Anda di halaman 1dari 5

Tawar Menawar Kolektif di Magic Carpet

Maskapai: Perspektif Serikat Pekerja (A)

Disusun Oleh :
Kelompok 10
Jihan Hanifah Harlia (18311066)
Alysha Fitra Farahdhiya (18311093)
Listiana Kurnia Dewi (18311209)
Najah Shufi Adzqiaus Salam (18311259)
Nizam Aji (18311318)

Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta
2020
1. Jelaskan permasalahan atau konflik kepentingan yang mendasari adanya negosiasi
antara manajemen MCA dengan Union!
2. Mengapa Union menunjuk Dixie Lee sebagai juru bicara pada saat negosiasi
berlangsung? Kaitkan jawaban anda dengan teori strategi distributive negotiation.
3. Apakah anda mengidentifikasi adanya taktik Hardball yang dilakukan pada kasus ini,
baik oleh manajemen MCA maupun Union? Harap jelaskan bentuk Hardball apa saja
dan bagaimana mereka melakukannya.
4. Menurut anda, apakah proses negosiasi berjalan secara adil (win-win solution)
bagi kedua belah pihak? Jelaskan opini anda dan kaitkan dengan teori integrative
negotiation.

Jawab:
1. Saat perpanjangan kontrak ketiga terjadi negosiasi atau keluhan tentang peningkatan
upah melalui penyediaan rig tugas dan peningkatan keamanan kerja. Yang pertama
MCA saat ini membayar pramugari saat mereka berada di pesawat dengan bergerak di
bawah kekuatannya sendiri, mereka tidak dibayar untuk waktu yang dihabiskan duduk
di bandara menunggu penerbangan. Lalu anggota serikat menginginkan MCA untuk
mengimplementasikan rig tugas. Tig tugas adalah membayar persentase yang tetap
kepada petugas selama periode waktu dia bertugas dengan perusahaan. Contohnya
misal pramugari bekerja 15 jam sehari namun bekerja saat pesawat bergerak hanya
selama 6 jam. Di bawah system MCA saat ini pramugari tersebut hanya diberi upah
selama 6 jam dan ditambah 1 jam untuk waktu persiapan (waktu tugas) di awal hari.
Jika tingkat pembayaran rig tugas adalah 67%, MCA akan membayar pramugari
tersebut selama 10 jam kerja ditambah 1 jam untuk waktu tugas. Yang kedua tentang
keamanan kerja dan kondisi kerja, program cuti karena sakit juga sulit mendapatkan
izin. Saat di analisis masalah keamanan kerja, anggota tim menemukan bahwa terjadi
merger atau pembelian MCA. Lalu pramugari juga meminta perlindungan dari PHK
jika terjadi merger atau akuisisi. Anggota komite negosiasi serikat mengusulkan
klausul rig tugas dengan standar yang sama dengan pilot, meskipun jumlah dolar
kurang penting daripada hanya mendapatkan ketentuan itu sendiri. Mereka juga
menyusun “klausa penggantinya” yang memungkinkan petugas untuk menengahi hak
senioritas mereka jika seseorang membeli MCA.
2. Karena Dixie Lee sendiri sudah memiliki pengalaman selama 14 tahun dan juga
membantu dengan kontrak MCA 1994 negosiasi sebelumnya. Jadi untuk juru bicara
pada saat negosiasi berlangsung dipercayakan kepada Dixie Lee. Dalam kasus juga
ada interaksi Dixie Lee dalam kegiatan negosiasi berlangsung yang mana Dixie Lee
sudah memahami yang pertama menunjukkan sebagai negosiator yang pandai saat
menghadapi situasi ketergantunagan yang sifatnya distributive. Kedua dapat
mengatasi efek dari bagaimana kebanyakan orang pada saat itu melakukan strategi
atau taktik tawar-menawarnya yang mana menyelesaikan permasalahan untuk
membagi sumber daya yang tiada duanya dan dalam negosiasi ini terjadi sebuah
tindakan yang bersifat zero sum-game, yaitu terdapat satu pihak yang kalah dan satu
pihak yang menang. Ketiga dapat mngklaim nilai yang ada. Sehingga pada dasarnya
tawar-menawar adalah persaingan siapa yang akan mendapatkan sumber daya terbatas
yang paling banyak dan sering kali mendapatkan keuntungan. Dangan startegi tawar-
menawar distributive bertujuan untuk membentuk persepsi mitra pada batas zona
perjanjian mencari untuk pihak lain mengubah titik pemesanan untuk mealakukan
kembali dan berifikir bahwa kami lebih dekat dari pada mereka sendiri sebenarnya.
Oleh karena itu terdiri dari jangan mengungkapkan informasi kepemilikan, tidak
mengungkapan menyembunyikan atau mengubah informasi sebagai motivasi,
kebutuhan dan kepentingan, BATNA dan titi pemesanan. Dalam kedua belah pihak
yang bernegosiasi harus menetapkan titik pemesanan yaitu titik awal, titik target, dan
titik retensi. Dsini titik retensi yang paling penting karena titik dimana seseorang tidak
akan melanjutkan dan cenderung mengehentikan negosiasi yang tidak diketahui kedua
belah pihak dan harus dirahasiakan. Dalam penawaran distributive yang efektif
merupakan sebuah proses yang membutuhkan perencanaan seksama, eksekusi yang
kuat dan pemantaun konstanta reaksi dari pihak lain Jadi dalam penawaran
distributive yang efektif merupakan sebuah proses yang membutuhkan perencanaan
seksama, eksekusi yang kuat dan pemantaun konstanta reaksi dari pihak lain.
3. Bentuk hardball yang mereka lakukan yaitu
 Raju Taktik hardball: Cop Baik / Cop Buruk : Bergantian antara negosiator
yang menggunakan pendekatan negosiasi yang tangguh dan lebih lunak.
 Bola Rendah / Bola Tinggi: Menggunakan penawaran ekstrem untuk
mengubah jangkar penyelesaian negosiasi yang potensial
 Bogey: Berpura-pura item prioritas rendah adalah penting untuk
memperdagangkannya untuk konsesi pada item lain.
 Nibble: Meminta konsesi kecil yang proporsional pada item baru untuk
menutup kesepakatan.
 Chicken: Menggunakan gertakan besar plus ancaman untuk memaksa pihak
lain untuk menyerah.
 Intimidasi: Menggunakan cara emosional seperti kemarahan dan ketakutan
untuk memaksa konsesi.
 Perilaku Agresif : Permintaan tanpa henti untuk lebih banyak konsesi dan
kesepakatan yang lebih baik dengan nada agresif.
 Snow Job: Melimpahi pihak lain dengan begitu banyak informasi sehingga
mereka tidak bisa memahaminya.
Dalam kasus tersebut terdapat taktik hardball antara lain:
 Lowball/Hoghball : pada obrolan ringan Windham membaca catatatnya dan
berbicara "saya bersedia memberi sedikit peningkatan pada awak kabin anda.
Saya tidak konsensu apapun. Juga, filosofi saya adalah bahwa semua
kelompok (pilot, agen, petugas kantor) harus diperlakukan sama. Namun,
serikat anda memang memiliki perjanjian yang baik saat ini. Katakanlah,
mengapa kita tidak setuju untuk melnajutkan kontrak yang sekarang untuk 6
tahun ke depan? Itu bisa menghemat banyak waktul".
 Intimidasi: 1. saat Orleans memberikan khotbah yang oanjang dan
merendahkan kesehatan keuangan MCA yang buruk dan bagaiamana
perusahaan bisa bangkrut.
4. Menurut kelompok kami terdapat beberapa point yang dapat ditemukan mengenai
negosiasi dalam kasus Magic Carpet Airline ini, beberapa diantara nya adalah:
1. win win solution
Win-win solution belum tercapai sepenuhnya karena ketika para negosiator
sudah menemukan solusi perihal anggaran seragam, negosisasi pun ditunda.
Menurut teori dalam negosisasi integratif, win win solution dapat tercapai jika
kedua belah pihak dapat menciptakan nilai dan memiliki kesabaran dalam
penentuan tujuan yang sama. Sehingga menurut kelompok kami kasus ini
merupakan negosiasi distributif.
2. Karakteristik Negosiator Integratif

