Anda di halaman 1dari 8

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG – FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FISIKA


Jl. Ganesha No 10, Bandung 40132, Indonesia

MODUL TUTORIAL FISIKA DASAR IIB (FI-1202)) KE 7


Semester 2 Tahun 2017-2018
TOPIK : Optika Fisis
A. PERTANYAAN

1. Dimisalkan sebuah statiun melakukan siaran dan memancarkannya dari dua buah
antenna pemancar pada lokasi yang berbeda secara bersamaan. Apakah radio
penerima Anda akan menerima siaran ini dengan lebih baik jika menggunakan dua buah
antenna penerima? ataukah satu buah antenna penerima? Jelaskan jawaban Anda.

Jawab:
Sebuah stasiun radio melakukan siaran dan memancarkannya dari dua buah antenna
pemancar yang berbeda pada lokasi yang berbeda secara bersamaan. Radio yang
menerima siaran bisa menerima siaran dengan lebih baik bergantung pada lokasi
antenna penerima. Berdasarkan prinsip superposisi linear, ketika gelombang
elektromagnetik dari antenna pemancar sampai pada titik yang sama, gelombang
resultannya adalah penjumlahan dari gelombang-gelombang individu. Aplitudo dari
gelombang resultan bergantung pada fase relatif antara dua gelombang. Fase relative
antara gelombang ini bergantung pada perbedaan panjang lintasan antara dua buah
gelombang. Jika dua buah gelombang sampai pada antenna penerima sehingga
perbedaan panjang lintasan sama dengan sebuah bilangan integer gelombang, kedua
gelombang tersebut berada dalam fase yang sama, akan saling menguatkan dan
interferensi konstruktif akan terjadi. Amplitudo yang dihasilkan dari gelombang radio
akan lebih besar jika dihasilkan dari sebuah antena pemancar, sehingga radio penerima
akan menerima (siaran) lebih baik. Jika dua buah gelombang sampai pada antena
penerima sehingga perbedaan panjang lintasan antara keduanya sama dengan
perkalian antara bilangan ganjil dengan setengah panjang-gelombangnya, maka kedua
gelombang ini memiliki fase berbeda, akan saling menghilangkan, dan interferensi
destruktif akan terjadi. Antena penerima akan menerima lebih sedikit sinyal radio atau
tidak sama sekali pada keadaan ini. Hasilnya, penerimaan (siaran) radio akan sangat
buruk. Sehingga, dengan dua antena pemancar tidak begitu menunjukkan penerimaan
(siaran radio) yang lebih baik.

2. Dua buah sumber gelombang memiliki fase yang sama dan menghasilkan gelombang
identik. Kedua sumber ini dipasang pada sudut sebuah persegi. Pada pusat persegi,
gelombang dari sumber menghasilkan interferensi konstruktif, di sudut manapun kedua
sumber gelombang ini diletakkan. Jelaskan mengapa demikian.

Jawab:
Interferensi konstruktif diantara gelombang yang dihasilkan dari sumber dengan fase
yang sama terjadi ketika perbedaan jarak tempuh dari sumber ke titik dimana
gelombang bersatu adalah sama dengan bilangan integer panjang gelombangnya.

Modul Tutorial 7 FIDAS IIB 2017-2018—FN---


Untuk bentuk persegi, jarak dari sudut manapun selalu sama terhadap titik pusatnya.
Dengan demikian, interferensi konstruktif terjadi pada pusat tersebut.

3. Bagaimanakah pola terang dan gelap yang dihasilkan dalam percobaan celah ganda
Young bisa berubah jika gelombang cahaya yang datang dari kedua celah diubah
fasenya sebesar setengah panjang gelombangnya?

Jawab:
Gelombang cahaya yang datang dari kedua celah dalam percobaan celah ganda Young
diubah fasenya sebesar setengah panjang gelombangnya. Karena cahaya dari kedua
celah berubah banyaknya, perbedaan fase relatif antara cahaya dari kedua celah ketika
cahaya meninggalkan celah adalah nol. Ketika cahaya mencapai layar, perbedaan fase
relatif antara gelombang cahaya dari kedua celah akan sama dengan fase gelombang
yang tidak berubah pada celah. Sehingga, polanya akan sama seperti yang sudah
dijelaskan di atas.

