Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA

MODEL PEMBELAJARAN 4D

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 8

1. RESA OVELIA HAMSAR (A1C118034)


2. ISNAINI PUJI RAHAYU (A1C1180)
3. SRI OKTIKA DHIJAH GULTOM (A1C1180)

Dosen Pengampu :
Dra. Yusnidar, M.Pd
Dra. Wilda Syahri, M. Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Desain Pembelajaran Kimia
tentang “Model Pembelajaran 4D” dengan sebaik-baiknya dan tepat pada
waktunya.Ada pun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai syarat untuk
menyelesaikan tugas Desain Pembelajaran Kimia agar dapat mengikuti mata
kuliah selanjutnya yang ada di pendidikan kimia Universitas Jambi. Selain itu
pembuatan makalah ini adalah sebagai bukti hasil dari metode belajar selama
kuliah. Penulisan makalah ini didasarkan pada hasil literatur-literatur yang ada
baik dari buku maupun sumber lainnya.
Dengan ini, mahasiswa juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Dosen yang mengajar mata kuliah Desain Pembelajaran, Ibu Dra. Yusnidar,
M.Pd dan Ibu Dra. Wilda Syahri, M. Pd
3. Rekan-rekan mahasiswa yang membantu dalam pengerjaan makalah dan dalam
penulisan makalah ini.
Makalah ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan hasil yang telah di
cari.Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan
makalah ini. Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan
menemukan refleksi untuk peningkatan mutu dari makalah serupa di masa
mendatang.Akhir kata, selamat membaca dan terimakasih.

Jambi, Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................................
i
.
KATA PENGANTAR .................................................................................................
ii
.
DAFTAR ISI .................................................................................................
iii
.

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Model Desain Pembelajaran 4D...............................................................
2.2 Tahapan Desain Pembelajaran Model ...…................................................................
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Desain Pembelajaran Model 4D....................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui saat ini, sebagian besar keadaan pembelajaran di
sekolah-sekolah kita masih sangat konvensional, seperti penyampaian materi
hanya diceramahkan, penyusunan materi yang sekedarnya atau materi hanya
bersumber dari buku-buku teks yang belum tentu sesuai dengan keadaan
sekolahnya, padahal buku-buku teks yang banyak beredar saat ini adalah produk
nasional yang tidak memperhatikan karakteristik tiap satuan pendidikan seperti
yang dinginkan kurikulum saat ini, yaitu kurikulum 2013.
Dalam PP nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, diisyaratkan bahwa guru
diharapkan mengembangkan materi pembelajaran sendiri, yang kemudian
dipertegas malalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor
41 tahun 2007 tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang
perencanaan proses pembelajaran yang mensyaratkan bagi pendidik pada satuan
pendidikan untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Salah satu elemen dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru
diharapkan untuk mengembangkan bahan pembelajaran sebagai salah satu sumber
belajar.
Bahan Pembelajaran merupakan komponen isi pesan dalam kurikulum yang
harus disampaikan kepada siswa. Komponen ini memiliki bentuk pesan yang
beragam, ada yang berbentuk fakta, konsep, prisnsip/kaidah, prosedur, problema,
dan sebagainya. Komponen ini berperan sebagai isi atau materi yang harus
dikuasai oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran. Ruang lingkup materi
pembelajaran telah tersusun secara sistematis dalam struktur organisasi kurikulum
dalam hal ini adalah standar isi.
Sifat materi yang tersusun dalam standar isi hanya bersifat pokok-pokok
materi, maka untuk kelancaran dalam pelaksanaan pembelajaran, materi
pembelajaran perlu dikembangkan terlebih dahulu dengan cara melengkapinya
dalam bentuk bahan pembelajaran yang utuh. Pada saat pembelajaran akan
dilaksanakan, hendaknya seorang tenaga pendidik yang profesional harus
memahami karakteristik ini pesan pembelajaran yang akan disampaikan, agar
tidak salah dalam memilih bahan pembelajaran yang akan digunakan.
Dalam mengembangkan bahan pembelajaran perlu diperhatikan model-
model pengembangan guna memastikan kualitasnya, seperti yang diungkapkan
oleh Syaiful Sagala (2005:136), penggunaan model pengembangan bahan
pembelajaran yang pengembangan pengajaran secara sistematik dan sesuai
dengan teori akan menjamin kualitas isi bahan pembelajaran. Model-model
tersebut antara lain, model ADDIE, ASSURE, Hannafin dan Peck, Gagne and
Briggs serta Dick and Carry. Dari beberapa model tersebut tentu memiliki
karakteristik masing-masing yang perlu lebih dalam lagi dipahami. Maka dari itu
kita peroleh bahwa pemilihan bahan pembelajaran perlu diperhatikan dalam
kesesuaian dengan standar isi dan lebih-lebih pemilihan bahan pembelajaran yang
sesuai dengan karakteristik siswa. Oleh karena itu, pada makalah ini akan
membahasas mengenai model-model pengembangan bahan ajar yang dianggap
penting diketahui untuk mengembangkan bahan ajar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang,rumusan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan model desain pembelajaran 4D?
2. Apa saja tahapan desain pembelajaran model?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan desain pembelajaran model 4D
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan model desain
pembelajaran 4D,
2. Dapat mengetahui tahapan desain pembelajaran model?
3. Dapat mengetahui kelebihan dan kekurangan desain pembelajaran
model 4D.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Model Desain Pembelajaran 4D


