“GRANUL”
A. Formula Asli
R/
Vitamin C
B. Rancangan Formula
Tiap 1000 mg mengandung :
Asam askorbat 90 mg
Asam sitrat 3,90%
Asam tatrat 7,82%
Natrium bikarbonat 13,28%
PVP 5%
Perasa lemon 0,175%
Manitol ad 100%
C. Master Formula
1. Nama Produk : ASCORVESCENT®
2. Jumlah Produk : 100 Sachet
3. Tanggal Formulasi : 10 Maret 2020
4. Tanggal Produksi : 11 Maret 2021
5. Nomor Registrasi : DBL 2011211322a1
6. Nomor Batch : D0220011
-Nomor Batch
Nomor Batch Arti
0 Tahun Produk 2020
22 Penamaan Sediaan
001 Urutan Produk
1 Tahun Pengemasan
No. Kode bahan Nama bahan Fungsi Konsentrasi Per dosis Perbatch
1. VC-01 Vitamin C zat aktif 90 mg
2. AS-02 Asam sitrat Sumber 3,90 %
asam
3. AT-03 Asam tartrat Sumber 7,82%
asam
4. NB-04 Natrium sumber 13,28%
bikarbonat basa
5. PV-05 PVP Pengikat 5%
6. LF-06 Perasa Lemon Perasa 0,175%
7. MT-07 Manitol Pemanis Ad 100%
dan pengisi
E. Zat Aktif
1. Alasan Pemilihan Zat Aktif
Dalam bentuk bubuk, asam askorbat relatif stabil di udara. Dengan tidak adanya
oksigen dan zat pengoksidasi lainnya asam askorbat tetap stabil terhadap panas. Tidak
terdapat efek samping pada tingkat yang digunakan sebagai antioksidan dalam makanan
dan obat-obatan(Rowe,dkk.,2006 : 48-49).
Vitamin C atau asam askorbat adalah nutrient dan vitamin yang larut dalam air dan
penting untuk kehidupan serta untuk menjaga kesehatan. Vitamin C tergolong sebagai
antioksidan karena sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya dan logam. Vitamin C
juga sebagai antioksidan dan prooksidan. Kebutuhan harian vitamin C biasa dikenal
dengan RDA (Recommended Dietary Allowance) vitamin C adalah 60 mg atau setara
dengan sebuah jeruk. Cadangan sebesar 1500 mg merupakan jumlah maksimum yang
dapat dimetabolisme dalam jaringan tubuh. Dengan jumlah tersebut diperkirakan turn
over vitamin C adalah 60 mg/hari (Pakaya, 2014).
Asam askorbat mudah diserap dari saluran pencernaan dan didistribusikan secara
luas di jaringan tubuh. Konsentrasi plasma asam askorbat meningkat ketika dosis yang
dicerna meningkat hingga 90-150 mg setiap hari. Penyimpanan adam askorbat dalam
tubug sekitar 1,5 gram meskipun lebih banyak dapat disimpan pada asupan diatas 200 mg
tiap hari. Asupan makanan harian sekitar 30 hingga 100 mg untuk orang dewasa
(Sweetman, 2009).
2. Asam Sitrat
Asam sitrat banyak digunakan dalam formulasi untuk menyesuaikan pH larutan.
Asam sitrat monohidrat digunakan dalam pembuatan butiran effervesen. Asam sitrat
monohidrat digunakan sebagai zat pengasing dan sinergis antioksidan, serta merupakan
komponen dari larutan sitrat antikoagulan (Rowe, dkk.,2009: 182).
Penambahan asam sitrat akan mempercepat waktu larut. Semakin meningkatnya
konsentrasi asam sitrat maka semakin cepat waktu melarut effervescent (Harahap dkk.,
2017)
3. Asam Tartrat
Asam tartrat merupakan factor yang dominan dalam menentukan respon waktu
larut granul effervescent (Lestari dan Birgita.,2011), dengan konsentrasi yang lebih tinggi
akan mempunyai densitas yang besar sehingga bobot molekul akan lebih besar pula dan
memudahkan serbuk untuk mengalir (Rita dkk,2018).
Penggunaan asam tartrat dimaksudkan untuk mencapai konsntrasi asam yang
ekivalen pada saat reaksi effervescent yang tidak mungkin dicapai oleh pemakaian asam
sitrat secara tunggal karena sifat asam sitrat triprotik (Palobo dkk., 2012).
Asam tartrat memiliki tingkat kelarutan baik, asam tartrat dapat membentuk
karbondioksida lebih banyak dibandingkan dengan asam sitrat anhidrat dan asam
askorbat ketika direaksikan dengan natrium bikarbonat dalam perbandingan yang sesuai,
serta banyak terdapat dipasaran (Mohrle, 1989) (Nurahmanto dkk., 2019).
4. PVP
Tablet effervescent yang baik merupakan tablet effervescent yang menggunakan
PVP K-30 5% (Hasni dkk., 2017).
Penggunaan PVP dengan konsentrasi 0,5-5% mmenghasilkan granul yang kuat
dan cepat larut (Wijayanti dkk., 2014).
PVP (polivinil pirolidon) adalah pengikat yang efektif pada seidaan effervescent
dengan rentang penggunaan 2-5% (Foltmann and Quardir, 2010) (Dewi dkk.)
5. Perasa Lemon
Dalam formulasi sediaan granul menggunakan perasa lemon 0,175%. Perasa
lemon berfungsi untuk memberikan rasa segar dan memberikan aroma (Wijayanti dkk.,
2014).
