Anda di halaman 1dari 3

NAMA : FITRI RAHAYU (1910104080) KELAS : 7D

KEHAMILAN PADA USIA REMAJA


Masa remaja merupakan periode terjadinya pertumbuhan dan perkembangan
yang pesat baik secara fisik, psikologis, maupun intelektual. Sifat khas remaja
mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta
cenderung berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa di dahului oleh
pertimbangan yang matang. Masalah yang paling menonjol dikalangan remaja adalah
seksualitas, sehingga terjadinya kehamilan remaja dan aborsi saat ini banyak terjadi.
Kehamilan usia remaja memberikan resiko yang sangat tinggi terhadap kematian ibu
dan bayi. Hal ini juga berdampak buruk pada kesehatan reproduksi pada remaja.
Seperti kasus di Desa Singoharjo pada awal Februari 2018, mendapatkan fakta bahwa
kehamilan risiko tinggi diwilayah tersebut. Data menunjukkan 67% kehamilan yang
terjadi diwilayah tersebut adalah kehamilan pada usia muda (kurang dari 20 tahun)
dan sebagian besar adalah kehamilan dan persalinan yang tidak direncanakan dengan
matang. Banyaknya kasus beredar tentang pembuangan bayi setelah lahir akibat
kehamilan pada remaja. Melihat tingginya kejadian kasus tersebut tentunya tidak
tanpa sebab.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kehamilan di usia remaja. Gaya
hidup dan perilaku sexs bebas mempercepat peningkatan kejadian kehamilan pada
remaja. Faktor lingkungan yang sangat mendukung untuk remaja melakukan
sesksualitas seperti penjualan kondom secara bebas disamping kurangnya peran orang
tua dalam keluarga. Faktor lain dalah Paradigma keluarga yang memiliki pengetahuan
rendah tentang kesehatan reproduksi menjadi salah satu penyebab kehamilan pada
usia remaja. Banyak remaja yang dipaksa menikah karena dianggap telah cukup usia
untuk berumah tangga, sedangkan mereka sendiri belum siap dan tidak paham
konsekuensi dari pernikahan tersebut. Terlepas dari itu semua, terdapat faktor
dominan yang berpengaruh pada kehamilan usia remaja yaitu rendahnya pengetahuan
remaja mengenai kesehatan reproudksi. Tingkat pengetahuan mempengaruhi
seseorang dalam menyadari pentingnya arti kesehatan. Rendahnya pengetahuan
memperbesar peluang kejadian kehamilan di usia remaja. Kurangnya informasi
tentang kesehatan reproduksi, baik dari sekolah maupun keluarga menyebabkan tidak
sedikit remaja yang menjadi korban kejahatan seksual, seperti pemerkosaan,
hubungan luar nikah , dan kehamilan di usia dini.
Kehamilan usia remaja akan membawa dampak buruk bagi kesehatan
reproduksinya. Resiko yang dapat terjadi pada kehamilan usia remaja antara lain
anemia kehamilan karena kekurangan zat besi, perdarahan, abortus, persalinan yanga
lama dan sulit, sampai dengan terjadinya kematian. Kehamilan remaja yang sebagian
besar tidak dikehendaki menyebabkan tingginya kejadian gugur kandung pada remaja.
Dalam upaya melakukan gugur kandung yang biasa dilakukan secara sembunyi oleh
tenaga tak terlatih dapat berakibat buruk bagi kesehatan reproduksi. Akibat buruk dari
gugur kandung adalah infeksi, perdarahan dan kerusakan alat reproduksi sehingga
menimbulkan infertilitas. Sedangkan resiko yang terjadi pada bayi antara lain bayi
premature, berat badan lahir rendah, bayi yang dibuang karena kehamilan tidak
diinginkan , cacat bawan hingga kematian bayi.
Dengan tingginya angka kejadian kehamilan remaja yang berdampak buruk
bagi kesehatan reproduksi wanita dan kesejahteraan bayi baru lahir maka pemerintah
membentuk Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang merupakan
pelayanan kesehatan kepada remaja melalui perlakuan khusus yang disesuaikan
dengan keinginan, selera, dan kebutuhan remaja. Upaya pencegahan kehamilan
remaja di Amerika dengan menghilangkan hambatan media kontrasepsi untuk remaja
dan mempromosikan pelayanan keluarga yang berkualitas, perencanaan untuk semua
wanita termasuk remaja.
Dengan tingginya angka kejadian kehamilan remaja yang berdampak buruk
bagi kesehatan reproduksi wanita dan kesejahteraan bayi baru lahir maka pemerintah
membentuk Program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) yang merupakan
pelayanan kesehatan kepada remaja melalui perlakuan khusus yang disesuaikan
dengan keinginan, selera, dan kebutuhan remaja. Upaya pencegahan kehamilan
remaja di Amerika dengan menghilangkan hambatan media kontrasepsi untuk remaja
dan mempromosikan pelayanan keluarga yang berkualitas, perencanaan untuk semua
wanita termasuk remaja.
Empat hal potensial dalam mencegah kehamilan remaja adalah pendidikan
seks, komunikasi dengan orang tua, penggunaan kontrasepsi, dan penerimaan layanan
kesehatan reproduksi. Bidan ikut berkontribusi dalam mengurangi resiko yang terjadi
pada kehamilan di usia remaja. Bidan selaku educator berperan dalam memberikan
bimbingan atau penyuluhan, pendidikan pada klien, keluarga, masyarakat tentang
penanggulangan masalah kesehatan, khususnya yang berhubungan dengan kesehatan
reproduksi termasuk mengenai kehamilan usia remaja. Bidan dan petugas kesehatan
lain berkewajiban untuk mendorong perilaku positif dalam kesehatan dan harus
mampu menjembatani dengan baik antara pemenuhan kebutuhan keamanan klien dan
keluarga sehingga faktor resiko dalam tidak terpenuhinya kebutuhan keamanan dapat
di atasi. Upaya yang dilakukan ini adalah upaya preventif yang betujuan untuk
menyelamatkan alat reproduksi remaja, sehingga tidak terjadi akibat yang buruk dan
dapat meneruskan serta menurunkan generasi yang tangguh pada waktu berkeluarga
nanti sesuai dalam Peraturan Pemerintan RI No.61 Tahun 2014 pasal 3.

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.EGC: Jakarta


M.A. Surbakti.2009. Kenalilah Anak Remaja Anda. PT. Elex Media
Komputindo :Jakarta
Manuaba IBG.2010. Pengantar Kuliah Obstetri. EGC: Jakarta
Arsani .KA, Agutstini.M, Purnomo.KI. Peranan Program PKPR ( Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja Di
Kecamatan Bulleng: Jurnal Ilmu Ssoisal dan Humaniora.2013; 2 (1)
Ramadani. M, Nursal GA, Ramli. L. Peran Tenaga Kesehatan dan Keluarga
dalam Kehamilan Usia Remaja : Jurnal Keaehatan Masyarakat
Nasional. 2015; 10 (2)
Barfield. DW, et all. Why We Need Evidence-Based, Community-Wide
Approaches for Prevention of Teen Pregnancy : Journal of Adolescent
Health. 2017; 60:S3-S6

Anda mungkin juga menyukai