Apa kamu setuju? Menurut Anda, mengapa demikian? Apa, jika ada yang akan Anda
lakukan?
Jawab:
Saya setuju. Karena pada dasarnya negosiasi itu sendiri adalah proses komunikasi di mana
dua pihak, masing-masing dengan tujuan dan perspektif mereka sendiri, berusaha untuk
mencapai kesepakatan yang saling memuaskan tentang masalah yang sama. Sedangkan
negosiasi distributive ini sendiri merupakan ciri paling jelas yang ditunjukan bahwa strategi
ini berjalan dengan win-lose atau zero-sum. Seperti contoh dalam menegosiasi gaji.
Perusahaan meng-gaji seseorang. Lalu keuntungan yang diperoleh pekerja dengan upah
yang lebih tinggi akan menjadi tanggungan perusahaan. Disini bukan situasi “menang-
menang” namun pihak lawan harus terbuka dengan informasi dan jujur tentang masalah,
peka terhadap kebutuhan dan kepercayaan pihak lain, dan menjaga fleksibilitas untuk
menghasilkan penyelesaian yang lebih mungkin yang dapat menciptakan situasi menang-
menang.
3) Jika Anda menasihati perwakilan serikat dan manajemen tentang cara menyelesaikan konflik
mereka, menarik dari artefak dalam kasus UIF-Accor dan konsep dalam bab ini, apa yang
akan Anda sampaikan kepada mereka?
Jawab:
Menurut saya, pihak lawan harus menggunakan negosiasi integrative. Karena negosiasi
integrative ini informasinya sangat terbuka dan juga jujur tentang kekhawatiran, peka
terhadap kebutuhannya dan kepercayaan pihak lain, dan menjaga fleksibilitas untuk
menghasilkan penyelesaian yang lebih memungkinkan yang dapat menciptakan situasi win-
win.
4) Jenis konflik apa yang dihadapi oleh karyawan Accor yang terlibat dalam jaringan WAAG?
Bayangkan, gambarkan, dan analisis baik proses konflik maupun proses negosiasi yang
mungkin dialami salah satu dari mereka.
Jawab:
Konflik disfungsional. Karena, menurut saya proses konflik terjadinya ini akibat tidak
terbuka dan kepercayaan antara orang - orang serta kegagalan para manajer untuk tanggap
terhadap kebutuhan dan aspirasi para karyawan. Proses negosiasi yang diambil pada kasus
ini adalah negosiasi karena negosiasi ini sendiri bertujuan untuk mementingkan kepentingan
bersama. Berikut 4 bentuk kompromi:
Separasi artinya pihak yang terlibat konflik dipisahkan untuk menyelesaikan konflik
yang ada.
Atrasi artinya pihak yang berkonflik setuju dengan keputusan yang diambil pihak ketiga
atau penengah.
Mengambil keputusan berdasarkan faktor kebetulan, dengan cara ini bisa dilakukan
dengan hal-hal yang sederhana tapi tetap berpegang pada aturan yang berlaku.
Menyogok merupakan memberikan imbalan untuk pihak yang mengambil keputusan
dengan tujuan pihaknya dapat dimenangkan dalam konflik tersebut. Hal ini mungkin
curang, tetapi bergantung pihak masing-masing yang menyelesaikannya.