Keperawatan VIII B
Kelompok 3 :
1. Lusi Septiana
2. Mirna Maya Sari
3. Siska Salsabila Murfa
4. Nike Nofalia
5. Irma Latania
6. Sisi Mardia Oktasari
7. Dedy Kurniawan
8. Dwita Ayunda Syama
9. Nola Agriani
10. Suci Purnama Sari
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tepat pada waktunya.
Sholawat dan salam kami haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang
telah membawa kita dari zaman jahiliyah menuju zaman ilmu pengetahuan yang
menjadikan manusia cerdas dan berwawasan luas.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
ilmu yang kami miliki. Namun berkat usaha dan bantuan dari beberapa pihak, makalah ini
dapat terselesaikan meski masih banyak terdapat kekurangan.
Ucapan terima kasih kami kepada dosen pembimbing yang telah memberikan motivasi
dan dorongan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Harapan kami adalah
semoga kritik dan saran dari pembaca tetap tersalurkan kepada kami dan semoga makalah
ini bermanfaat. Amin
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………….… i
DAFTAR ISI……………………………………………………..…..... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………..…. 3
A. Defenisi. …………………….………………………….…….….. 4
A. Kesimpulan…………………………………..…………………… 7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kesehatan telah menjadi kebutuhan utama bagi setiap manusia di dunia dalam
menjalankan aktivitas hidup. Berdasarkan pengertiannya keadaan sehat merupakan
kondisi dimana seorang, sejahtera secara fisik, mental dan sosial yang memungkinkan
hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Artinya apabila salah satu dari ketiga unsur
tersebut tidak dalam kondisi yang baik maka akan timbul suatu masalah atau gangguan
kesehatan. Hal ini merugikan penderita karena akan menurunkan produktifitas terhadap
kehidupan pribadi dan negaranya. Dengan demikian, perlu adanya suatu usaha-usaha
untuk meningkatkan derajat kesehatan. Menanggapi hal tersebut, Hippocrates (460-377
SM) muncul sebagai Bapak kedokteran yang menangani kasus kejadian sakit yang
menitik beratkan pada kuratif atau metode pengobatan dan penyembuhan.
B. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan defenisi perkembangan perawat diera 5.0
2. Mahasiswa mampu menjelaskan kebijakan pada keperawatan
3. Mahasiswa mampu menjelaskan peran manager perawat menuju era 5.0
BAB II
PEMBAHASAN
Di era revolusi industry 5.0 saat ini fenomena teknologi yang penerapanya
berpusat pada konsep otomatisasi yaitu teknologi tanpa memerlukan tenaga kerja
manusia dalam proses pengaplikasian membuat tingkat pengetahuan pasien terhadap
pelayanan kesehatan meningkat. Hal ini pun berpegaruh terhadap pengetahuan pasien
akan pelayanan keperawatan, pasien menginginkan pelayanan keperawatan dapat
memberikan kepuasan pasien yang lebih dari apa yang diharapkan.
Weis & Schank (2009) menyusun sebuah instrumen yang dapat digunakan
untuk mengukur nilai nilai profesionalisme seorang perawat yakni Nurse Profesional
Values Scale -Revised (NPVS-R). instrumen ini disusun dan dikembangkan
sedemikian rupa sehingga tersusunlah 28 pernyataan positif dengan skala likert untuk
faktor analisis yang merupakan turunan dari kode etik keperawatan. Instrumen ini
terdiri dari lima faktor analsis antara lain caring, activism, trust, profesionalisme dan
justice. Nurse Profeisional Values Scale -Revised (NPVS-R) adalah sebuah instrumen
yang berasal dan dikembangkan oleh asosiasi perawat kode etik di amerika yang di
rancang untuk mengukur nilai nilai profesional perawat.
Selain lima faktor yang termasuk dalam nilai-nilai professional yang diukur
dari NPVS-R, ada lima faktor lain yang menurut ( Darwin 2014) juga termasuk
dalam nilai-nilai profesional yang harus dimiliki oleh perawat, yaitu aesthetic,
equality, human diginity, altruisme dan auton.
B. Kebijakan yang ada dalam perkembangan
3. Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi ini tentu menimbulkan kecemasan pada para perawat bahwa
pelayanan keperawatan konvensional yang menekankan adanya tatap muka antara
perawat dan pasien akan hilang. Namun manusia pada dasarnya adalah makhluk
sosial yang membutuhkan interaksi antarmanusia dengan manusia lainnya.
Program kecerdasan buatan tentu tidak dapat menggantikan peran perawat
seutuhnya. Program kecerdasan buatan tidak dibikin secara spesifik untuk
menggantikan posisi perawat, tetapi untuk membantu dalam pemenuhan
kebutuhan pelayanan kesehatan. dengan adanya pertumbuhan cepat pada populasi
manusia dan mengalami keterbatasan sumber daya perawat maka tujuan
penggunaan teknologi ini untuk membantu sehingga pelayanan asuhan
keperawatan kepada pasien dengan terpenuhi. Perawat adalah peran aktif
sedangkan teknologi hanya membantu untuk memudahkan dan mempercepat
kinerja perawat. Manusialah yang akan memegang peranan penting dalam
penggunaan kecerdasan buatan dalam pelayanan kesehatan dan keperawatan.
4. Tuntutan masyarakat
5. Manajer keperawatan
PENUTUP
A. KESIMPULAN
https://www.kompasiana.com/welsilayuhibu/5dff5f23d541df17b30732a2/optimalisasi-peran-
perawat-sebagai-perawat-komunitas-di-industri-4-0 diakses pada tanggal 30 maret 2020 jam
13.00
https://nursing.ui.ac.id/seminar-dan-workshop-nasional-peran-perawat-milenial-era-5-
0/diakses pada tanggal 30 maret 2020 pukul 13.30