5. Perasa Lemon
I. Perhitungan
J. Metode Pembuatan
Metode yang digunakan adalah metode kering. Metode ini dilakukan dengan cara
partikel serbuk dikumpulkan dibawah tekanan tinggi. Terdapat dua proses utama yaitu
slugging (dilakukan dimesin cetak) dan roller (serbuk diperas antara dua rol untuk
menghasilkan selembar bahan). Diantara dua proses ini, digunakan pula teknik penggilingan
1. Uji organoleptik, meliputi bentuk, warna, bau dan rasa dari granul yang dihasilkan.
2. Uji kadar air, dilakukan dengan cara granul basah ditimbang kemudian dikeringkan dalam
oven hingga diperoleh bobot yang tetap. Semakin kecil kadar air semakin baik kualitas granul
yang dihasilkan.
3. Uji volume tuang, ditentukan dari ukuran partikel dan bentuk partikel. Sebanyak 150 g granul
dituang kedalam suatu gelas ukur, permukaannya diratakan. Volume yang terbaca (mL/g)
menggambarkan volume tuang (Voight, 1994)(Rahmawati dkk., 2016). Uji volume tuang
Volume tuang menandakan partikel granul memberikan suatu kumpulan yang longar, karena
mereka saling bersentuhan antar sisi dan ujungnya sedangkan diantaranya terisi udara
(Palobo, 2012) (Rahmawati dkk., 2016. Adanya rongga-rongga partikel yang lebih besar akan
4. Uji volume guncang, dilakukan dengan cara ditimbang 50 gram massa granul tablet
dimasukkan dalam gelas ukur 100 mL, lalu diukur volumenya (V1). Berat jenis bulk didapat
dari massa dalam gelas ukur diketuk-ketuk sebanyak 500 kali dari ketinggian 2,5 cm sampai
volume tetap (V2). Berat jenis mampat diukur sebagai nilai kompresibilitas (Siregar dan
Wikarsa, 2010) (Rahmawati dkk., 2016. Syarat granul yang baik memiliki nilai penyusutan
volume dibawah 20%. Semakin kecil nilai volume guncang maka semakin baik sifat alirnya.
Sifat alir dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain rapat jenis, porositas, bentuk
Metode Corong
Granul yang telah kering dilakukan dengan cara ditimbang sebanyak 25 gram, lalu
bawah corong dibuka sehingga granul dapat mengalir di atas meja yang telah dilapisi
kertas. Waktu alir granul ditentukan pada saat granul mulai mengalir sampai granul
Waktu alir yang baik untuk pengempaan tablet adalah 4-10 detik untuk 25 gram granul
(Stainforth, 1998 dalam Khairi, 2010) (Rahmawati dkk., 2016). Waktu alir
dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, porositas, densitas, dan gaya gesek antar partikel
granul (Anam, 2013) (Rahmawati dkk., 2016). Sifat alir yang baik akan memudahkan
granul memasuki ruang cetakan, sehingga keseragaman bobot dapat terjaga baik
6. Uji waktu dispersi, dilakukan dengan cara dimasukkan 100 mL air dingin dengan suhu 15-
25◦C ke dalam gelas beker 250 mL. Setelah itu dimasukkan satu bungkus granul effervescent
5 g kedalam air tersebut. Bila granul tersebut terdispersi dalam air dan menyelesaikan
reaksinya dalam waktu < 5 menit menunjukkan sediaan terdispersi sempurna (Siregar dan
kemudian pH diukur dengan alat pH meter, dan hasil pengukuran dikatakan baik bila pH
L. Kemasan
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen Pom Ri, 1979, Farmakope Indonesi Edisi Iii, Departemen Kesehatan Republic Indonesia :
Jakarta.
Durgin, J.M., Dan Hanan, Z.I., 2009, Pharmacy Practice For Technicians Fourth Edition,
Delmark Cengage Learning : Usa
Harahap R.A., Raswen E. Dan Dewi F.A., 2017, Konsentrasi Effervescent Mix Dalam
Herwin Dan Hendra H., 2019, Variasi Etanol Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Pada
Husni P. Ardian B. Dan Dany F., 2017, Formulation Of Nano Curcuminoid Effervescent Tablet,
Research Journal Of Pharmaceutical, Biological And Chemical Sciences, Issn: 0975-
85851.
Nurahmanto D, Dita L.P., Bawon T. Dan Nuri 2019, Optimasi Asam Tartrat Dan Natrium
Pakaya D., 2014, Peranan Vitamin C Pada Kulit, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1(2).
Palobo F,N.M Paulina V.Y.Y. Dan Adithya Y., 2012, Formulasi Granul Effervescent Ekstrak
Rahmawati I.F., Praspjo P. Dan Imron W.H., 2016, Formulasi Dan Evaluasi Granul Effervescent
Vol.6(2).
Ramadhia M., 2018, Pengolahan Lidah Buaya (Aloe Vera) Menjadi Granul Effervescent Sebagai
Rowe, Raymond C., Paul J.S., Owen S.C., 2009, Handbook Of Pharmaceutical Exipients Sixth
Sweetman S.C., 2009, Martindale The Comptilete Drug Reference, Pharmaceutical Press : Usa.
Wijayanti M. Saptarini N.Y., Irma E.H. Danshelvy E.S., 2014, Formulasi Granul Effervescent
Dewi G.A.P.C., Wijayanti N.P.A.D. Dan Dewantara I.G.A., Uji Pendahuluan Formula Pellet
Durgin Dan Hanan’s, 2009, Pharmacy Practice For Technicians Fourth Edition : Delmar