Model 4D merupakan salah satu model desain pembelajaran sistematik.
Model ini tersusun secara terprogram dengan urutan-urutan kegiatan yang
sistematis dalam upaya pemecahan masalah belajar yang berkaitan dengan suatu
sumber belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik pebelajar
(Arywiantari, dkk, 201).
Model pengembangan 4-D (Four D) merupakan model pengembangan
perangkat pembelajaran. Model ini dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy
S. Semmel dan Melvyn I. Semmel (Syafitri, 2018) .
Model Four-D termuat dalam buku sumber yang dipublikasi oleh gabungan
(a joint publication of): The Leadership Training Institute/Special Education,
University of Minnesota; The Center for Innovation in teaching the Handicapped
(CITH), Indiana University; The Council for Exceptional Children (CEC), and
The Teacher Education Division of CEC. Di Indiana University, buku tersebut
sebagai buku sumber (sourcebook) di Center for Innovation in teaching the
Handicapped. Diskripsi untuk buku tersebut sebagai berikut: Course objectives:
*Exceptional Child Education; Handicapped Children; *Instructional Materials;
Material Development; Performance Based Teacher Education; Task Analysis;
*Teacher Developed Materials; *Teacher Educators.
Desain Model Four-D yang digunakan untuk alur pengembangan perangkat
pembelajaran (instructional development), pada dasarnya dimaksudkan untuk
pelatihan guru (training teacher) untuk anak-anak berkebutuhan khusus
(exceptional children), dan penekanannya pada pengembangan bahan ajar
(material development). Anak-anak berkebutuhan khusus tersebut adalah anak-
anak cacat (handicapped children).
Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel dan Melvyn I. Semmel
ketiganya ketika itu bekerja di pusat inovasi dalam pelatihan anak-anak cacat
(Center for Innovation in Training the Handicapped) di Universitas Indiana
(Indiana University), Bloomington, Indiana. Secara umum, tujuan dari penulisan
buku sumber tersebut adalah untuk membantu pembaca dalam mendesain
(design), mengembangkan (development), dan menyebarkan (dissemination)
bahan pembelajaran (instructional materials) yang digunakan untuk pelatihan
bagi guru-guru anak-anak berkebutuhan khusus (exceptional children).
Meskipun awalnya model Four-D dimaksudkan untuk mengembangkan
bahan ajar bagi guru untuk pelatihan guru-guru anak-anak berkebutuhan khusus,
yaitu bagi guru-guru yang mengajar anak-anak cacat, tetapi disinyalir dari kata
pengantar (foreword) oleh Maynard C. Reynolds (ketika itu dia sebagai Director
Leadership Training Institute/Special Education University of Minossa), bahwa
model Four-D tersebut dapat dijadikan sumber ide dan prosedur pengembangan
untuk mengembangkan perangkat pembelajaran dan penyebarannya
(dissemination) pada bidang lainnya (Rochmad, 2012).

2.2 Tahapan Desain Pembelajaran Model 4D


Menurut Syafitri (2018), model pengembangan 4D terdiri atas 4 tahap
utama yaitu: (1) Define (Pembatasan), (2) Design (Perancangan), (3) Develop
(Pengembangan) dan Disseminate (Penyebaran). Secara garis besar keempat tahap
tersebut sebagai berikut:
1. Tahap Pendefinisian (define)

Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah untuk menetapkan dan
mendefinisikan syarat-syarat pengajaran (instructional). Melalui analisis
ditentukan tujuan dan kendala untuk materi pengajaran (instruction materials)
(Rochmad, 2012).
Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu:
a) Analisis awal akhir (Front-End Analysis)
Analisis ini bertujuan untuk menentukan masalah mendasar yang dihadapi
dalam pembelajaran, sehingga perlu dilakukan pengembangan perangkat
pembelajaran (Syafitri, 2018).
Sepanjang analisis ini, kemungkinan alternatif pembelajaran (instruction)
yang lebih rapi dan efisien dipertimbangkan. Merekam (filing), dan mencari
perangkat pembelajaran yang terkait. Jika alternatif pembelajaran dan materi
tersedia kemudian baru dapat disusun bahan pembelajaran (Rochmad, 2012).
Dengan analisis ini akan didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif
penyelesaian masalah dasar, yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan
bahan ajar yang dikembangkan (Buhari, 2011).
b) Analisis siswa (Learner Analysis)
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tentang karakteristik siswa yang
sesuai dengan rancangan perangkat pembelajaran yang akan dikembangkan.
Karakteristik itu meliputi latar belakang kemampuan akademik (pengetahuan),
perkembangan kognitif, serta keterampilan-keterampilan individu atau sosial yang
berkaitan dengan topik pembelajaran, media, format dan bahasa yang dipilih.
Analisis siswa dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakteristik siswa, antara
lain: (1) tingkat kemampuan atau perkembangan intelektualnya, (2) keterampilan-
keterampilan individu atau sosial yang sudah dimiliki dan dapat dikembangkan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan (Buhari, 2011).
c) Analisis tugas (Task Analysisis)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan identifikasi
berbagai keterampilan-keterampilan utama yang diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran yang akan dikembangkan dalam perangkat pembelajaran. Setiap
keterampilan dianalisis ke dalam sub-sub keterampilan yang lebih spesifik lagi.
Analisis ini untuk memastikan pemenuhan menyeluruh tugas terkandung dalam
bahan pembelajaran (material instructional) (Syafitri, 2018).

d) Analisis konsep (Concept Analysis)


Kegiatan pada tahap ini adalah mengidentifikasi, merinci dan menyusun
secara sistematis konsep utama yang diajarkan kepada siswa sesuai dengan hasil
analisis awal akhir (Syafitri, 2018).
Mendukung analisis konsep ini, analisis-analisis yang perlu dilakukan
adalah (1) analisis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang bertujuan untuk
menentukan jumlah dan jenis bahan ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni
mengumpulkan dan mengidentifikasi sumber-sumber mana yang mendukung
penyusunan bahan ajar (Buhari, 2011).
e) Perumusan tujuan pembelajaran (Spesification of Objectives)
Dalam tahap ini mengubah hasil analisis tugas dan konsep dalam tujuan-
tujuan secara behavior (behaviorally). Sekumpulan tujuan ini menjadi dasar untuk
mengkonstruksi tes dan desain instruksional (Rohman, 2012).
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan penjabaran
kompetensi dasar ke dalam indikator yang lebih spesifik dan disesuaikan dengan
hasil analisis materi dan analisis tugas yang dilakukan sebelumnya. Analisis
tujuan pembelajaran merupakan rumusan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
pada proses pembelajaran dan harapannya pada penelitian ini siswa mampu
menguasai materi yang telah diajarkan (Kurniawan, dkk, 2013).

