah tentang kesehatan reproduksi menjadi salah satu penyebab kehamilan pada usia remaja. Banyak remaja yang dipaksa menikah karena dianggap telah cukup usia untuk berumah tangga, sedangkan mereka sendiri belum siap dan tidak paham konsekuensi dari pernikahan tersebut. Terlepas dari itu semua, terdapat faktor dominan yang berpengaruh pada kehamilan usia remaja yaitu rendahnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproudksi. Tingkat pengetahuan mempengaruhi seseorang dalam menyadari pentingnya arti kesehatan. Rendahnya pengetahuan memperbesar peluang kejadian kehamilan di usia remaja. Kurangnya informasi tentang kesehatan reproduksi, baik dari sekolah maupun keluarga menyebabkan tidak sedikit remaja yang menjadi korban kejahatan seksual, seperti pemerkosaan, hubungan luar nikah , dan kehamilan di usia dini. Kehamilan usia remaja akan membawa dampak buruk bagi kesehatan reproduksinya. Resiko yang dapat terjadi pada kehamilan usia remaja antara lain anemia kehamilan karena kekurangan zat besi, perdarahan, abortus, persalinan yanga lama dan sulit, sampai dengan terjadinya kematian. Kehamilan remaja yang sebagian besar tidak dikehendaki menyebabkan tingginya kejadian gugur kandung pada remaja. Dalam upaya melakukan gugur kandung yang biasa dilakukan secara sembunyi oleh tenaga tak terlatih dapat berakibat buruk bagi kesehatan reproduksi. Akibat buruk dari gugur kandung adalah infeksi, perdarahan dan kerusakan alat reproduksi sehingga menimbulkan infertilitas. Sedangkan resiko yang terjadi pada bayi antara lain bayi premature, berat badan lahir rendah, bayi yang dibuang karena kehamilan tidak diinginkan , cacat bawan hingga kematian bayi. Dengan tingginya angka kejadian kehamilan remaja yang berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi wanita dan kesejahteraan bayi baru lahir maka pemerintah membentuk Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang merupakan pelayanan kesehatan kepada remaja melalui perlakuan khusus yang disesuaikan dengan keinginan, selera, dan kebutuhan remaja. Upaya pencegahan kehamilan remaja di Amerika dengan menghilangkan hambatan media kontrasepsi untuk remaja dan mempromosikan pelayanan keluarga yang berkualitas, perencanaan untuk semua wanita termasuk remaja. Dengan tingginya angka kejadian kehamilan remaja yang berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi wanita dan kesejahteraan bayi baru lahir maka pemerintah membentuk Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang merupakan pelayanan kesehatan kepada remaja melalui perlakuan khusus yang disesuaikan dengan keinginan, selera, dan kebutuhan remaja. Upaya pencegahan kehamilan remaja di Amerika dengan menghilangkan hambatan media kontrasepsi untuk remaja dan mempromosikan pelayanan keluarga yang berkualitas, perencanaan untuk semua wanita termasuk remaja. Empat hal potensial dalam mencegah kehamilan remaja adalah pendidikan seks, komunikasi dengan orang tua, penggunaan kontrasepsi, dan penerimaan layanan kesehatan reproduksi. Bidan ikut berkontribusi dalam mengurangi resiko yang terjadi pada kehamilan di usia remaja. Bidan selaku educator berperan dalam memberikan bimbingan atau penyuluhan, pendidikan pada klien, keluarga, masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi termasuk mengenai kehamilan usia remaja. Bidan dan petugas kesehatan lain berkewajiban untuk mendorong perilaku positif dalam kesehatan dan harus mampu menjembatani dengan baik antara pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan keluarga sehingga faktor resiko dalam tidak terpenuhinya kebutuhan keamanan dapat di atasi. Upaya yang dilakukan ini adalah upaya preventif yang betujuan untuk menyelamatkan alat reproduksi remaja, sehingga tidak terjadi akibat yang buruk dan dapat meneruskan serta menurunkan generasi yang tangguh pada waktu berkeluarga nanti sesuai dalam Peraturan Pemerintan RI No.61 Tahun 2014 pasal 3.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.EGC: Jakarta
M.A. Surbakti.2009. Kenalilah Anak Remaja Anda. PT. Elex Media Komputindo :Jakarta Manuaba IBG.2010. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC: Jakarta Arsani .KA, Agutstini.M, Purnomo.KI. Peranan Program PKPR ( Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Di Kecamatan Bulleng: Jurnal Ilmu Ssoisal dan Humaniora.2013; 2 (1) Ramadani. M, Nursal GA, Ramli. L. Peran Tenaga Kesehatan dan Keluarga dalam Kehamilan Usia Remaja : Jurnal Keaehatan Masyarakat Nasional. 2015; 10 (2) Barfield. DW, et all. Why We Need Evidence-Based, Community-Wide Approaches for Prevention of Teen Pregnancy : Journal of Adolescent Health. 2017; 60:S3-S6