MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA Insyaallah
MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA Insyaallah
MODEL PEMBELAJARAN 4D
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 8
Dosen Pengampu :
Dra. Yusnidar, M.Pd
Dra. Wilda Syahri, M. Pd
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Desain Pembelajaran Kimia
tentang “Model Pembelajaran 4D” dengan sebaik-baiknya dan tepat pada
waktunya.Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas Desain Pembelajaran Kimia agar dapat mengikuti mata
kuliah selanjutnya yang ada di pendidikan kimia Universitas Jambi. Selain itu
pembuatan makalah ini adalah sebagai bukti hasil dari metode belajar selama
kuliah. Penulisan makalah ini didasarkan pada hasil literatur-literatur yang ada
baik dari buku maupun sumber lainnya.
Dengan ini, mahasiswa juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Dosen yang mengajar mata kuliah Desain Pembelajaran, Ibu Dra. Yusnidar,
M.Pd dan Ibu Dra. Wilda Syahri, M. Pd
3. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam pengerjaan makalah dan dalam
penulisan makalah ini.
Makalah ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan hasil yang telah di
cari.Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan
makalah ini. Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan
menemukan refleksi untuk peningkatan mutu dari makalah serupa di masa
mendatang.Akhir kata, selamat membaca dan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
i
.
KATA PENGANTAR .................................................................................................
ii
.
DAFTAR ISI .................................................................................................
iii
.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Desain Pembelajaran 4D...............................................................
2.2 Tahapan Desain Pembelajaran Model ...…................................................................
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Desain Pembelajaran Model 4D....................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui saat ini, sebagian besar keadaan pembelajaran di
sekolah-sekolah kita masih sangat konvensional, seperti penyampaian materi
hanya diceramahkan, penyusunan materi yang sekedarnya atau materi hanya
bersumber dari buku-buku teks yang belum tentu sesuai dengan keadaan
sekolahnya, padahal buku-buku teks yang banyak beredar saat ini adalah produk
nasional yang tidak memperhatikan karakteristik tiap satuan pendidikan seperti
yang dinginkan kurikulum saat ini, yaitu kurikulum 2013.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru
diharapkan mengembangkan materi pembelajaran sendiri, yang kemudian
dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor
41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang
perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan
pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru
diharapkan untuk mengembangkan bahan pembelajaran sebagai salah satu sumber
belajar.
Bahan Pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang
harus disampaikan kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang
beragam, ada yang berbentuk fakta, konsep, prisnsip/kaidah, prosedur, problema,
dan sebagainya. Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus
dikuasai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ruang lingkup materi
pembelajaran telah tersusun secara sistematis dalam struktur organisasi kurikulum
dalam hal ini adalah standar isi.
Sifat materi yang tersusun dalam standar isi hanya bersifat pokok-pokok
materi, maka untuk kelancaran dalam pelaksanaan pembelajaran, materi
pembelajaran perlu dikembangkan terlebih dahulu dengan cara melengkapinya
dalam bentuk bahan pembelajaran yang utuh. Pada saat pembelajaran akan
dilaksanakan, hendaknya seorang tenaga pendidik yang profesional harus
memahami karakteristik ini pesan pembelajaran yang akan disampaikan, agar
tidak salah dalam memilih bahan pembelajaran yang akan digunakan.
Dalam mengembangkan bahan pembelajaran perlu diperhatikan model-
model pengembangan guna memastikan kualitasnya, seperti yang diungkapkan
oleh Syaiful Sagala (2005:136), penggunaan model pengembangan bahan
pembelajaran yang pengembangan pengajaran secara sistematik dan sesuai
dengan teori akan menjamin kualitas isi bahan pembelajaran. Model-model
tersebut antara lain, model ADDIE, ASSURE, Hannafin dan Peck, Gagne and
Briggs serta Dick and Carry. Dari beberapa model tersebut tentu memiliki
karakteristik masing-masing yang perlu lebih dalam lagi dipahami. Maka dari itu
kita peroleh bahwa pemilihan bahan pembelajaran perlu diperhatikan dalam
kesesuaian dengan standar isi dan lebih-lebih pemilihan bahan pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik siswa. Oleh karena itu, pada makalah ini akan
membahasas mengenai model-model pengembangan bahan ajar yang dianggap
penting diketahui untuk mengembangkan bahan ajar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,rumusan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan model desain pembelajaran 4D?
2. Apa saja tahapan desain pembelajaran model?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan desain pembelajaran model 4D
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan model desain
pembelajaran 4D,
2. Dapat mengetahui tahapan desain pembelajaran model?
3. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan desain pembelajaran
model 4D.
BAB II
PEMBAHASAN
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah untuk menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pengajaran (instructional). Melalui analisis
ditentukan tujuan dan kendala untuk materi pengajaran (instruction materials)
(Rochmad, 2012).
Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu:
a) Analisis awal akhir (Front-End Analysis)
Analisis ini bertujuan untuk menentukan masalah mendasar yang dihadapi
dalam pembelajaran, sehingga perlu dilakukan pengembangan perangkat
pembelajaran (Syafitri, 2018).
