Anda di halaman 1dari 2

-Pemeriksaan Radiologi ileus paralitik

Pemeriksaan radiologi sangat membantu dalam menegakkan diagnosis, membedakan ileus


paralitik dengan ileus obstruksi, dan untuk memahami penyebabnya. Sebagai awal, dapat dilakukan
pemeriksaan foto abdomen polos dengan posisi supine dan tegak. Untuk membedakan ileus paralitik
dan ileus obstruksi, perlu diperhatikan derajat distensi abdomen, volume cairan dan gas intraluminal
Pada ileus paralitik akan ditemukan distensi lambung, usus halus dan usus besar oleh karena
terdapat kelainan pada akumulasi gas dan cairan, namun akumulasi gas dan cairan pada ileus
paralitik tidak sebanyak pada obstruksi intestinal. Selain itu gas lebih banyak terdapat di kolon loop
dari distensi usus ringan dan dapat terlihat di sebelah atas atau berdekatan dengan lokasi proses
inflamatorik misalnya pada pankreatitis. Loop ini disebut juga sentinel loops. Air fluid level berupa
suatu gambaran line up (segaris). Selain itu terdapat gambaran stepladder pattern.

Gambar 4. Foto polos abdomen ileus paralitik

Pemeriksaan dengan CT-Scan terutama diperlukan untuk membedakan ileus dengan


penyebab lain dari nyeri abdomen akut non-traumatik.

Gambar.5 CT-scan pada ileus paralitik pada seorang anak. Tampak distensi usus halus dan
rektum

Pemeriksaan dengan manometri usus halus dapat menyediakan informasi tambahan


mengenai pola motilitas yang mendasari seperti miopati, neuropati atau obstruksi. Jika manometri
menunjukkan pola kontraktil normal dengan kontraksi amplitudo rendah cenderung merupakan
tanda dari penyakit yang didasari oleh masalah miogenik. Namun karena kegunaan klinisnya masih
belum jelas, pemeriksaan ini belum digunakan secara rutin dan perlu diadakan evaluasi lagi.

sumber:

1. Summers RW. Approach to the patient with ileus and obstruction. In: Yamada T, Owyang
C, Powell DW. Textbook of Gastroenterology vol I 4th edition. Philadelphia: Lippincott
Williams & Wilkins; 2003. Pg: 829-842
2. Djumhana A. Ileus paralitik. : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S,
eds. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4 ed. Vol. I. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI; 2006
3. Bielefeldt K, Bauer AJ. Approach to the patient with ileus and obstruction . In: Yamada T,
Alpers DH, Kalloa AN et. al. Principles of clinical gastroenterology. Singapore:
WileyBlackwell; 2008. Pg: 287- 300
4. Behm B, Stollman N. Postoperative Ileus: Etiologies and Interventions. Clinical
gastroenterology and hepatology 2003;1:71-80. Available at:
http://www.usagiedu.com/articles/ileus/ileus.pdf
5. Hansen MB. Small intestinal manometry . Physio;. Res. 51: 541-556, 2002. Available at:
http://www.biomed.cas.cz/physiolres/pdf/51/51_541.pdf

Anda mungkin juga menyukai