Mengutip dari e.g. Lapsley, 1988; Broadbent and Guthrie, 1992, 2008, Public
sector accounting scholarship has witnessed enormous developments over the last
three decades. However, far from having reached maturity, it has been recently the
subject of a lively debate concerning its future. Especially in the light of it being seen
as too insulated from other disciplines, with limited impact on public policy
(Humphrey and Miller, 2012), and in need of stronger theorization (e.g. Jacobs, 2012,
2013, 2016; Broadbent and Guthrie, 1992, 2008; Goddard, 2010; Van Helden et al.,
2008; Anessi-Pessina et al., 2016).
b. Bagaimanakah cara untuk keluar dari golden cage sesuai dengan yang
telah di jelaskan sebelumnya?
The rise and development of public sector budgeting and accounting are
intertwined with the establishment of modern states ( Jones and Pendlebury, 2010, pp.
1-13). Stecollini mengutip bahwa pertumbuhan dan perkembangan penganggaran
akuntansi sektor publik saling berkaitan dengan pembentukan negara yang modern.
Stecollini mengutip bahwa since the 1980s public sector accounting became the
technical language necessary to support the cultural shift to a quantifiable,
managerial, marketized public sector, responding to the need of translating NPM
ideologies and neo-liberalism into concrete tools and systems (Humphrey et al., 1993;
Lapsley, 1999, 2009; Humphrey and Miller, 2012; Liguori and Steccolini, 2014).
Bahwa sejak tahun 80`, akuntansi sektor publik menjadi bahasa teknis yang diperlukan
dalam mendukung adanya pergeseran ke arah sektor publik yang dapat diukur,
manajerial, dan dipasarkan dalam sektor publik dalam menanggapi kebutuhan dan
menterjemahkan ideologi New Public Manajemen dan neo-liberalisme ke dalam
“tools” konkrit dan sistem.
5. Research design
6. Result
a. NPM sebagai golden age sekaligus golden cage bagi akuntansi sektor
publik
Lapsey (1988) mengungkapkan bahwa dalan penelitian akuntansi sektor publik yang
interdisipliner, dia menemukan ketiadaan investigasi yang sistematis dalam isu-isu di
akuntansi publik dan ketiadaan fitur-fitur unik yang menarik bagi para peneliti di bidang
akuntansi. Namun untungnya di tiga dekade terakhir, topik penelitian ini menjadi
berkembang. Dari berbagai penelitian yang melakukan review atas penelitian-penelitian
sektor publik, kita lihat bahwa akuntansi sektor publik menjadi semacam “penerjemah” atas
munculnya NPM dan neo-liberalisme ke dalam sistem yang konkrit. Akuntansi, audit,
akuntabilitas, pengukuran performa menjadi isu sentral dalam reformasi sektor publik saat
itu. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa NPM membawa masa-masa keemasan bagi
akuntansi sektor publik.
Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penelitian di bidang ini. Lapsley (1988) melakukan
analisis terhadap publikasi akuntansi sektor publik yang dibuat dari tahun 1980 hingga 1988,
kebanyakan publikasi (sekitar 50 publikasi) berkaitan dengan masalah-masalah teknis
mengenai akuntansi sektor publik. Penelitian Broadbant dan Guthrie (1992) menunjukkan
bahwa sekitar 90 publikasi penelitian di bidang ini difokuskan pada studi multidisiplin
akuntansi sektor publik untuk konteks UK dan Australia. Peneliti yang sama melakukan
penelitian serupa di tahun 2008 untuk menganalisis publikasi dari 1992 hingga 2006,
menemukan 452 publikasi di topik tersebut. Mayoritas penelitian di bidang akuntansi sektor
publik melibatkan atau mengarah ke NPM terutama bagi peneliti yang berasal dari wilayah
anglo-saxon (negara-negara berbahasa inggris seperti Inggris, Amerika, Australia, NZ,
Irlandia, dll). Penelitian yang dilakukan Anessi-Pessina (2016) juga menunjukkan bahwa
penelitian akuntansi sektor publik yang berkaitan dengan NPM jauh lebih kecil dibandingkan
dengan topik lain sebagaimana dapat dilihat dalam diagram berikut.
Oleh karena itu, Steccolini mengemukakan bahwa fokus dari NPM sebagai konteks penelitian
dan lensa konseptual dapat berpotensi mengubah golden age penelitian akuntansi publik
menjadi golden cage, karena dapat mendorong under-theorization dan mengisolasi NPM dari
kritik di bidang akuntansi publik. Kondisi terisolasi seperti ini dapat dilihat dari disiplin ilmu
yang berkaitan dengan akuntansi publik seperti akuntansi dan administrasi publik. Di jurnal-
jurnal akuntansi arus utama, sudah terjadi “kematian” atas penelitian akuntansi publik. Hanya
sedikit jurnal yang mau membahas topik ini. Di disiplin ilmu administrasi publik, akuntansi
sektor publik hanya dilihat sebagai isu teknis saja. Penelitian-penelitian di disiplin ilmu ini
kebanyakan mengabaikan teori-teori dan literatur akuntansi dan menganggap itu sebagai tool
yang bersifat “black box” tanpa perlu memahami mekanisme didalamnya. Oleh karena itu,
banyak teori-teori dasar yang kurang matang untuk diimplementasikan secara langsung. Hal-
hal semacam ini seringkali diabaikan oleh para policy maker dan praktisi, sehingga mereka
langsung saja mengimplementasikan NPM dan berujung pada hasil yang tidak diinginkan
Setelah “demam NPM” ini selesai, akan ada banyak peneliti akuntansi publik yang tidak
punya topik penelitian lagi. Namun, titik waktu ini sebenarnya membuka peluang bagi para
peneliti untuk mencoba aspek-aspek baru atau peranan baru bagi akuntansi di sektor publik.
Titik waktu ini mungkin membuka peluang untuk para peneliti akuntansi sektor publik untuk
keluar dari “kandang”. Proses ini tidak serta merta mematikan NPM, namun kita dapat
mengambil pelajaran dari NPM.
Dua cara yang diusulkan Steccolini untuk keluar dari kandang ini adalah:
- Secara “virual” mengabaikan NPM, mencari fitur-fitur umum dari sektor publik,
layanan umum, pegawai negeri, atau manajerial yang akan mempengaruhi akuntansi
dan akan menunjukkan apa sesungguhnya manfaat akuntansi sektor publik bagi
masyarakat. Namun secara umum kita masih tetap menggunakan NPM, namun NPM
berevolusi.
- Mencari paradigma baru yang mungkin akan menggantikan NPM yang saat ini
difokuskan pada negara-negara berbahasa inggris.
Peneliti yang ingin berkontribusi untuk memperbaiki praktik-praktik akuntansi publik dapat
melakukan eksplorasi atas apa yang terjadi di masa lampau ketika NPM “berjaya” sehingga
dapat memperbaiki masa depan. Dengan ini kita akan paham bahwa NPM, Public
Governance, dan sktor publik hanyalah latar penelitian kita, sehingga kita bisa mendapatkan
hal yang lebih generik dari sekedar NPM.
● Konsep “publicness”
Steccolini beranggapan bahwa dengan memahami “publicness” dari penelitian di bidang ini
sebagai konsep dasar, kita dapat membuat teorisasi yang lebih kuat bagi akuntansi publik.
Bagi peneliti sektor publik, akuntansi sering kali dianggap hanya sekedar masalah teknis dan
satu bagian dari jalannya administrasi publik. Namun, apabila kita lihat disiplin ilmu lain
seperti manajemen, administrasi, dan manajemen organisasi sudah memiliki fondasi teori
yang cukup kuat bagi sektor publik. Terlebih di beberapa negara eropa, ilmu administrasi dan
manajemen publik adalah akar inspirasi dari akuntansi. Disiplin ilmu manajemen mulai
melihat akuntansi tidak hanya sekedar alat bantu saja tapi juga sebagai bagian dari organisasi.
banyak penelitian mulai menunjukkan pentingnya akuntansi dalam manajemen organisasi
(Miller dan Power, 2013; Vosselman, 2014; Modell, 2014).
Para peneliti akuntansi perlu terlibat lebih banyak dalam perdebatan mengenai administrasi
publik. Hal ini berarti bahwa para peneliti akuntansi perlu belajar untuk berbicara dalam
bahasa yang dapat dipahami oleh para peneliti administrasi publik, termasuk juga politisi dan
pengambil kebijakan. Peneliti akuntansi perlu mempromosikan mengenai dampak akuntansi
terhadap akuntabilitas dan praktik-praktik yang bisa dilakukan oleh umum sehingga dapat
meningkatkan kualitas layanan publik, demokrasi, manajemen politik, dan proses
pengambilan keputusan.
Di kebanyakan negara barat, proporsi PDB terhadap anggaran publik dapat mencapai 50%
atau lebih. Selain itu, dikotomi antara “publik” dan “privat” sudah sepatutnya diganti menjadi
hal yang saling berkesinambungan. Pemisahan ini akan terus menerus dianggap usang.
Setelah itu, kita perlu menganggap “publicness” sebagai konsep utama untuk
memperkenalkan bagaimana penelitian akuntansi kita dapat berpengaruh dalam jangka
panjang.
Nilai publik dan nilai-nilai lain cukup menarik perhatian para peneliti di bidang administrasi
publik sebagai tanggapan atas agenda neo-liberalisme. Penelitian mereka bermuara pada dua
arus utama. Pertama, fokus pada kebijakan publik dan nilai publik sebagai prinsip-prinsip
multisubjek. Kedua, fokus pada level organisasi dengan penekanan pada manajer publik
untuk dan melihat nilai publik sebagai suatu hal yang baik untuk diimplementasikan oleh
pemerintahan.
Para peneliti akuntansi kurang begitu terlibat dalam diskusi terkait dengan nilai ini. Dari
review penelitian di bidang ini yang dilakukan oleh Van der Waal et al (2015) dengan
menggali penelitian dari 1969 hingga 2012, tidak ada publikasi penelitian akuntansi yang
mencoba menggali permasalahan ini. Hal ini bisa dimulai dengan usaha-usaha yang
dilakukan Moore (2013) dengan berusaha membuat ”akuntansi nilai publik” dengan berusaha
mencari kesulitan-kesulitan yang terjadi pada akuntansi.
Sebagai konsekuensi dari proses pembuatan jejaring kebijakan publik, pembuatan “nilai
publik” dan penyajian layanan publik yang merupakan hasil dari interaksi antara penerima
layanan publik sebagai hasil akhir dari interaksi. Fenomena ini telah dianalisis oleh berbagai
penelitian di bidang administrasi publik. Pertama, governansi publik dan jejarning
menutamakan fitur dan konsekuensi dari proses kebijakan publik dan juga peranan dari aktor-
aktor yang terlibat.
8. Analisis kritis