Anda di halaman 1dari 6

ESAI

WUJUD APLIKASI GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL


PERAWAT MILENIAL
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Elektif Kepemimpinan Dalam
Keperawatan

Dosen Pembimbing: Ns. Devi Nurmala, S.Kep., M.Kep

Disusun oleh:

Ni’mah Vicky Priyani 22020115130078

A151

DEPARTEMEN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
Perawat Era Millennial

Generasi millennial banyak disebut sebut sebagai generasi yang penuh


inspirasi dan inovasi. Generasi millennial disebut juga sebagai generasi Y. Generasi
yang disebut sebagai generasi millennial yaitu generasi yang lahir di tahun 1980
sampai tahun 2000an. Bisa dikatakan generasi millennial ialah yang sekarang
berumur antara 15-35 tahun. Generasi millennial juga khas dengan social media.
Mereka menggunakan gadget untuk mendapatkan dan berbagi informasi. Mereka
kritis dengan berbagai informasi (Walidah, 2017).

Generasi millennial khas dengan gaya kepemimpinan transformasional


dimana seorang pemimpin mampu memberikan teladan dan memotivasi anggotanya.
Pemimpin pada generasi millennial sudah tidak lagi berasal dari keturunan, namun
pemimpin dibentuk berdasarkan kemampuan dan kapasitas yang dimiliknya.
Pemimpin harus mampu mengambil keputusan dengan kritis dan bijak. Keputusan
disepakati berdasarkan diskusi bersama anggota. Pemimpin pada generasi millennial
suka dengan tantangan dan berinovasi (Ambarwati & Raharjo, 2018). Hal tersebut
sejalan dengan gaya kepemimpinan transformasional yaitu pemimpin memberikan
kesempatan kepada anggotanya untuk berinovasi. Pemimpin juga memberikan
motivasi untuk meningkatkan kualitas anggotanya. Pemimpin memberikan
kesempatan untuk konsultasi dan berdiskusi. Pemimpin memiliki hubungan yang
dekat dengan anggotanya (Mangundjaya & Ratnaningsih, 2017).

Tokoh pemimpin keperawatan yang memiliki gaya kepemimpinan


transformasional yaitu Florence Nightingale. Florence Nightingale, sosok yang
dianggap sebagai pemimpin keperawatan modern. Ia merupakan sosok pemimpin
yang berani dan care. Menjadi seorang perawat menurut beliau adalah panggilan
Tuhan. Ketika terjadi suatu masalah yaitu wabah kolera, Florence Nightingale
berinisiatif untuk menciptakan suatu misi yaitu meningkatkan kebersihan di Rumah
Sakit. Florence mengatur manajemen rumah sakit meliputi kebutuhan makanan,
kenyamanan dan kebersihan dari rumah sakit. Sebelum menjadi seorang perawat,
Florence pernah dilarang orang tuanya untuk menjadi seorang perawat. Namun
Florence tetap bertekad untuk belajar mengenai keperawatan.

Perawat harus memiliki jiwa jiwa seorang pemimpin seperti Nightingale


pada era millennial. Kompetensi yang dimiliki perawat millennial menurut Contreras
& Vega (2018) yaitu perawat menerapkan kode etik profesional, melakukan
pemberdayaan dan promosi kesehatan terhadap pasien, akurat dalam melakukan
dokumentasi, kolaborasi dengan sejawat dan pengembangan diri. Pengembangan diri
yang dilakukan perawat millennial menurut penelitian Coburn & Hall (2014) yaitu
dengan memiliki pendidikan tinggi. Perawat millennial memiliki tingkat pendidikan
lebih tinggi dibandingkan dengan perawat pada generasi Baby Boomers (kelahiran
1944-1960). Selain itu perawat dituntut untuk terampil berkomunikasi dengan orang
lain. Perawat harus percaya diri dalam menentukan sebuah langkah. Tanggung jawab
juga perlu dimiliki oleh seorang perawat. Mereka harus mampu menjadi role model
bagi orang lain (Hartiti, 2014).

Cara yang berbeda untuk meningkatkan kemampuan menjadi seorang


perawat dengan gaya kepemimpinan transformasional yaitu dengan melalui pelatihan.
Menurut Stiehr & Kueny (2017) menyebutkan bahwa pelatihan yang bisa dilakukan
yaitu dengan pelatihan top-down. Pelatihan top-down meliputi pertimbangan individu
dengan peduli terhadap karyawannya, stimulasi intelektual dengan memberikan
bimbingan dan masukan, memberikan motivasi dan memberdayakan anggota.