Sepanjang analisis ini, kemungkinan alternatif pembelajaran (instruction)
yang lebih rapi dan efisien dipertimbangkan. Merekam (filing), dan mencari
perangkat pembelajaran yang terkait. Jika alternatif pembelajaran dan materi
tersedia kemudian baru dapat disusun bahan pembelajaran (Rochmad, 2012).
Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif
penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan
bahan ajar yang dikembangkan (Buhari, 2011).
b) Analisis siswa (Learner Analysis)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tentang karakteristik siswa yang
sesuai dengan rancangan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan.
Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik (pengetahuan),
perkembangan kognitif, serta keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang
berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format dan bahasa yang dipilih.
Analisis siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik siswa, antara
lain: (1) tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya, (2) keterampilan-
keterampilan individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat dikembangkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Buhari, 2011).
c) Analisis tugas (Task Analysisis)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan identifikasi
berbagai keterampilan-keterampilan utama yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran yang akan dikembangkan dalam perangkat pembelajaran. Setiap
keterampilan dianalisis ke dalam sub-sub keterampilan yang lebih spesifik lagi.
Analisis ini untuk memastikan pemenuhan menyeluruh tugas terkandung dalam
bahan pembelajaran (material instructional) (Syafitri, 2018).
Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah mendesain prototype bahan ajar
(instructional material). Kegiatan pada tahap ini dapat dilakukan setelah
menentukan sekumpulan tujuan behavior (behavior objectives) untuk perangkat
pembelajaran telah ditentukan. Pemilihan format dan media untuk bahan dan
produksi versi awal mendasari aspek utama pada tahap desain (Rohmad, 2012).
Menurut Rochmad (2012), bahan ajar sampai pada tahap produksi akhir jika
uji pengembangan menunjukkan hasil yang konsisten dan hasil penilaian ahli
merekomendasikan komentar positif. Tahap ini meliputi:
a. Pengujian validitas (validating testing) .
Sebelum bahan (material) ajar disebarluaskan (disseminasi), evaluasi
sumatif dilakukan. Bahan juga diuji melalui uji profesional dengan tujuan
memperoleh masukan pada kecukupan dan relevansinya. Tujuan yang belum
dapat tercapai perlu dijelaskan solusinya sehingga tidak terulang kesalahan yang
sama setelah produk disebarluaskan
b. Pengemasan (packaging), difusi dan adopsi (dffiusion and adoption)
Pengemasan final, difusi, dan adopsi merupakan bagian penting meskipun
bagian ini sering terlewatkan. Produsen dan distributor harus selektif dan bekerja
sama untuk mengemas materi dalam bentuk yang tepat.
Tahap ini dilakukan supaya produk dapat dimanfaatkan oleh orang lain.
Pengemasan model pembelajaran dapat dilakukan dengan mencetak buku
panduan penerapan model pembelajaran. Setelah buku dicetak, buku tersebut
disebarluaskan sepaya dapat diserap (diffusi) atau dipahami orang lain dan
digunakan (diadopsi) pada kelas mereka.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan diseminasi
adalah:
1. Analisis Pengguna
Analisis pengguna adalah langkah awal dalam tahapan diseminasi untuk
mengetahui atau menentukan pengguna produk yang telah dikembangkan.
Pengguna produk bisa dalam bentuk individu/perorangan atau kelompok seperti:
universitas yang memiliki fakultas/program studi kependidikan,
organisasi/lembaga persatuan guru, sekolah, guru-guru, orangtua siswa,
komunitas tertentu, departemen pendidikan nasional, komite kurikulum, atau
lembaga pendidikan yang khusus menangani anak cacat.
2. Penentuan strategi dan tema penyebaran
Strategi penyebaran adalah rancangan untuk pencapaian penerimaan produk
oleh calon pengguna produk pengembangan. Beberapa strategi penyebaran yang
dapat digunakan berdasarkan asumsi pengguna diantaranya adalah: (1) strategi
nilai, (2) strategi rasional, (3) strategi didaktik, (4) strategi psikologis, (5) strategi
ekonomi dan (6) strategi kekuasaan.
3. Waktu
Selain menentukan strategi dan tema, peneliti juga harus merencanakan
waktu penyebaran. Penentuan waktu ini sangat penting khususnya bagi pengguna
produk dalam menentukan apakah produk akan digunakan atau tidak
(menolaknya).
4. Pemilihan media penyebaran
Dalam penyebaran produk, beberapa jenis media dapat digunakan. Media
tersebut dapat berbentuk jurnal pendidikan, majalah pendidikan, konferensi,
pertemuan, dan perjanjian dalam berbagai jenis serta melalui pengiriman lewat e-
mail.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Desain Pembelajaran Model 4D
Menurut .fgdgdgf kelebihan dari model 4D antara lain:
a. Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran
b. Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis
c. Dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum
dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan
revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.
d. Pada tahap tiga, peneliti dapat dengan leluasa melakukan uji coba dan revisi
berkali-kali sampai diperoleh perangkat pembelajaran dengan kualitas yang
maksimal (Buhari, 2011).
Namun demikian pada model 4D ini juga terdapat kekurangan, salah
satunya adalah tidak ada kejelasan mana yang harus didahulukan revisi
berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.