Dalam negosiasi integratif terdapat beberapa karateristik negosiatornya, salah


satunya ialah maturity (kedewasan). Pihak MCA yang datang terlambat
menyebabkan pihak LFA kebingungan ketika masuk ruangan yang kosong. Ini
sangat bertentangan dengan teori karateristik negosiator integratif dengan tidak
menghargai orang lain dalam hal ketepatan waktu kerja.

3. Menciptakan arus informasi yang bebas


Pihak LFA dalam proses negosiasi menulis poin-poin penting dengan
menulis grafik vertikal. Ini menunjukkan bahwa negosiasi yang dilakukan
cenderung distributif daripada integratif. Dengan membatasi bicara dan diam,
proses ini bukanlah negosiasi integratif. Ketika melakukan negosiasi integratif,
negosiator harus saling percaya untuk mencapai negosiasi yang diinginkan. Tetapi
dalam kasus ini, tidak ada kepercayaan yang diberikan dari pihak MCA dan pihak
LFA.
4. Pahami tujuan negosiasi integratif
Pada tahap negosiasi posisi awal manajemen pun berantakan. Dalam
tahapan ini pun (posisi awal manajemen), tidak ada perubahan signifikan yang
terjadi setelah bernegosiasi. Praktik demikian bertentangan dengan teori tujuan
negosiasi integratif. Tujuan negosiasi integratif adalah berbagi informasi tentang
preferensi dan prioritas, negosiator harus melakukan upaya yang benar untuk
memahami apa yang sebenarnya ingin dicapai pihak lain Ini dapat merangsang
para pihak untuk bertukar lebih banyak informasi, memahami sifat negosiasi yang
lebih baik, dan mencapai keuntungan bersama yang lebih tinggi. Dengan
menunda-nunda, maka tujuan yang dicapai pun sulit tercapai.
5. Keberadaan tujuan yang sama

Dalam kasus ini juga tidak disebutkan bahwa kedua pihak memiliki tujuan
yang sama dalam negosiasi tersebut. Pihak MCA lebih mementingkan diri sendiri
sehingga menyulitkan pihak lainnya. Dalam negosiasi integratif, kedua pihak
harus sama-sama menjelaskan tujuan dari masing-masing sehingga dengan begitu
kedua pihak dapat mencari jalan tengah nya dan win-win solution dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai