Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PENDAHULUAN

MT3203 LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL 3

Modul C
Konduktivitas dan Difusivitas Termal Refraktori

Oleh:
Evridha Raevdha Nurmansyah
13716003

Anggota:
Kelompok 01
Karunia Budisatrio 13715006
Evridha Raevdha N. 13716003
Fidelity Gratyanus B. G. 13716006
Emilio Rizki Febiandi 13716042
Chrisceline Kezia Yustina 13716045

Tanggal Praktikum 5 Maret 2019


Tanggal Pengumpulan Laporan 10 Maret 2019
Asisten (NIM) Athonio Ricardo (13713024)

LABORATORIUM TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI


PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL
FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2019
1. Jelaskan yang dimaksud dengan:
• Modus perpindahan panas konduksi, konveksi dan radiasi
Konduksi merupakan perpindahan energi dari partikel yang lebih energetik pada
suatu zat ke partikel dangan energi lebih rendah sebagai hasil dari interaksi antar
partikel (kontak langsung). Konveksi di lain sisi merupakan mode perpindahan
panas antara permukaan padat dan cairan atau gas yang berdekatan yang melibatkan
efek kombinasi dari konduksi dengan pergerakan zat alir, sedangkan radiasi adalah
energi yang teremisi oleh suatu benda dalam bentuk gelombang elektromagnetik
(atau foton) sebagai hasil dari perubahan konfigurasi elektronik suatu atom atau
molekul[1].
• Konduktivitas termal
Merupakan suatu ukuran kemampuan material dalam menghantarkan panas dari
permukaan yang panas ke permukaan yang dingin ketika terekspos pada temperatur
tinggi[2] (Satuan SI: Wm-1K-1).
• Difusivitas termal
Dalam analisis perpindahan panas, difusivitas termal adalah konduktivitas termal
yang dibagi dengan densitas dan kapasitas panas spesifik pada tekanan konstan.
Difusivitas termal mengukur laju perpindahan dari panas dari suatu material
berujung panas ke ujung yang lebih dingin[3] (Satuan SI: m2s-1)
• Kapasitas panas
Adalah suatu ukuran yang menyatakan banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu suatu (dalam satuan tertentu) sebesar 1K atau 1oC [4]. Kapasitas
panass bergantung pada variasi kondisi sistem termodinamika (Satuan SI: J kg-1K-1).
• Ekspansi termal
Merupakan suatu ukuran material dalam mempertahankan stabilitas secara linier
ketika terekspos pada rentang temperatur tinggi berbeda dan kemudian didinginkan
ke temperatur ruang. Ekspansi termal adalah kecenderungan suatu bahan untuk
berubah dari segi ukuran dan bentuk sebagai respons perubahan temperature.
Ekspansi termal juga didefinisikan sebagai perubahan linier secara permanen dan
diukur pada dimensi linier terpanjang yang merupakan hasil dari berubahnya jarak
antar atom yang bervibrasi[2].
2. Diketahui suatu dinding komposit 1 dimensi dengan susunan dibawah ini:
Diketahui:

Temperatur pada dinding luar (Ts,i) = 55◦C


Temperatur pada dinding dalam (Ts,o) = 950◦C
Temperatur udara luar (T∞)= 25◦C
Material A = Baja
Material C = Alumina
Tebal A = 0.30 m
Tebal B = 0.15 m
Tebal C = 0.25 m
Tentukan kB!
3. Jelaskan yang dimaksud dengan material refraktori dan jelaskan pula klasifikasi material
refraktori berdasarkan bentuk dan material peyusunnya!

Material refraktori adalah material yang tahan terhadap panas yang pada saat
bersamaan terekspos pada tegangan dan regangan mekanik, tegangan dan regangan
termal, korosi atau erosi dari material padat, cair, dan gas, difusi gas, serta abrasi
mekanik pada berbagai temperatur[2].

Material refraktori berdasarkan bentuk meliputi[5]:


• Bricks
Memiliki bentuk berupa balok-balok yang membentuk wujud tertentu yang
dapat disusun, contohnya fireclay, sillimanite, dolomite, magnesite, dan
periclase.
• Monolith
Berbentuk bulk dan sesuai dengan keinginan, contohnya castable refractories,
ramming refractories, insulating castables, dan coating refractories.

Material refraktori berdasarkan material penyusunnya antara lain[6]:


• Asam
Memiliki bahan dasar SiO2 , Al2 O3, dan ZrO 2. Secara definisi merupakan
material refraktori yang tidak dipengaruh oleh material asam lainnya tetapi
sangat mudah diserang oleh material alkali. Material ini digunakan pada
tempat yang memiliki atmosfer asam.
Contoh: fire brick, semi silika, silika
• Basa
Berbahan dasar MgO, stabil pada kondisi basa tetapi mudah diserang oleh
material asam. Karena sifatnya yang tidak bereaksi dengan slag alkali, material
refraktori basa banyak digunakan sebagai lining tungku pada contohnya
operasional metalurgi non-ferrous.
Contoh: magnesite, dolomite, chrome magnesite, forsterite
• Netral
Bersifat inert terhadap suasan asam/basa (stabil secara kimia) dan digunakan
pada lingkungan beratmosfer asam maupun basa.
Contoh: chromite, carbon, graphite, silicon, carbide, alumina
• Spesial
Relatif mahal dan digunakan untuk keperluan yang sangat khusus, seperti pada
reactor atom dan teknologi gas tertentu
Contoh: pure alumina, zirconthoria, spinel, boron nitride
Daftar Pustaka

[1] Yunus A. Cengel (2002), Heat Transfer: A Practical Approach


[2] Charles A. (2004), Refractories-Handbook
[3] Gladwell, Richard B. Hetnarski, M. Reza Eslami ; edited by G.M.L. (2009). Thermal
Stresses - Advanced Theory and Applications
[4] Yunus A. Cengel and Michael A. Boles, Thermodynamics: An Engineering Approach
7th Edition, , McGraw-Hill, (2010)
[5] A. Ramelan, H. Judawisastra, F. Sasmita. Panduan Praktikum MT3203 –
Laboratorium Teknik Material 3 (2018)
[6] B. Suharno. Jenis-Jenis Refraktori, Metallurgy and Materials Engineering
Department University of Indonesia (2008)
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/ir.bambang61/material/refraktoritgl3maret200
8.pdf

Anda mungkin juga menyukai