2. Tahap Perencanaan (Design)

Tujuan dari kegiatan pada tahap ini adalah mendesain prototype bahan ajar
(instructional material). Kegiatan pada tahap ini dapat dilakukan setelah
menentukan sekumpulan tujuan behavior (behavior objectives) untuk perangkat
pembelajaran telah ditentukan. Pemilihan format dan media untuk bahan dan
produksi versi awal mendasari aspek utama pada tahap desain (Rohmad, 2012).

Tahap ini terdiri dari 4 langkah, yaitu:


a) Penyusunan tes (Criterion-Test constuction)
Penyusunan tes acuan patokan, merupakan satu langkah awal yang
menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes ini merupakan suatu
alat mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan
belajar mengajar (Syafitri,2018).
Tes acuan patokan disusun berdasarkan spesifikasi tujuan pembelajaran dan
analisis siswa, kemudian selanjutnya disusun kisi-kisi tes hasil belajar. Tes yang
dikembangkan disesuaikan dengan jenjang kemampuan kognitif. Penskoran hasil
tes menggunakan panduan evaluasi yang memuat kunci dan pedoman penskoran
setiap butir soal (Buhari, 2011).

b) Pemilihan media (Media Selection)


Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran
yang relevan dengan karakteristik materi. Lebih dari itu, media dipilih untuk
menyesuaikan dengan analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik target
pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari media
yang berbeda-beda.hal ini berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian
kompetensi dasar. Artinya, pemilihan media dilakukan untuk mengoptimalkan
penggunaan bahan ajar dalam proses pengembangan bahan ajar pada
pembelajaran di kelas (Buhari, 2011).

c) Pemilihan Format (Format Selection)


Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini
dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan
strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Format yang
dipilih adalah yang memenuhi kriteria menarik, memudahkan dan membantu
dalam pembelajaran (Buhari, 2011).
d) Perancangan awal perangkat Pembelajaran (Initial design)
Perancangan awal pembelajaran merupakan perancangan perangkat
pembelajaran yang akan melibatkan aktivitas siswa dan guru dalam mengelola
pembelajaran. Perangkat pembelajaran yang dirancang berupa, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPS), Buku Siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS), tes
hasil belajar dan sumber lain sesuai dengan kebutuhan (Syafitri, 2018).

3. Tahap Pengembangan (Develop)

Menurut Rochmad (2012), tujuan kegiatan pada tahap ini adalah


memodifikasi prototipe bahan ajar. Meskipun banyak yang telah dihasilkan pada
tahap pendefinisian, hasilnya dipandang sebagai versi awal bahan ajar yang harus
dimodifikasi sebelum menjadi versi akhir yang efektif. Umpan balik diperoleh
melalui evaluasi formatif dan digunakan untuk merevisi bahan ajar. Tahap ini
meliputi:
a. Penilaian ahli (expert appraisal)
Pada tahap ini, bertujuan untuk memperoleh saran untuk meningkatkan
bahan (material) ajar atau bahan instruksional. Sejumlah pakar diminta
mengevaluasi bahan instruksional dan dari segi teknik. Berbasis pada umpan-balik
(feedback), bahan dimodifikasi supaya menjadi lebih memadai, efektif, dapat
digunakan, dan secara teknik berkualitas tinggi.
b. Uji pengembangan (developmental testing)
Ujicoba lapangan dilakukan untuk memperoleh masukan langsung berupa
respon, reaksi, komentar siswa, dan para pengamat terhadap perangkat
pembelajaran yang telah disusun. Ujicoba, revisi dan ujicoba kembali terus
dilakukan hingga diperoleh perangkat yang konsisten dan efektif (Buhari, 2011).
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)

