NIM : 1705683
KELAS : AGRO B
3.2. Pembahasan
1. Karakteristik Rempah-Rempah
a) Sampel Rempah Nomor 1
Berdasarkan hasil pengujian organoleptik untuk atribut warna, aroma, tekstur
dan rasa didapatkan bahwa sampel dengan kode nomor 1 memiliki warna cokelat
muda, beraroma khas bawang putih, bertekstur halus +++, dan berasa asin. Hasil
identifikasi terhadap sampel tersebut membuktikan bahwa sampel dengan kode nomor
1 adalah rempah berjenis bawang putih dan bawang merah. Hal itu dibuktikan karena
sampel tersebut memiliki aroma bawang putih yang sangat kuat. Penelitian yang
dilakukan oleh (Winarno dan Koswara 2002) menyebutkan bahwa Allicin merupakan
komponen utama yang memberikan bau khas pada bawang putih. Allicin dihasilkan
ketika bawang putih diiris atau dihancurkan yang akan menimbulkan reaksi enzimatik
yaitu enzim alliinase yang mengkonversi alliin menjadi allicin. Allicin dikenal sebagai
suatu senyawa yang kuat daya anti bakterinya. Daya kerja allicin sebanding dengan 15
unit penisilin per miligramnya. Alisin bersifat sangat tidak stabil di udara bebas dan akan
berubah menjadi dialil disulfida hanya dalam satu menit saja. Dialil disulfida merupakan
senyawa sekunder penentu aroma bawang putih. Beberapa produk volatil lainnya dari
hasil dekomposisi lanjut komponen sulfur pada bawang putih adalah dialil sulfida, dialil
trisulfida, dimetil trisulfida, metil alil disulfida, 1-propenil alil disulfida, dimetil sulfida, alil
metil disulfida, metil propil disulfida, dan vinildithiin.
2. Densitas Rempah
Prinsip pengujian berat jenis atau densitas adalah pengujian yang menyatakan
massa suatu bahan per satu satuan volume. Dalam praktikum dilakukan pengukuran
densitas sampel rempah dengan menghitung massa sampel rempah dalam 50-100 ml
sampel. Berdasarkan tabel pengamatan, didapatkan densitas lada putih yaitu sebesar
1,084 g/ml, densitas lada hitam sebesar 0,9116 g/ml, densitas ketumbar 0,486 g/ml,
densitas biji wijen 0,9378 g/ml, dan densitas cengkeh sebesar 0,55 g/ml.
IPC (International Pepper Community) yaitu suatu komunitas lada internasional
yang anggotanya terdiri dari negara-negara produsen dan negara-negara konsumen
lada. IPC telah menetapkan standar lada putih dan hitam yang telah disepakati oleh
semua negara anggota. Salah satu syarat mutu lada putih dan hitam dalam bentuk utuh
(IPC) yaitu memiliki kerapatan massa 550 gr/l (IPC BP-1) dan 500 g/l (IPC P-2) untuk
kategori lada hitam serta untuk kategori lada putih sebesar 600 g/l (IP-WP1) dan 600 g/l
(IPC WP-2). Sementara itu, untuk sampel rempah berjenis biji wijen, cengkeh dan
ketumbar literasi batas maksimal standar mutu densitas rempahnya tidak ditemukan.
3.3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum dapat ditarik kesimpulan karakteristik yang dimiliki oleh
rempah-rempah sebagian besar adalah memiliki aroma yang khas. Aroma khas pada
rempah-rempah disebabkan oleh kandungan minyak atsiri yang dimilikinya. Minyak atsiri
yang dimiliki setiap jenis rempah berbeda-beda. Hal itulah yang menyebabkan setiap
jenis rempah-rempah memiliki aroma yang berbeda. Selain itu hasil praktikum juga
menunjukkan setiap jenis rempah memiliki densitas dan zat pengotor yang berbeda-beda
hampir sebagian besar rempah memiliki kadar densitas dan zat pengotor yang masih
memenuhi standar SNI.
DAFTAR PUSTAKA
De Guzman CC and Siemonsman BS. 1999. Spices. Vol 13. Plant Resources Of South-East
Asia, Prosea Foundation. Bogor. 137-141p.
Farrell, K.T. (1990). Spices, Condiments, and Seasoning. Second Editiion. Van Nostrand
Reinhold. New York.
Guenther, E., (1990), Minyak atsiri. Jilid IVB, Penerjemah S. Ketarendan R. Mulyono,
Jakarta, Universitas Indonesia.
Lawrence, B.M. and R.J., Reynolds, 1988. Progress in essential oils. Perfumer Flavorist. An
Allured Publication. Vol. 13 (3)
Mardiah, A. Rahayu, R.W. Ashadi dan Sawami H., 2009, “Budidaya dan Pengolahan
Rosela: Si Merah Segudang manfaat. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Winarto W P. 2004. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Agromedia Pustaka: Jakarta, Tim Lentara.
p23-32.