4. Dalam percobaan celah ganda Young, apakah memungkinkan untuk melihat garis
interferensi ketika panjang gelombang cahaya lebih besar dari jarak antar celah?
Kemukakan alasan dari jawaban Anda.

Jawab:
Sudut maksimum interferensi dalam percobaan celah ganda Young dinyatakan dengan
sin  m / d dimana m = 0, 1, 2, 3, … Ketika panjang gelombang cahaya  lebih
besar daripada jarak antaa celah d, perbandingan  / d lebih besar dari satu; serta,
sin tidak akan lebih besar dari satu. Sehingga, tidak mungkin melihat garis
interferensi ketika panjang gelombang cahaya lebih besar dari jarak antara celah.

5. Ketika cahaya matahari memantul dari sebuah lapisan tipis air sabun, lapisan ini
tampak berwarna, hal ini terjadi karena interferensi destruktif menghilangkan panjang
gelombang yang berbeda dari cahaya yang dipantulkan pada tempat berbeda,
bergantung pada ketebalan lapisan. Semakin tipis lapisan, maka lapisan ini akan
semakin gelap dalam memantulkan cahaya, tampak berwarna hitam sebelum pecah.
Warna hitam ini berarti bahwa interferensi destruktif menghilangkan semua panjang
gelombang dari cahaya yang dipantulkan ketika lapisan ini sangat tipis. Jelaskan
mengapa demikian.

Jawab:
Ketika cahaya matahari memantul dari sebuah permukaan tipis air sabun, lapisan (tipis)
muncul dalam berbagai warna, karena interferensi dekstruktif menghilangkan panjang
gelombang berbeda dari pantulan cahaya pada tempat yang berebda, bergantung pada
ketebalan lapisan tersebut. Semakin tipis lapisan, perbedaan panjang lintasan antara
pantulan cahaya dari bagian atas lapisan dan pantulan cahaya dari bagian bawah
lapisan mendekati nol. Pantulan cahaya dari bagian atas lapisan mengalami perubahan
fase yang sama dengan setengah panjang gelombangnya. Sehingga, semakin
ketebalan laposan mendekati nol, pantulan cahaya dari bagian atas lapisan memiliki
fase yang berbeda dengan pantulan cahaya dari bagian bawah lapisan. Dengan
demikian, semakin tipis lapisan, akan tampak semakin gelap dalam cahaya pantul.
Lapisan ini tampak hitam sesaat sebelum pecah, karena pada saat itu interferensi

Modul Tutorial 7 FIDAS IIB 2017-2018—FN---


destruktif terjadi antara pantulan cahaya dari bagian atas lapisan dan pantulan cahaya
dari bagian bawah lapisan tipis.

B. SOAL
1. Dalam sebuah percobaan celah ganda Young, sudut yang menyatakan garis terang
orde ke dua adalah 2o. Jarak celah adalah 3,810-5 m. Berapakah panjang gelombang
cahayanya?

Solusi:

Posisi sudut dari garis terang pada celah ganda  dihitung dengan persamaan
sin  m / d ,dengan orde garis dinyatakan oleh m  0, 1, 2, 3, . . . . Maka kita
dapatkan  sebagai berikut
d sin  ( 3.8  10 –5 m) sin 2.0 
    6.6  10 –7 m  660 nm
m 2

2. Garis gelap pada m = 0 dalam percobaan celah ganda Young berada pada sudut  =
15 °. Berapakah sudut yang membentuk garis gelap untuk m = 1?

Solusi:

Dalam percobaan celah ganda Young, sebuah garis gelap dibentuk oleh sudut 
dengan persamaan berikut

sin   m   1
2  d m  0, 1, 2, 3, ...

dimana  adalah panjang gelombang cahaya dan d adalah jarak antar celah. Diketahui
bahwa sudut untuk garis gelap berada pada m = 0. Dengan menggunakan sudut dan
m = 0 di atas, kita bisa menghitung perbandingan /d, yang kemudian bisa digunakan
untuk menentukan sudut yang membentuk garis gelap pada m = 1.