Menurut Rochmad (2012), bahan ajar sampai pada tahap produksi akhir jika
uji pengembangan menunjukkan hasil yang konsisten dan hasil penilaian ahli
merekomendasikan komentar positif. Tahap ini meliputi:
a. Pengujian validitas (validating testing) .
Sebelum bahan (material) ajar disebarluaskan (disseminasi), evaluasi
sumatif dilakukan. Bahan juga diuji melalui uji profesional dengan tujuan
memperoleh masukan pada kecukupan dan relevansinya. Tujuan yang belum
dapat tercapai perlu dijelaskan solusinya sehingga tidak terulang kesalahan yang
sama setelah produk disebarluaskan
b. Pengemasan (packaging), difusi dan adopsi (dffiusion and adoption)
Pengemasan final, difusi, dan adopsi merupakan bagian penting meskipun
bagian ini sering terlewatkan. Produsen dan distributor harus selektif dan bekerja
sama untuk mengemas materi dalam bentuk yang tepat.
Tahap ini dilakukan supaya produk dapat dimanfaatkan oleh orang lain.
Pengemasan model pembelajaran dapat dilakukan dengan mencetak buku
panduan penerapan model pembelajaran. Setelah buku dicetak, buku tersebut
disebarluaskan sepaya dapat diserap (diffusi) atau dipahami orang lain dan
digunakan (diadopsi) pada kelas mereka.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam melakukan diseminasi
adalah:
1. Analisis Pengguna
Analisis pengguna adalah langkah awal dalam tahapan diseminasi untuk
mengetahui atau menentukan pengguna produk yang telah dikembangkan.
Pengguna produk bisa dalam bentuk individu/perorangan atau kelompok seperti:
universitas yang memiliki fakultas/program studi kependidikan,
organisasi/lembaga persatuan guru, sekolah, guru-guru, orangtua siswa,
komunitas tertentu, departemen pendidikan nasional, komite kurikulum, atau
lembaga pendidikan yang khusus menangani anak cacat.
2. Penentuan strategi dan tema penyebaran
Strategi penyebaran adalah rancangan untuk pencapaian penerimaan produk
oleh calon pengguna produk pengembangan. Beberapa strategi penyebaran yang
dapat digunakan berdasarkan asumsi pengguna diantaranya adalah: (1) strategi
nilai, (2) strategi rasional, (3) strategi didaktik, (4) strategi psikologis, (5) strategi
ekonomi dan (6) strategi kekuasaan.
3. Waktu
Selain menentukan strategi dan tema, peneliti juga harus merencanakan
waktu penyebaran. Penentuan waktu ini sangat penting khususnya bagi pengguna
produk dalam menentukan apakah produk akan digunakan atau tidak
(menolaknya).
4. Pemilihan media penyebaran
Dalam penyebaran produk, beberapa jenis media dapat digunakan. Media
tersebut dapat berbentuk jurnal pendidikan, majalah pendidikan, konferensi,
pertemuan, dan perjanjian dalam berbagai jenis serta melalui pengiriman lewat e-
mail.
2.3 Kelebihan dan Kekurangan Desain Pembelajaran Model 4D
Menurut .fgdgdgf kelebihan dari model 4D antara lain:
a. Lebih tepat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran bukan untuk mengembangkan sistem pembelajaran
b. Uraiannya tampak lebih lengkap dan sistematis
c. Dalam pengembangannya melibatkan penilaian ahli, sehingga sebelum
dilakukan uji coba di lapangan perangkat pembelajaran telah dilakukan
revisi berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.
d. Pada tahap tiga, peneliti dapat dengan leluasa melakukan uji coba dan revisi
berkali-kali sampai diperoleh perangkat pembelajaran dengan kualitas yang
maksimal (Buhari, 2011).
Namun demikian pada model 4D ini juga terdapat kekurangan, salah
satunya adalah tidak ada kejelasan mana yang harus didahulukan revisi
berdasarkan penilaian, saran dan masukan para ahli.

Anda mungkin juga menyukai