Kompetensi perawat memiliki hubungan terhadap tingkat kepuasan kerja


perawat millennial. Kepuasan kerja perawat pada era millennial dibagi menjadi
bermacam-macam seperti kepuasan kerja dari aspek fisiologis, aspek keamanan,
aspek sosial, aspek harga diri dan aspek aktualisasi diri. Perawat yang memiliki
kompetensi yang bagus memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. Kepuasan kerja
perawat juga memberikan kepuasan pada diri pasien dalam menerima pelayanan
kesehatan (Contreras & Vega, 2018). Kepuasan kerja dari perawat juga ditentukan
oleh seorang pemimpin. Perawat merasa puas karena pemimpin mempromosikan
hasil kinerjanya yang bagus. Mereka merasa akan merasa dihargai dan mendapatkan
kepuasan dalam bekerja. Perawat juga akan lebih percaya kepada pimpinan mereka.
Pemimpin mendapatkan kepercayaan yang tinggi. Pemimpin di bidang keperawatan
akan mempromosikan bawahannya jika memiliki kinerja yang bagus. Perawat juga
akan lebih percaya kepada pimpinan mereka. Pemimpin mendapatkan kepercayaan
yang tinggi. Perawat puas dengan pekerjaannya karena ia menganggap sesuai dengan
prinsip pada dirinya (Murtiningsih, 2015).

Berbeda dari Coburn & Hall (2014), perawat generasi millennial kurang
puas dengan pekerjaan mereka. Tingkat kepuasan kerja ditentukan karena lingkungan
kerja dan dari tingkat pemberdayaan psikologis. Pelatihan, diskusi dan mentorship
adalah cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan pemberdayaan psikologis dan
kepuasan kerja perawat millennial. Diskusi memberikan ruang untuk memahami
perbedaan perspektif perawat millennial dengan perawat yang lain.

Kompetensi perawat millennial juga dipengaruhi oleh perbedaan


karakteristik perawat millennial. Kriteria yang menggambarkan seorang perawat
millennial ketika mengikuti supervisi dijelaskan melalui penelitian dari Watson,
Macdonald & Brown (2013) seperti perawat millennial susah untuk meluangkan
waktu dalam mengikuti sebuah rapat. Dalam pertemuan rapat membuat mereka
terkurung di dalam suatu ruangan tanpa tahu apa yang harus disampaikan. Selain itu
dalam penelitian Bell (2013) menyebutkan mengenai karakteristik perawat pada
generasi millennial seperti memiliki motivasi tinggi, kooperatif, percaya diri, optimis,
saling menghargai, group-oriented, mudah bersosialisasi dan suka mementingkan
bersama. Perawat millennial juga multitaskers seperti cepat dalam memberikan
timbal balik, melakukan penyesuaian dan terhubung secara global.
Cara yang dilakukan untuk terhubung yaitu dengan melakukan
komunikasi efektif. Komunikasi efektif seperti SBAR yang dilakukan perawat
millennial dengan menggunakan seperti HP, internet dan email. Karakteristik perawat
millennial dalam berkomunikasi yaitu mereka membutuhkan feedback yang cepat.
Mereka merasa bingung jika feedback yang diterima lama. Perawat millennial
memiliki pengetahuan yang lebih banyak mengenai komputer dan teknologi. Mereka
juga memiliki karakteristik yaitu mudah dalam bersosialisasi dan tidak membedakan
keragaman. Mereka lebih suka kolaborasi dengan orang lain. Perawat millennial lebih
suka melakukan eksperimen untuk memahami suatu masalah daripada membaca
suatu referensi. Mereka akan melakukan evaluasi dari hasil eksperimen melalui
internet (Bell, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, A., & Raharjo, S.T. (2018). Prinsip kepemimpinan character of a leader
pada era generasi milenial. Philanthropy Journal of Psychology, 2(2), 114-
127.
Bell, J. A. (2013). Five generations in the nursing workforce. Journal of Nursing in
Professional Development, 29(4), 205-210.
Coburn, A. S., & Hall, S. J. (2014). Generational differences in nurses’
characteristics, job satisfaction, quality of work life, and psychological
empowerment. Journal of Hospital Administration, 3(5), 124-134.
Contreras, N. H. M., & Vega, A. V. J. L. (2018). Nursing competencies and job
satisfaction of staff nurses in the millennial generation. Laguna Journal of
Allied Medicine, 3(1), 116-153.
Hartati, T. (2014). Peningkatan Softskill perawat melalui kepemimpinan
transformasional kepala ruang di RSI Sultan Agung Semarang. Jurnal
Manajemen Keperawatan, 2(1), 47-54.
Mangundjaya, W. H., & Ratnaningsih, I. Z. (2017). Gaya kepemimpinan
transformasional, jenis generasi, dan psychological empowerment pada
karyawan PT.X Karawang. Jurnal Empati, 6(1), 436-441.
Murtiningsih. (2015). Pengaruh gaya kepemimpinan transformasional pada kinerja
perawat Rumah Sakit Islam Siti Aisyah Madiun. Jurnal Ekonomi
Manajemen Sumber Daya, 17(2), 54-66.
Stiehr, E. S., & Kueny, C.R. (2017). From the top-down: transformational leadership
considerations for health care organizations. Journal of Hospital
Administration, 6(4), 1-9.
Walidah, I. A. (2017). Tabayyun di Era Generasi Millennial. Jurnal Living Hadis,
2(1), 317-344.
Watson, J., Macdonald, G. J., & Brown, D. (2013). Clinical supervision for novice
millennial nurses in the perinatal setting: The need for generational
sensitivity. Journal of Nursing, 3, 373-378.

Anda mungkin juga menyukai