Dengan menggunakan persamaan di atas untuk garis gelap pada m = 0 dan m = 1, kita
dapatkan


sin 0  0 
1
2  d and   d
sin 1  1 
1
2

Dengan pembagian sin 1 oleh sin 0 didapat

sin 1

1
2 d  
1

 3.0
sin 0 0
1 
2 d  
Sudut yang membentuk garis gelap pada m = 1 adalah

sin 1  3.0sin 0 or 1  sin 1 3.0sin 0   sin 1 3.0sin15   51

Modul Tutorial 7 FIDAS IIB 2017-2018—FN---


3. Seberapa banyakah garis terang bisa dibentuk pada bagian tengah garis terang ketika
gelombang dengan panjang gelombang 625 nm melewati celah ganda dimana jarak
celahnya 3,7510-6 m?

Solusi:
th
Gambar berikut menunjukkan celah ganda Double m bright fringe
dan layer tampak dari atas, begitu pula slit
dengan garis terang bagian tengah (central

bright fringe) (m = 0) dan garis terang ke-
Central bright
m. Sudut  dan garis terang ke – m
dinyatakan dengan persamaan fringe (m = 0)
sin   m / d , dimana  adalah panjang
gelombang cahaya dan d adalah jarak antar celah. Sudut paling besar adalah  = 90.
Kondisi ini akan menunjukkan seberapa banyak garis terang bisa dibentuk pada bagian
tengah garis terang.
Dengan mensubstitusi  = 90 pada sin   m / d maka akan didapat m sebagai berikut

m
d sin 90.0

3.76 106 m  sin 90.0  6.02
 625 109 m

Sehingga, nomor paling tinggi untuk garis terang adalah 6 .

4. Campuran cahaya merah dan hijau diarahkan


tegak lurus pada sebuah lapisan (tipis) sabun (n = 1.33) yang di dalamnya berisi udara.
Berapakah ketebalan minimum (bukan nol) lapisan, sehingga interferensi destruktif yang
meyebabkannya, tampak berwarna merah dalam cahaya pantul?

Solusi:

Kondisi untuk interferensi destrukti dipenuhi oleh persamaan 2t  m film . Untuk


ketebalan minimum (bukan nol), maka m = 1. Selain itu, panjang gelombang dalam
lapisan dinyatakan dengan  film   vacuum / n . Sehingga, cahaya hijau hilang ketika
ketebalan minimum (bukan nol)

m 1 vacuum 1 551
t  film    207 nm
2 2 n 2 1.33

5. Sebuah lapisan yang seragam (n = 1,33) berada di atas sebuah lempeng kaca (n =
1,52). Cahaya bersinar tegak lurus pada lapisan tersebut. Karena interferensi konstruktif,
lapisan terlihat terang maksimal ketika panjang gelombang cahaya 432 nm dalam
vakum dan juga ketika panjang gelombangnnya 648 di dalam vakum. Hitunglah
ketebalan lapisan minimum.

Solusi:

Kondisi untuk interferensi konstruktif adalah

Modul Tutorial 7 FIDAS IIB 2017-2018—FN---


2t = m film = m (vacuum / nwater)

m 432
Untuk vacuum = 432 nm, t
2 1.33

m ' 648
Untuk vacuum = 648 nm, t
2 1.33

Dengan menyelesaikan kedua persamaan untuk t, kita dapat m/m’ = 1,5. Untuk
ketebalan minimum, ini berarti bahwa m = 3 dan m’ = 2. Kemudian,

m 432 3 432
t   487 nm
2 1.33 2 1.33

6. Sebuah pola difraksi terbentuk ketika cahaya melewati sebuah celah tunggal. Panjang
gelombang cahaya adalah 675 nm. Carilah sudut antara garis gelap pertama ketika
lebar celah 1,810-4 m.

Solusi:


untuk nilai sudut 
Masalah ini bisa diselesaikan dengan menggunakan sin   m
W
ketika m  1 (garis gelap pertama). Ketika lebar celahW = 1.8  10 –4 m dan
  675 nm  675  10 –9 m , didapat

1  675  10
9 
 
  sin 1  m
  sin 1 4
  0.21

 W  1.8  10 

7. Cahaya yang memiliki panjang gelombang 668 nm melalui sebuah celah selebar
6,7310-6 m dan jatuh di layer yang jaraknya 1,85 m. Berapakah jarak dari garis terang
pusat terhadap garis gelap ke-tiga pada layar?

Solusi:

Gamabr di samping menunjukkan celah dan Third dark


layer tampak dari atas, begitu pula posisi Slit
garis terang tengah dan garis gelap ke-tiga. fringe
y
Jarak y bisa dicari dari tangen fungsi y = L 
tan . Karena L diketahui, kita harus Central bright
menentukan sudut  sebelum mencari y. L fringe
Hubungan sudut  dengan panjang
gelombang cahaya  serta lebar celah W dinyatakan dengan sin   m / W , dimana
m = 3 karena kita meninjau sudut untuk garis gelap ke-tiga.

Pertama-tama, sudut antara garis terang pusat dan garis gelap ke-tiga dihitung

menggunakan sin   m (dengan m = 3):
W

Modul Tutorial 7 FIDAS IIB 2017-2018—FN---


1  m
  
1 3 668 10
9
m 
  sin    sin    17.3
W   6.73 106 m 
Jarak vertikal adalah

y  L tan   1.85 m tan17.3  0.576 m

8. Dalam sebuah pola difraksi celah tunggal, garis tengahnya 450 kali lebih lebar dari
celahnya. Jarak layer dari celahnya 18000 kali lebih jauh dari lebar celahnya. Berapakah
perbandingan λ/W, dimana λ adalah panjang gelombang cahaya yang memancar
melalui celah dan W adalah lebar celah? Asumsikan bahwa sudut yang menentukan
sebuah garis gelap pada layer adalah kecil, sehingga .

Solusi:

Diketahui bahwa 2y = 450W dan L = 18 000W. Sementara itu, /W = sin . Maka sin  
tan  = y/L, sehingga

 y 225 W
   0.013
W L 18 000 W

9. (a) Dalam sebuah percobaan celah ganda, berapakah perbandingan d yang


menyebabkan difraksi menghilangkan garis terang ke-empat? (b) Apakah garis-garis
terang lainnya juga hilang?

Solusi:

(a) Kita dapat d / a = 4. Alasannya sebagai berikut: lokasi garis terang ke-empat
bersamaan juga denganminimum pertama pola difraksi, kemudian sin θ = 4λ/d = λ/a
(sehingga d = 4a).

(b) Garis terang lainnya yang terjadi pada tempat yang sama dengan minimum difraksi
akan hilang. Sehingga
  
sin   m1  m2  m1
d a 4a

atau m1 = 4 m2 dimana m2 =1,2,3,…. Garis yang hilang adalah yang ke- 4, 8, 12, dan
seterusnya. Sehingga, setiap garis ke-4 hilang.

10. Cahaya koheren dengan panjang gelombang 500 nm jatuh tegak lurus pada dua celah
sempit dengan jarak antar celah d = 7,5 m. Suatu layar diletakkan pada jarak L=1 m
dari celah.
a. Gambarkan/sketsa pola intensitas interferensi sebagai fungsi sin (nyatakan dalam 
dan d untuk titik titik dimana terjadi interferensi minimum dan maksimum hingga orde
kedua
b. Tentukan jarak dari titik pusat O ke posisi interferensi minimum orde ke-2 di layar.
c. Jika digunakan panjang gelombang 550 nm, dimanakah posisi minimum order
pertama di layar relatif terhadap terang pusat

Modul Tutorial 7 FIDAS IIB 2017-2018—FN---


d. Jika lebar celah adalah 2,5 m, gambarkan sketsa pola intensitas interferensi
sebagai fungsi sin dengan memperhitungkan pengaruh difraksi.

Solusi:

a.

b. Jarak dari pusat ke posisi interferensi minimum orde ke-2 di layar.

2 2 y
d sin   d  3
  L

3L 3 1x5 x10 7
y  m  0,1 m
2d 2 7,5 x10 6

2 2 y
c. d sin   d 
  L

L 1 1x5,5 x10 7
y  m  0,0367 m
2d 2 7,5 x10 6

d. Jika lebar celah adalah 0,25 m, gambarkan sketsa pola intensitas interferensi
sebagai fungsi jarak dengan memperhitungkan pengaruh difraksi.

Vvvv

Modul Tutorial 7 FIDAS IIB 2017-2018—FN---


Modul Tutorial 7 FIDAS IIB 2017-2018—FN---

Anda mungkin juga menyukai